Karena itu, penista agama itu tidak berjiwa Pancasila. Seharusnya yang bisa
menjadi pejabat negara itu orang yang berjiwa Pancasila dan taat undang-undang.
Tetapi persoalannya lagi-lagi ada pada etika politik yang buruk.
Kehidupan beragama tentunya adalah urusan setiap individu dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Antar pemeluk agama tidak dibenarkan jika saling
menyalahkan. Kehidupan beragama jika dikaitkan dengan pancasila secara umum
berhubungan dengan kelima sila-sila yang ada. Namun lebih besar keterkaitannya
dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan bagi warga
Negara Indonesia untuk memeluk suatu agama telah dijamin dalam UUD 1945,
selain itu juga dijelaskan dalam butir-butir sila pertama pancasila Ketuhanan
Yang Maha Esa. Penistaan agama tidaklah secara mutlak berhubungan dengan
Pancasila, ini dikarenakan dalam sila pertama pancasila tidak terdapat aturan yang
jelas aliran apa dan aliran yang bagaimana yang disebut sebagai aliran yang
menistaklan agama/menyimpang dari agama tertentu.