Anda di halaman 1dari 45

BAB III

URAIAN KEGIATAN

3.1 Profil RSAU dr. M. Salamun

RSAU dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit Militer tingkat II yang berada di
Jl. Ciumbuleuit No.203, Cidadap, Bandung (40142). Rumah Sakit ini
melayani anggota TNI, PNS dan keluarganya serta melayani pasien umum
dan BPJS. RSAU dr. M. Salamun juga merupakan rumah sakit tipe B dengan
berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi dan beberapa pelayanan sub
spesialisasi, sehingga dituntut untuk dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit
atau fasilitas pelayanan yang ada dibawahnya (Program Kerja Unit Kerja
Rawat Inap Ruang ICU, 2015).
1. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan TNI terbaik di Jawa Barat
2. Misi
a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap
operasi dan latihan TNI/TNI AU.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap
anggota TNI/TNI AU berikut keluarganya serta masyarakat umum
c. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personal serta
berkesinambungan.
3. Falsafah
Jiwa dan semangat pengabdian tni adalah landasan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan
4. Motto
H : Handal, E : Efisien, B: Bersih, R: Ramah, I: Indah, N: Nyaman, G:
Gemilang
5. Landasan Nilai
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi RSAU dr. M. Salamun
adalah 3S, yaitu:
S - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang
ditunjukan dengan ekspresi wajah yang selalu tersenyum dan ramah
kepada semua orang.
S - Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukan sikap perhatian
dalam rangka mendukung kesembuhan pasien.

36
S - Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadapa kesembuhan
pasien.

3.2 Profil Ruang ICU


Ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat inap intensif yang
merawat pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan dengan cedera,
penyakit kritis, pasien penyakitnya mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa yang memerlukan perawatan dan peralatan khusus
(Hanafi, 2007).
Ruang ICU (Intensive Care Unit) mempunyai 7 kapasitas tempat tidur
yang terdiri dari 2 buah tempat tidur di ruang ICU dan 4 buah tempat tidur di
ruang ICCU (Intensive Cardiac Care Unit), dan 1 buah tempat tidur di ruang
Intermediate.
Ruang ICU memiliki tenaga medis, perawat dan nonmedis. Tenaga
perawat di ruang ICU ada 16 orang dengan tingkat pendidikan S1
Keperawatan dan DIII Keperawatan dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.
Selain tenaga medis dan perawat, ruang ICU juga memiliki tenaga
administrasi 1 orang, ahli gizi 1 orang dan klining servis 1 orang. Pembagian
jadwal dinas terbagi menjadi 3 shift yaitu dinas pagi, dinas sore dan dinas
malam yang telah disusun dan diatur oleh kepala ruangan.

37
3.3 Denah Ruang ICU

DENAH RUANGAN RAWAT INAP ICU


Pintu
Kamar Mandi Dap
Spoelho
Perawat Gudan

Pintu
KamarPerawa
Ruang ICU
t
Ruang
Kamar Kepala ICCU
Ruangan
Intermediet

RuangDokter

Gudang
Alat Bersih
3.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat
1. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Ruang Mahasiswa
Jumlah hari perawatan
BOR= x 100
jumlah tempat tidur x periode
311
BOR= x 100
7 x 92 Ruang Penunggu Pasien

BOR= 48,2 %

(Perhitungan berdasarkan 3 bulan terakhir)

Berdasarkan data rekam medis dari November 2016 hingga Januari 2017
didapatkan BOR di Ruang ICU sebesar: 48,2%.
- Jumlah pasien yang dirawat dan pembagian tingkat ketergantungan
pasien:
Jumlah jam perawatan langsung :Intensive care:
7 pasien x 8 jam = 56 jam

Jumlah jam keperawatan tidak langsung: 7 pasien x 1 jam = 7 jam


Jumlah jam pemberian pendidikan kesehatan:
7 pasien x 0,25 jam = 1,75 jam

38
Sehingga jumlah total jam keperawatan klien/ hari:
56+ 7+1,75
=9,25 (9 jam/pasien/hari)
7

2. Hari Libur / Cuti / Hari Besar (Loss Day)


a. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam1 tahun+ cuti+hari besar
x Jumlah Perawat
Jumlah hari kerja efektif

104 +12+14
x 16
235

= 8,85 (9 orang)
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan setiap shiftnya adalah 9 orang.

b. Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


Faktor Koreksi
=(jumlah tenaga perawat + loss day) x 25%
= (16 + 9) x 25%
= 6,25 (6 orang)
c. Tenaga yang diperlukan
(Tenaga yang tersedia + loss day + faktor koreksi)
= 16 + 9 + 6
= 31
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ruang
ICU membutuhkan31 orang perawat untuk pemberian pelayanan
serta asuhan keperawatan terhadap pasien di ruang ICU.
d. Proporsi perawat/shift (menurut Swansburg) = pagi 47%:Sore
36%:Malam 17%
Dinas pagi = 47% x 31 = 14,57 (15 perawat)
Dinas sore = 36% x 31 = 11,16 (11 perawat)
Dinas malam = 17% x 31 = 5,27 (5 perawat)
3. Kebutuhan tenaga perawat
Pembagian jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore,
dan shift malam.

3.5 Kajian Situasi Ruang ICU


Pengkajian dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Angkatan
XVI pada tanggal 20 Februari - 23 Februari 2017, meliputi ketenagaan

39
(Sumber Daya Manusia), struktur organisasi, sarana dan prasarana, metode
pemberian asuhan keperawatan di ruang ICU.
1. Ketenagaan (Sumber Daya Manusia)
Tabel 3.1 Distribusi Perawat berdasarkan Jabatan, Pendidikan dan Lama
kerja

Pendidikan Lama Pelatiha


No. Nama Jabatan
Terakhir Kerja n
Kepala ICU +
1 Dewi Ika P S1 1 tahun
Ruangan BHD
Wakil ICU +
2 Nurliana S Kepala S1 12 Tahun BHD
Ruangan
ICU +
3 Rina R CI/Katim S1 8 Tahun
BHD
ICU +
4 Popon N Katim S1 7 Tahun
BHD
ICU +
5 Tri Mulyani Katim D3 8 Tahun
BHD
ICU +
6 Sri Wulandani Katim D3 8 Tahun
BHD
ICU +
7 Diyar Bagja Katim D3 7 Tahun
BHD
8 Rini Dahliana Anggota D3 9 Tahun BHD
Heni BHD
9 Anggota D3 5 Tahun
Trihastuti
Tedi BHD
10 Anggota D3 1 Tahun
Rudiansyah
11 Ary Oktriono Anggota D3 4 Tahun BHD
12 Agus S Anggota D3 1 Tahun BHD
13 Shinta Anggota D3 1 Tahun BHD
14 Nelson Anggota D3 1 Tahun BHD
BTCLS +
15 Rivaldi Anggota D3 10 Bulan
BHD
BTCLS +
16 Ferdi Anggota D3 10 Bulan
BHD
Sumber: Dok. Ruangan ICU Februari 2017

Tabel 3.2
Kualifikasi Pendidikan Perawat ruang ICU

No Jenis Pendidikan Jumlah


.
1. Sarjana Keperawatan 4 orang
2. DIII Keperawatan 12 orang

40
Total 16 orang

2. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan DPJP


Wakil Kepala Ruangan

Urusan Adminitrasi Clincal Instructure

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Unit Kerja Rawat Inap Ruang ICU
(Sumber: Dok. Ruang ICU, 2016)
Tim I Tim II Logistik
Kelompok Pendukung

41
3. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.1 Distribusi Fasilitas Ruangan ICU

No Keteranga
Nama Alat Jumlah Satuan
. n
1 Ambu bag dewasa 2 Buah Baik
2 Bak instrumen besar 1 Buah Baik
3 Bak instrumen kecil 2 Buah Baik
4 Bak spuit 2 Buah Baik
5 Bak Tindakan 3 Buah Baik
6 Baskom mandi 7 Buah Baik
7 Bed site monitor 7 Buah Baik
8 Dressing trolley 3 Buah Baik
Ventilator mindray synovent)
9 1 Buah Baik
+ kompresor mindrey (1 set)
10 Buli-buli panas 4 Buah Baik
11 Canule oksigen 1 Buah Baik
12 Compressor ventilator 1 Buah Baik
13 Connecting 1 Buah Baik
14 Defibrilator 2 Buah Baik
15 EKG 3 Buah Baik
16 Elektroda 2 Set Baik
17 ETT 1 Buah Baik
18 Aquator sep up (penghangat) 1 Buah Baik
19 Folley cateter No. 16/18 1 Buah Baik
20 Gelas ukur 2 Buah Baik
Gunting hacting up lancip
21 1 Buah Baik
lurus
22 Gunting jaringan 1 Buah Baik
23 Gunting verban 3 Buah Baik
24 Hamer refleks 1 Buah Baik
25 Infus pump 5 Buah Baik
26 Klem arteri 5 Buah Baik
27 Kom alkohol 1 Buah Baik
28 Kom bethadine 1 Buah Baik
29 Kom kecil (obat) 10 Buah Baik
30 Korentang + septum 1 Buah Baik
31 Kulkas untuk obat 1 Buah Baik
32 Kursi roda 1 Buah Baik
33 Lampu sorot mobile 3 Buah Baik
34 Laringoskop dewasa 1 Buah Baik
35 Lemari instrumen 1 Buah Baik
36 Light box 1 Buah Baik
37 Mandrin ETT 2 Buah Baik

42
38 Masker simple 1 Buah Baik
39 Masker rebreathing 1 Buah Baik
40 Mayo dewasa 4 Buah Baik
41 Mortar + stamper 1 Buah Baik
42 Nebulizer 1 Buah Baik
43 Pen light/senter kecil 1 Buah Baik
45 Pinset anatomis 2 Buah Baik
46 Pinset cirurgis 2 Buah Baik
47 Pispot sodok/bulat 3 Buah Baik
Regulator + humclifler
48 8 Buah Baik
central
49 Standar infus bed 7 Buah Baik
50 Standar infus mobile 8 Buah Baik
51 Stetoskop dewasa 10 Buah Baik
52 Suction pump 1 Buah Baik
53 Suction central 7 Buah Baik
54 Syiringe pump 9 Buah Baik
55 Tabung oksigen besar 1 Buah Baik
56 Tabung oksigen kecil 2 Buah Baik
57 Tempat tidur hill room 3 Buah Baik
Tempat tidur EHMB-GGA
58 3 Buah Baik
(elektrik)
59 Tempat tidur LINE (elektrik) 1 Buah Baik
60 Tensi meter duduk 3 Buah Baik
61 Termometer digital 1 Buah Baik
62 Termometer dinding 2 Buah Baik
63 Termometer rectal 1 Buah Baik
64 Timbangan dewasa 1 Buah Baik
65 Tongue spatel 1 Buah Baik
66 Torniquet 2 Buah Baik
67 Troley GV 1 Buah Baik
68 Oxymetri 4 Buah Baik
69 Urinal 7 Buah Baik
70 Ventilator impact 1 Buah Baik
71 Ventilator (SIM) ambulance 1 Buah Baik
72 Air soft mask 3 Buah Baik
Germicidal Tube (UV Lamp
73 1 Buah Baik
40 W)
74 Matras pemindah pasien 1 Buah Baik
75 Thermometer intared 1 Buah Baik
Ventilator mindray synovent)
76 1 Buah Baik
+ kompresor mindrey (1 set)
Sumber: Data Fasilitas Ruangan ICU, 2016)

4. Metode pemberian Asuhan Keperawatan

43
a. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Model asuhan keperawatan yang digunakan diruang ICU adalah
model asuhan keperawatan Tim. Model asuhan keperawatan Tim
adalah suatu bentuk sistem atau metode penugasan pemberian
asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat
pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh
seorang perawat professional atau berpengalaman. Metode ini
digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya (Arwani, 2006). Pembagian shift
dibagi menjadi 3 shift yaitu: dinas pagi, dinas sore, dan dinas malam
yang perbulannya diatur oleh Kepala Ruangan.
b. Overan
Overan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi (pukul 08.00), pagi ke sore (pukul. 02.00) dan
sore ke malam (pukul 20.00). Overan pagi dipimpin oleh kepala
ruangan, dan diikuti oleh perawat yang telah dan akan dinas. Untuk
hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam overan, perawat memiliki
buku saku atau buku catatan overan pasien di ruangan ICU/ICCU
juga telah tersedia buku overan terkait dengan keadaan pasien.
Hasil observasi pada tanggal 20 Februari s/d 23 Februari 2017
terhadap pelaksanaan overan perawat. Hasil yang diperoleh yakni
pelaksanaan serah terima tugas jaga (overan) dengan kriteria baik
dalam hal ini overan yang dilakukan yaitu telah menyiapkan tempat
untuk serah terima pasien, komunikasi antara pemberi tanggung
jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan di Nurse station
dengan menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan
keperawatan yang belum dilakukan, menyebutkan terapi dan
tindakan medis berserta waktunya yang dilakukan selama shift,
selain itu juga tindakan medis yang belum dan akan dilakukan
selama shift berikutnya.
Sedangkan untuk kriteria cukup dalam hal ini pelaksanaan ada
dilakukan namun kadang-kadang saja dan dalam situasi tertentu.
Pelaksanaan yang dilakukan kadang-kadang seperti serah terima
diikuti Karu, Katim dan PP, hal yang disampaikan ada yang tidak

44
disebutkan dan tertulis saat overan yaitu, diagnosa keperawatan,
perkembangan pasien selama shift, informasi pendidikan kesehatan
yang telah dilakukan (bila ada). Menginformasikan kepada pasien
dan keluarga nama perawat shift berikutnya di akhir tugas, dan
memberikan salam kepada pasien/keluarga dan menanyakan
keluhan-keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) juga masih belum
terlaksana dengan sering (kadang-kadang saja).
Pelaporan overan dicatat dalam buku khusus yang akan
ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang
menerima laporan, dan kepala ruangan. Setelah overan, katim dan
anggota tim melakukan tugas masing-masing.
c. Prosedural
Ruang ICU menggunakan SPO yang terdiri dari 28 SPO yaitu
sebagai berikut:
1) Asisten melepas CVP
2) Asisten pemasangan CVP
3) Cara melakukan postural drainage
4) Ekstubasi dan dekanulasi tracheostomy
5) Manual ventilasi dengan alat Bag Valve Mask (BVM)
6) Melakukan defibrilasi/kardioversi
7) Melakukan perawatan mata pada pasien koma
8) Melakukan tindakan humidifikasi
9) Memasang T Piece dinding
10) Memindahkan pasien ke atas tempat tidur
11) Mengisi lembar observasi
12) Pemasangan oropharyngeal
13) Pemasangan chest tube
14) Pemasangan CVP
15) Pemasangan endotracheal tube
16) Pemasangan ETT (ICU)
17) Pemasagan nasopharyngeal airway
18) Pemasangan tracheostomy tube
19) Penanganan syok hipovolemik
20) Pengambilan contoh darah arteri (AGD)
21) Penggunaan alat monitor pasien
22) Penggunaan ventilasi mekanik meliputi modus dan penyapihan
23) Penggunaan ventilasi mekanik
24) Penghisapan lendir melalui endotracheal tube dan tracheastomy
tube
25) Pengukuran CVP dengan manometer line
26) Perawatan chest tube
27) Perawatan kateter vena central
28) Perekaman EKG

45
(Standar Prosedur Operasional ICU, 2013)

3.6 Analisa SWOT


Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan
(faktor internal) yang dimiliki oleh ruang ICU sekaligus juga menganalisis
peluang dan tantangan atau ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh
ruang ICU adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength)
a. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 sebanyak 12 orang dan S1
sebanyak 4 orang.
b. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU sebanyak 6 orang, BTCLS
sebanyak 2 orang, dan BHD sebanyak 16 orang.
c. Kapasitas tempat tidur yang memadai, tempat tidur berjumlah 7
buah.
d. Alat tenun yang lengkap dan bersih.
e. Ruangan ICU terbagi atas 3 ruangan yaitu ICU, ICCU, dan
Intermediate.
f. Sarana dan prasaran dalam kondisi baik.
g. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan penyakit yang diderita oleh
klien.
h. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu model tim.
i. Sudah terdapat 82 SOP.
j. Ada buku khusus untuk laporan overan.
k. Adanya media penyuluhan yang dapat dibaca pasien secara bebas
(leaflet).
l. Adanya sosialisasi cuci tangan untuk keluarga pasien.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Belum optimalnya perawat dalam pelaksanaan cuci tangan 6 langkah
five moment oleh perawat (hasil obeservasi dari hari senin hingga
hari kamis teridentifikasi 5 perawat dari 16 perawat)
b. Belum optimalnya penggunaan gelang identitas: hasil obeservasi
penggunaan gelang identitas pasien pada hari senin sebanyak 4 orang
dari 6 orang pasien yang tidak menggunakan gelang identitas. Pada
hari selasa sebanyak 4 orang dari 6 orang pasien yang tidak
menggunakan gelang identitas. Hari rabu sebanyak 2 orang dari 4
orang pasien yang tidak menggunakan gelang identitas. Dan hari
kamis terdapat 2 orang pasien dan semua menggunakan gelang
identitas.

46
c. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan keperawatan belum
optimal dilakukan.
d. Perawatan luka msih menggunakan bethadine
e. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang telah ditentukan
karena tidak adanya satpam atau penjaga keamanan di ruang ICU.
f. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung
yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum dan sesudah
masuk ruangan.
g. Pengelompokkan tempat sampah yang belum sesuai dengan standar
dari Program Pengendalian Infeksi RS.
h. Belum adanya ruangan khusus dispensing obat.
i. Tidak adanya bedside monitor cadangan.
j. Terdapat 1 buah alat ventilator mekanik.
k. Belum adanya central monitoring.
3. Peluang (Opportunities)
a. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
b. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu terkait dengan standar
akreditasi JCI.
c. Dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit atau fasilitas pelayanan yang
ada dibawahnya.
d. Adanya pelatihan di berbagai himpunan RS.
e. Adanya organisasi PPNI yang menangani profesi keperawatan.
f. Adanya penilaian mutu pelayanan di RS Dr. M Salamun
g. Adanya kebijakan Rumah Sakit dalam mengadakan pelatihan
-pelatihan bagi perawat ICU.
4. Ancaman (threat)
a. Adanya undang-undang tentang perlindungan.
b. Perbandingan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dengan RS yang
memiliki standar internasional
c. Adanya Rumah Sakit lain yang memiliki kualitas lebih baik dengan
standar akreditasi Joint Commission International (JCI).
d. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.

47
5.
3.7 Matriks SWOT

6. Eksternal 23. Strengths (S) : 25.Weakness (W) :


7. 1. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 1. Ketidakpatuhan perawat dalam pelaksanaan
8. sebanyak 12 orang dan S1 sebanyak 4 cuci tangan 6 langkah five moment oleh
9. perawat (hasil obeservasi dari hari senin
orang.
10.
2. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU hingga hari kamis teridentifikasi 10 perawat
11.
12. sebanyak 6 orang, BTCLS sebanyak 2 dari 16 perawat)
13. orang, dan BHD sebanyak 16 orang. 2. Kurang optimalnya penggunaan gelang
14. 3. Kapasitas tempat tidur yang memadai, identitas: hasil obeservasi penggunaan
15. tempat tidur berjumlah 7 buah. gelang identitas pasien pada hari senin
16. 4. Alat tenun yang lengkap dan bersih. sebanyak 4 orang dari 6 orang pasien yang
17. 5. Ruangan ICU terbagi atas 2 ruangan yaitu tidak menggunakan gelang identitas. Pada
18. ICU dan ICCU. hari selasa sebanyak 4 orang dari 6 orang
19. 6. Sarana dan prasarana dalam kondisi baik.
pasien yang tidak menggunakan gelang
20. 7. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan
21. identitas. Hari rabu sebanyak 2 orang dari 4
penyakit yang diderita oleh klien.
22. In 8. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu orang pasien yang tidak menggunakan
ternal model tim. gelang identitas. Dan hari kamis terdapat 2
9. Sudah terdapat 82 SOP. orang pasien dan semua menggunakan
10. Ada buku khusus untuk laporan overan. gelang identitas.
11. Adanya media penyuluhan yang dapat 3. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan
dibaca pasien secara bebas (leaflet). keperawatan belum optimal dilakukan.
24. 4. Kurangnya penerapan komunikasi efektif
perawat saat melakukan tidakan

51
keperawatan.
5. Batas jam kunjung yang tidak sesuai
peraturan yang telah ditentukan.
6. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga
pasien yang berkunjung yang belum patuh
dalam hal mencuci tangan sebelum dan
sesudah masuk ruangan.
7. Model asuhan keperawatan model tim
belum dilaksanakan secara optimal.
8. Pengelompokkan tempat sampah yang
belum sesuai dengan standar dari Program
Pengendalian Infeksi RS.
9. Belum adanya ruangan khusus dispensing
obat.
26. Opportunities (O) : 27. SO Strategi: 28. WO Strategi :
1. Terbukanya kesempatan untuk 1. Memiliki lulusan S1 Ners dan D3 sebagai 1. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu
melanjutkan pendidikan. tenaga kesehatan yang profesional diharapkan terkait dengan standar akreditasi JCI,
2. Adanya perbaikan dan peningkatan dapat meraih kerja sama antar rumah sakit meningkatkan pelayanan keperawatan
mutu terkait dengan standar didalam ataupun luar negeri. dengan cara meningkatkan fasilitas di ruang
akreditasi JCI. 2. Optimalisasi SPO terkait 6 sasaran ICU, mengoptimalkan cuci tangan langkah,
3. Dapat menjadi rujukan bagi rumah keselamatan pasien dalam peningkatan mutu penggunaan gelang identitas,
sakit atau fasilitas pelayanan yang pelayanan mengidentifikasi pasien sebelum melakukan
ada dibawahnya. tindakan keperawatan, pengelompokkan
4. Adanya pelatihan di berbagai 3. SDM dengan lulusan S1 dan D3 yang
tempat sampah, pengadaan ruangan khusus
himpunan RS. berpengalaman, pedoman pengisian
dispensing.
5. Adanya organisasi PPNI yang dokumentasi asuhan keperawatan lengkap

52
menangani profesi keperawatan. dengan SOP tindakan keperawatan 2. Optimalisasi SPO terkait 6 sasaran
6. Adanya penilaian mutu pelayanan di merupakan alat untuk meningkatkan penilaian keselamatan pasien dalam peningkatan mutu
RS Dr. M Salamun mutu pelayanan kesehatan RS. pelayanan.
7. Adanya kebijakan Rumah Sakit 4. SDM dengan kualifikasi pendidikan S1 dan D3 3. Meningkatkan metode tim serta
dalam mengadakan pelatihan merupakan kekuatan untuk menangkap meningkatkan pengalaman kerja perawat-
-pelatihan bagi perawat ICU. peluang kebijakan rumah sakit dalam perawat di ruangan dengan cara menangkap
mengadakan pelatihan-pelatihan bagi peluang kebijakan rumah sakit dalam
perawat. mengadakan pelatihan-pelatihan bagi
perawat.
4. Adanya penilaian mutu pelayanan RS
menuntut ruangan untuk meningkatkan
fasilitas ruangan, dan standar operasional
prosedur dalam semua tindakan
keperawatan.
5. Meningkatkan pengalaman kerja perawat-
perawat diruangan ICU dengan cara
menangkap peluang kebijakan rumah sakit
dalam mengadakan pelatihan-pelatihan bagi
perawat ICU dan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan.
6. Koordinasi dalam pengandaan terkait tata
tertib ruangan secara tulisan rawat inap
untuk dapat ditempel disetiap ruang rawat
pasien agar dapat ditaati oleh keluarga

53
pasien
29. Threats (T) : 30. ST Strategi: 31. WT Strategi :
1. Adanya UndangUndang Republik 1. Adanya perawat dengan kualifikasi 1. Meningkatkan Standar operasional prosedur
Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 pendidikan S1 dan D3 yang untuk melindungi hak-hak konsumen.
tentang perlindungan hak konsumen. berpengalamanmerupakan kekuatan untuk 2. Meningkatkan fasilitas ruangan,
2. Perbandingan pelayanan kesehatan melindungi hak-hak konsumen. mengoptimalkan operan diruangan,
oleh masyarakat dengan Rumah 2. Mewajibkan setiap perawat ruangan dapat pelaksanaan tindakan untuk memperkecil
Sakit yang memiliki standar mengikuti pelatihan yang menunjang terkait adanya perbandingan pelayanan kesehatan
pelayanan yang kurang lebih sama instalasi oleh masyarakat dengan RS yang memiliki
dengan standart pelayanan kesehatan 3. Kapasitas tempat tidur yang memadai, standar internasional.
dengan RSAU Dr. M Salamun tempat tidur dan alat tenun yang lengkap 3. Meningkatkan fasilitas di ruangan ICU
3. Adanya Rumah Sakit lain yang dan bersih merupakan kekuatan untuk untuk memperkecil ancaman adanya rumah
memiliki kualitas kurang lebih sama memperkecil tuntutan dari pasien dan sakit yang memiliki standar internasional
baiknya dengan standar akreditasi keluarga untuk mendapatkan pelayanan dan kualitas Joint Commission
Joint Commission International yang profesional. International.
(JCI) 4. Perawat yang memiliki kualifikasi 4. Optimalisasi pengelompokkan tempat
4. Adanya tuntutan yang lebih tinggi pendidikan S1 dan D3 merupakan kekuatan sampah yang tercukupi diruang pasien
dari masyarakat untuk mendapatkan untuk memperkecil persaingan antar rumah terkait persiapan verifikasi akreditasi rumah
pelayanan yang professional. sakit yang semakin kuat. sakit
5. Memaksimalkan model asuhan keperawatan
yaitu model tim untuk memaksimalkan 5. Koordinasi dengan pengatur ruangan dalam
kinerja perawat dalam memberikan penugasan terkait model tim dalam
pelayanan yang profesional pemberian asuhan keperawatan

6. Menjaga kualitas pelayanan yang

54
profesional dengan memperhatikan hak
pasien
32.

55
3.8 Matriks IFE

33.
36. Ratin
N 34. Faktor 35. Bobot 37. Skor
g

38. 40. Kekuatan 41. 61. 82. 102.


1 1. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 sebanyak 12 42. 62. 3 83. 0,24 S-W:
orang dan S1 sebanyak 4 orang. 0,0 63. 84. 103.
2. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU sebanyak 6
39. 64. 3 85. 0,3 =1,31-
orang, BTCLS sebanyak 2 orang, dan BHD sebanyak
43. 65. 86. 1,23
16 orang.
66. 87. 104.
3. Kapasitas tempat tidur yang memadai, tempat tidur
44.
67. 2 88. 0,04 = 0,08
berjumlah 7 buah.
0,1
4. Alat tenun yang lengkap dan bersih. 68. 89.
5. Ruangan ICU terbagi atas 3 ruangan yaitu ICU, 45.
69. 2 90. 0,08
ICCU, dan Intermiten.
70. 3 91. 0,06
6. Sarana dan prasaran dalam kondisi baik.
46.
7. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan penyakit 71. 92.
yang diderita oleh klien. 72. 3 93. 0,24
47.
8. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu model
73. 2 94. 0,1
0,0
tim.
74. 95.
9. Sudah terdapat 82 SOP.
10. Ada buku khusus untuk laporan overan. 75. 2 96. 0,06
48.
11. Adanya media penyuluhan yang dapat dibaca pasien
76. 97.
secara bebas (leaflet).

56
49. 77. 2 98. 0,08
0,0 78. 99.
79. 1 100.
50.
80. 2 0,02
0,0
81. 101.
0,04
51.

52.
0,0

53.
0,0

54.

55.
0,0

56.

57.

57
0,0

58.
0,0

59.
0,0

60.
105. 107. Kelemahan 108. 136. 163. 190.
2 1. Ketidakpatuhan perawat dalam pelaksanaan cuci 109. 0,08
110.
tangan 6 langkah five moment oleh perawat (hasil 137. 164.
111.
106. obeservasi dari hari senin hingga hari kamis 112. 3 0,24
113. 0,1
teridentifikasi 10 perawat dari 16 perawat) 138. 165.
114.
2. Kurang optimalnya penggunaan gelang identitas: hasil
115.
obeservasi penggunaan gelang identitas pasien pada 116.
139. 166.
117.
hari senin sebanyak 4 orang dari 6 orang pasien yang
118.
tidak menggunakan gelang identitas. Pada hari selasa 119.
140. 167.
120.
sebanyak 4 orang dari 6 orang pasien yang tidak
121.
menggunakan gelang identitas. Hari rabu sebanyak 2 122. 0,05
141. 168.
123.
orang dari 4 orang pasien yang tidak menggunakan
124. 0,06 3 0,3
gelang identitas. Dan hari kamis terdapat 2 orang 125.
142. 169.

58
pasien dan semua menggunakan gelang identitas. 126. 0,04
3. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan 127.
143. 170.
128. 0,05
keperawatan belum optimal dilakukan.
129.
4. Kurangnya penerapan komunikasi efektif perawat saat
130.
144. 171.
melakukan tidakan keperawatan. 131. 0,03
5. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang 132.
133. 0,04
telah ditentukan. 145. 172.
134.
6. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang
135. 0,
berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci
146. 173.
05
tangan sebelum dan sesudah masuk ruangan.
7. Model asuhan keperawatan model tim belum
147. 174.
dilaksanakan secara optimal.
8. Pengelompokkan tempat sampah yang belum sesuai
dengan standar dari Program Pengendalian Infeksi 148. 175.
RS.
9. Belum adanya ruangan khusus dispensing obat.
149. 176.

150. 177.
3 0,15
151. 178.

152. 179.

59
2 0,12
153. 180.

154. 181.
1 0,04
155. 182.

156. 183.

157. 184.
2 0,1
158. 185.
2 0,06
159. 186.

160. 187.
3 0,12
161. 188.

162. 189.

60
2 0,1
193. 1, 194. 195. 196.
191. 192. Total nilai
00 2,54
197.

198. Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai
199. 1 = Sangat Lemah
200. 2 = Tidak Begitu Lemah
201. 3 = Cukup Kuat
202. 4 = Sangat Kuat
203. Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah
2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi
internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya
tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
204.

61
3.9 Matriks EFE

205.
207. Bo 208. Ra 209. Sk
N 206. Faktor
bot ting or

210. 212. Peluang 213. 226. 239.


1 1. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan 214. 0,1 227. 3 240. 0,3
pendidikan. 215. 228. 241.
2. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu terkait
211. 216. 0,0 229. 3 242. 0,2
dengan standar akreditasi JCI.
8 230. 4
3. Dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit atau
217. 231. 3 243.
fasilitas pelayanan yang ada dibawahnya.
4. Adanya pelatihan di berbagai himpunan RS. 218. 0,0 232. 244. 0,2
5. Adanya organisasi PPNI yang menangani profesi
9 233. 2 7
keperawatan.
219. 234. 3 245.
6. Adanya penilaian mutu pelayanan di RS Dr. M
Salamun 220. 0,0 235. 246. 0,1
7. Adanya kebijakan Rumah Sakit dalam mengadakan 6 236. 3 2
pelatihan -pelatihan bagi perawat ICU. 221. 0,0 237. 247. 0,2
9 238. 3 7
222. 248.
223. 0,0 249. 0,2
7 1

62
224. 250.
225. 0,0 251. 0,1
4 2
252.
253. 255. Ancaman 256. 265. 275.
2 a. Adanya undang-undang tentang perlindungan hak 257. 0,1 266. 3 276. 0,3
konsumen. 2 267. 6
b. Perbandingan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
254. 258. 268. 3 277.
dengan RS yang memiliki standar internasional
259. 0,1 269. 278. 0,3
c. Adanya Rumah Sakit lain yang memiliki kualitas
260. 270. 2 279.
lebih baik dengan standar akreditasi Joint
261. 0,0 271. 280. 0,1
Commission International (JCI).
d. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 9 272. 8
untuk mendapatkan pelayanan yang professional. 262. 273. 2 281.
263. 274. 282.
264. 0,1 283. 0,2
286. 1,0 288. 2,5
284. 285. Total nilai 287.
0 7
289. Kesimpulan :
290. Berdasarkan pembobotan diatas di dapat hasil skoring dari kekuatan dan kekuatan (IFE) adalah 2,54 yang berarti
IFEsedang, hasil skoring peluang dan ancaman (EFE) adalah 2,57yang berarti EFE sedang.
291.
292. 1. 4. 7.
2. Kuat 5. Sedan 8. Le
3. 3.0
g mah 63
4,0 6. 2,0 9. 1,0
2,99 1,99
293.
294. 10. 13. I 14. II 15. III
295. 11. Tinggi 3,0
296. 4,0
12.
297. 16. 19. IV 20. V 21. VI
17. Sedang 2,0
2,99
18.
22. 24. VII 25. VIII 26. IX
23. Rendah 1,0
1,99

64
3.10 Perumusan Masalah

1. Prioritas Masalah

298. Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
a Magnetude (Mg)

299. Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.


b Severity (Sv)

300. Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.


c Manageability (Mn)

301. Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya.


d Nursing Consent (Nc)

302. Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.


e Affordability (Af)

303. Ketersediaan sumber daya


304. .
305. Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian :
306. 5 : Sangat penting
307. 4 : Penting
308. 3 : Cukup penting

65
309. 2 : Kurang penting
1 : Sangat kurang penting

310.
311. 312. MASALAH 313. 314. 315. 316. 317. 318. 319.
N M S M N A SK KET
O
R
320. 321. Belum optimalnya
1 pelaksanaan cuci tangan 6 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328.
langkah five moment oleh 5 5 5 4 4 23 I
perawat
329. 330. Belum adanya ruangan 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337.
2 dispensing 3 3 3 4 3 16 VI
338. 339. Resiko penyebaran
3 infeksi dari keluarga pasien
yang berkunjung yang belum 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346.
patuh dalam hal mencuci tangan 5 5 4 4 3 21 III
sebelum dan sesudah masuk
ruangan
347. 348. Masih kurangnya jumlah 349. 350. 351. 352. 353. 354. 355.
4 tenaga perawat diruang ICU 3 3 3 4 5 18 IV
356. 357. Penerapan patient safety 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364.
5 goals belum dilaksanakan secara 5 5 4 4 4 22 II
maksimal (identifikasi pasien

66
dan komunikasi efektif)
365. 366. Ketidakpatuhan keluarga
367. 368. 369. 370. 371. 372. 373.
6 dengan tata terbit jam kunjung
4 4 4 3 2 17 V
di ruang ICU
374.
375.
2. Interpretasi / Prioritas Masalah

376. Interpretasi berdasarkan matriks prioritas masalah telah didapatkan sesuai prioritas masalah adalah :
1. Belum optimalnya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah fivemoment oleh perawat
2. Penerapan patient safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
3. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum
dan sesudah masuk ruangan
4. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
5. Ketidakpatuhan keluarga dengan tata terbit jam kunjung di ruang ICU
6. Belum adanya ruangan dispensing
3. Alternatif Penyelesaian Masalah Berdasarkan Masalah di atas :
377.
1. Belum optimanya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five momentoleh perawat
378. Meredemonstrasikan tentang cuci tangan 6 langkah five moment bersama perawat ruangan
2. Penerapan patient safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
379. Melakukan mini seminar tentang penerapan identifikasi pasien.
3. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum
dan sesudah masuk ruangan
380. Melakukan pendidikna kesehatan pada pengunjung tentang penerapan cuci tangan 6 langkah
381.

67
4. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
382. Melakukan mini seminar tentang perhitungan ketenagaan perawat.
5. Ketidakpatuhan keluarga dengan tata terbit jam kunjung di ruang ICU
383. Melakukan pendidikan kesehatan tata tertib jam kunjung keluarga dan pembatasan pengunjung.
6. Belum adanya ruangan dispensing obat
384. Membuat draft proposal tentang tempat khusus untuk penyimpanan obat

385.

68
3.11 Analisa Fish Bone
1. Ketidakpatuhan dalam pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five oleh perawat

386.

Man : Material:
Belum optimalnya
pelaksanaan cuci tangan 6 - Tersedianya 1 wastafel dan sabun
langkah five moment oleh antibakterial untuk mencuci tangan
perawat (hasil obeservasi dari - Poster 6 langkah mencuci tangan
hari senin hingga hari kamis pada tempat mencuci tangan
teridentifikasi 10 perawat dari Money: - - Terdapat hand rub di setiap tempat
16 perawat) tidur pasien.

PROBLEM

Belum optimalnya
Metode: Machine: - Environment: pelaksanaan cuci
- Adanya SOP mencuci tangan 6 langkah five
Wastafel tempat mencuci
tangan oleh perawat
tangan terdapat di bagian
- Berdiskusi dengan kepala
belakang ruangan
ruangan dan perawat

69
2. Belum adanya ruangan dispensing obat
387.
388. Man:
Belum adanya tenaga Material:
389.
farmasi di ruang ICU
390. khusus untuk pengaturan Terdapat lemari tempat
obat Money : - penyimpanan obat
391.
392.
393.
PROBLEM
394.
395.
396.
Belum adanya ruangan
397. Metode: Machine: Environment:
dispensing
398. - SPOpemberian obat Adanya tuntutan Tempat obat dan
- Prinsip 6 benar dalam akreditasi untuk pengoploposan obat
399. pemberian obat masih terbuka dan
pembuatan ruangan
400. dispensing tergabung dengan
ruangan lainnya
401.
402.
403.

70
3. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum dan
sesudah masuk ruangan
404.
405.
MATERIAL
406. - Wastafel mencuci tangan untuk
407. keluarga pasien sebelum masuk
ruangan
MAN
408. - Adanya poster mencuci tangan 6
Kurangnya kesadaran
langkah di tempat mencuci tangan
409. keluarga pasien dalam
MONEY - Terdapat hand rub di setiap tempat
hal mencuci tangan
410. tidur pasien.

411. PROBLEM
412.
413.
METHODE MACHINE ENVIROMENT
414.
Dilakukan Resiko penyebaran infeksi dari
415. - SOP mencuci tangan -
penyuluhan mencuci keluarga pasien yang berkunjung
- Leaflet mencuci tangan
tangan setiap 1 yang belum patuh dalam hal
416. 6 langkah 5 momen
minggu 1x oleh mencuci tangan sebelum dan
417. ruangan sesudah masuk ruangan.

418.
419.
420.

71
4. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
421.
422.
423.
424.
Man
425. Pemberian pelayanan
keperawatan kurang maksimal
426. dan beban kerja perawat
Money Material
427. meningkat

428.
PROBLEM
429.
430.
Methode MACHINE Enviroment
431.
Tingkatkan metode TIM Ruangan parkit Masih kurangnya
432. dalam setiap tindakan memiliki 16 orang jumlah tenaga perawat
keperawatan perawat sedangkan yang diruang ICU
433.
dibutuhkan 31 perawat
434.
435.
436.

72
437.
5. Penerapan patent safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
438.
439.
440.
441.
442. Man
Perawat pelaksana kurang
443. menerapkan identifikasi,
444. komunikasi efektif kepada
pasien ketika memberikan
445. asuhan keperawatan Money Material
446.
PROBLEM
447.
448.
449.
Methode Machine Enviroment
450. Ada pembagian kerja - Penerapan patent safety
tim, namun pelaksanaan goals belum dilaksanakan
451. belum optimal secara maksimal
452. (identifikasi pasien dan
komunikasi efektif)
453.
454.

73
6. Ketidakpatuhan keluarga pasien dengan tata terbit jam kunjung di ruang ICU
455.
456.
457.
458.
459. Man
460. - Belum adanya petugas
keamanan di ruang
461. ICU Material
462. - Masih ada pengunjung Terdapat aturan jam
yang berkunjung di kunjung pada pintu
463. luar jam berkunjung Money masuk ruang ICU
464.
465. PROBLEM

466.
467.
Methode Machine Enviroment
468. - Ketidakpatuhan keluarga
469. dengan tata terbit jam
kunjung di ruang ICU
470.
471.
472.

74
3.11PLANNING OF ACTION
473. 474. Mas 475. Kegia 476. 477. 478. M 479. 480. 481. 482.
N alah tan Tujuan Sasa etode Media Bi Waktu PJ
r
a
n
483. 484. Belu 485. Meredemonst 486. 487. 488. R 489. 490. 491. 494.
1 m rasikan tentang cuci Agar Pera edemo Komuni - 27 Feb Ma
optimalnya tangan 6 langkah me w ntrasi kasi h
pelaksanaa five moment nce a 11 a
n cuci bersama perawat gah t Ma s
tangan 6 ruangan terj r i
langkah adi s
492.
fivemomen nya w
t oleh infe a
perawat ksi 493.

nos
oko
mia

72
l

495. 496. Pen 497. Mela 498. 499. 500. M 501. 502. 503. 504.
2 erapan kukan mini Agar Pera ini Komuni - 27 Feb Kel
patient seminar me w semin kasi o
safety tentang nce a ar 11 m
goals penerapan gah t Ma p
belum identifikasi terj r o
dilaksanak pasien adi k
an secara nya
maksimal kes
(identifikas alah
i pasien) an
dala
m

73
mel
aku
kan
tind
aka
n
kep
era
wat
an
pad
a
pasi
en.
505. 506. Resi 507. Berdi 508. 509. - PenKes 510. 511. 512. 513.
- Evaluasi
3 ko skusi dengan Untuk Kelu Draft - 27 Feb Ma
penyebaran pengunjung me a prop h
infeksi dari tentang min r osal 11 a
keluarga penerapan ima g Ma s

74
pasien cuci tangan lka a r i
yang 6 langkah n P s
berkunjung terj a w
yang adi s a
belum nya i
patuh pen e
dalam hal yeb n
mencuci ara
tangan n
sebelum infe
dan ksi
sesudah
masuk
ruangan
514. 515. Mas 516. Mem 517. 518. 519. M 520. 521. 522. 523. M
4 ih asukan Untuk Kep ini Draft - 27 Feb ahasiswa
kurangnya Draft me a semin prop
jumlah proposal me l ar osal 11
tenaga terkait nuh a Ma

75
perawat kebutuhan i b r
diruang jumlah pela i
ICU perawat yan d
sesuai an a
dengan kep n
penghitunga era g
n wat k
menggunaka an e
n rumus yan p
DepKes g e
2005 kepada opti r
Kepala mal a
ruangan w
sehingga a
kepala t
ruangan a
menindaklan n
juti masalah
tersebut

76
umtuk
melaporkan
kepada
bagian SDM
agar dapat
memenuhi
kebutuhan
jumlah
perawat

524. 525. Keti 526. Mem 527. 528. - PenKes 529. 530. 531. 532.
- Evaluasi
5 dakpatuhan pertegas tata Untuk Kelu Komuni - 27 Feb Ma
keluarga tertib dan me a kasi h
dengan tata jam kunjung nci r 11 a
terbit jam keluarga pta g Ma s
kunjung di atau kan a r i
ruang ICU pembatasan sua P s
pengunjung san a w
a s a
yan i

77
g e
me n
ndu
kun
g
rasa
ama
n
dan
nya
ma
n
bag
i
pasi
en
dan
ling
kun

78
gan
yan
g
terti
b
533. 534. Belu 535. Meng 536. 537. 538. D 539. 540. 541. 542.
6 m adanya ajukan Draft Untuk Kep iskusi Draft - 27 Feb Ma
ruangan proposal me a prop h
dispensing terkait nja l osal 11 a
masalah min a Ma s
sehingga keu R r i
kepala tuh u s
ruangan an a w
dapat fisi n a
menindaklan k g
juti dan a
permasalaha kea n
n tersebut ma I
dengan nan C

79
menyiapaka oba U
n tempat t
khusus sert
untuk a
penyimpana ke
n obat mas
an
sam
pai
dise
rhk
an
kep
ada
pen
ggu
na.
543.
544.

80

Anda mungkin juga menyukai