Anda di halaman 1dari 16

Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Kabupaten Blitar

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem otonomi daerah
dalam menjalankan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola
daerah masing-masing. Otonomi daerah sendiri merupakan reformasi
terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi/ kabupaten/ kota
demi mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan ketatanegaraan baik
secara sosial maupun politik yang berasal dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber
keuangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Salah satu pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pajak daerah.
Pajak Reklame adalah bagian dari pajak daerah yang sangat potensial yang
merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD) selain retribusi daerah,
perusahaan daerah atau pengelolaan kekayaan daerah lainnya. Pajak
reklame merupakan salah satu pajak daerah yang mempunyai kontribusi
cukup besar dalam menunjang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Blitar.
Sebagai salah satu bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Jawa
Timur yang juga merupakan daerah otonom, dimana pemerintah daerahnya
juga mendapat kewenangan dari pemerintah pusat untuk mengetur dan
mengelola urusan rumah tangga sendiri. Sebagai daerah yang terus tumbuh
dan berkembang, tentunya pemerintah Kabupaten Blitar juga terus berupaya
untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat di daerahnya yang
diwujudkan dalam berbagai program pembangunan yang dilaksanakan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Semua hal ini dilakukan
dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Blitar. Dalam
rangka mewujudkan jalannya program tersebut maka dibutuhkan pula dana
cukup besar yang salah satunya dapat diperoleh dari optimalisasi
pendapatan daerah.
Dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah, Pemerintah Daerah
Kabupaten Blitar memberlakukan beragam jenis pajak daerah, yang
tentunya pemberlakuannya juga disesuaikan dengan peraturan-peraturan
perundang-undangan lebih tinggi yang berlaku di Indonesia. Penerimaan
pajak daerah Kabupaten Blitar digali dari pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak bumi
dan bangunan, pajak bea atas hak tanah dan bangunan dan pajak air bawah
tanah dan air permukaan. Dari berbagai jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah Kabupaten Blitar, pajak reklame merupakan salah satu pajak
yang memiliki prospek positif yang dapat dikembangkan dan dapat
meningkatkan PAD. Kabupaten Blitar merupakan daerah yang pertumbuhan
dan perkembangan perekonomiannya dapat dikatakan relatif cepat. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan perekonomian di Kabupaten Blitar dari
berbagai sektor khususnya pariwisata dan perdagangan tumbuh begitu pesat,
jika dipantau dari segi pariwisata dapat dilihat semakin banyaknya tenpat
pariwisata yang semakin banyak didirikan dan semakin dikenal di
Kabupaten Blitar. Dengan melihat perkembangan ini maka penerimaan PAD
dari sektor pajak reklame tentu memiliki potensi yang cukup penting
dipertimbangkan dalam meningkatkan PAD, karena dari sektor pariwisata
akan lebih banyak menggunakan media reklame untuk mempromosikan
berbagai jenis kegiatan usaha mereka. Hal ini dapat dilihat di sudut-sudut
daerah Kabupaten Blitar yang banyak terpampang berbagai macam reklame.
Beberapa penelitian terdahulu pernah dilakukan salah satunya oleh
Sulistyoningsih dan Farida. Mereka melakukan penelitian tentang kontribusi
pajak reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota
Surabaya. Dari hasil menunjukkan bahwa kontribusi pajak reklame di kota
Surabaya masih termasuk dalam kriteria kurang optimal. Masalah umum
yang dihadapi pada sektor pajak reklame ini adalah kurangnya kesadaran
dan peran serta masyarakat dalam meningkatkan pajak reklame ini,
disebabkan kurangnya sosialisasi pemerintah daerah kepada masyarakat
tentang pajak reklame, selain itu juga kurangnya pengawasan dari aparatur
pemerintah kota dalam rangka pengelolaannya. Salah satu contohnya adalah
adanya reklame yang tanpa ijin pemasangan dari pemerintah kota ataupun
reklame yang perijinannya sudah mati, serta banyak lagi hal-hal negatif
lainnya yang dapat mengurangi penerimaan pajak reklame. Disisi lain,
kontribusi pajak reklame terus diharapkan akan semakin meningkat dari
tahun ketahun untuk menambah penerimaan PAD agar tujuan otonomi
daerah untuk menciptakan kemandirian daerah di sektor keuangan akan
dapat terwujud.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari pajak
reklame terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah selama 5 (lima) tahun
yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 selain itu juga untuk mengetahui
kebijakaan yang telah dilakukan pemerintaqh Kabupaten Blitar dalam
mengoptimalkan pajak reklame. Berdasarkan uraian di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kontribusi
Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Blitar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi pajak reklame terhadap peningkatan pendapatan
asli daerah di Kabupaten Blitar?
2. Bagaimana kebijakan-kebijakan dan program yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan pemungutan pajak
reklame?
3. Bagaimana laju pertumbuhan pajak reklame dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar?
4. Bagaimana upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan pajak reklame di Kabupaten Blitar?

C. Tujuan Penlitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengkaji besar kontribusi pajak reklame terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2011-2015.
2. Mendiskripsikan kebijakan-kebijakan dan program yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan pemungutan pajak
reklame dari tahun 2011-2015.
3. Mengkaji laju pertumbuhan pajak reklame dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2011-2015.
4. Mendiskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan pajak reklame di Kabupaten Blitar dari tahun
2011-2015

D. Review Penelitian Terdahulu


Sulistyoningsih dan Farida (2014), meneliti tentang Kontribusi
Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatam Asli Daerah (PAD) Kota
Surabaya Kontribusi pajak reklame terhadap PAD pada periode 2008-2012
dalam kriteria sangat kurang yang disebabkan kurangnya kesadaran dan
peran serta masyarakat dalam meningkatkan pajak reklame. Deskriptif
kualitatif
Santhya Widowati (2015), meniliti tentang Analisis Kontribusi
Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2011-2013 Kontribusi pajak reklame dari tahun 2011
hingga 2013 mengalami kenaikan dan penurunan yang disebabkan proporsi
Pendapatan Asli daerah Kabupaten Sidoarjo kurangnya peminat konsumen
untuk memasang pajak reklame. Metode kualitatif

E. Tinjauan Pustaka
Pengertian Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1) pajak merupakan iuran rakyat kepada
negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada
mendapat jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditujukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Yang dimaksud Mardiamo
disini pajak merupakan pungutan yang diberikan rakyat kepada negara yang
gunanya untuk pembangunan.
Menurut Siti Resmi (2014 : 1) pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pajak ialah iuran wajib kepada Negara yang bersifat memaksa sesuai dengan
undang-undang yang berlaku tanpa adanya timbal balik yang dipergunakan
untuk membayar pengeluaran umum dan pembangunan.

Fungsi Pajak
Dalam Mardiasmo (2011:2) dijelaskan bahwa pajak memiliki dua fungsi,
yaitu :
1. Fungsi Budgeter, artinya bahwa pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Pajak
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi APBN dalam rangka
membiayai pengeluaran pemerintah baik pusat maupun daerah.
2. Fungsi Pengaturan, artinya bahwa pajak adalah sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi. Dalam hal ini pemerintah berwenang untuk
mengatur kegiatan-kegiatan produsen dan konsumen mencapai tujuan
masing-masing.

Pengelompokan Pajak
Dalam Mardiasmo (2011:3) dijelaskan bahwa pajak dikelompokkan menjadi
tiga :
1. Menurut Golongan
a. Pajak langsung, contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, contoh : Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif, contoh : PPN dan Pajak penjualan atas Barang
Mewah.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, contoh : PPh, PPN, dan PPNBM dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, dikelompokkan menjadi Pajak Provinsi dan Pajak
kabupaten/kota. Pajak Provinsi, terdiri dari : Pajak Kendaraan
Bermotor, Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok
adalah pajak atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.
Sedangkan pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari : Pajak Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak
Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.

Definisi Pajak Reklame


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, definisi Pajak Reklame adalah pajak atas
penyelenggaraan reklame. Sedangkan, definisi dari reklame merupakan
benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan atau
dinikmati oleh umum. Dalam rangka pengelolaan pajak reklame,
pemerintah harus memiliki dasar hukum yang kuat dalam pemungutannya,
sehingga dalam prosesnya tidak mengalami hambatan dan penolakan dari
masyarakat daerah setempat.

Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame


Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada Kabupaten atau Kota
sebagai berikut
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
nomor 130), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049).
3. Peraturan Pemerintahan Nomor 91 Tahun 2009 tentang Jenis
Pajak yang dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5179).
4. Peraturan Bupati Blitar Nomor 39 tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame.

Pajak Daerah
Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan pajak daerah
adalah kontribusi wajib kepada daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Berdasarkan pasal 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak
daerah yaitu :
1. Reklame Papan/ Billboard
Reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain
yang sejenis dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan,
tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan sebagai baik bersinar maupun
yang disinari.
2. Reklame Megatron/Videotron/Large
Reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program
reklame atau iklan bersinar dengan gambar atau tulisan berwarna yang
dapat berubah-ubah,terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik
3. Reklame Kain
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan
kain,termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis itu.
4. Reklame Melekat
Reklame yang berbentuk lembaran lepas,diselenggarakan dengan cara
disebarkan,dipasang, digantung pada suatu benda dengan ketentuan
luasnya tidak lebih dari 200 cm.
5. Reklame Selebaran
Reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara
disebarkan,dipasang,digantung pada suatu benda dengan cara
disebarkan, dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain.
6. Reklame Berjalan
Reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan
dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.
7. Reklame Udara
Reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas,
laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.
8. Reklame Suara
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang
diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara
alat.
9. Reklame Peragaan
Reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu
barang dengan tau tanpa disertai suara.
10. Reklame Film/Slide
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca
atau film, ataupun bahan-bahan sejenis, sebagai alat, untuk
diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada
di ruangan.

Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame


Menurut Peraturan Bupati Blitar Nomor 39 Tahun 2012 Dasar
pengenaan Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame adalah sebagai
berikut :
Pasal 2
1. Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa reklame.
2. Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
sebagai berikut :
a. Dalam hal diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang
memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, Nilai Sewa
Reklame dihitung berdasarkan jenis reklame, bahan yang digunakan,
lokasi penempatan, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah dan
ukuran media reklame.
b. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa
Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa pajak / masa
penyelenggaraan reklame dengan memperhatikan faktor-faktor
sebagaimana dimaksud huruf a.
3. Dalam hal Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diketahui dan atau dianggap tidak wajar, Nilai Sewa Reklame
ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
Pasal 3
1. Cara Penghitungan Pajak Reklame sebagaimana dimaksud pada pasal 2
ayat (3) ditetapkan :
a. Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1)
didasarkan atas NJOR dan NSPR, dengan rumus :
NSR = NJOR + NSPR
b. NJOR sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dihitung berdasarkan
ukuran reklame, harga dasar ukuran reklame, ketinggian dan harga
dasar ketinggian reklame dengan rumus :
NJOR = (Ukuran Reklame x Harga Dasar Ukuran Reklame) +
(Ketinggian Reklame x Harga Dasar Ketinggian Reklame).
c. Nilai Strategis Penyelenggaraan Reklame dihitung berdasarkan
Nilai Fungsi Ruang (NFR), Lokasi Pemasangan, Nilai Sudut
Pandang (NSP) dan Nilai Fungsi Jalan (NFJ), dengan rumus :
NSPR = (NFR + NSP + NFJ) x Harga Dasar NSPR
2. Nilai Strategis Pemasangan Reklame sebagaimana pada ayat (1) huruf c
dalam wilayah daerah diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori yaitu:
a. Klasifikasi Utama.
b. Klasifikasi A
c. Klasifikasi B
d. Klasifikasi C
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Klasifikasi Utama.
Reklame yang dapat dilihat dari 2 (dua) arah atau lebih yang
terpasang pada persimpangan jalan (pertigaan, perempatan,
perlimaan) antara jalan provinsi dan jalan kabupaten dengan radius
200 meter, dan terpasang pada area perdagangan dan pusat-pusat
perbelanjaan.
b. Klasifikasi A.
Reklame yang terpasang pada persimpangan jalan kabupaten
(pertigaan, perempatan, perlimaan) dengan radius 200 meter, dan
terpasang pada jalan Kabupaten/Provinsi.
c. Klasifikasi B.
Reklame yang terpasang dalam gedung dan atau lokasi kepadatan
kegiatan yang hanya terlihat dari dalam gedung tempat usaha
(Supermarket, Minimarket, Pertokoan, Pasar, Terminal ataupun
bentuk usaha lainnya) dan area kegiatan sekitarnya.
d. Klasifikasi C.
Reklame yang terpasang pada jalan selain klasifikasi A dan
klasifikasi B. Dasar dan rumusan perhitungan Nilai Sewa Reklame
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 4
Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen)
dihitung dari perhitungan Nilai Sewa Reklame. Sebagaimana pada ayat (1)
tersebut, Nilai Pajak Reklame dihitung dengan rumus :
25 % x (NJOPR +NSPR)
Perhitungan sebagaimana pada ayat (2) terdapat dalam lampiran Peraturan
Bupati ini.

Definisi Pendapatan Asli Daerah


Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah, definisi dari Pendapatan asli Daerah adalah pendapatan
yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat
(PAD) merupakan salah satu komponen penerimaan yang terbesar dalam sisi
penerimaan daerah, sehingga sumber penerimaan ini harus terus
ditingkatkan agar dapat menanggung pengeluaran-pengeluaran yang
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaraan
pemerintahan daerah akan dapat terlaksana secara optimal apabila diikuti
dengan sumber-sumber penerimaan daerah yang cukup memadai.
Penerimaan daerah merupakan wujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal
yang terdiri atas Pendapatan dan Pembiayaan. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah, dijelaskan bahwa sumber PAD terdiri dari : Hasil Pajak Daerah,
Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah.
Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Salah satu kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah daerah
dalam meningkatkan PAD adalah melalui upaya Intensifikasi. Sebagai
contoh upaya intensifikasi yang bisa dilakukan adalah melalui Perubahan
Tarif Pajak, Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengelola Pajak Daerah,
Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan pengawasan kepada masyarakat,
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya peran
serta masyarakat dalam meningkatkan pajak daerah. Selain upaya
intensifikasi, pemerintah daerah juga dapat memilih cara ekstensifikasi.
Ekstensifikasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan dengan menggali
sumber-sumber pendapatan asli daerah baru khususnya yang bersumber dari
pajak dan retribusi daerah, tetapi pada pelaksanaanya kegiatan ekstensifikasi
ini tidak boleh bertentangan dengan kaidah-kaidah dan peraturan yang
berlaku.
Eko Agus Budiyanto (dalam Halim, 2004:137) menjelaskan bahwa
kriteria yang harus dipenuhi dalam menetapkan jenis pajak baru adalah
sebagai berikut :
1. Objek pajak bersifat sebagai pajak dan bukan retribusi
2. Objek pajak terletak atau terdapat diwilayah daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan dan hanya melayani masyarakat di wilayah daerah yang
bersangkutan
3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku
4. Objek pajak merupakan objek pajak kabupaten/kota
5. Potensinya memadai
6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif
7. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat
8. Menjaga kelestarian lingkungan.

F. Kerangka Pemikiran
Dalam membiayai pembangunan, salah satu upaya pemerintah
daeah adalah menyerap dari sektor pajak. Hal ini dilakukan Kabupaten
Blitar untuk melakukan usaha-usaha peningkatan pajak daerah yang salah
satunya adalah pajak reklame secara optimal untuk mengisi kas daerah
guna membiayai pembangunan. Kerangka berfikir disini adalah seberapa
besarkah laju pertumbuhan pajak reklame terhadap pajak daerah, seberapa
besar kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dan efektifitas pajak
reklame ini di dalam penerimaan pajak daerah. Pajak reklame ini cukup
didalam hal penerimaan ataupun pendapatan asli daerah disamping sumber
pendapatan lain yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan daerah.

G. Alasan Pemilihan Objek


Untuk mengoptimalkan kontribusi pajak reklame agar dapat
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Blitar, dan
untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
kontribusi pajak reklame.

H. Unit Analisi
Unit analisis pada penelitian ini adalah oraganisasional, karena unit
yang dianalisis berfokus pada organisasional yaitu kontribusi pajak
reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD.

I. Jenis dan sumber data


Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah masalah yang diteliti lebih umum yang
memiliki wilayah luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kualiatif
ini merupakan jenis yang sesuai dengan data primer dan sekunder yang akan
diolah sesuai teori dimulai tahun 2011-2015.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah jenis data
primer dan sekunder. Data primer data yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi langsung dari objek penelitian yang akan digunakan sebagai
penelitian. Data primer ini didapat dari Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar.
Sumber data untuk penelitian ini diperoleh dari Dinas pendapatan
Kabupaten Blitar.
J. Teknik Perolehan Data
Sehubungan dengan data yang digunakan, dalam penelitian ini penulis
menggunakan data primer dan data sekunder. Data-data yang dihimpun
dalam penelitian ini adalah : Kondisi geografis kabupaten Blitar, Kondisi
kependudukan kabupaten Blitar, Kondisi perekonomian kabupaten Blitar,
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan, Peraturan
Daerah yang berkaitan dengan pemungutan pajak reklame, Pajak reklame
kabupaten Blitar, Dasar pengenaan, tarif dan cara perhitungan pajak reklame
kabupaten Blitar, Target dan realisasi penerimaan pajak reklame kabupaten
Blitar, Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah kabupaten Blitar dalam
meningkatkan Pajak Reklame kabupaten Blitar.

K. Identifikasi Konsep
Pendapatan Daerah dapat dilihat dari penerimaan uang yang
melalui
rekening kas umum daerah untuk menambah ekuitas dana pemerintah
juga merupakan sebagai hak daerah dalam melakukan penganggaran
selama satu tahun. Sehingga dapat mengoptimalisasikan bahwa
kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber yang akan
menjadi lebih baik lagi dari rencana pembangunan yang di akan
mendatang tanpa adanya suatu hambatan dari suatu tingkat nilai pada
anggaran yang sesuai dengan target. Sumber Pajak Reklame Pendapatan
Asli Daerah di Kabupaten Blitar untuk dikatakan berhasil apabila
perkembangan setiap tahun dilihat dari objek dan tingkatan konsumen
untuk melakukan pemasangan pajak reklame sesuai dengan fungsi
tersebut.

L. Teknik analisis data


Teknik Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui
beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghitung kontribusi pajak reklame terhadap PAD dengan cara :
a. Membuat Tabel Penerimaan Pajak Reklame, penerimaan pajak
daerah dan penerimaan PAD tahun anggaran 2011 sampai dengan
tahun 2015.
b. Menyusun tabel analisis kontribusi pajak reklame terhadap pajak
daerah dan PAD, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
X
Kontribusi Pajak Reklame Terhadap PAD= 100
Y

Keterangan :
X : Realisasi peneriman pajak reklame
Y : Realisasi penerimaan PAD
Berikut ini tabel penilaian kontribusi pajak reklame :
Tabel 1
Kriteria Kontribusi
Presentase Kriteria
0,00%-10% Sangat kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10-40% Cukup baik
40,10%-50% Baik
>50% Sangat baik

2. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan program yang telah dilakukan


pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan pemungutan pajak
reklame.
3. Menghitung laju pertumbuhan pajak reklame dengan cara :
X t X (t1 )
Gx = 100
X (t 1)

Keterangan :
Gx
: Laju Pertumbuhan Pajak Reklame pertahun

Xt
: Realisasi Penerimaan Pajakm Reklame pada tahun

tertentu
X ( t1)
: Realisasi Penerimaan Pajak Reklame pada tahun

sebelumnya
4. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat kontribusi pajak
reklame dalam meningkatkann Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Blitar.
5. Memberikan rekomendasi mengenai upaya yang sebaiknya dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan pajak reklame.
M. DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi Yogyakarta


Resmi, S. 2014. Perpajakan, Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta
Sulistyoningsih dan Farida. 2014. Kontribusi Pajak Reklame Dalam
Meningkatkan Pendapatam Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol 3, No.8.
Santhya Widowati. 2015. Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo Tahun
2011-2013. Jurnal Akuntansi.
Halim, A. 2004. Manajemen Keuangan Daerah Bunga Rampai. Edisi
Revisi. Yogyakarta. UPP AMP YKPP.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Peraturan Bupati Blitar Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame.

Anda mungkin juga menyukai