Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat

membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal

tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif

(Stuart dan Sundeen, 1995).


Perilaku kekerasan adalah perilaku yang ditandai dengan menyentuh orang lain secara

menakutkan, mengucapkan kata-kata ancaman dan melukai pada tingkat ringan dan paling

berat atau merusak secara serius (Budi Anna Keliat, 2002).


Kesimpilan : Perilaku kekerasan adalah perilaku dimana seseorang melakukan tindakan yang

membahayakan dirinya maupun orang lain sebagai respon kekesalan atau kebutuhan yang

tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan merupakan hambatan perkembangan dan mengganggu hubungan
intrapersonal yang dapat meningkatkan stress dan ansietas yang dapat berakhir dengan
gangguan persepsi, klien mungkin menekan perasaan sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif. Kemudian faktor budaya yang tertutup dan membatas
secara diam dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima, Sedangkan faktor psikologis
merupakan faktor terjadinya kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk, masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan
yaitu ditolak atau dihina dan dianiaya. Selain itu faktor biologis juga akan menyebabkan
terjadinya kerusakan sistem limbik (pusat marah), lobus frontal, lobus temporal dan
ketidakseimbangan membrane transmiter turut berespon terhadap terjadinya perilaku
kekerasan.

B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah sebagai faktor pencetus terjadinya suatu perilaku kekerasan.
Dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dari orang lain, kondisi klien seperti
kelemahan fisik (penyakit fisik) keputusasaan, tidak berdayaan, percaya diri yang kurang,
dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan
C. Rentang Respons
Respons kemarahan dapat berfluktuasi sepanjang rentang respons adaptif dan maladaptif.
Respons adaptif Respons maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Keterangan

1. Respons Adaptif
Respons yang bisa diterima norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum
yang berlaku, diantaranya :
a. Asertif (pernyataan) adalah respon marah dimana individu maupun menyatakan
atau mengungkapkan perilaku kekerasan rasa marah (tidak setuju tanpa
menyalahkan orang lain)
b. Frustasi adalah respons yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan
kepuasan, rasa aman yang biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak
menemukan alternative.

2. Respons Maladaptif
Respons yang diberikan individu dalam menyelesaikan masalah yang sudah
menyimpang dari norma sosial dan kebudayaan, diantaranya :
a. Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk
mengungkapkan perilaku kekerasan yang sedang dialami untuk menghindari
suatu tuntutan nyata.
b. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan
individu menuntut sesuatu yang dianggap benar dalam bentuk destruktif tetapi
masih terkontrol.
c. Kekerasan (amuk) adalah respon atau perasaan marah dan bermusuhnan yang
kuat disertai hilang kontrol dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien dengan perilaku kekerasan

adalah :
1) Displacemen
Pengalihan emosi yang semula ditunjukkan pada seseorang atau benda kepada

orang lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam jiwanya.
2) Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimana suatu

masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam

penyaluran secara normal.


3) Proyeksi
Pengalihan unsur emoisonal dari suatu pikiran yang mengganggu dapat

bersifat sementara atau berjangka waktu.


4) Persepsi
Mengesampingkan secara tidak sadar tentang suatu pikiran, impuls atau

ingatan yang menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang.

III. A. Pohon Masalah


Resiko perilaku kekerasan

Perilaku Kekerasan

Harga diri rendah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :

Masalah Keperawatan

Perilaku kekerasan

Data yang dikaji

Data subyektif :

Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan


Klien mengatakan mersa orang lain mengancam
Klien mengatakan orang lain jahat.

Data Obyektif :
Muka tampak merah
Mata melotot
Tegang saat berbicara
Nada suara tinggi
Sering mengepalkan tangan
Mengatupkan rahangnya
Jalan mondar mandir

Diagnosa Keperawatan

Perilaku kekerasan

Rencana Tindakan Keperawatan

(Terlampir)

Daftar Pustaka

Aziz R, dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang. RSJD Dr. Amino Gonohutomo

Ernawati, Dalami. (2003). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa I. Jakarta : Trans Info

Media

Keliat Budi Ana. (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta : EGC

Stuart GW, Sudden. (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing ( 5 th ed). St. Louis Mosby
Year Book.

Tim Direktorat Keswa. (2000). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi I. Bandung : RSJP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai