Anda di halaman 1dari 44

BAB III

URAIAN KEGIATAN

3.1 Profil RSAU dr. M. Salamun

RSAU dr. M. Salamun adalah Rumah Sakit Militer tingkat II yang berada di
Jl. Ciumbuleuit No.203, Cidadap, Bandung (40142). Rumah Sakit ini
melayani anggota TNI, PNS dan keluarganya serta melayani pasien umum
dan BPJS. RSAU dr. M. Salamun juga merupakan rumah sakit tipe B dengan
berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi dan beberapa pelayanan sub
spesialisasi, sehingga dituntut untuk dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit
atau fasilitas pelayanan yang ada dibawahnya (Program Kerja Unit Kerja
Rawat Inap Ruang ICU, 2015).
1. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan TNI terbaik di Jawa Barat
2. Misi
a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan dalam setiap
operasi dan latihan TNI/TNI AU.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap
anggota TNI/TNI AU berikut keluarganya serta masyarakat umum
c. Meningkatkan kemampuan profesionalisme personal serta
berkesinambungan.
3. Falsafah
Jiwa dan semangat pengabdian TNI adalah landasan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan
4. Motto
H : Handal, E : Efisien, B: Bersih, R: Ramah, I: Indah, N: Nyaman, G:
Gemilang
5. Landasan Nilai
Landasan nilai dalam mencapai Visi dan Misi RSAU dr. M. Salamun
adalah 3S, yaitu:
S - Senyum, yaitu memberikan pelayanan dengan ikhlas dan sabar yang
ditunjukan dengan ekspresi wajah yang selalu tersenyum dan ramah
kepada semua orang.
S - Sapa, yaitu komunikasi verbal yang menunjukan sikap perhatian
dalam rangka mendukung kesembuhan pasien.

45
S - Salam, yaitu bentuk silaturahmi dan doa terhadapa kesembuhan
pasien.

3.2 Profil Ruang ICU


Ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat inap intensif yang
merawat pasien dewasa baik laki-laki maupun perempuan dengan cedera,
penyakit kritis, pasien penyakitnya mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa yang memerlukan perawatan dan peralatan khusus
(Hanafi, 2007).
Ruang ICU (Intensive Care Unit) mempunyai 7 kapasitas tempat tidur
yang terdiri dari 2 buah tempat tidur di ruang ICU dan 4 buah tempat tidur di
ruang ICCU (Intensive Cardiac Care Unit), dan 1 buah tempat tidur di ruang
Intermediate.
Ruang ICU memiliki tenaga medis, perawat dan nonmedis. Tenaga
perawat di ruang ICU ada 16 orang dengan tingkat pendidikan S1
Keperawatan dan DIII Keperawatan dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.
Selain tenaga medis dan perawat, ruang ICU juga memiliki tenaga
administrasi 1 orang, ahli gizi 1 orang dan klining servis 1 orang. Pembagian
Ajadwal dinas terbagi menjadi 3 shift yaitu dinas pagi, dinas sore dan dinas
malam yang telah disusun dan diatur oleh kepala ruangan.

46
3.3 Denah Ruang ICU

DENAH RUANGAN RAWAT INAP ICU


Pintu
Kamar Mandi Perawat Dap Spoelho
Gudan

Kamar Perawat Pintu Ruang ICU

Kamar Kepala Ruangan


Ruang ICCU

RuangDokter

toilet
Ruang Mahasiswa
Tempat Intermediet
penyimpana Gudang
Ruang Penunggu Pasien n peralatan Alat Bersih
bersih
3.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat
1. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate)
Jumlah hari perawatan
BOR= x 100
jumlah tempat tidur x periode
311
BOR= x 100
7 x 92

BOR= 48,2 %

(Perhitungan berdasarkan 3 bulan terakhir)

Berdasarkan data rekam medis dari November 2016 hingga Januari 2017
didapatkan BOR di Ruang ICU sebesar: 48,2%.
- Jumlah pasien yang dirawat dan pembagian tingkat ketergantungan
pasien:
Jumlah jam perawatan langsung : Intensive care:
7 pasien x 8 jam = 56 jam

Jumlah jam keperawatan tidak langsung: 7 pasien x 1 jam = 7 jam


Jumlah jam pemberian pendidikan kesehatan:
7 pasien x 0,25 jam = 1,75 jam

47
Sehingga jumlah total jam keperawatan klien/ hari:
56+ 7+1,75
=9,25 (9 jam/pasien/hari)
7

2. Hari Libur / Cuti / Hari Besar (Loss Day)


a. Loss Day
Jumlah hari minggu dalam1 tahun+ cuti+hari besar
x Jumlah Perawat
Jumlah hari kerja efektif

104 +12+14
x 16
235

= 8,85 (9 orang)
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan setiap shiftnya adalah 9 orang.

b. Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan


Faktor Koreksi
= (jumlah tenaga perawat + loss day) x 25%
= (16 + 9) x 25%
= 6,25 (6 orang)
c. Tenaga yang diperlukan
= (Tenaga yang tersedia + loss day + faktor koreksi)
= 16 + 9 + 6
= 31
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ruang ICU
membutuhkan31 orang perawat untuk pemberian pelayanan serta
asuhan keperawatan terhadap pasien di ruang ICU.
d. Proporsi perawat/shift (menurut Swansburg) = pagi 47%: Sore 36%:
Malam 17%
Dinas pagi = 47% x 31 = 14,57 (15 perawat)
Dinas sore = 36% x 31 = 11,16 (11 perawat)
Dinas malam = 17% x 31 = 5,27 (5 perawat)
3. Kebutuhan tenaga perawat
Pembagian jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, shift sore,
dan shift malam.

3.5 Kajian Situasi Ruang ICU


Pengkajian dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Angkatan
XVI pada tanggal 20 Februari - 23 Februari 2017, meliputi ketenagaan

48
(Sumber Daya Manusia), struktur organisasi, sarana dan prasarana, metode
pemberian asuhan keperawatan di ruang ICU.
1. Ketenagaan (Sumber Daya Manusia)
Tabel 3.1 Distribusi Perawat berdasarkan Jabatan, Pendidikan dan Lama
kerja

Pendidikan Lama Pelatiha


No. Nama Jabatan
Terakhir Kerja n
Kepala ICU +
1 Dewi Ika P S1 4 tahun
Ruangan BHD
Wakil ICU +
2 Nurliana S Kepala S1 12 Tahun BHD
Ruangan
ICU +
3 Rina R CI/Katim S1 8 Tahun
BHD
ICU +
4 Popon N Katim S1 7 Tahun
BHD
ICU +
5 Tri Mulyani Katim D3 8 Tahun
BHD
ICU +
6 Sri Wulandani Katim D3 8 Tahun
BHD
ICU +
7 Diyar Bagja Katim D3 7 Tahun
BHD
8 Rini Dahliana Anggota D3 9 Tahun BHD
Heni BHD
9 Anggota D3 5 Tahun
Trihastuti
Tedi BHD
10 Anggota D3 1 Tahun
Rudiansyah
11 Ary Oktriono Anggota D3 4 Tahun BHD
12 Agus S Anggota D3 1 Tahun BHD
13 Shinta Anggota D3 1 Tahun BHD
14 Nelson Anggota D3 1 Tahun BHD
BTCLS +
15 Rivaldi Anggota D3 10 Bulan
BHD
BTCLS +
16 Ferdi Anggota D3 10 Bulan
BHD
Sumber: Dok. Ruangan ICU Februari 2017

Tabel 3.2
Kualifikasi Pendidikan Perawat ruang ICU

No Jenis Pendidikan Jumlah


.
1. Sarjana Keperawatan 4 orang
2. DIII Keperawatan 12 orang

49
Total 16 orang

2. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan DPJP


Wakil Kepala Ruangan

Urusan Adminitrasi Clincal Instructure

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Unit Kerja Rawat Inap Ruang ICU
(Sumber: Dok. Ruang ICU, 2016)
Tim I Tim II Logistik
Kelompok Pendukung

50
3. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.1 Distribusi Fasilitas Ruangan ICU

No Keteranga
Nama Alat Jumlah Satuan
. n
1 Ambu bag dewasa 2 Buah Baik
2 Bak instrumen besar 1 Buah Baik
3 Bak instrumen kecil 2 Buah Baik
4 Bak spuit 2 Buah Baik
5 Bak Tindakan 3 Buah Baik
6 Baskom mandi 7 Buah Baik
7 Bed site monitor 7 Buah Baik
8 Dressing trolley 3 Buah Baik
Ventilator mindray synovent)
9 1 Buah Baik
+ kompresor mindrey (1 set)
10 Buli-buli panas 4 Buah Baik
11 Canule oksigen 1 Buah Baik
12 Compressor ventilator 1 Buah Baik
13 Connecting 1 Buah Baik
14 Defibrilator 2 Buah Baik
15 EKG 3 Buah Baik
16 Elektroda 2 Set Baik
17 ETT 1 Buah Baik
18 Aquator sep up (penghangat) 1 Buah Baik
19 Folley cateter No. 16/18 1 Buah Baik
20 Gelas ukur 2 Buah Baik
Gunting hacting up lancip
21 1 Buah Baik
lurus
22 Gunting jaringan 1 Buah Baik
23 Gunting verban 3 Buah Baik
24 Hamer refleks 1 Buah Baik
25 Infus pump 5 Buah Baik
26 Klem arteri 5 Buah Baik
27 Kom alkohol 1 Buah Baik
28 Kom bethadine 1 Buah Baik
29 Kom kecil (obat) 10 Buah Baik
30 Kulkas untuk obat 1 Buah Baik
31 Kursi roda 1 Buah Baik
32 Lampu sorot mobile 3 Buah Baik
33 Laringoskop dewasa 1 Buah Baik
34 Lemari instrumen 1 Buah Baik
35 Light box 1 Buah Baik
36 Mandrin ETT 2 Buah Baik
37 Masker simple 1 Buah Baik

51
38 Masker rebreathing 1 Buah Baik
39 Mayo dewasa 4 Buah Baik
40 Mortar + stamper 1 Buah Baik
41 Nebulizer 1 Buah Baik
42 Pen light/senter kecil 1 Buah Baik
43 Pinset anatomis 2 Buah Baik
44 Pinset cirurgis 2 Buah Baik
45 Pispot sodok/bulat 3 Buah Baik
Regulator + humclifler
46 8 Buah Baik
central
47 Standar infus bed 7 Buah Baik
48 Standar infus mobile 8 Buah Baik
49 Stetoskop dewasa 10 Buah Baik
50 Suction pump 1 Buah Baik
51 Suction central 7 Buah Baik
52 Syiringe pump 9 Buah Baik
53 Tabung oksigen besar 1 Buah Baik
54 Tabung oksigen kecil 2 Buah Baik
55 Tempat tidur hill room 3 Buah Baik
Tempat tidur EHMB-GGA
56 3 Buah Baik
(elektrik)
57 Tempat tidur LINE (elektrik) 1 Buah Baik
58 Tensi meter duduk 3 Buah Baik
59 Termometer digital 1 Buah Baik
60 Termometer dinding 2 Buah Baik
61 Termometer rectal 1 Buah Baik
62 Timbangan dewasa 1 Buah Baik
63 Tongue spatel 1 Buah Baik
64 Torniquet 2 Buah Baik
65 Troley GV 1 Buah Baik
66 Oxymetri 4 Buah Baik
67 Urinal 7 Buah Baik
68 Ventilator impact 1 Buah Baik
69 Ventilator (SIM) ambulance 1 Buah Baik
70 Air soft mask 3 Buah Baik
Germicidal Tube (UV Lamp
71 1 Buah Baik
40 W)
72 Matras pemindah pasien 1 Buah Baik
73 Thermometer intared 1 Buah Baik
Ventilator mindray synovent)
74 1 Buah Baik
+ kompresor mindrey (1 set)
Sumber: Data Fasilitas Ruangan ICU, 2016)

4. Metode pemberian Asuhan Keperawatan


a. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

52
Model asuhan keperawatan yang digunakan diruang ICU adalah
model asuhan keperawatan Tim. Model asuhan keperawatan Tim
adalah suatu bentuk sistem atau metode penugasan pemberian
asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat
pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh
seorang perawat professional atau berpengalaman. Metode ini
digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya (Arwani, 2006). Pembagian shift
dibagi menjadi 3 shift yaitu: dinas pagi, dinas sore, dan dinas malam
yang perbulannya diatur oleh Kepala Ruangan.
b. Overan
Overan dilakukan tiga kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi (pukul 08.00), pagi ke sore (pukul. 14.00) dan
sore ke malam (pukul 20.00). Overan pagi dipimpin oleh kepala
ruangan, dan diikuti oleh perawat yang telah dan akan dinas. Untuk
hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam overan, perawat memiliki
buku saku atau buku catatan overan pasien di ruangan ICU/ICCU
juga telah tersedia buku overan terkait dengan keadaan pasien.
Hasil observasi pada tanggal 20 Februari s/d 23 Februari 2017
terhadap pelaksanaan overan perawat. Hasil yang diperoleh yakni
pelaksanaan serah terima tugas jaga (overan) dengan kriteria baik
dalam hal ini overan yang dilakukan yaitu telah menyiapkan tempat
untuk serah terima pasien, komunikasi antara pemberi tanggung
jawab dan penerima tanggung jawab dilakukan di Nurse station
dengan menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan
keperawatan yang belum dilakukan, menyebutkan terapi dan
tindakan medis berserta waktunya yang dilakukan selama shift,
selain itu juga tindakan medis yang belum dan akan dilakukan
selama shift berikutnya.
Sedangkan untuk kriteria cukup dalam hal ini pelaksanaan ada
dilakukan namun kadang-kadang saja dan dalam situasi tertentu.
Pelaksanaan yang dilakukan kadang-kadang seperti serah terima
diikuti Karu, Katim dan PP, hal yang disampaikan ada yang tidak
disebutkan dan tertulis saat overan yaitu informasi pendidikan

53
kesehatan yang telah dilakukan (bila ada). Menginformasikan
kepada pasien dan keluarga nama perawat shift berikutnya di akhir
tugas, dan memberikan salam kepada pasien/keluarga dan
menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) juga
masih belum terlaksana dengan sering (kadang-kadang saja).
Pelaporan overan dicatat dalam buku khusus yang akan
ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang
menerima laporan, dan kepala ruangan. Setelah overan, katim dan
anggota tim melakukan tugas masing-masing.
c. Prosedural
Ruang ICU menggunakan SPO yang terdiri dari 28 SPO yaitu
sebagai berikut:
1) Asisten melepas CVP
2) Asisten pemasangan CVP
3) Cara melakukan postural drainage
4) Ekstubasi dan dekanulasi tracheostomy
5) Manual ventilasi dengan alat Bag Valve Mask (BVM)
6) Melakukan defibrilasi/kardioversi
7) Melakukan perawatan mata pada pasien koma
8) Melakukan tindakan humidifikasi
9) Memasang T Piece dinding
10) Memindahkan pasien ke atas tempat tidur
11) Mengisi lembar observasi
12) Pemasangan oropharyngeal
13) Pemasangan chest tube
14) Pemasangan CVP
15) Pemasangan endotracheal tube
16) Pemasangan ETT (ICU)
17) Pemasagan nasopharyngeal airway
18) Pemasangan tracheostomy tube
19) Penanganan syok hipovolemik
20) Pengambilan contoh darah arteri (AGD)
21) Penggunaan alat monitor pasien
22) Penggunaan ventilasi mekanik meliputi modus dan penyapihan
23) Penggunaan ventilasi mekanik
24) Penghisapan lendir melalui endotracheal tube dan tracheastomy
tube
25) Pengukuran CVP dengan manometer line
26) Perawatan chest tube
27) Perawatan kateter vena central
28) Perekaman EKG

(Standar Prosedur Operasional ICU, 2013)

54
3.6 Analisa SWOT
Pada tahap ini dilakukan analisis SWOT mengenai kekuatan dan kelemahan
(faktor internal) yang dimiliki oleh ruang ICU sekaligus juga menganalisis
peluang dan tantangan atau ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi oleh
ruang ICU adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength)
a. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 sebanyak 12 orang dan S1
sebanyak 4 orang.
b. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU sebanyak 6 orang, BTCLS
sebanyak 2 orang, dan BHD sebanyak 16 orang.
c. Kapasitas tempat tidur yang memadai, tempat tidur berjumlah 7
buah.
d. Alat tenun yang lengkap dan bersih.
e. Ruangan ICU terbagi atas 3 ruangan yaitu ICU, ICCU, dan
Intermediate.
f. Sarana dan prasaran dalam kondisi baik.
g. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan penyakit yang diderita oleh
klien.
h. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu model tim.
i. Sudah terdapat 28 SOP.
j. Ada buku khusus untuk laporan overan.
k. Adanya media penyuluhan yang dapat dibaca pasien secara bebas
(leaflet).
l. Adanya sosialisasi cuci tangan untuk keluarga pasien.

2. Kelemahan (Weakness)
a. Belum optimalnya perawat dalam pelaksanaan cuci tangan 6 langkah
five moment oleh perawat.
b. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan keperawatan belum
optimal dilakukan.
c. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung
yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum dan sesudah
masuk ruangan.
d. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU.
e. Belum optimalnya penggunaan gelang identitas.
f. Perawatan luka masih menggunakan bethadine.
g. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang telah ditentukan
karena tidak adanya satpam atau penjaga keamanan di ruang ICU.
h. Pengelompokkan tempat sampah yang belum sesuai dengan standar
dari Program Pengendalian Infeksi RS.
i. Belum adanya ruangan khusus dispensing obat.

55
j. Tidak adanya bedside monitor cadangan.
k. Terdapat 1 buah alat ventilator mekanik.
l. Belum adanya central monitoring.
3. Peluang (Opportunities)
a. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
b. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu terkait dengan standar
akreditasi JCI.
c. Dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit atau fasilitas pelayanan yang
ada dibawahnya.
d. Adanya pelatihan di berbagai himpunan RS.
e. Adanya organisasi PPNI yang menangani profesi keperawatan.
f. Adanya penilaian mutu pelayanan di RS Dr. M Salamun
g. Adanya kebijakan Rumah Sakit dalam mengadakan pelatihan
-pelatihan bagi perawat ICU.
4. Ancaman (threat)
a. Adanya undang-undang tentang perlindungan.
b. Perbandingan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dengan RS yang
memiliki standar internasional
c. Adanya Rumah Sakit lain yang memiliki kualitas lebih baik dengan
standar akreditasi Joint Commission International (JCI).
d. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.

56
5.
3.7 Matriks SWOT

6. Eksternal 23. Strengths (S) : 24. Weakness (W) :


7. a. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 a. Belum optimalnya perawat dalam
8. pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five
9. sebanyak 12 orang dan S1 sebanyak 4
moment oleh perawat.
10. orang. b. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan
11. b. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU
12. keperawatan belum optimal dilakukan.
13. sebanyak 6 orang, BTCLS sebanyak 2 c. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga
14. orang, dan BHD sebanyak 16 orang. pasien yang berkunjung yang belum patuh
15. c. Kapasitas tempat tidur yang memadai,
16. dalam hal mencuci tangan sebelum dan
17. tempat tidur berjumlah 7 buah.
d. Alat tenun yang lengkap dan bersih. sesudah masuk ruangan.
18.
e. Ruangan ICU terbagi atas 3 ruangan yaitu d. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat
19.
20. ICU, ICCU, dan Intermediate. diruang ICU.
21. f. Sarana dan prasaran dalam kondisi baik. e. Belum optimalnya penggunaan gelang
22. In g. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan identitas.
ternal f. Perawatan luka masih menggunakan
penyakit yang diderita oleh klien.
h. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu bethadine.
model tim. g. Batas jam kunjung yang tidak sesuai
i. Sudah terdapat 28 SOP. peraturan yang telah ditentukan karena tidak
j. Ada buku khusus untuk laporan overan.
k. Adanya media penyuluhan yang dapat adanya satpam atau penjaga keamanan di

1
dibaca pasien secara bebas (leaflet). ruang ICU.
l. Adanya sosialisasi cuci tangan untuk h. Pengelompokkan tempat sampah yang
keluarga pasien. belum sesuai dengan standar dari Program
Pengendalian Infeksi RS.
i. Belum adanya ruangan khusus dispensing
obat.
j. Tidak adanya bedside monitor cadangan.
k. Terdapat 1 buah alat ventilator mekanik.
l. Belum adanya central monitoring.
25. Opportunities (O) : 26. SO Strategi: 27. WO Strategi :
a. Terbukanya kesempatan untuk a. Memiliki lulusan S1 Ners dan D3 sebagai a. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu
melanjutkan pendidikan. tenaga kesehatan yang profesional terkait dengan standar akreditasi JCI,
b. Adanya perbaikan dan peningkatan diharapkan dapat meraih kerja sama antar meningkatkan pelayanan keperawatan
rumah sakit didalam ataupun luar negeri. dengan cara meningkatkan fasilitas di ruang
mutu terkait dengan standar
b. Optimalisasi SPO terkait 6 sasaran ICU, mengoptimalkan cuci tangan 6
akreditasi JCI. keselamatan pasien dalam peningkatan mutu langkah, penggunaan gelang identitas,
c. Dapat menjadi rujukan bagi rumah pelayanan mengidentifikasi pasien sebelum melakukan
sakit atau fasilitas pelayanan yang tindakan keperawatan, pengelompokkan
c. SDM dengan lulusan S1 dan D3 yang
ada dibawahnya. tempat sampah, pengadaan ruangan khusus
berpengalaman, pedoman pengisian
d. Adanya pelatihan di berbagai dispensing.
dokumentasi asuhan keperawatan lengkap
b. Optimalisasi SPO terkait 6 sasaran
himpunan RS. dengan SOP tindakan keperawatan
e. Adanya organisasi PPNI yang keselamatan pasien dalam peningkatan mutu
merupakan alat untuk meningkatkan
pelayanan.
menangani profesi keperawatan. penilaian mutu pelayanan kesehatan RS.
c. Meningkatkan metode tim serta
f. Adanya penilaian mutu pelayanan di d. SDM dengan kualifikasi pendidikan S1 dan
meningkatkan pengalaman kerja perawat-

2
RS Dr. M Salamun D3 merupakan kekuatan untuk menangkap perawat di ruangan dengan cara menangkap
g. Adanya kebijakan Rumah Sakit peluang kebijakan rumah sakit dalam peluang kebijakan rumah sakit dalam
dalam mengadakan pelatihan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi mengadakan pelatihan-pelatihan bagi
-pelatihan bagi perawat ICU. perawat. perawat.
d. Adanya penilaian mutu pelayanan RS
menuntut ruangan untuk meningkatkan
fasilitas ruangan, dan standar operasional
prosedur dalam semua tindakan
keperawatan.
e. Meningkatkan pengalaman kerja perawat-
perawat diruangan ICU dengan cara
menangkap peluang kebijakan rumah sakit
dalam mengadakan pelatihan-pelatihan bagi
perawat ICU dan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan.
f. Koordinasi dalam pengandaan terkait tata
tertib ruangan secara tulisan rawat inap
untuk dapat ditempel disetiap ruang rawat
pasien agar dapat ditaati oleh keluarga
pasien
28. Threats (T) : 29. ST Strategi: 30. WT Strategi :
a. Adanya undang-undang tentang
a. Adanya perawat dengan kualifikasi a. Meningkatkan Standar operasional prosedur
perlindungan. pendidikan S1 dan D3 yang berpengalaman untuk melindungi hak-hak konsumen.
b. Perbandingan pelayanan kesehatan merupakan kekuatan untuk melindungi hak- b. Meningkatkan fasilitas ruangan,

3
oleh masyarakat dengan RS yang hak konsumen. mengoptimalkan operan diruangan,
b. Mewajibkan setiap perawat ruangan dapat pelaksanaan tindakan untuk memperkecil
memiliki standar internasional
c. Adanya Rumah Sakit lain yang mengikuti pelatihan yang menunjang terkait adanya perbandingan pelayanan kesehatan
instalasi oleh masyarakat dengan RS yang memiliki
memiliki kualitas lebih baik dengan c. Kapasitas tempat tidur yang memadai, standar internasional.
standar akreditasi Joint Commission tempat tidur dan alat tenun yang lengkap c. Meningkatkan fasilitas di ruangan ICU
International (JCI). dan bersih merupakan kekuatan untuk untuk memperkecil ancaman adanya rumah
d. Adanya tuntutan yang lebih tinggi memperkecil tuntutan dari pasien dan sakit yang memiliki standar internasional
keluarga untuk mendapatkan pelayanan dan kualitas Joint Commission
dari masyarakat untuk mendapatkan
yang profesional. International.
pelayanan yang professional. d. Perawat yang memiliki kualifikasi d. Optimalisasi pengelompokkan tempat
pendidikan S1 dan D3 merupakan kekuatan sampah yang tercukupi diruang pasien
untuk memperkecil persaingan antar rumah terkait persiapan verifikasi akreditasi rumah
sakit yang semakin kuat. sakit
e. Memaksimalkan model asuhan keperawatan e. Koordinasi dengan pengatur ruangan dalam
yaitu model tim untuk memaksimalkan penugasan terkait model tim dalam
kinerja perawat dalam memberikan pemberian asuhan keperawatan
pelayanan yang profesional
f. Menjaga kualitas pelayanan yang
profesional dengan memperhatikan hak
pasien
31.

4
3.8 Matriks IFE

32.
35. Ratin
N 33. Faktor 34. Bobot 36. Skor
g

37. 39. Kekuatan 41. 63. 85. 107.


1 a. Tenaga perawat yang berpendidikan D3 sebanyak 12 42. 64. 3 86. 0,24 S-W:
orang dan S1 sebanyak 4 orang. 0,0 65. 87. 108.
b. Perawat yang bersertifikat pelatihan ICU sebanyak 6
38. 66. 3 88. 0,3 =1,31-
orang, BTCLS sebanyak 2 orang, dan BHD sebanyak
43. 67. 89. 1,23
16 orang.
68. 90. 109.
c. Kapasitas tempat tidur yang memadai, tempat tidur
44.
69. 2 91. 0,04 = 0,08
berjumlah 7 buah.
0,1
d. Alat tenun yang lengkap dan bersih. 70. 92.
e. Ruangan ICU terbagi atas 3 ruangan yaitu ICU, 45.
71. 2 93. 0,08
ICCU, dan Intermediate.
72. 3 94. 0,06
f. Sarana dan prasaran dalam kondisi baik.
46.
g. Memiliki dokter spesialis sesuai dengan penyakit 73. 95.
yang diderita oleh klien. 74. 3 96. 0,24
47.
h. Sudah ada model asuhan keperawatan yaitu model
75. 2 97. 0,1
0,0
tim.
76. 98.
i. Sudah terdapat 28 SOP.
40. 77. 2 99. 0,06
48.
j. Ada buku khusus untuk laporan overan.
78. 100.
k. Adanya media penyuluhan yang dapat dibaca pasien

55
secara bebas (leaflet). 49. 79. 2
l. Adanya sosialisasi cuci tangan untuk keluarga pasien.
0,0 80. 101.
81. 1 0,04
50.
82. 2 102.
0,0
83.
84. 2 103.
51.
0,02
104.
52.
0,04
0,0
105.
53.
0,0 106.
0,04
54.

55.
0,0

56.

57.

56
0,0

58.
0,0

59.
0,0

60.

61.
0,0

62.
110. 112. Kelemahan 113. 133. 156. 179.
2 a. Belum optimalnya perawat dalam pelaksanaan cuci 114. 0,08
tangan 6 langkah five moment oleh perawat. 115.
134. 157.
b. Identifikasi pasien saat melakukan tindakan 116. 0,1
111. 117. 1 0,08
keperawatan belum optimal dilakukan. 118. 0,05 135. 158.
c. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang 119.
berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci 120. 136. 159.
121. 0,06 3 0,3
tangan sebelum dan sesudah masuk ruangan. 122. 0,04

57
d. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU. 123. 0,05 137. 160.
e. Belum optimalnya penggunaan gelang identitas. 124. 0,03
f. Perawatan luka masih menggunakan bethadine. 125. 161.
g. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang 126. 138.
0,15
127.
telah ditentukan karena tidak adanya satpam atau 3 162.
128. 0,04
penjaga keamanan di ruang ICU. 139.
129. 0,
h. Pengelompokkan tempat sampah yang belum sesuai
05 163.
dengan standar dari Program Pengendalian Infeksi RS.
140.
i. Belum adanya ruangan khusus dispensing obat. 130. 0,
j. Tidak adanya bedside monitor cadangan. 164.
08 141.
k. Terdapat 1 buah alat ventilator mekanik.
1. Belum adanya central monitoring. 131. 0, 165.
142.
08 0,12
2
132. 0, 166.
143.
04 0,04
1
144. 167.

2 0,1

145. 168.

2 0,06

146. 169.

147. 170.

148. 171.

58
149. 172.

150. 173.
2
0,08
151.
174.
152.
175.
2
0,1
153.
176.
1
0,08
154.
177.
1
0,08
155.
178.
1
0,04
182. 1, 183. 184. 185.
180. 181. Total nilai
00 2,54
186.

187. Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai
188. 1 = Sangat Lemah
189. 2 = Tidak Begitu Lemah
190. 3 = Cukup Kuat
191. 4 = Sangat Kuat
192. Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada.

59
a. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya.
b. Jumlah semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya dibawah
2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada diatas 2,5 menunjukkan posisi
internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya
tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
193.

60
3.9 Matriks EFE

194.
196. Bo 197. Ra 198. Sk
N 195. Faktor
bot ting or

199. 201. Peluang 202. 215. 228.


1 a. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan 203. 0,1 216. 3 229. 0,3
pendidikan. 204. 217. 230.
b. Adanya perbaikan dan peningkatan mutu terkait
200. 205. 0,0 218. 3 231. 0,2
dengan standar akreditasi JCI.
8 219. 4
c. Dapat menjadi rujukan bagi rumah sakit atau
206. 220. 3 232.
fasilitas pelayanan yang ada dibawahnya.
d. Adanya pelatihan di berbagai himpunan RS. 207. 0,0 221. 233. 0,2
e. Adanya organisasi PPNI yang menangani profesi
9 222. 2 7
keperawatan.
208. 223. 3 234.
f. Adanya penilaian mutu pelayanan di RS Dr. M
Salamun 209. 0,0 224. 235. 0,1
g. Adanya kebijakan Rumah Sakit dalam mengadakan 6 225. 3 2
pelatihan -pelatihan bagi perawat ICU. 210. 0,0 226. 236. 0,2
9 227. 3 7
211. 237.
212. 0,0 238. 0,2
7 1

61
213. 239.
214. 0,0 240. 0,1
4 2
241.
242. 244. Ancaman 245. 254. 264.
2 a. Adanya undang-undang tentang perlindungan hak 246. 0,1 255. 3 265. 0,3
konsumen. 2 256. 6
b. Perbandingan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
243. 247. 257. 3 266.
dengan RS yang memiliki standar internasional
248. 0,1 258. 267. 0,3
c. Adanya Rumah Sakit lain yang memiliki kualitas
249. 259. 2 268.
lebih baik dengan standar akreditasi Joint
250. 0,0 260. 269. 0,1
Commission International (JCI).
d. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 9 261. 8
untuk mendapatkan pelayanan yang professional. 251. 262. 2 270.
252. 263. 271.
253. 0,1 272. 0,2
275. 1,0 277. 2,5
273. 274. Total nilai 276.
0 7
278. Kesimpulan :
279. Berdasarkan pembobotan diatas di dapat hasil skoring dari kekuatan dan kelemahan (IFE) adalah 2,54 yang berarti
IFE sedang, hasil skoring peluang dan ancaman (EFE) adalah 2,57yang berarti EFE sedang.
280.
281. 1. 4. 7.
2. Kuat 5. Sedan 8. Le
3. 3.0
g mah 62
4,0 6. 2,0 9. 1,0
2,99 1,99
282.
283. 10. 13. I 14. II 15. III
284. 11. Tinggi 3,0
285. 4,0
12.
286. 16. 19. IV 20. V 21. VI
17. Sedang 2,0
2,99
18.
22. 24. VII 25. VIII 26. IX
23. Rendah 1,0
1,99

63
3.10 Perumusan Masalah

1. Prioritas Masalah

287. Proses untuk mendapatkan masalah di atas dengan menggunakan metode pembobotan yang memperhatikan aspek :
a Magnetude (Mg)

288. Kecenderungan besar dan masalah sering terjadi.


b Severity (Sv)

289. Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini.


c Manageability (Mn)

290. Berfokus kepada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya.


d Nursing Consent (Nc)

291. Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.


e Affordability (Af)

292. Ketersediaan sumber daya


293. .
294. Rentang nilai yang digunakan 1-5 dengan rincian :
295. 5 : Sangat penting
296. 4 : Penting
297. 3 : Cukup penting

64
298. 2 : Kurang penting
1 : Sangat kurang penting

299.
300. 301. MASALAH 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308.
N M S M N A SK KET
O
R
309. 310. Belum optimalnya
1 pelaksanaan cuci tangan 6 311. 312. 313. 314. 315. 316. 317.
langkah five moment oleh 5 5 5 4 4 23 I
perawat
318. 319. Belum adanya ruangan 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326.
2 dispensing 3 3 3 4 3 16 VI
327. 328. Resiko penyebaran
3 infeksi dari keluarga pasien
yang berkunjung yang belum 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335.
patuh dalam hal mencuci tangan 5 5 4 4 3 21 III
sebelum dan sesudah masuk
ruangan
336. 337. Masih kurangnya jumlah 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344.
4 tenaga perawat diruang ICU 3 3 3 4 5 18 IV
345. 346. Penerapan patient safety 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353.
5 goals belum dilaksanakan secara 5 5 4 4 4 22 II
maksimal (identifikasi pasien

65
dan komunikasi efektif)
354. 355. Batas jam kunjung yang
356. 357. 358. 359. 360. 361. 362.
6 tidak sesuai peraturan yang telah
4 4 4 3 2 17 V
ditentukan
363.
364.
2. Interpretasi / Prioritas Masalah

365. Interpretasi berdasarkan matriks prioritas masalah telah didapatkan sesuai prioritas masalah adalah :
a. Belum optimalnya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah fivemoment oleh perawat
b. Penerapan patient safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
c. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
d. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang telah ditentukan
e. Belum adanya ruangan dispensing
f. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum
dan sesudah masuk ruangan
3. Alternatif Penyelesaian Masalah Berdasarkan Masalah di atas :
a. Belum optimanya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five momentoleh perawat
366. Meredemonstrasikan tentang cuci tangan 6 langkah five moment bersama perawat ruangan
b. Penerapan patient safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
367. Melakukan mini seminar tentang penerapan identifikasi pasien.
c. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
368. Melakukan mini seminar tentang perhitungan ketenagaan perawat.
d. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang telah ditentukan
369. Melakukan pendidikan kesehatan tata tertib jam kunjung keluarga dan pembatasan pengunjung.
e. Belum adanya ruangan dispensing obat
370. Membuat draft proposal tentang tempat khusus untuk penyimpanan obat

66
f. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum
dan sesudah masuk ruangan
371. Melakukan pendidikna kesehatan pada pengunjung tentang penerapan cuci tangan 6 langkah
372.

373.

67
3.11 Analisa Fish Bone
1. Belum optimalnya perawat dalam pelaksanaan cuci tangan 6 langkah five moment oleh perawat

374.

Material:
- Tersedianya 1 wastafel dan sabun
Man : antibakterial untuk mencuci tangan
Belum optimalnya - Poster 6 langkah mencuci tangan
pelaksanaan cuci tangan 6 pada tempat mencuci tangan
langkah five moment oleh Money: - - Terdapat hand rub di setiap tempat
perawat tidur pasien.

PROBLEM

Belum optimalnya
Metode: Machine: - Environment: pelaksanaan cuci
- Adanya SOP mencuci tangan 6 langkah five
Wastafel tempat mencuci
tangan oleh perawat
tangan terdapat di bagian
- Berdiskusi dengan kepala
belakang ruangan
ruangan dan perawat

68
2. Belum adanya ruangan dispensing obat
375.
376. Man:
Belum adanya tenaga Material:
377.
farmasi di ruang ICU
378. khusus untuk pengaturan Terdapat lemari tempat
obat Money : - penyimpanan obat
379.
380.
381.
PROBLEM
382.
383.
384.
Belum adanya ruangan
385. Metode: Machine: Environment:
dispensing
386. - SPOpemberian obat Adanya tuntutan Tempat obat dan
- Prinsip 6 benar dalam akreditasi untuk pengoploposan obat
387. pemberian obat masih terbuka dan
pembuatan ruangan
388. dispensing tergabung dengan
ruangan lainnya
389.
390.
391.

69
3. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat diruang ICU
392.
393.
394.
395.
Man
396. Pemberian pelayanan
keperawatan kurang maksimal
397. dan beban kerja perawat
Money Material
398. meningkat

399.
PROBLEM
400.
401.
Methode MACHINE Enviroment
402.
Tingkatkan metode TIM Ruangan parkit Masih kurangnya
403. dalam setiap tindakan memiliki 16 orang jumlah tenaga perawat
keperawatan perawat sedangkan yang diruang ICU
404.
dibutuhkan 31 perawat
405.
406.
407.

70
408.
4. Penerapan patent safety goals belum dilaksanakan secara maksimal (identifikasi pasien dan komunikasi efektif)
409.
410.
411.
412.
413. Man
Perawat pelaksana kurang
414. menerapkan identifikasi,
415. komunikasi efektif kepada
pasien ketika memberikan
416. asuhan keperawatan Money Material
417.
PROBLEM
418.
419.
420.
Methode Machine Enviroment
421. Ada pembagian kerja - Penerapan patent safety
tim, namun pelaksanaan goals belum dilaksanakan
422. belum optimal secara maksimal
423. (identifikasi pasien dan
komunikasi efektif)
424.
425.

71
5. Batas jam kunjung yang tidak sesuai peraturan yang telah ditentukan
426.
427.
428.
429.
430. Man
431. - Belum adanya petugas
keamanan di ruang
432. ICU Material
433. - Masih ada pengunjung Terdapat aturan jam
yang berkunjung di kunjung pada pintu
434. luar jam berkunjung Money masuk ruang ICU
435.
436. PROBLEM

437.
438.
Methode Machine Enviroment
439. - Batas jam kunjung yang
440. tidak sesuai peraturan
yang telah ditentukan
441.

72
6. Resiko penyebaran infeksi dari keluarga pasien yang berkunjung yang belum patuh dalam hal mencuci tangan sebelum dan
sesudah masuk ruangan
442.
443.
MATERIAL
444. - Wastafel mencuci tangan untuk
445. keluarga pasien sebelum masuk
ruangan
MAN
446. - Adanya poster mencuci tangan 6
Kurangnya kesadaran
langkah di tempat mencuci tangan
447. keluarga pasien dalam
MONEY - Terdapat hand rub di setiap tempat
hal mencuci tangan
448. tidur pasien.

449. PROBLEM
450.
451.
METHODE MACHINE ENVIROMENT
452.
Dilakukan Resiko penyebaran infeksi dari
453. - SOP mencuci tangan -
penyuluhan mencuci keluarga pasien yang berkunjung
- Leaflet mencuci tangan
tangan setiap 1 yang belum patuh dalam hal
454. 6 langkah
minggu 1x oleh mencuci tangan sebelum dan
455. ruangan sesudah masuk ruangan.

456.
457.
458.

73
3.11PLANNING OF ACTION
459. 460. Mas 461. Kegia 462. 463. 464. M 465. 466. 467. 468.
N alah tan Tujuan Sasa etode Media Bi Waktu PJ
r
a
n
469. 470. Belu 471. Meredemonst 472. 473. 474. R 475. 476. 477. 479.
1 m rasikan tentang cuci Agar Pera edemo Komuni - 1 Ra
optimalnya tangan 6 langkah me w ntrasi kasi Ma d
pelaksanaa five moment nce a ret e
n cuci bersama perawat gah t 20 n
tangan 6 ruangan terj 17
langkah adi L
478.
fivemomen nya a
t oleh infe n
perawat ksi g
nos g
oko a
mia

71
l

480. 481. Pen 482. Mela 483. 484. 485. M 486. 487. 488. 489.
2 erapan kukan mini Agar Pera ini Komuni - 1 Kel
patient seminar me w semin kasi Ma o
safety tentang nce a ar ret m
goals penerapan gah t 20 p
belum identifikasi terj 17 o
dilaksanak pasien adi k
an secara nya
maksimal kes
(identifikas alah
i pasien) an
dala
m

72
mel
aku
kan
tind
aka
n
kep
era
wat
an
pad
a
pasi
en.
490. 491. Mas 492. Mem 493. 494. 495. M 496. 497. 498. 499. M
3 ih asukan Untuk Kep ini Draft - 3 ikhe A.
kurangnya Draft me a semin prop Ma Ratu
jumlah proposal me l ar osal ret
tenaga terkait nuh a 20

73
perawat kebutuhan i b 17
diruang jumlah pela i
ICU perawat yan d
sesuai an a
dengan kep n
penghitunga era g
n wat k
menggunaka an e
n rumus yan p
DepKes g e
2005 kepada opti r
Kepala mal a
ruangan w
sehingga a
kepala t
ruangan a
menindaklan n
juti masalah
tersebut

74
umtuk
melaporkan
kepada
bagian SDM
agar dapat
memenuhi
kebutuhan
jumlah
perawat

500. 501. Bata 502. Mem 503. 504. - PenKes 505. 507. 508. 509.
- Evaluasi
4 s jam pertegas tata Untuk Kelu Komuni - 2 Jov
kunjung tertib dan me a kasi Ma i
yang tidak jam kunjung nci r 506. ret t
sesuai keluarga pta g Leflet 20 a
peraturan atau kan a 17
yang telah pembatasan sua P R
ditentukan pengunjung san a .
a s L
yan i i

75
g e c
me n o
ndu
kun
g
rasa
ama
n
dan
nya
ma
n
bag
i
pasi
en
dan
ling
kun

76
gan
yan
g
terti
b
510. 511. Belu 512. Meng 513. 514. 515. D 516. 517. 518. 519.
5 m adanya ajukan Draft Untuk Kep iskusi Draft - 3 Ori
ruangan proposal me a prop Ma a
dispensing terkait nja l osal ret n
masalah min a 20 c
sehingga keu R 17 e
kepala tuh u
ruangan an a A
dapat fisi n f
menindaklan k g i
juti dan a
permasalaha kea n
n tersebut ma I
dengan nan C

77
menyiapaka oba U
n tempat t
khusus sert
untuk a
penyimpana ke
n obat mas
an
sam
pai
dise
rhk
an
kep
ada
pen
ggu
na.
520. 521. Resi 522. Berdi 523. 524. - PenKes 525. 526. 527. 528.
- Evaluasi
6 ko skusi dengan Untuk Kelu Draft 7 Ma

78
penyebaran pengunjung me a prop Ma r
infeksi dari tentang min r osal ret i
keluarga penerapan ima g 20 a
pasien cuci tangan lka a 17
yang 6 langkah n P T
berkunjung terj a .
yang adi s
belum nya i A
patuh pen e .
dalam hal yeb n
mencuci ara L

tangan n o

sebelum infe m

dan ksi i

sesudah
masuk
ruangan
529.
530.

79

Anda mungkin juga menyukai