A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang menganut sistem otonomi daerah
dalam menjalankan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola
daerah masing-masing. Otonomi daerah sendiri merupakan reformasi
terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi/ kabupaten/ kota
demi mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan ketatanegaraan baik
secara sosial maupun politik yang berasal dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber
keuangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Salah satu pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pajak daerah.
Pajak Reklame adalah bagian dari pajak daerah yang sangat potensial yang
merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD) selain retribusi daerah,
perusahaan daerah atau pengelolaan kekayaan daerah lainnya. Pajak
reklame merupakan salah satu pajak daerah yang mempunyai kontribusi
cukup besar dalam menunjang pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Blitar.
Sebagai salah satu bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Jawa
Timur yang juga merupakan daerah otonom, dimana pemerintah daerahnya
juga mendapat kewenangan dari pemerintah pusat untuk mengetur dan
mengelola urusan rumah tangga sendiri. Sebagai daerah yang terus tumbuh
dan berkembang, tentunya pemerintah Kabupaten Blitar juga terus berupaya
untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat di daerahnya yang
diwujudkan dalam berbagai program pembangunan yang dilaksanakan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Semua hal ini dilakukan
dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Blitar. Dalam
rangka mewujudkan jalannya program tersebut maka dibutuhkan pula dana
cukup besar yang salah satunya dapat diperoleh dari optimalisasi
pendapatan daerah.
Dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah, Pemerintah Daerah
Kabupaten Blitar memberlakukan beragam jenis pajak daerah, yang
tentunya pemberlakuannya juga disesuaikan dengan peraturan-peraturan
perundang-undangan lebih tinggi yang berlaku di Indonesia. Penerimaan
pajak daerah Kabupaten Blitar digali dari pajak hotel, pajak restoran, pajak
hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak bumi
dan bangunan, pajak bea atas hak tanah dan bangunan dan pajak air bawah
tanah dan air permukaan. Dari berbagai jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah Kabupaten Blitar, pajak reklame merupakan salah satu pajak
yang memiliki prospek positif yang dapat dikembangkan dan dapat
meningkatkan PAD. Kabupaten Blitar merupakan daerah yang pertumbuhan
dan perkembangan perekonomiannya dapat dikatakan relatif cepat. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangan perekonomian di Kabupaten Blitar dari
berbagai sektor khususnya pariwisata dan perdagangan tumbuh begitu pesat,
jika dipantau dari segi pariwisata dapat dilihat semakin banyaknya tenpat
pariwisata yang semakin banyak didirikan dan semakin dikenal di
Kabupaten Blitar. Dengan melihat perkembangan ini maka penerimaan PAD
dari sektor pajak reklame tentu memiliki potensi yang cukup penting
dipertimbangkan dalam meningkatkan PAD, karena dari sektor pariwisata
akan lebih banyak menggunakan media reklame untuk mempromosikan
berbagai jenis kegiatan usaha mereka. Hal ini dapat dilihat di sudut-sudut
daerah Kabupaten Blitar yang banyak terpampang berbagai macam reklame.
Beberapa penelitian terdahulu pernah dilakukan salah satunya oleh
Sulistyoningsih dan Farida. Mereka melakukan penelitian tentang kontribusi
pajak reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kota
Surabaya. Dari hasil menunjukkan bahwa kontribusi pajak reklame di kota
Surabaya masih termasuk dalam kriteria kurang optimal. Masalah umum
yang dihadapi pada sektor pajak reklame ini adalah kurangnya kesadaran
dan peran serta masyarakat dalam meningkatkan pajak reklame ini,
disebabkan kurangnya sosialisasi pemerintah daerah kepada masyarakat
tentang pajak reklame, selain itu juga kurangnya pengawasan dari aparatur
pemerintah kota dalam rangka pengelolaannya. Salah satu contohnya adalah
adanya reklame yang tanpa ijin pemasangan dari pemerintah kota ataupun
reklame yang perijinannya sudah mati, serta banyak lagi hal-hal negatif
lainnya yang dapat mengurangi penerimaan pajak reklame. Disisi lain,
kontribusi pajak reklame terus diharapkan akan semakin meningkat dari
tahun ketahun untuk menambah penerimaan PAD agar tujuan otonomi
daerah untuk menciptakan kemandirian daerah di sektor keuangan akan
dapat terwujud.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari pajak
reklame terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah selama 5 (lima) tahun
yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2015 selain itu juga untuk mengetahui
kebijakaan yang telah dilakukan pemerintaqh Kabupaten Blitar dalam
mengoptimalkan pajak reklame. Berdasarkan uraian di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kontribusi
Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Blitar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi pajak reklame terhadap peningkatan pendapatan
asli daerah di Kabupaten Blitar?
2. Bagaimana kebijakan-kebijakan dan program yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan pemungutan pajak
reklame?
3. Bagaimana laju pertumbuhan pajak reklame dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar?
4. Bagaimana upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan pajak reklame di Kabupaten Blitar?
C. Tujuan Penlitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengkaji besar kontribusi pajak reklame terhadap peningkatan
pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2011-2015.
2. Mendiskripsikan kebijakan-kebijakan dan program yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Blitar untuk melakukan pemungutan pajak
reklame dari tahun 2011-2015.
3. Mengkaji laju pertumbuhan pajak reklame dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2011-2015.
4. Mendiskripsikan upaya yang sebaiknya dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan penerimaan pajak reklame di Kabupaten Blitar dari tahun
2011-2015
E. Tinjauan Pustaka
Pengertian Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1) pajak merupakan iuran rakyat kepada
negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada
mendapat jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditujukan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Yang dimaksud Mardiamo
disini pajak merupakan pungutan yang diberikan rakyat kepada negara yang
gunanya untuk pembangunan.
Menurut Siti Resmi (2014 : 1) pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu
keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan
pemerintah serta dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara
secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pajak ialah iuran wajib kepada Negara yang bersifat memaksa sesuai dengan
undang-undang yang berlaku tanpa adanya timbal balik yang dipergunakan
untuk membayar pengeluaran umum dan pembangunan.
Fungsi Pajak
Dalam Mardiasmo (2011:2) dijelaskan bahwa pajak memiliki dua fungsi,
yaitu :
1. Fungsi Budgeter, artinya bahwa pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Pajak
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi APBN dalam rangka
membiayai pengeluaran pemerintah baik pusat maupun daerah.
2. Fungsi Pengaturan, artinya bahwa pajak adalah sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
sosial dan ekonomi. Dalam hal ini pemerintah berwenang untuk
mengatur kegiatan-kegiatan produsen dan konsumen mencapai tujuan
masing-masing.
Pengelompokan Pajak
Dalam Mardiasmo (2011:3) dijelaskan bahwa pajak dikelompokkan menjadi
tiga :
1. Menurut Golongan
a. Pajak langsung, contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, contoh : Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut Sifatnya
a. Pajak Subjektif, contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Objektif, contoh : PPN dan Pajak penjualan atas Barang
Mewah.
3. Menurut Lembaga Pemungutnya
a. Pajak Pusat, contoh : PPh, PPN, dan PPNBM dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, dikelompokkan menjadi Pajak Provinsi dan Pajak
kabupaten/kota. Pajak Provinsi, terdiri dari : Pajak Kendaraan
Bermotor, Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok
adalah pajak atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.
Sedangkan pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari : Pajak Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak
Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Pajak Daerah
Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan pajak daerah
adalah kontribusi wajib kepada daerah adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Berdasarkan pasal 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak
daerah yaitu :
1. Reklame Papan/ Billboard
Reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain
yang sejenis dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan,
tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan sebagai baik bersinar maupun
yang disinari.
2. Reklame Megatron/Videotron/Large
Reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program
reklame atau iklan bersinar dengan gambar atau tulisan berwarna yang
dapat berubah-ubah,terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik
3. Reklame Kain
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan
kain,termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis itu.
4. Reklame Melekat
Reklame yang berbentuk lembaran lepas,diselenggarakan dengan cara
disebarkan,dipasang, digantung pada suatu benda dengan ketentuan
luasnya tidak lebih dari 200 cm.
5. Reklame Selebaran
Reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara
disebarkan,dipasang,digantung pada suatu benda dengan cara
disebarkan, dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain.
6. Reklame Berjalan
Reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan
dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.
7. Reklame Udara
Reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas,
laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.
8. Reklame Suara
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang
diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara
alat.
9. Reklame Peragaan
Reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu
barang dengan tau tanpa disertai suara.
10. Reklame Film/Slide
Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca
atau film, ataupun bahan-bahan sejenis, sebagai alat, untuk
diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada
di ruangan.
F. Kerangka Pemikiran
Dalam membiayai pembangunan, salah satu upaya pemerintah
daeah adalah menyerap dari sektor pajak. Hal ini dilakukan Kabupaten
Blitar untuk melakukan usaha-usaha peningkatan pajak daerah yang salah
satunya adalah pajak reklame secara optimal untuk mengisi kas daerah
guna membiayai pembangunan. Kerangka berfikir disini adalah seberapa
besarkah laju pertumbuhan pajak reklame terhadap pajak daerah, seberapa
besar kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dan efektifitas pajak
reklame ini di dalam penerimaan pajak daerah. Pajak reklame ini cukup
didalam hal penerimaan ataupun pendapatan asli daerah disamping sumber
pendapatan lain yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan daerah.
H. Unit Analisi
Unit analisis pada penelitian ini adalah oraganisasional, karena unit
yang dianalisis berfokus pada organisasional yaitu kontribusi pajak
reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD.
K. Identifikasi Konsep
Pendapatan Daerah dapat dilihat dari penerimaan uang yang
melalui
rekening kas umum daerah untuk menambah ekuitas dana pemerintah
juga merupakan sebagai hak daerah dalam melakukan penganggaran
selama satu tahun. Sehingga dapat mengoptimalisasikan bahwa
kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber yang akan
menjadi lebih baik lagi dari rencana pembangunan yang di akan
mendatang tanpa adanya suatu hambatan dari suatu tingkat nilai pada
anggaran yang sesuai dengan target. Sumber Pajak Reklame Pendapatan
Asli Daerah di Kabupaten Blitar untuk dikatakan berhasil apabila
perkembangan setiap tahun dilihat dari objek dan tingkatan konsumen
untuk melakukan pemasangan pajak reklame sesuai dengan fungsi
tersebut.
Keterangan :
X : Realisasi peneriman pajak reklame
Y : Realisasi penerimaan PAD
Berikut ini tabel penilaian kontribusi pajak reklame :
Tabel 1
Kriteria Kontribusi
Presentase Kriteria
0,00%-10% Sangat kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10-40% Cukup baik
40,10%-50% Baik
>50% Sangat baik
Keterangan :
Gx
: Laju Pertumbuhan Pajak Reklame pertahun
Xt
: Realisasi Penerimaan Pajakm Reklame pada tahun
tertentu
X ( t1)
: Realisasi Penerimaan Pajak Reklame pada tahun
sebelumnya
4. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat kontribusi pajak
reklame dalam meningkatkann Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Kabupaten Blitar.
5. Memberikan rekomendasi mengenai upaya yang sebaiknya dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan pajak reklame.
M. DAFTAR PUSTAKA