MANAJEMEN KEPERAWATAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-
sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan
dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000).
Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat
didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi
menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan
dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg (2000) menyatakan bahwa
manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur
organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan
menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka.
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi
posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai
manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi manajemen pertama sekali
diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi, perintah,
koordinasi, dan pengendalian.
B. Manajemen aproach (pengendalian)
Menurut Mockler (1984, dalam Keliat, dkk.,2006 dalam Asmuji 2014) pengendalian
adalah usaha sistematis untuk menetapkan standart prestasi kerja dengan tujuan
perencanaan, untuk mendisain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
prestasi yang sesungguhnya dengan standart yang telah ditetapkan, untuk menetapkan
apakah ada deviasi, dan untuk mengukur signifikansinya. Pengendalian berfungsi untuk
menganbil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya digunakan
dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Beberapa hal yang dapat
dijadikan indikator mutu umum pelayanan keperawatan antara lain sebagai berikut:
1. Mengevaluasi indikator mutu BOR
BOR adalah proporsi pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Nilai
yang didapatkan menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan temtap tidur
rumah sakit. Menurut Keliat , dkk. (2006 dalam Asmuji 2014) standart internasional,
BOR dikatakan baik jika nilainya 80-90%, sedangkan standart nasional adalah antara
70-80%. Rumus penghitungan BOR:
Keterangan:
a. hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
b. pasien keluar (hidup+mati) adalah jumlah pasien yang pulang atau
meniggal dalam satu periode waktu
3. Mengevaluasi indikator mutu TOI
Turn Over Interval adalah rata-rata hari tempat tidur tidak terisi/ ditempati dari saat
diisi ke saat terisi berikutnya. Nilai yang diperoleh menggambarkan tingkat efisiensi
penngunaan tempat tidur. Menurut Keliat, dkk (2006 dalam Asmuji 2014) nilai
idealnya hanya dalam waktu 1-3 hari. Rumus penghitungan TOI:
TOI= ( TT x hari) hari perawatan RS
pasien keluar dalam satu periode waktu
Keterangan:
a. TT adalah jumlah total kapasitas TT yang dimiliki
b. Hari perawatan adalah jumlah total hari perawatan pasien yang keluar
(hidup +mati)
c.jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang keluar (hidup + mati)
d. jumlah pasien keluar adalah jumlah pasien yang dimutuasikan keluar
baik pulang,mutasi, atau meninggal