LAPORAN KASUS
Umur : 54 tahun
3.2 ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUD Undata dengan keluhan nyeri pada mata
kiri yang dialami kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan
cukup berat dan menetap. Keluhan ini disertai mata merah dan kabur. Keluhan
tersebut timbul segera setelah mata kiri pasien terhantam tempurung kelapa ketika
adanya luka robek ataupun darah yang keluar dari bola mata kiri pasien. Pasien
hanya mengeluh sangat kesakitan pada bola mata kirinya, disertai bola mata yang
19
Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5oC
Respirasi : 20 x/menit
Status Oftalmologis OD OS
Visus 5/7 1/300
Inspeksi
- Palpebra Edema (-), hiperemis(-) Edema (-), hiperemis(-)
- App. Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
- Silia Sekret (-) Sekret (-)
- Konjungtiva Hipermis (-) Hiperemis (+)
- Gerakan bola mata Tidak ada parese Tidak ada parese
- Lapang Pandang Normal Sulit dinilai
- Kornea Jernih Keruh
- Bilik Mata Depan Cukup dalam Cukup dalam
- Iris Cokelat, reguler Cokelat, tepi yang
membentuk pupil
20
ireguler
- Pupil Bulat, sentral, 3mm, Ireguler, sentral, 4mm,
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
- Lensa Jernih Keruh
Palpasi
- Tensi Okular Normal Normal
- Nyeri tekan Tidak ada Ada
- Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
21
Tidak dilakukan
3.5 Resume
Pasien perempuan, 54 tahun, dengan keluhan mata kiri nyeri, merah dan
kabur kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat trauma tumpul tempurung
kelapa pada mata kiri. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg; Nadi 84x/menit; Pernapasan 20x/menit; dan Suhu 36,5 oC.
Status Oftalmologis OD OS
Visus 5/7 1/300
Inspeksi
- Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
- Kornea Jernih Keruh
- Bilik Mata Depan Cukup dalam Cukup dalam
- Iris Cokelat, reguler Cokelat, tepi yang
membentuk pupil
ireguler
- Pupil Bulat, sentral, 3mm, Ireguler, sentral, 4mm,
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
- Lensa Jernih Keruh
Palpasi: Nyeri tekan Tidak ada Ada
Slit Lamp Bulu mata normal, Bulu mata normal,
konjungtiva tidak konjungtiva bulbi, tarsal
hiperemis, kornea & fornix hiperemis,
jernih, bilik mata depan kornea keruh, tepi iris
cukup dalam, iris & yang membentuk pupil
pupil normal, lensa ireguler, lensa keruh &
jernih. tampak gambaran
Rosette.
3.6 DIAGNOSA KERJA
OS : Katarak Traumatik
22
3.7 PENATALAKSANAAN
4. Metilprednisolon 3 x 4 mg
5. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
6. Rencana operasi
3.8 PROGNOSIS
Dubia.
PEMBAHASAN
23
Pada kasus ini pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kiri yang
dialami kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri yang dirasakan cukup berat
dan menetap. Keluhan ini disertai mata merah dan kabur. Keluhan tersebut timbul
segera setelah mata kiri pasien terhantam tempurung kelapa ketika mencoba
luka robek ataupun darah yang keluar dari bola mata kiri pasien. Pasien hanya
mengeluh sangat kesakitan pada bola mata kirinya, disertai bola mata yang merah
Status Oftalmologis OD OS
Visus 5/7 1/300
Inspeksi
- Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (+)
- Kornea Jernih Keruh
- Bilik Mata Depan Cukup dalam Cukup dalam
- Iris Cokelat, reguler Cokelat, tepi yang
membentuk pupil
ireguler
- Pupil Bulat, sentral, 3mm, Ireguler, sentral, 4mm,
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)
- Lensa Jernih Keruh
Palpasi: Nyeri tekan Tidak ada Ada
Slit Lamp Bulu mata normal, Bulu mata normal,
konjungtiva tidak konjungtiva bulbi, tarsal
hiperemis, kornea & fornix hiperemis,
jernih, bilik mata depan kornea keruh, tepi iris
cukup dalam, iris & yang membentuk pupil
pupil normal, lensa ireguler, lensa keruh &
jernih. tampak gambaran
Rosette.
24
adalah katarak yang disebabkan oleh suatu perlukaan pada mata, baik langsung
setelah perlukaan (misalnya dari perforasi suatu kapsul) atau katarak yang timbul
beberapa tahun kemudian (misalnya dari benturan terhadap lensa tanpa ruptur
kapsul).
Gejala klinis utama yang dikeluhkan pasien adalah rasa nyeri pada mata
kiri, yang telah dirasakan 1 bulan terakhir, yang disertai dengan kaburnya
penglihatan mata kiri dan mata kiri yang merah. Pada umumnya penderita katarak
dicari adanya riwayat trauma benda tumpul atau tajam, menurunnya tajam
penglihatan, diplopia monokular, diplopia binokular, dan nyeri. Pada pasien ini,
trauma. Tidak didapatkan adanya diplopia, sehingga kita tidak mencurigai adanya
subluksasi ataupun dislokasi lensa, serta traumatic nerve palsy ataupun fraktur
orbita. Sementara nyeri yang timbul dapat kita curigai sebagai tanda-tanda
mata kiri yakni 1/300, artinya pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada
jarak 1 meter, sementara orang normal dapat melihat lambaian tangan pada jarak
300 meter. Hal ini disebabkan oleh karena timbulnya katarak pasca trauma yang
25
kurang dari 3/60, yang artinya objek yang dapat dilihat dari jarak 60 meter oleh
mata normal, baru bisa dilihat pasien pada jarak kurang dari 3 meter.
peradangan akibat trauma. Kornea terlihat keruh akibat adanya laserasi kecil
Lensa yang terlihat keruh menandakan adanya katarak pasca trauma. Sementara
nyeri tekan dapat diakibatkan proses peradangan pasca trauma atau timbulnya
tekanan 17,3 mmHg, artinya tekanan intraokular masih dalam batas normal.
pada pasien didapatkan tekanan intraokularnya normal, namun kita hanya dapat
Pada pemeriksaan slit lamp ditemukan pada lensa mata kiri pasien adanya
khas dari katarak traumatik kontusio yang tampak sebagai kekeruhan berbentuk
berbagai macam metode operasi yang dapat dipilih, diantaranya Ekstraksi Katarak
26
Small Incision Cataract Surgery (SICS). Diperlukan pertimbangan dalam memilih
teknik operasi katarak traumatik, misalnya apakah kapsul posterior intak atau
Prognosis pada pasien ini setelah dilakukan operasi, diharapkan tidak ada
lagi keluhan berupa penglihatan yang kabur. Namun, hal ini masih diragukan,
karena kita tidak mengetahui apakah terjadi kerusakan kapsul posterior lensa dan
27
BAB IV
KESIMPULAN
disebabkan oleh suatu perlukaan pada mata, baik langsung setelah perlukaan
(misalnya dari perforasi suatu kapsul) atau katarak yang timbul beberapa
tahun kemudian (misalnya dari benturan terhadap lensa tanpa ruptur kapsul).
a. Mekanisme terjadinya cedera pada bola mata, apakah cedera yang terjadi
28