Anda di halaman 1dari 130

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA

MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI PENGGUNAAN


KOMBINASI METODE EKSPERIMEN DENGAN METODE MIND
MAPPING BERVISI SETS PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05
BRANGSONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Kimia

Oleh
Nurul Faizah
NIM : 053711238

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nurul Faizah
NIM : 053711238
Jurusan/Program Studi : Tadris Kimia
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 14 Juni 2012


Saya yang menyatakan,

Nurul Faizah
NIM. 053711238

ii
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 14 Juni 2012

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamu alakum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA
PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI
PENGGUNAAN KOMBINASI METODE EKSPERIMEN
DENGAN METODE MIND MAPPING BERVISI SETS
PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05 BRANGSONG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Nurul Faizah
Nim : 053711238
Jurusan : Tadris
Progam Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam bidang Munaqosah.
Wassalamu alaikum wr. Wb

iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 14 Juni 2012

Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamu alakum wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA
PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI MELALUI
PENGGUNAAN KOMBINASI METODE EKSPERIMEN
DENGAN METODE MIND MAPPING BERVISI SETS
PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NU 05 BRANGSONG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Nurul Faizah
Nim : 053711238
Jurusan : Tadris
Progam Studi : Tadris Kimia

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam bidang Munaqosah.

Wassalamu alaikum wr. Wb

v
MOTTO

Sholawat Penambah Ketenangan Hati


&
Harap Antri

vi
ABSTRAK

Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok


Laju Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen
dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI
IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Pelajaran 2011/2012.
Nama : Nurul Faizah
NIM : 053711238

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan kombinasi antara metode


eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok Laju Reaksi. Studi kasus siswa
kelas XI SMA NU 05 Brangsong tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 19
siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan
kombinasi antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
Metode ini merupakan suatu metode yang memanfaatkan imajinasi dan asosiasi
dengan belajar melihat gambaran secara keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek
Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling
mempengaruhi secara timbal balik dan dikombinasikan dengan praktikum yang dapat
membantu siswa untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar mind mapping
bervisi SETS, lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi kinerja guru dan
evaluasi belajar di tiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa dan hasil
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai tes evaluasi di tiap akhir siklus.
Sedangkan keberhasilan keaktifan siswa diperoleh dengan metode observasi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus
II. Pada tahap prasiklus, keaktifan siswa mencapai 52,63% dan rata-rata hasil belajar
66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63%, pada tahap ini tidak menggunakan
kombinasi antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
Kemudian dilaksanakan tindakan pada siklus I, dengan kombinasi antara metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS, siswa menjadi aktif dan
pemahaman konsep siswa lebih optimal. Keaktifan belajar siswa meningkat menjadi
68,75% dan rata-rata hasil belajar 69,47 dengan ketuntasan klasikal sebesar 64,73%.
Sedangkan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan, pada siklus
II keaktifan siswa mengalami peningkatan yaitu 88,15% dengan rata-rata hasil
belajar adalah 76,84 dan ketuntasan klasikal sebesar 89,47%. Dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa dengan kombinasi antara metode eksperimen dengan
metode mind mapping bervisi SETS, keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat.
Dengan demikian, diharapkan dari hasil penelitian ini akan bisa memberikan
sumbangsih dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, serta informasi sekaligus
masukan bagi civitas akademika Fakultar Tarbiyah IAIN Walisongo khususnya dan
segenap praktisi pendidikan pada umumnya, guna menciptakan satu pola pendidikan
yang senatiasa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

vii
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan
judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Laju
Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode
Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong
Tahun Pelajaran 2011/2012. dengan baik.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang jurusan Tadris Kimia. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat
bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
dengan rasa hormat yang dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sujai, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Atik Rahmawati M. Si, selaku Ketua Prodi Tadris Kimia Fakultas Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah
memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Ibu Ratih Rizki Nirwana, S,Si M.Pd, selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan waktu dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan
skripsi ini.
4. Drs Mahfud Junaedi M Ag, selaku Pembimbing II, yang telah memberikan waktu
dan bimbingan yang sangat berharga sampai selesai penulisan skripsi ini.
5. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
6. Bapak Drs. H. Mawardi, selaku Kepala sekolah SMA NU 05 Brangsong Kendal
yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

viii
7. Bapak Heri Supriyanto, ST, selaku guru kimia SMA NU 05 Brangsong Kendal,
yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.
8. Imamku tercinta Muhammad Zen, yang selalu ada dikala senang maupun susah
terima kasih untuk kasih sayang, doa, motivasi dan semuanya serta Buah hatiku
tersayang Uyun Najwa Zen, terima kasih dik untuk kasih sayangnya doa ibu
selalu menyertaimu.
9. Kedua orang tua (H.Musyafak dan Hj.Sunantin) & (Muhammad Toha dan Siti
Zaenabah) tercinta, yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayangnya.
10. Kakak-kakaku, (almarhum Muthrofin & Miftakhul yazid terima kasih kak untuk
kasih sayang yang singkat ini semoga Yang Khaliq mengikhlaskan surganya
untukmu), Kak In, Mbak Dah, Mbak Nung, Mbak Iroh, Kak Ring, Mbak Nur,
Kak Rif terimakasih untuk doa dan kasih sayangnya.
11. Keluarga besar PSHT IAIN Walosongo semarang,( mas Akmal, Mugni, Anshori,
Eli, Wahdah, Yumi, Qoqo dan saudara-saudaraku yang tidak dapat penulis tulis
namanya satu per satu) terima kasih untuk doa dan semangatnya serta selalu
memayu hayuning bawono.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil
yang telah didapat. Akhirnya, hanya kepada Allah penulis berdoa, semoga
bermanfaat adanya dan mendapat ridho dari-Nya, Amin Yarabbal aalamin.

Semarang, 14 Juni 2012


Penulis

Nurul Faizah
NIM. 053711238

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i
Pernyataan Keaslian ..................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................... iii
Nota Pembimbing......................................................................................... iv
Halaman Motto ............................................................................................ vi
Halaman Abstrak .......................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................. viii
Halaman Daftar Isi ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 4
1. Tujuan Penelitian ................................................... .... 4
2. Manfaat Penelitian ..................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ....................................................................... 6
B. Kerangka Teoritik................................................................... 7
1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar serta Faktor yang
Mempengaruhinya .......................................................... 7
2. Metode Eksperimen ......................................................... 12
3. Metode Mind Mapping..................................................... 12
4. Visi SETS ......................................................................... 17
5. Metode Mind Mapping bervisi SETS ............................... 19
6. Pengertian Kimia.............................................................. 21
7. Laju Reaksi ...................................................................... 21
C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 30
B. Subjek Penelitian ................................................................... 32

x
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 33
D. Kolaborator............................................................................. 34
E. Desain Penelitian ................................................................... 35
F. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 44
G. Indikator Keberhasilan .......................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus ............................................................................... 48
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 49
1. Siklus I ............................................................................. 49
2. Siklus II ............................................................................ 58
C. Pembahasan ........................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN , SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 75
B. Saran ...................................................................................... 75
C. Penutup .................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 4 : Kisi-kisi Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus I
Lampiran 5 : Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus I
Lampiran 6 : Kisi-kisi Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus II
Lampiran 7 : Instrumen Tes Ketuntasan Belajar Siklus II
Lampiran 8 : Kunci Jawaban Tes Ketuntasan Belajar Siklus I
Lampiran 9 : Kunci Jawaban Tes Ketuntasan Belajar Siklus II
Lampiran 10 : Indikator Keberhasilan Keaktifan Siswa
Lampiran 11 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
Lampiran 12 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 13 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 14 : Nilai Pra Siklus Keaktifan Siswa
Lampiran 15 : Hasil Analisis Nilai Keaktifan Siswa Siklus I
Lampiran 16 : Hasil Analisis Nilai Keaktifan Siswa Siklus II
Lampiran 17 : Lembar Observasi Guru Pengelolaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 18 : Lembar Observasi Guru Pengelolaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 19 : Gambar Mind Mapping bervisi SETS dengan tema Laju Reaksi
Lampiran 20 : Proses Kegiatan Belajar Melalui Penggunaan Metode Eksperimen
dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema dari Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Gambar 2.2 : Keterkaitan antar Unsur SETS
Gambar 2.3 : Metode Grafis untuk Menentukan Laju Rerata
Gambar 2.4 : Teori Tumbukan dengan Kompleks Teraktifasi
Gambar 2.5 : Teori Tumbukan
Gambar 3.1 : Kegiatan Inti Penelitian
Gambar 4.1 : Grafik Perbandingan Hasil Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping


Tabel 2.2 : Data percobaan antara gas hydrogen dengan nitrogen oksida pada
suhu 8000 C
Tabel 3.1 : Daftar Nama Siswa Kelas XI SMA NU 05 Brangsong
Tabel 3.2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 4.1 : Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1
Kimia merupakan salah satu dari cabang IPA yang dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pembelajaran pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Namun pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada
secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep
kimia karena guru cenderung dengan metode pembelajaran ceramah dengan
pencatatan materi yang konvensional, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin maju. Sehingga siswa sering bosan dengan pembelajaran kimia
yang berakibat pada hasil belajar kimia.
Kebosanan yang dialami siswa saat pembelajaran kimia yang berkepanjangan
akan mengakibatkan rendahnya hasil kimia pada siswa tersebut. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kualitas dan kuantitas
sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang menonjol dalam setiap usaha
pembaharuan sistem pendidikan Nasional. Upaya perbaikan, perubahan dan
pembaharuan di bidang pendidikan juga masih merupakan tanggung jawab guru
sebagai salah satu komponen kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satunya
yaitu penggunaan metode pembelajaran. Dalam metode pembelajaran guru
mempunyai peran yang sangat penting, dimana metode yang digunakan harus sesuai

1
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. (Jakarta Pusat : Depdiknas), hlm. 4.

1
dengan zaman atau kemajuan teknologi serta mampu diterapkan dalam sekolahan
tersebut.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kimia dianggap sebagai perangkat
faktor-faktor yang perlu dihafalkan. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan
siswa mengenai kegunaan kimia dalam praktek sehari-hari. Sehingga siswa cepat
bosan dan tidak tertarik pada mata pelajaran kimia. Padahal kimia juga bisa dipelajari
dengan pemahaman konsep dan pengetahuan nyata sehingga siswa dapat mengamati
atau mengalami sendiri. Dari observasi awal yang peneliti lakukan diketahui bahwa
hasil belajar kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong pada semester
genap tahun pelajaran 2010/2011 belum memenuhi kriteria ketuntasan baik secara
individual, klasikal maupun didasarkan pada Standar Ketuntasan Minimum (SKM)
mata pelajaran kimia yang telah ditetapkan dalam silabus ini yaitu mencapai
minimum 70 dan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut.
Berdasarkan beberapa tes harian, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IPA
masih relatif rendah.
Sebagian siswa kelas XI IPA kurang tertarik dengan pelajaran kimia.
Menurut mereka, kimia merupakan pelajaran yang membahas hal-hal abstrak yang
sulit digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga merasa
kesulitan dalam mempelajari kimia, khususnya yang ada hubungannya dengan rumus
dan hitungan. Keengganan siswa dalam menerima pelajaran kimia yang akhirnya
berakibat pada kurang kesiapan siswa dalam menerima pelajaran kimia yang
berujung pada hasil belajar kognitif yang masih di bawah standar ketuntasan belajar
klasikal standar. Adapun keaktifan siswa belum dapat dioptimalkan oleh guru
mengingat ketersediaan media, sarana dan prasarana yang terbatas.
SMA NU 05 merupakan sekolah yang baru didirikan dengan ketersediaan
media, sarana dan prasarana yang masih terbatas. Adanya keterbatasan tersebut
sebagai guru harus mengatur strategi dalam kegiatan belajar mengajar yang tepat.
Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, siswa tidak hanya dituntut untuk
mengetahui konsep & teori akan tetapi siswa juga di tuntut untuk trampil dalam
menerapkan pengetahuan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan dan
teknologi. Strategi yang dilakukan guru sebaiknya berorientasi pada tujuan

2
pembelajaran, mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial. Untuk itu
guru perlu menghadirkan suasana bermakna dalam pembelajaran dengan
keterbatasan yang ada.
Pembelajaran yang bermakna diharapkan dapat menghadirkan pengalaman
yang kongkrit dalam memahami konsep kimia yang menurut sebagian siswa adalah
konsep yang abstrak dan sulit untuk di aplikasikan dalam lingkungan sekitar. Metode
eksperimen merupakan metode yang sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam
atau di luar kelas maupun di dalam suatu laboratorium tertentu dan Fungsi dari
metode eksperimen merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menentukan
prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip - prinsip yang dikembangkan.
Sedangkan Metode Mind Mapping merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara
individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, merencanakan penelitian
baru.2 Pembelajaran ini menjadikan mengingat dengan lebih baik (konsentrasi),
karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan imajinasi dan asosiasi.
Mind map menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk
menghasilkan hasil yang maksimal. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang-
cabang melengkung, Mind map lebih merangsang secara visual daripada pencatatan
tradisional, yang cenderung linier dan satu warna sehingga ilmu yang diperoleh dari
pembelajaran mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengkaitkan
ilmu yang di dapat dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Keterkaitan ilmu pengetahuan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
tersebut bisa di ajarkan pada siswa melalui pendekatan SETS. SETS merupakan
akronim dari Science, Environment, Tecnology, and Society, bila diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat. SETS diturunkan dengan landasan filosofis yang mencerminkan
kesatuan unsur-unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam
susunan akronim tersebut3. Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang
membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam

2
Siberman, Melvin L, Active Learning: 101 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: PUSTAKA
INSAN MADANI, 2007), hlm. 188.
3
http://www.yatikurniawati.com/pendekatan-pembelajaran-bervisi-SETS-dalam-ipa/

3
kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
(SETS) sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi secara timbal balik. 4 Secara
keseluruhan keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak terpisahkan.
Metode Mind Mapping bervisi SETS merupakan suatu metode pembelajaran
yang memanfaatkan imajinasi dan asosiasi dengan belajar melihat gambaran secara
keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek Sains, Lingkungan, Teknologi dan
Masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik
yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat lebih baik.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka akan dilakukan upaya
pengembangan pembelajaran dengan mengkombinasikan antara metode
pembelajaran dengan visi, yaitu penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui
Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode Mind Mapping Bervisi
SETS Pada Siswa Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan
masalah dari skipsi ini adalah sebagai berikut: Apakah melalui penggunaan
kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS pada
materi pokok laju reaksi dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA
SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Manfaat dan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sesuai dengan latar
belakang dan perumusan masalah yang penulis paparkan yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode eksperimen
dengan metode Mind Mapping bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar kimia
pada materi pokok laju reaksi pada siswa XI IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun
Pelajaran 2011/2012.

4
Binadja Ahmad, Pendidikan SETS dalam Penerapannya dalam Mengajar, makalah disajikan
pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS, (Semarang: UNNES, 1999), hlm.3.

4
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar kimia siswa
2) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran
b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan kepada guru tentang
metode pencatatan yang tepat khususnya pokok bahasan laju reaksi.
2) Meningkatkan rangsangan bagi guru untuk menciptakan strategi
pembelajaran yang baik pada mata pelajaran kimia dan menciptakan
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk
semua pelajaran.
2) Memberikan perbaikan kondisi pembelajaran kimia di kelas XI IPA SMA
NU 05 Brangsong.

5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sementara yang penulis gunakan sebagai referensi awal
dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Dalam skripsi Evi Lisnayanti (4301405056) jurusan kimia Fakultas MIPA
Universitas Negeri Semarang yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode
Pembelajaran Mind Mapping bervisi SETS terhadap hasil belajar kimia siswa
untuk pokok bahasan Termokimia. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas
XI IPA SMA Negeri Semarang. Sebagai kelas eksperimen adalah kelas XI
IPA 3 sedangkan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI IPA 2.Setelah
pembelajaran, rata-rata hasil posttest pada kelas eksperimen sebesar 79 dan
kelas kontrol sebesar 73 dan untuk mengetahui ada tidaknya hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t. Hasil yang
diperoleh t hitung sebesar 4.689 dan t tabel sebesar 1,67. t hitung >t tabel berarti
bahwa belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dengan
demikian adanya pengaruh positif dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode mind mapping bervisi SETS terhadap hasil belajar siswa.
2. Dalam skripsi Nisa Nur Hidayanti (4301406056) jurusan kimia Fakultas
MIPA Universitas Negeri Semarang yang berjudul Efektifitas Pembelajaran
Bervisi SETS Berbasis Elektronik terhadap Hasil Belajar Kimia Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 2 Pemalang. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata hasil post test kelas eksperimen sebesar 78
dengan kriteria baik dan kelas kontrol sebesar 74 dengan kriteria cukup baik.
Uji peningkatan hasil belajar di peroleh t hitung > t tabel, artinya setelah
pembelajaran ada peningkatan hasil belajar yang signifikan. Rata-rata nilai
afektif dan psikomotorik kelas eksperimen sebesar 90 dan 91 dengan kriteria
sangat baik. Dengan demikian pembelajaran bervisi SETS berbasis elektronik
efektif membantu ketuntasan hasil belajar dan ada peningkatan hasil belajar
yang signifikan.

6
Persamaan dari hasil kedua penelitian di atas adalah pembelajaran dengan
bervisi SETS mempunyai pengaruh yang sangat baik untuk meningkatkan
motivasi dan hasil belajar yang dilakukan dengan penelitian kuantitatif.
Sedangkan perbedaan dari keduanya adalah metode yang digunakan. Oleh karena
itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode maupun visi yang sama
seperti yang digunakan pada penelitian pertama pada kajian pustaka di atas.
Tetapi pada metode dikombinasi dengan metode eksperimen, disesuaikan dengan
materi laju reaksi yang membutuhkan suatu percobaan dalam penyampaian
materi. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK. Sedangkan pada penelitian
yang kedua pada kajian pustaka di atas, peneliti menggunakan visi SETS sebagai
kajian relevansi dalam melakukan penelitian yang dilakukan pada SMA NU 05
Brangsong. Sehingga pembelajaran dengan mengkombinasikan metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS diharapkan dapat
diterapkan pada pembelajaran kimia dengan materi pokok Laju Reaksi dengan
jenis tindakan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas XI IPA SMA NU 05
Brangsong tahun ajaran 2011/2012 dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Kerangka Teoritik
1. Definisi Belajar dan Hasil Belajar serta Faktor yang Mempengaruhinya
a. Pengertian Belajar
Adapun definisi belajar menurut pakar pendidikan, diantaranya
sebagai berikut:
1) Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience.(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

7
3) Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).1

4) Dalam Kitab Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris

Belajar adalah perubahan perilaku secara sengaja melalui proses


pembelajaran.
5) Menurut T. Morgan
Learning is relatively permanent change in behavior which occurs as
result of eksperimence or praktice.3

Yang artinya adalah sebagai berikut:

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
hasil dari pengalaman atau latihan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh pengetahuan,
perubahan tingkah laku yang berasal dari proses pembelajaran atau hasil dari
interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya
sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan
perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.4 Hasil belajar juga
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapanpercakapan potensial

1
Agus Supriono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), Cet. IV, hlm. 2.
2
M. Muzamil Basir dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris,
(Mekkah: Darul Liwa,t.th.), hlm. 64.
3
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology,(New York: Pretice Hall,1971), hlm.187
4
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.49

8
atau kapasitas yang dimiliki seseorang.5 Berikut ini berapa definisi tentang
hasil belajar atau prestasi belajar antara lain:
1) Menurut Winkel: Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia yang berubah dalam sikap dan tingkah lakunya 6.
2) Hasil belajar menurut Gagne antara lain :
a) Informasi Verbal yaitu kualitas mengungkapkan pengetahuannya
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
b) Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang.
c) Strategi kognitif yaitu keaktifan menyalurkan aktifitas kognitifnya
sendiri.
d) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerakan dalam urusan dan koordinasi.
e) Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek.7
Dari definisi di atas, bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah
dicapai dalam suatu perubahan adanya proses, latihan atau pengalaman dan
usaha belajar dalam hal ini mewujudkannya berupa hasil.
c. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Menurut Benyamin Bloom secara garis besar hasil belajar
diklasifikasikan menjadi tiga antara lain:8
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari,
penerimaan, jawaban atau reaksi, menilai, organisasi dan internalisasi.

5
Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 102.
6
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm.45.
7
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 5-6.
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya)hlm. 22.

9
3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek, yakni gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan di atas penting diketahui
oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-
alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu :9
1) Faktor-Faktor Stimuli Belajar
Stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu yang merangsang,
individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli
dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan
eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.
2) Faktor-faktor metode belajar
Cara mengajar atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran ,
menyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar siswa sehingga
kemampuannya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara
efisien serta bermakna bagi siswa.10 Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin di capai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak
akan dapat melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun
metode mengajar. Metode yang digunakan seorang guru dapat
mempengaruhi proses belajar dari peserta didik, misalnya peta konsep,
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok tentang
tumbuhan atau klasifikasi hewan. Karena dengan peta konsep ini peserta

9
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 109-113.
10
Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia,( Bandung: Jurusan Pendidikan
Kimia Upi, 2000), hlm.118

10
didik akan lebih mudah mempelajarinya dan dengan peta konsep yang
dibuat oleh peserta didik tentunya daya ingat peserta didik terhadap materi
tersebut akan lebih baik.
3) Faktor-faktor individual
Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
seseorang, seperti kondisi kesehatan jasmani dan rohani, kapasitas mental,
usia dan lain sebagainya. Di samping itu faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat
diintisarikan seperti pada gambar 2.1 berikut:11

Alam
Lingkungan
Sosial

Luar Kurikulum

Guru/pengajar
Instrumental Sarana +
Fasilitas

Administrasi/
Faktor Manajemen

Kondisi Fisik
Fisiologi
Kondisi Panca
Indra

Dalam Bakat/
Motivasi

Psikologi Minat/
Kemampuan

Gambar 2.1 skema dari faktor yang mempengaruhi Kognitif/


proses dan hasil belajar Kecerdasan

11
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosda Karya, 2007).
hlm.107

11
2. Metode Eksperimen
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu
alam, ilmu kimia dan sejenisnya. Biasanya digunakan metode yang sifatnya
obyektif, baik yang dilakukan di dalam atau di luar kelas maupun di dalam suatu
laboratorium tertentu.12 Fungsi dari metode eksperimen merupakan penunjang
kegiatan proses belajar untuk menentukan prinsip tertentu atau menjelaskan
tentang prinsip - prinsip yang dikembangkan.
a. Keuntungan penggunaan metode eksperimen
1. Dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa
2. Siswa dapat mengalami proses
3. Siswa dapat mengembangkan ketrampilan inkuiri
4. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
5. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelaran lebih efektif dan
efisien.
b. Persiapan guru sebelum melaksanakan praktikum
1. Menentukan tujuan praktikum
2. Menyiapkan prosedur praktikum
3. Menyiapkan lembar pengamatan
4. Menyiapkan alat dan zat
5. Menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum13
3. Metode Mind Mapping
Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Yakni suatu cara mencatat yang
kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.14 Peta pikiran
membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada kertas dengan jelas,
lengkap dan mudah.

12
Ismail, SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAil
Media group, cet.IV, 2009), hlm.20
13
Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, hlm.122-123
14
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), Cet.
6, hlm. 4.

12
Metode ini merupakan visi terhadap keseluruhan otak yang membuat
siswa mampu membuat catatan yang menyeluruh satu pokok bahasan dalam satu
halaman. Dengan metode ini siswa akan mudah mengidentifikasi secara kreatif
apa yang telah mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan dengan dimulai
hal yang paling sederhana, misalkan mereka yang membuat Mind Map yang
bertemakan buah-buahan, maka tema utama adalah buah, selanjutnya buah
dikelompokkan lagi, pengelompokannya berdasarkan warna atau rasanya
sehingga siswa dapat lebih mudah memahami tentang buah.
Mind Mapping (peta pikiran) adalah suatu metode pencatatan yang
berbeda dari bentuk pencatatan secara konvensional.15 Lebih lanjut, peta pikiran
adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan
masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih
mudah memahaminya. Tabel 2.1 tentang perbedaan catatan biasa dengan Mind
Mapping berikut ini menjelaskan perbedaan antara catatan tradisional (catatan
biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind Mapping)
Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping.
Catatan Biasa Peta Pikiran (Mind Mapping)
1. Hanya berupa tulisan-tulisan 1. Berupa tulisan, symbol dan gambar
saja 2. Berwarna-warni
2. Hanya dalam satu warna 3. Untuk mereview ulang diperlukan
3. Untuk mereview ulang waktu yang pendek
memerlukan waktu yang lama 4. Waktu yang diperlukan untuk
4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
belajar lebih lama 5. Membuat individu menjadi lebih
5. Statis kreatif.

Dari uraian tersebut, peta pikiran (Mind Mapping) adalah suatu teknik
mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan
adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun

15
Yovan P. Putra, Memori dan Pembelajaran Efektif, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008),
hlm. 257.

13
secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
a. Cara Membuat Mind Map (Peta Pikiran)
Karena mind map begitu mudah dan alami, bahan-bahan untuk
membuat mind map sangatlah sedikit antara lain:
1) Kertas kosong yang tak bergaris
2) Pena dan pensil warna
3) Otak
4) Imajinasi
Cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut:
1) Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjang nya diletakkan
mendatar. Dimulai dari tengah untuk memberi kebebasan pada otak agar
dapat menyebar ke segala wilayah dan untuk mengungkapkan dirinya
dengan lebih bebas dan alami.
2) Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah gambar dapat
memberikan seribu makna kata dan membantu dalam menggunakan
imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap
lebih fokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3) Menggunakan warna. Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar.
Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada
pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4) Menghubungkan gambar-gambar utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan
seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengingatkan
dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Sehingga mind mapping akan
lebih mudah di mengerti dan di ingat.
5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. garis yang
berupa garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang lurus
dan organis, seperti cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.
6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map. Setiap

14
kata tunggal atau seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan
hubungannya sendiri. Penggunaan kata tunggal, akan lebih bebas dan
lebih bisa memicu ide serta pikiran baru.
7) Menggunakan gambar. Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata. Jadi bila mempunyai 10 gambar di dalam mind map maka
mind map tersebut setara dengan 10.000 kata catatan. 16
b. Kiat-kiat untuk membuat Mind Mapping (peta pikiran)
Ada beberapa kiat dalam pembuatan Mind Mapping (peta pikiran) antara lain:
1) Di tengah kertas membuat lingkaran dari gagasan utama
2) Menambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci
gunakan pulpen warna-warni.
3) Menuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang, kembangkan
untuk menambahkan detail-detail.
4) Menambahkan simbol dan ilustrasi.
5) Menggunakan huruf kapital
6) Menulis gagasan-gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.
7) Menghidupkan peta pikiran Anda.
8) Menggarisbawahi kata-kata tersebut dan gunakan huruf-huruf tebal.
9) Sikap kreatif dan berani
10) Menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau
gagasan-gagasan.
11) Membuat peta pikiran secara horisontal.17
c. Fungsi Mind Map (Peta Pikiran)
Menurut Tony Buzan, peta pikiran dapat membantu banyak hal, yaitu :
1) Merencanakan
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menyelesaikan masalah

16
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 14-16.
17
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success (Bandung: PT.
Mizan Pustaka 2003), hlm. 157.

15
5) Memusatkan perhatian
6) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
7) Mengingat dengan lebih baik
8) Belajar lebih cepat dan efisien
Menurut Michael Michaliko dalam buku Cracking Creative Mind
Mapping, mengatakan bahwa kegunaan peta pikiran adalah :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan.
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian informasi-informasi
yang saling terpisah.
5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan membantu kita dalam
membandingkan.18
d. Tujuan Pembuatan Mind map (Peta Pikiran)
Peta pikiran mengajarkan cara mencatat yang sistematis dan
mendorong aliran proses berfikir yang alami, yakni dengan menciptakan
putaran umpan balik yang positif antara otak dan catatan. Potensi otak
menghasilkan gagasan yang sangat tidak terbatas. Kemampuan ini dicapai
secara maksimal jika membiarkan ide mengembara seperti air yang mengalir,
bebas belum ada keinginan untuk menatanya. 19
Tujuan peta pikiran adalah menciptakan atau menangkap pikiran serta
data yang dianggap penting sesuai dengan cara sendiri, sedang membuat
catatan merupakan kegiatan mengorganisasikan pikiran sendiri (kreativ,
inovatif). Mencatat berarti meringkas pikiran orang lain seperti diekspresikan
dalam buku, artikel, ceramah dan sebagainya. 20
Tujuan membuat Mind Mapping adalah untuk mengingat segala
sesuatu yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagas sentral.

18
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, hlm. 6.
19
P. Pasaribu, T. Lukman, Melipat gandakan Potensi Otak Teknik Praktis Melejitkan Daya
Ingat, (Jakarta: Gramedia 2005), hlm. 69.
20
P. Pasaribu, T. Lukman, Melipat gandakan Potensi Otak Teknik Praktis Melejitkan Daya
Ingat, hlm. 70.

16
Karena pikiran akan mengeluarkan gagasan lebih cepat dari yang akan ditulis.
Maka tidak boleh ada waktu sela dalam menulis. Jika berhenti akan melihat
pena atau pensil bergetar diatas kertas. 21
e. Manfaat Mind Mapping
Ada beberapa manfaat dalam penggunaan Mind Mapping atau peta
pikiran antara lain:
1) Fleksibel, jika seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan
suatu hal tentang pemikiran, Anda dapat dengan mudah menambahkannya
ditempat yang sesuai dalam peta pikiran Anda tanpa harus kebingungan.
2) Dapat memusatkan perhatian, Anda tidak perlu berfikir untuk menangkap
setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat berkonsentrasi pada
gagasan-gagasannya.
3) Meningkatkan pemahaman, ketika membaca tulisan atau laporan teknik,
peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan
tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.
4) Menyenangkan, imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas. Dan hal itu
menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih
menyenangkan.22
4. Visi SETS
Pembelajaran sains di sekolah sekolah selama ini kebanyakan hanya
menekankan pada pembelajaran sainsnya saja tanpa menghubungkan dengan
unsur lain seperti teknologi, lingkungan maupun masyarakat yang tergabung
dalam SETS. Untuk itulah pembelajaran bervisi SETS memberi penekanan
penting pada kesalingterkaitan antar elemen-elemen SETS.
SETS kepanjangan dari Science, Environment, Technology and Society,
dalam bahasa Indonesia menjadi sains (ilmu pengetahuan), lingkungan, teknologi
dan masyarakat. Pada konteks pembelajaran bervisi dan bervisi SETS, urutan
SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk
teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan Masyarakat (S- kedua) diperlukan

21
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success,hlm. 106.
22
Bobi De Poter dan Mike Hernacki, Quantum Theacing Student Success, hlm. 172.

17
pemikiran tentang berbagai implikasinya dalam Lingkungan (E) secara fisik
maupun mental. Oleh karena itu unsur sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat saling berkaitan satu sama lain.
Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah
pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini
mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu
kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik. Sementara visi SETS
merupakan cara pembelajaran dengan cara mengaitkan aspek Sains, Lingkungan,
Teknologi dan Masyarakat yang sesuai secara timbal balik sebagai satu bentuk
keterkaitan intergratif. Dengan demikian, SETS dapat di anggap sebagai simpul
pertemuan (hub) antar berbagai (ilmu) pengetahuan yang telah dan akan diketahui
oleh manusia.23Keterkaitan antar unsure SETS dijelaskan pada Gambar 2.2
dibawah ini:
Society

Science

Environment Technology

Gambar 2.2 Keterkaitan antar unsur SETS


a. Karakteristik Visi SETS
Ada beberapa karakteristik dari visi SETS, antara lain:
1) Tetap memberi pengajaran sains.
2) Membawa murid ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk
teknologi untuk kepentingan masyarakat.

23
Binadja Achmad,2005c, Pedoman praktis Pengembangan Rencana Pembelajaran
Berdasar Kurikulum 2004 Bervisi dan berpendekatan SETS(Science, Environment, Technology
and Society),Semarang Laboratorium SETS UNNES Semarang . Hlm.8

18
3) Meminta murid untuk berfikir tentang bagaimana kemungkinan akibat yang
terjadi dalam proses pentrasferan sains tersebut ke bentuk teknologi.
4) Meminta murid untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur sains yang
dibincangkan dengan unsur lain SETS.
5) Membawa murid untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian
daripada menggunakan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk
teknologi berkenaan.
6) Dalam konteks kontruktivisme, murid dapat diajak berbincang tentang
SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam titik awal
bergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa yang
bersangkutan.24
b. Kelebihan Visi SETS
Dianjurkan Visi SETS tersebut adalah karena sejumlah kelebihan
berikut:
1) Visi SETS memberi peluang pada peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan sekaligus kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan data
analisis dan sintesis yang bersifat komprehensif dengan memperhitungkan
aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai satu kesatuan
tak terpisah.
2) Visi SETS memberi wadah secara mencukupi kepada para pendidik dan
peserta didik untuk menuangkan kemampuan berkreasi dan berinovasi di
bidang minatnya dengan landasan SETS secara kuat.
3) Visi SETS memberi kesempatan pendidik dan peserta didik untuk
mengaktualisasikan diri dengan kelebihan SETS
4) Visi SETS mengukur keberhasilan penyampaian suatu konsep dalam
pembelajaran bervisi SETS dengan adanya suatu evaluasi. Evaluasi bersifat
non konvensional yakni yang ditekankan disini bukan hanya konsep dasar

24
Binadja Ahmad, 1999.Pendidikan SETS Penerapannya pada Pada Pengajaran.Makalah
disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerja sama antara SEAMEO RESCAM
dan UNNES, 14-15 Desenber 1999, hlm.6

19
tetapi juga pengembangan aplikasi konsep dasar tersebut dan
25
keterkaitannya dengan unsur-unsur SETS.
Ciri Pembelajaran bervisi SETS perlu ditampilkan. Yang di maksud di sini,
konsep sains yang dipelajari tidak sekedar diperkenalkan sebagai konsep sains
murni akan tetapi dikaitkan dengan unsur lain dari SETS. Pembelajaran bervisi
SETS dapat bersifat sangat menantang , pengajaran sains bervisi SETS akan sangat
membantu perkembangan intelektual, penalaran, ketrampilan, serta inisiatif dan
kreatifitas siswa.
Di dalam pengajaran menggunakan visi SETS, Siswa diminta
menghubungkaitkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah murid
menghubungkaitkan antara konsep sains yang di pelajari dengan benda-benda
berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga
memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan
konsep tersebut dengan unsur lingkungan, teknologi, masyarakat, baik dalam
bentuk kelebihan ataupun kekurangannya.26
5. Metode Mind Mapping bervisi SETS
Metode Mind Mapping merupakan pembelajaran yang membantu siswa
untuk belajar lebih cepat, mudah dan efisien melalui pengaitan antara konsep yang
telah dimiliki. Pembelajaran itu menjadikan mengingat lebih baik (konsentrasi)
karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan imajinasi dan
asosiasi.
Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah
pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini
mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu
kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik.27Secara keseluruhan,
keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak terpisahkan. Metode Mind
Mapping bervisi SETS merupakan suatu metode pembelajaran yang
memanfaatkan imajinasi dan asosiasi dengan belajar melihat gambaran secara

25
Binadja Achmad,2005c, hlm.10
26
Binadja Ahmad, 1999, hlm.24
27
Binadja Ahmad,1999, hlm.7

20
keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek sains, lingkungan, teknologi dan
masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi secara timbal balik
sehingga dapat membantu siswa belajar lebih cepat, mudah dan efisien.
6. Pengertian Kimia
Chemistry is the study of matter and the changes it undergoes.28 Kimia
adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat. Sedangkan ilmu
kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) yang
mengambil materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan oleh ilmu kimia
adalah deskripsi tentang materi, khususnya kemungkinan perubahan menjadi
benda lain (transformation of matter) secara permanen serta energi yang terlibat
dalam perubahan termaksud.29
7. Laju Reaksi
a. Kemolaran
Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan secara
kuantitatif dan ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara
kuantitatif. Suatu istilah yang sangat berguna yang berkaitan dengan
stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau
molaritas, dengan symbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solute
dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang dinyatakan dalam liter.30

Molaritas =
1) Pelarutan Zat Terlarut Murni
Zat kimia di laboratorium kebanyakan berupa zat padat. Larutan
dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah
tertentu. Prosedur pembuatan larutan dengan molaritas tertentu dapat
dilakukan dengan cara:

28
Raymond Chang, Chemistry, (America: Northern Arizona University, 2005), 8th Ed., p.4.
29
I Made Sukarna, JICA Kimia Dasar 1, ( Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES), hlm. 1
30
James E. Brady, KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1,(Jakarta: Bina rupa
Aksara,1999),Hlm.98

21
a) Zat terlarut atau solut ditimbang dengan tepat, dimasukkan kedalam
labu takar.
b) Air yang sudah didestilasi ditambahkan.
c) Labu digoyang dan diputar untuk melarutkan solute.
d) Setelah iti air ditambah lagi, dengan menggunakan pipet tetes, air
ditambah hati-hati sehingga volumenya sampai pada garis yang
mengelilingi leher labu tersebut.
e) Labu ditutup kemudian dikocok agar larutan menjadi homogen.

2) Pengenceran Larutan Pekat


Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut yang diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Melalui proses ini mol solute tetap konstan dan hanya
volumenya yang bertambah. Jika molaritas larutan M dengan volume V,
akan didapatkan jumlah mol dalam solute.

MxV=
=
Karena jumlah mol solute tetap sama selama pengenceran, maka hasil
perkalian molaritas dengan volume senyawa yang semula digunakan
(MiVi) harus sma dengan hasil akhir senyawa tersebut setelah pengenceran
(MfVf). Hal ini menghasilkan persamaan: 31
MiVi = MfVf

b. Konsep Laju Reaksi


1) Pengertian laju reaksi
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi
ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju
bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan
dalam mol per liter tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer,
millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan sebagai konsentrasi.

31
James E. Brady,KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1,hlm.102-103

22
Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari, atau bahkan tahun, bergantung
apakah reaksi itu cepat ataukah lambat.32
2) Stoikiometri laju reaksi
Bahwa dalam setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan
umum diantaranya: A B
A diumpamakan sebagai reaktan dan B sebagai produk. Persamaan ini
memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul
reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk. Sebagai hasilnya
dapat diamati hasilnya dengan cara memantau menurunnya konsentrasi
reaktanatau meningkatnya konsentrasi produk. Menurunnya jumlah
molekul A dan meningkatnya jumlah molekul B seiring dengan
waktu.Secara umum lebih mudah menyatakan laju dalam perubahan
konsentrasi terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi di atas laju dapat
dinyatakan sebagai:
[] []
Laju = atau Laju =

dengan [A] dan [B] adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas)


selama waktu t. Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu
tersebut, [A] merupakan kuantitas negative. Laju reaksi adalah kuantitas
positif, sehingga tanda minus diperlukan dalam rumus laju agar lajunya
positif. Sebaliknya, laju pembentukan produk tidak memerlukan tanda
minus sebab [B] adalah kuantitas positif (konsentrasi B meningkat
seiring waktu)
Sedangkan untuk penulisan rumus laju untuk reaksi yang lebih
rumit, misalkan, reaksi: 2A B
Dua mol A menghilang untuk setiap mol B yang terbentuk. Dengan
demikian hilangnya A adalah 2 kali lebih cepat dibandingkan laju
terbentuknya B. Penulisan lajunya sebagai:
1 [] []
Laju = - 2 t
atau laju =

32
Keenan,dkk, Kimia Untuk Universita Jilid 1,(Jakarta: Penerbit Erlangga 1984),hlm. 516

23
Untuk reaksi: aA + bB cC + dD
1 A 1 B 1 C 1 D
Lajunya reaksinya
a t b t c t d t 33
3) Penentuan laju reaksi
Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika
rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:

Kecepatan rerata =
=

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi
perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu
terjadinya reaksi:

Laju reaksi rerata =

Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju
reaksi mempunyai satuan mol L-1 s-1. sebagai contoh reaksi fasa gas:
NO2 (g) + CO(g) NO(g) + CO2 (g)
NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO 2. Jika
sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat
diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, tterhadap
interval waktu, :
[] []
Laju rerata =
=

Perkiraan ini bergantung pada intervak waktu yang dipilih, sebab laju
dihasilkannya NO berubah dari waktu ke waktu. Dari data pada gambar
2.3 laju reksi rerata pada 50 detik pertama adalah:

0,0160 1
Laju rerata =
= = 3,2 1014 1 1
50 0

Selama 50 detik pertama, laju rerata ialah 1,6 x 10 -4 mol L-1 s-1,
dan selama 50 detik ketiga ialah 9,6 x 10-5 mol L-1 s-1. Jelas bahwa reaksi
melambat dengan berlalunya waktu, dan memang laju rerata bergantung

33
Raimond Cang,Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti jilid 1(Jakarta: Penerbit
Erlangga.2005),hlm.30-31

24
pada interval waktu yang dipilih, Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan
metode grafis untuk menentukan laju rerata. Laju rerata ialah lereng garis
lurus yang menghubungkan konsentrasi pada titik awal dan titik akhir
pada suatu interval waktu. Laju sesaat suatu reaksi diperoleh dengan
menganggap waktu yang sangat kecil, (dengan demikian nilai
yang semakin kecil). Sewaktu mendekati 0, laju menjadi lereng kurva
pada waktu t. Lereng ini ditulis sebagai turunan [NO] terhadap waktu:
[]+[] []
Laju sesaat = 0
=

Laju sesaat suatu reaksi pada saat awal ( pada t = 0 ) disebut laju awal
reaksi tersebut.

Gambar 2.3 Metode Grafis untuk menentukan Laju Rerata34

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Factor-faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu reaksi kimia antara lain:
1) Sifat pereaksi
Dalam suatu reaksi kimia, terjadi pemutusan ikatan dan
pembentukan ikatan baru, sehingga kelajuan reaksi harus tergantung pada
macam ikatan yang terdapat. Secara percobaan kecepatan reaksi
tergantung pada senyawa-senyawa yang melakukan reaksi bersama.
Sebagai contoh, reaksi permanganate dalam larutan bersifat asam oleh ion

34
David W Oxoby, Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 416-417

25
ferro, terjadi sangat cepat. MnO 4 akan lenyap secepat penambahan
larutan ferro sulfat, factor yang menentukan adalah kecepatan
bercampurnya larutan. Pada keadaan lain, reduksi ion permanganate
dalam larutan yang bersifat asam oleh asam oksalat, H 2 C 2 O 4 berjalan

tidak cepat. Warna ungu karakteristik dari MnO 4 tidak hilang setelah
lama larutan-larutan dicampurkan.
2) Konsentrasi
Percobaan menunjukkan bahwa kelajuan reaksi kimia yang
bersifat homogen tergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksi. Reaksi
homogen merupakan reaksi yang terjadi hanya dalam satu fasa. Reaksi
heterogen berjalan yang meliputi lebih dari satu fasa. Kenyataan bahwa
reaksi heterogen berbanding dengan luas permukaan antara fasa-fasa
pereaksi.
Kelajuan suatu reaksi homogen tergantung pada konsentrasi dari
pereaksi-pereaksi dalam larutan. Larutan dapat berupa cairan atau gas.
Dalam larutan, cairan konsentrasi pereaksi dapat diubah berdasarkan
penambahan pereaksi atau pengambilan pereaksi atau dengan pengubahan
volume dari system atau berdasarkan penambahan atau pengurangan
pelarut. Data reaksi antara gas hydrogen dengan nitrogen oksida pada
table 2.2 dibawah ini merupakan contoh hubungan konsentrasi dengan
laju reaksi.35
Tabel 2.2 Data percobaan antara gas hydrogen dengan nitrogen
oksida pada suhu 8000 C
Percobaan Konsentrasi molar Awal Laju awal
NO H2 atm/menit
I 0,006 0,001 0,025
II 0,006 0,002 0,050
III 0,006 0,003 0,075

35
Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, (Yogyakarta: UGM,2005)hlm.159-160

26
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa laju reaksi berlangsung
lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Sehingga kelajuan reaksi
tergantung pada konsentrasi-konsentrasi pereaksi-pereaksi, karena jumlah
tumbukan naik sesuai dengan kenaikan konsentrasi.36
3) Temperatur
Berdasarkan pengamatan pada setiap percobaan kelajuan
menunjukkan bahwa hampir menaikkan kelajuan dari setiap reaksi. Lebih
lanjut, penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan dan ini tak
tergantung apakah reaksi eksoterm atau endotermis. Perubahan kelajuan
terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam tetapan kelajuan
spesifik k. Untuk setiap reaksi, k naik dengan kenaikan suhu. Besarnya
kenaikan berbeda-beda dari satu reaksi dengan reaksi lainnya. 37
4) Katalisator
Katalis adalah zat yang mempengaruhi laju reaksi, yang pada akhir
reaksi didapatkan kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Ada dua
macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi
mempercepat reaksi, dan katalis negatif yang dikenal sebagai inhibitor,
yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperanan
menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai
untuk terjadinya tumbuhan. Hal ini sesuai dengan syarat terjadinya reaksi,
yaitu energi tumbukan molekul-molekul reaktan harus melampaui energi
pengaktifan dan orientasi molekul harus sesuai untuk terjadinya reaksi,
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 dibawah ini:

36
Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar, hlm.170
37
Sardjono Sastrohamidjojo, Kimia Dasar,hlm.165-166

27
Gambar 2.4 teori tumbukan dengan kompleks teraktivasi
Kompleks teraktivasi adalah keadaan antara (intermediate), yang
rnempunyai energi tinggi sehingga tak stabil, dan akan cepat berubah
menjadi produk.
Banyak logam yang dapat mengikat cukup banyak molekul
molekul gas pada permukaannya, misalnya: Ni, Pt, Pada. dan V. Gaya
tarik-menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat rnemperlemah
ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan
itu. Akibatnya molekul gas yang terserap pada permukaan logam mi
menjadi lebih reaktif daripada molekul gas yang tidak terserap. Prinsip mi
adalah kerja dan katalis heterogen, yang banyak dimanfaatkan untuk
mengkatalis reaksi-reaksi gas.
Di beberapa negara maju, kendaraan bermotor telah dilengkapi
dengan katalis dan oksida logam atau paduan logam pada knalpotnya
sehingga dapat mempercepat reaksi antara gas CO dengan udara. Dalam
industri banyak dipergunakan nikel atau platina sebagai katalis pada reaksi
hidrogenasi terhadap asam lemak tak jenuh.
d. Teori Tumbukan
Menurut teori ini, reaksi kimia terjadi karena adanya molekul-molekul
yang saling bertumbukan. Laju suatu tahap reaksi sangat tergantung pada
jumlah tumbukan persatuan waktu, dan fraksi tumbukan efektif. Makin
banyak tumbukan yang terjadi akan makin cepat reaksi berlesung, namun
demikian hanya fraksi tumbukan yang efektif yang memungkinkan reaksi
cepat berlangsung. Yang dimaksud dengan tumbukan yang efektif, adalah
tumbukan antar molekul yang orientasinya sesuai dan memungkinkan untuk
menghasilkan produk. Dengan perkataan lain, hanya bila tumbukan
menghasilkan energi yang dapat melampui energi pengaktifan maka reaksi
akan dapat berlangsung. 38Gambar 2.5 dibawah ini merupakan gambar
tumbukan yang memungkinkan terjadi atau tidaknya suatu reaksi.

38
Crys Fajar Pratama, dkk, Kimia Dasar 2, (Yogyakarta: UNY, 2003), hlm. 51-57.

28
Gambar 2.5 teori tumbukan
Gambar di atas yang memungkinkan terjadinya reaksi hanya tumbukan 1yang
merupakan tumbukan efektif. Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah
tumbukan efektif. Tumbukan efektif dapat terjadi jika:
1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi
dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan
kimianya akan putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi
yang diperlukan ini dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi
minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia
lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia
memerlukan 2 hal penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang
tepat. Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika
posisinya tidak tepat, tidak semua energi mengenai ikatan, sehingga terjadi
pemborosan energi. Sebaliknya walaupun posisinya tepat mengenai
sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea, tumbukannya
akan pelan, sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak dapat diputus.39

C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode
eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS pada materi pokok Laju
Reaksi dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA SMA NU 05
Brangsong Tahun Pelajaran 2011/2012.

39
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_tumbukan/

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan mengenai PTK adalah sebagai berikut:
1. Pengertian PTK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang didasarkan atas
empat konsep yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflection). Dalam bahasa inggris PTK di artikan dengan
Classroom Action Research (CAR).1 Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses
belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input (silabus, materi, dan lain-
lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang
terjadi di dalam kelas. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur atau
konsep, yaitu2:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

1
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: Bumi Aksara,
2008),Cet.7,hlm.2
2
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,hlm.58

30
peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.3 Bisa juga penelitian tindakan
kelas (PTK) merupakan kajian sistematik upaya perbaikan pelaksanaan praktik
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan
tersebut.4
2. Langkah-langkah pelaksanaan PTK
PTK dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap
seperti berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK dimana peneliti dan
guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada
kesepakatan antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan
mengamati proses jalannya tindakan.5
b. Tindakan (pelaksanaan)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan,
materi apa yang diajarkan atau dibahas.6
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan
ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan, jurnal
harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, atau alat

3
Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,2009),hlm.16
4
Sukarno,Penelitian Tindakan Kelas prinsip-prinsip dasar dan implementasinya,(Surakarta:
Media Perkasa,2009),hlm.1
5
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet.
VII.hlm. 75.
6
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 39.

31
perekam elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif,
misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. 7
d. Refleksi
Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya
evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu PTK.
Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat
ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya
ditentukan.8
3. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan kelas (PTK)
Tujuan utama PTK adalah memecahkan permasalahan yang nyata
didalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan
siswa yang sedang belajar.9
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah:
1) Inovasi pembelajaran
2) Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas
3) Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik10
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA NU 05
Brangsong yang berjumlah 19 siswa semester I tahun ajaran 2011-2012 pada Tabel
3.1 sebagai berikut:

7
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 143.
8
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagrama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 40.
9
Suharsimi Arikunto,dkk Penelitian Tindakan Kelas,hlm.60
10
Susilo Penelitian Tindakan Kelas, hlm.18

32
Tabel 3.1. Daftar Nama Siswa Kelas XI SMA NU 05 Brangsong11
No Nama
1 Achmad Nasrul Ulum
2 Aliyah
3 Ana amalia
4 Khoirun Nisak
5 Diah Nuryanti
6 Haryanti
7 Isdalifah
8 Khafidatul Lutfiah
9 Kiswanto
10 Muchtar Sidiq
11 Muhammad Ikhsan
12 Rofiatun
13 Siti Anisah
14 Siti Muasaroh
15 Siti Musfirotun
16 Siti Nuriyanah
17 Slamet Sulton
18 Sri Indarwati
19 Unun Amaliyah
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA NU 05 Brangsong. Sedangkan waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2011, seperti pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Alokasi
No Tahapan Tanggal/Bulan Kegiatan
Waktu
1. Observasi 03-04 Agustus 1. Wawancara dengan guru kimia
Awal 2011 kelas IX IPA.
2 hari 2. Persiapan dan pencarian data
yang mendukung rencana
pelaksanaan penelitian.
2. Siklus I 03 November 2 x 45 1. Penjelasan tentang materi
(pertemuan 2011 menit yang akan disampaikan
I) dengan menggunakan
kombinasi metode
eksperimen dengan metode
mind mapping bervisi SETS
2. Pelaksanaan pembelajaran

11
Diperoleh dari dokumentasi SMA NU 05 Brangsong

33
dengan kombinasi metode
eksperimen dengan metode
mind mapping bervisi SETS
pada materi kemolaran.
3. Siklus I 04 November 2 x 45 Pelaksanaan pembelajaran
(pertemuan 2011 menit dengan kombinasi metode
II) eksperimen dengan metode mind
mapping bervisi SETS pada
materi konsep laju reaksi.
4. Siklus I 10 November 2 x 45 Pelaksanaan tes evaluasi siklus I
(pertemuan 2011 menit
III)
5. Siklus II 11 November 2 x 45 1. Siswa dikelompokkan
(pertemuan 2011 menit menjadi 3-4 anak
I) 2. Siswa melakukan percobaan
secara berkelompok
mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
3. Siswa mengumpulkan hasil
percobaan yang di lakukan.
6. Siklus II 18 November 2 x 45 1. Siswa membuat Mind
(pertemuan 2011 menit mapping bervisi SETS
ke II) dengan tema faktor-faktor
yang mempengaruhi laju
reaksi dengan cara
berdiskusi.
2. Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
mind mappingnya di depan
kelas.
3. Kelompok yang tidak
menjelaskan diberi
kesempatan bertanya.
7. Siklus II 23 November 2x45 Tes evaluasi siklus II
(pertemuan 2011 menit
ke III)
D. Kolaborator
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara
praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman,
kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan
kerjasama tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka
kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting.
Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing

34
mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling
melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan
keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan,
melaksanakan penelitian, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun
laporan akhir.12 Kolaborasi dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru
kimia SMA NU 05 Brangsong yaitu bapak Heri Supriyanto.
E. Desain Penelitian
Berdasarkan penjelasan langkah-langkah PTK di atas, maka PTK terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus ke empat tahapan tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan(observasi ), dan refleksi. Gambar
3.1 berikut adalah tahapan-tahapan pelaksanaan dalam PTK

Pelaksanaan
Perencanaan
Permasalahan tindakan I
tindakan I

Refleksi I Pengamatan/
pengumpulan
SIKLUS I data I

Permasalaha Perencanaan Pelaksanaan


n baru hasil tindakan I tindakan I
refleksi

Refleksi I Pengamatan/
SIKLUS II pengumpulan
data I

Apabila
permasalahan Dilanjutkan
belum terselesaikan ke siklus
berikutnya

Gambar 3.1 Kegiatan Inti Penelitian13

12
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas,hlm. 63.
13
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,hlm.74

35
Penelitian ini dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus1 dan siklus
2. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti melihat hasil belajar kimia pada mid semester
pertama yang pelaksanaannya belum menggunakan kombinasi metode eksperimen
dengan metode mind mapping bervisi SETS. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal
pada mid semester pertama kemudian dirata-rata sebagai nilai pra siklus. Untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa peneliti juga menggunakan hasil mid semester
pertama data dari guru pengampu yang tidak menggunakan kombinasi metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
2. Siklus I
Rincian pada setiap kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian ini adalah mencari untuk mengatasi
masalah yang timbul berdasarkan observasi awal. Perencanaan yang
dilakukan antara lain:
1) mengidentifikasikan permasalahan bersama guru kelas
2) menyusun rencana pembelajaran
3) menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap, dengan
cara: Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber,
antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan di sekolah, internet dan
makalah. Kemudian dikonsultasikan dengan guru kelas dan dosen
pembimbing.
4) merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS
5) membuat lembar observasi keaktifan siswa
6) membuat lembar observasi keaktifan guru
7) menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa apakah sudah
tercapai secara optimal.

36
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1
a) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan
mengondisikan siswa agar siap belajar
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Guru memotifasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi
sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
d) Guru mengarahkan pada siswa tentang pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu dengan kombinasi metode eksperimen dengan metode
mind mapping bervisi SETS.
e) Guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping bervisi SETS di
papan tulis dengan tema buah-buahan yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Memulai dengan membuat gambar yang menggambarkan arti buah-
buahan ditengah white board sebagai gambar sentral
2) Membuat beberapa cabang tebal yang memancar dari gambar
sentral, dengan menggunakan spidol warna yang berbeda-beda pada
setiap cabang
3) Menulis setiap kata kunci tunggal pada setiap cabang dengan huruf
kapital. Misalkan: warna, rasa dan bentuk.
4) Menggambar lagi cabang-cabang lanjutan yang memancar dari tiap
kata kunci tersebut dengan warna sesuai warna cabang sebelumnya.
5) Kemudian menulis kata kunci lagi pada setiap anak cabang tersebut,
yaitu untuk Warna : kuning, hijau, merah, coklat, untuk Rasa :
manis, asam dan untuk Bentuk : bulat, lonjong
6) Dari kata-kata kunci tersebut ditarik cabang-cabang lanjutan lagi
dengan spidol warna yang berbeda atau sesuai warna cabang
sebelumnya dan di beri kata kunci sesuai kata kunci sebelumnya
sebagai contoh, untuk buah yang berwarna kuning antara lain:
jeruk, mangga, pisang, dan seterusnya untuk kata kunci yang lain.

37
7) Menambahkan gambar-gambar kecil pada anak cabang yang
mewakili dan menguatkan ide-ide dengan spidol warna dan
imajinasi.
8) Dari gambar sentral diberi cabang tebal lagi dengan warna yang
berbeda dan membuat 4 lingkaran melingkar dengan anak panah
yang saling berhubungan, lingkaran 1 tentang Ilmu Pengetahuan
yang berisi vitamin, lingkaran 2 tentang Lingkungan yang berisi (a.
Buah-buahan berkurang karena di ambil dari lingkungan, b. Sampah
dari kulit buah bermanfaat untuk pupuk kompos), lingkaran 3
tentang Teknologi yang berisi jus buah dan untuk lingkaran ke-4
tentang Masyarakat yang berisi (a. kebutuhan vitamin masyarakat
terpenuhi, b. Pendapatan masyarakat bertambah)
9) Mind mapping bervisi SETS dengan tema buah-buahan sudah jadi.
f) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas tentang
mind mapping yang di jelaskannya
g) Guru menjelaskan sedikit tentang kemolaran melalui diskusi informasi
h) Guru membagikan mind Mapping bervisi SETS tentang kemolaran
yang belum lengkap
i) Siswa melengkapi mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang
belum lengkap tersebut.
j) Siswa yang sudah selesai melengkapi Mind mapping bervisi SETS
tentang kemolaran mempresentasikan di depan kelas
k) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
l) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.
m) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang
kemolaran yang dilengkapi siswa
n) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas
o) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari atau
memberikan konfirmasi tentang hasil eksplorasi dan elaborasi siswa

38
p) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
1) Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan
dan reaksi yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau
fosilisasi sisa organisme
2) penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil
yang sedang berjalan
q) Siswa diminta untuk belajar tentang materi berikutnya atau konsep laju
raksi di rumah
r) Guru memberi tugas tentang kemolaran untuk dikerjakan di rumah
s) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam.
2) Pertemuan ke-2
a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu dengan mind mapping bervisi SETS
b) Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi melalui diskusi informasi
c) Guru membagikan Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju
reaksi yang belum lengkap
d) Siswa melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju
reaksi yang belum lengkap tersebut
e) Siswa yang sudah melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang
konsep laju reaksi mempresentasikan di depan kelas
f) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
g) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas
h) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa
i) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang
konsep laju reaksi yang dilengkapi siswa
j) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas
k) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajaran
l) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan salam

39
3) Pertemuan ke-3
Mengadakan tes evaluasi siklus 1
c. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan
beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan terhadap siswa
a) Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
b) Keaktifan siswa dalam melengkapi mind mapping bervisi SETS dan
dalam proses pembelajaran.
c) Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus I
2) Pengamatan terhadap guru
a) Menyiapkan kondisi fisik peserta didik
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang telah
disampaikan.
d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar.
e) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan
diskusi dengan peneliti pada tahap perencanaan yaitu, melakukan
tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
f) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar
yang berlangsung dengan materi laju reaksi.
g) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas
h) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui keberhasilan
pertemuan pada siklus I
i) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang ditentukan.
j) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan metode tersebut.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja dan
aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan

40
maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan
hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan
permasalahan yang muncul dari siklus I.
2) Guru menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan kombinasi metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
3) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-1
a) Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok masing-
masing 3-4 siswa dalam satu kelompok
b) Guru memberikan arahan pada siswa tentang petunjuk praktikum
yang akan dilakukan
c) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang belum jelas
dari petunjuk praktikum.
d) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
e) Siswa melakukan praktikum dan guru mengawasinya serta
mengajukan pertanyaan pada tiap kelompok tentang praktikum yang
di lakukan.
f)Siswa mencatat hasil pengamatan pada kembar kerja secara
berkelompok.
g) Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang dilakukan
h) Guru menanyakan beberapa pertanyaan lisan tentang praktikum
yang dilakukan untuk menguji kepahaman siswa

41
i) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan
praktikum secara kelompok dan akan didiskusikan pada pertemuan
berikutnya
j) Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya, misalnya:
i. Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat
mempercepat matangnya buah karena faktor katalisator

ii. Pada industri semen, batu kapur dihancurkan menggunakan


penghancur sampai halus, hal tersebut merupakan salah satu
konsep laju reaksi tekanan

k) Siswa diberi tugas mencari data tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi laju reaksi untuk didiskusikan pada pertemuan
berikutnya
l) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam
2) Pertemuan ke-2
a) Guru memberikan arahan pada siswa tentang pembelajaran yang
akan dilakukan pada pertemuan ini, yaitu dengan mind mapping
bervisi SETS
b) Guru melakukan sedikit tanya jawab dan penjelasan yang berkaitan
dengan materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu
faktor-faktor yang mempengarui Laju Reaksi
c) Siswa membuat Mind mapping bervisi SETS dengan tema faktor-
faktor yang mempengarui laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
dengan cara berdiskusi dengan data dari internet dan buku panduan
d) Guru berkeliling mengamati pembuatan Mind mapping bervisi
SETS siswa
e) Hasil Mind mapping bervisi SETS siswa di presentasikan di depan
kelas
f)Kelompok yang tidak menjelaskan diberi kesempatan untuk bertanya

42
g) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS hasil
kerja siswa
h) Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru
i) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang di pelajari
j) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam
3) Pertemuan ke-3
Melakukan tes evaluasi siklus II
c. Pengamatan
Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan
dengan beberapa aspek yang di amati adalah sebagai berikut:
a) Pengamatan terhadap siswa
i. Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM).
ii. Keaktifan siswa dalam membuat mind mapping dengan cara
berdiskusi.
iii. Penilaian terhadap keaktifan siswa (komponen penilaian
autentik)
iv. Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus II
b) Pengamatan terhadap guru
i. Menyiapkan kondisi fisik siswa
ii. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
iii. Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang
telah disampaikan.
iv. Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar.
v. Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah
melakukan diskusi dengan peneliti pada tahap perencanaan
yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran.
vi. Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar
mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

43
vii. Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas
viii. Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui
keberhasilan pertemuan pada siklus II
ix. Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang
ditentukan.
x. Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan metode
tersebut.
v. Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti dan guru kelas. Diharapkan
setelah berakhir siklus II pembelajaran dengan penggunaan
kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping
bervisi SETS pada materi pokok laju reaksi dapat meningkat
sehingga berpengaruh pada peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga cara
yaitu:
1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya. 14 Melalui metode ini penulis mengumpulkan data
mengenai daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama siswa kelas XI IPA SMA
NU 05 Brangsong. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian yang
dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini.

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), hlm. 158.

44
2. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan
pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan.15 Lembar
pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data guru selama proses kegiatan
pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran melalui
kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
Selain itu, juga digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Obervasi ini dilakukan untuk mendapatkan nilai
keaktifan siswa. Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan
skor 75% siswa aktif dalam pembelajaran.
3. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.16 Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam belajar kimia pada materi pokok laju reaksi.
Dari hasil pengamatan yang diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan keberhasilan pembelajaran melalui kombinasi metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.
Apabila data telah terkumpul, data diklasifikasikan menjadi dua kelompok
data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang
dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata
tersebut diisikan untuk sementara karena akan sangat bermanfaat untuk
menyertai dan melengkapi gambaran yang di peroleh dari analisis data
kuantitatif.17

15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 157
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1995),
hal. 32.
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hal. 239-240.

45
G. Indikator Keberhasilan
Dalam menganalisis data untuk mendapatkan hasil belajar digunakan data
keaktifan siswa s dan kerjasama pendidik serta hasil belajar itu sendiri.
a. Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:
Keberhasilan kinerja guru dinilai dari pengamatan (observasi) dalam
pengelolaan pembelajaran. Kinerja guru dapat dikatakan berhasil apabila
mencapai skor 75%.
JumlahSkor
Persentase (%)= x100%
Skormaksimum
b. Perhitungan persentase keaktifan siswa.
Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran meningkat ditandai dengan skor
75% siswa aktif dalam pembelajaran.18
Jumlah Skor
Persentase (%)= x100%
Skormaksimum
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini di tentukan :
<30% = keaktifan peserta didik kurang
31% -59 % = keaktifan peserta didik cukup
60% - 75% = keaktifan peserta didik baik
>75 % = keaktifan peserta didik sangat baik

c. Data mengenai hasil belajar


Data mengenai hasil belajar data mengenai hasil belajar diambil dari
kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dan di
analisis dalam bentuk rata - rata ketuntasan belajar 19
1) Menghitung rata-rata
Untuk menghitung rata-rata di gunakan rumus:

18
E.Mulyasa, KTSP Sebuah Panduan Praktis,(Bandung: Remaja Rosda Karya,2008),hlm. 256.
19
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito, 1996), hal. 67.

46
Ket :
= Rata-rata nilai

x = Jumlah seluruh nilai

N = Jumlah peserta didik

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal


Data yang di peroleh dari hasil belajar peserta didik dapat di
tentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif
prosentase dengan perhitungan :

20
Prosentase (%) =
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu
menyelesaikan atau mencapai minimal 70 dan sekurang - kurangnya 75%
dari jumlah peserta didik di kelas tersebut.21

20
E.Mulyasa, kurikulum berbasis kompetensi,karakteristik dan implementasi,(Bandung:
Remaja Rosdakarya,2009),hlm.99
21
Data sekolah SMA NU 05 Brangsong.

47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Siklus
Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal 03-04 Agustus 2011, pada
hari pertama peneliti tidak mengikuti proses belajar mengajar karena pada hari
tersebut tidak ada jadwal pelajaran kimia kelas XI IPA. Tetapi peneliti
melakukan wawancara kepada guru pengampu kimia kelas XI IPA yaitu
bapak Heri Supriyanto, ST mengenai hal-hal yang berhubungan dengan obyek
yang akan di teliti. Selain itu peneliti juga meminta data-data yang mendukung
rencana pelaksanaan penelitian seperti daftar siswa dan jadwal pelajaran
kimia kelas XI IPA. Pada hari keduanya peneliti mengikuti proses belajar
mengajar yang ada. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan
pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah, sehingga komunikasi
antar guru dengan siswa hanya satu arah. Masih ada siswa yang terlihat
mengantuk atau sibuk sendiri dengan temannya terutama 4 siswa paling pojok
belakang. Kegaduhan itu juga di dukung dengan bentuk meja kursi yang ada,
terutama bentuk kursi seperti bangku sekolah TPQ yang tidak ada sandaran
punggungnya sehingga bersandar pada meja belakangnya yang berakibat
kurang fokus menerima materi pelajaran. Nilai pra siklus didapat dari nilai
ujian mid semester yang diadakan sekolah pada semester pertama tahun
pelajaran 2011/2012 yang belum menggunakan metode mind mapping bervisi
SETS.
Penilaian pra siklus terdiri dari nilai kognitif dan keaktifan siswa. Dalam
nilai kognitif masih di bawah standar dari KKM yang ditentukan oleh
sekolah. Nilai rata-rata kelas evaluasi mid semester pertama tahun pelajaran
2011/2012 adalah 66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63% dan ini
menunjukkan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
tahun pelajaran tersebut yaitu 70 dengan ketuntasan belajar 75% (Lampiran
11). Sedangkan ketuntasan keaktifan siswa 57,9% (Lampiran 14).Hal ini juga

48
diperoleh dari data yang di berikan oleh Bapak Heri Supriyanto, ST selaku
guru kimia pengampu kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong.
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan
tersebut meliputi:
1) mengidentifikasi permasalahan yang ada bersama guru kelas.
Melakukan kolaborator dengan guru kelas.
2) menyusun rencana pembelajaran
3) menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap,
dengan cara: Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari
berbagai sumber, antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan
di sekolah, internet dan makalah. Kemudian dikonsultasikan
dengan guru kelas dan dosen pembimbing.
4) merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS
5) membuat lembar keaktifan siswa
6) membuat lembar observasi keaktifan guru
7) menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa apakah
sudah tercapai secara optimal
b. Tindakan
Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan kombinasi metode eksperimen dengan metode
Mind mapping bervisi SETS. Deskripsi pelaksanaan tindakan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari kamis,
tanggal 3 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

49
a. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari
guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak
oleh siswa. Kemudian guru menanyakan kepada siswa, siswa
siapa saja yang tidak masuk sekolah. Salah satu siswa
menjawab bahwa semua siswa berangkat. Dilanjutkan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
mamahami pengertian kemolaran melalui metode mind
mapping bervisi SETS. Guru memotivasi siswa dengan
menjelaskan hubungan materi dengan kehidupan sehari-hari
diharapkan siswa akan tertarik dengan materi yang akan di
sampaikan. Siswa mendengarkan guru dengan sungguh-
sungguh, tetapi ada empat siswa yang duduk di bangku
belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan teman
sebangkunya, sehingga tidak mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan arahan kepada siswa tentang
pembelajaran yang akan di lakukan yaitu mengkombinasikan
metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi
SETS. Kemudian Guru menjelaskan cara pembuatan mind
mapping bervisi bervisi SETS di papan tulis dengan tema buah-
buahan. Digunakan tema buah-buahan supaya siswa lebih
mudah dalam memahami cara pembuatan mind mapping
karena penggunaan kata-kata nya lebih umum dan sering di
temukan dalam kehidupan sehari- hari. Selanjutnya guru
menjelaskan secara garis besar konsep kemolaran. Siswa
terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi 4
siswa (Aliyah, Ana Amalia, Khoirun Nisa dan Sri Indarwati)
di belakang masih ngobrol sendiri dan oleh Guru ditegur,

50
siswa tersebut akhirnya diam dan memperhatikan pelajaran
yang di sampaikan Guru.
Kemudian Guru membagi mind mapping bervisi SETS
dengan tema Kemolaran yang belum lengkap untuk di lengkapi
oleh siswa. Sebelum siswa melengkapi mind mapping guru
menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum jelas
dengan mind mapping tersebut. Ada satu siswa yang bertanya,
bagaimana cara melengkapi hubungan SETS dengan materi?
Guru menjelaskan bahwa dalam lingkaran SETS sudah ada
kata kuncinya kemudian untuk tempat- tempat yang kosong di
lengkapi dengan cara menghubungkan kata kunci yang ada
misalnya untuk sience berisi kemolaran dan technology berisi
pembuatan sabun mandi. Maka dampak untuk
environment(lingkungan) misalkan menyebabkan pencemaran
lingkungan dan manfaat social(masyarakat) badan bersih dan
sehat. Selesai menjelaskan guru bertanya apakah sudah paham
dan siswa yang bertanyapun menjawab sudah paham.
Setelah 10 menit berlalu dan terdengar bunyi bel yang
menandakan 1 jam pelajaran telah selesai. Kemudian guru
menanyakan apakah sudah ada yang selesai melengkapi mind
mapping. Siswa yang sudah selesai melengkapi mind mapping
untuk dapat menjelaskannya di depan kelas. Tetapi belum ada
siswa yang selesai melengkapinya dan guru memberi
tambahan waktu 5 menit. Setelah 5 menit, guru meminta siswa
untuk mempresentasikan hasil mind mappingnya di depan
kelas . Siswa pertama yang maju ke depan adalah Kiswanto.
Kiswanto mejelaskan hasil mind mappingnya, setelah selesai
menjelaskan kiswanto memberikan kesempatan kepada teman-
teman untuk bertanya. Isdalifah yang duduk di paling depan
mengajukan pertanyaan. Apa pengertian kemolaran dan apa
satuannya? Jawaban Kiswanto, Kemolaran adalah menyatakan

51
jumlah mol zat dalam satuan liter larutan (1 liter larutan bukan
pelarut) dengan satuan 1 sehingga Isdalifah menjadi
paham. Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Siti Muasyaroh,
Selesai menjelaskan ada siswa lain yang bertanya yaitu
mukhtar sidik yang menanyakan tentang rumus pengenceran
larutan pekat. Siti Muasyaroh menjawab bahwa rumus
pengenceran larutan pekat adalah n1 = n2 atau V1.M1 = V2.M2,
n = mol zat, V = volum, M = kemolaran. Setelah masyaroh
menjelaskan, Guru memberi kesempatan pada satu siswa lagi
untuk menjelaskan dan menunjuk ana amalia. Siswa ini di
tunjuk karena hampir selama penjelasan materi berlangsung,
ngobrol sendiri dengan temannya.
Setelah Ana menjelaskan mind mapping dan tidak ada
teman lain yang bertanya, guru memberikan soal untuk
menguji kepahaman siswa. Kemudian guru meminta tolong
salah satu siswa untuk mengumpulkan seluruh hasil mind
mapping teman-temanya untuk di periksa dan di nilai
sedangkan siswa yang lain diminta untuk mengerjakan soal-
soal yang di berikan guru. Selesai mengoreksi hasil mind
mapping guru meminta Aliyah untuk menuliskan hasil
jawannya di papan tulis. Jawaban tersebut di koreksi bersama-
sama dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang di pelajari.
c. Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa untuk dikumpulkan
peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru memotivasi siswa
dengan menghubungkan materi berikutnya dengan kehidupan
sehari-hari seperti bom atau petasan merupakan contoh reaksi
yang berlangsung cepat sedangkan perkaratan besi berlangsung
lambat. Penjelasan ini diharapkan agar siswa tertarik pada
materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya dan

52
belajar di rumah. Sehingga siswa akan lebih siap dalam
menerima materi materi selanjutnya. Guru mengakhiri
pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar belajar di
rumah. Selanjutnya Guru mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 4 November
2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
A. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka
dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru
mengadakan presensi kepada siswa dan semua siswa tidak
ada yang absen. Dilanjutkan dengan mengumpulkan PR
yang kemarin diberikan. Kemudian guru menyampaikan
tujuan materi pada pertemuan ini dan memotivasi siswa
mengenai materi laju reaksi.
B. Kegiatan Inti
Guru memberikan arahan pada materi yang akan
disampaikan dengan metode mind mapping bervisi SETS
pada siswa. Kemudian guru menjelaskan secara garis besar
tentang konsep laju reaksi melalui diskusi informasi. materi
laju reaksi, Siswa mendengarkan dengan tenang. Selasai
menjelaskan guru meminta siswa membagikan mind
mapping bervisi SETS dengan tema laju reaksi yang telah
disiapkan guru untuk di lengkapi siswa dan diberi waktu 15
menit. Seluruh siswa terlihat tenang melengkapi mind
mapping dengan menngunakan pensil warna yang sudah
disiapkan sebelumnya. Selesai melengkapi, siswa
mepresentasikan hasil mind mappingnya di depan kelas dan
siswa tersebut adalah yang kemarin belum dapat
kesempatan maju kedepan.

53
Dalam pertemuan ini ada 5 anak yang menjelaskannya
di depan kelas dan siswa pertama yang yang maju adalah
Khidhatul lutfiah, Siswa tersebut menjelaskan hasil mind
mappingnya dengan jelas, kemudian Unun Amalia bertanya
Apa rumus laju untuk reaksi berikut 3O2 g 3O3 g

ditinjau dari hilangnya reaktan dan munculnya produk?


Lutfiah menuliskan jawaban di papan tulis sambil
menjelaskan bahwa rumus laju untuk reaksi
1 O2 1 O3
3O2 g 2O3 g adalah Laju ,
3 t 2 t
Unun pun akhirnya mengerti. Presentasi diteruskan oleh
siswa berikutnya dan presentasi selalu di akhiri dengan
jawaban pertanyaan yang diajukan siswa lainnya. Selama
presentasi berlangsung siswa terlihat tenang
memperhatikan penjelasan teman-temannya. Lalu Guru
memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa, Seluruh
siswa mengerjakan soal dan guru mengoreksi hasil mind
mapping siswa.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa
tentang materi yang belum jelas. dan ada satu siswa yaitu
Siti Anisah yang duduk dibaris ke-2 deretan tengah
bertanya. Mengapa bom atau petasan dapat di contohkan
sebagai hubungan antara SETS dengan laju reaksi dan pak
Heri menjelaskan dengan lengkap kenapa Bom dapat di
contohkan sebagai hubungan SETS dengan laju reaksi.
Akhirnya Siti Anisah serta siswa yang lain menjadi
mengerti. Pada akhir kegiatan inti inti ini Guru bersama-
sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
C. Penutup
Guru memotivasi siswa dengan menghubungkan materi
berikutnya dengan kehidupan sehari-harii seperti

54
penggunaan katalis berupa enzim pada pembuatan roti
sehingga roti yang dihasilkan mengembang dan hasil
produksi bertambah. Penjelasan ini diharapkan agar siswa
tertarik pada materi berikutnya. Kemudian Guru
mengumumkan akan diadakannya ulangan pada pertemuan
berikutnya berkaitan dengan materi kemolaran dan laju
reaksi. Siswa terlihat sedikit gaduh. Guru mengakhiri
pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar belajar di
rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya
guru mengucapkan salam.
3) Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November
2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka
dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru
memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus I
dilaksanakan. Siswa dengan tenang mendengarkan
pengarahan dari guru.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan instruksi agar semua buku
dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan
lembar evaluasi kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda.
Sebelum mengerjakan terlihat para siswa berdoa terlebih
dahulu. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang
dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswa
mengerjakan soal. Saat bunyi bel pertama berbunyi
terdengar sedikit kegaduhan.Pak Heri meminta para siswa
untuk tenang dan kembali mengerjakan soal evaluasi secara
sendiri-sendiri.

55
c. Penutup
Setelah Siswa selesai mengerjakan soal, siswa
mengumpulkan lembar jawab. Selanjutnya Guru
mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 12.
Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa sebanyak 19,
diperoleh siswa yang memenuhi kriteria tuntas yaitu yang
memperoleh nilai 70 sebanyak 13 siswa, sedangkan yang tidak
tuntas yaitu yang memperoleh nilai 70 sebanyak 7 siswa. Dan
nilai rata-rata kelas sebesar 69,21 serta ketuntasan klasikal sebesar
68,42%.
c. Observasi (pengamatan)
Selama proses tindakan berlangsung, peneliti juga melakukan
pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan yang telah
dilaksanakan. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran
dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah
disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan kepada guru
Adapun hasil pengamatan oleh kolaborator terhadap kinerja guru
pada saat pembelajaran dengan mengunakan kombinasi antara metode
eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS di antaranya:
dalam menyiapkan kondisi fisik siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran sudah baik, tetapi dalam pengulangan materi sebelumnya
masih cukup. Saat memotivasi dan membangkitkan siswa untuk
belajar sudah baik dilihat dari antusias siswa saat pembelajaran
berlangsung. Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah
melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan yaitu,
melakukan tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Seperti dalam menjelaskan cara pembuatan mind
mapping bervisi SETS sudah cukup baik, namun ketepatan guru dalam
mengelola waktu pembelajaran menggunakan mind mapping bervisi

56
SETS ini masih kurang baik atau tidak efisien. Kemampuan guru
dalam menjawab pertanyaan dari siswa sudah baik tetapi Guru kurang
memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas rumah secara
berkelompok. Pemberian tes pada siswa untuk dapat diketahui
keberhasilannya sudah cukup baik sehingga memancing siswa untuk
bertanya. Penyimpulan materi oleh guru cukup jelas di akhir
pembelajaran dengan metode tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 17.
2) Hasil pengamatan kepada siswa
Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa saat
pembelajaran berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.
Keaktifan siswa meningakat menjadi 64,44% dengan indikator-
indikator yang telah ditentukan sebelumnya (Lampiran 10&15).
Terjadinya peningkatan keaktifan tersebut karena siswa ikut aktif
dalam proses pembelajaran dimana adanya presentasi dari siswa
dalam menjelaskan materi, yang di lanjutkan dengan sistem tanya
jawab dengan siswa lain. Selain itu siswa juga akut aktif dalam
pembuatan mind mapping bervisi SETS Sehingga baik guru
maupun siswa ikut aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
Namun keaktifan siswa tersebut belum menyeluruh dan perlu
adanya perbaikan kembali.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I berupa perenungan peneliti terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan
dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu
diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu
siklus II.
Pada pelaksanaan siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi
laju reaksi melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind
mapping bervisi SETS masih belum berjalan sesuai rencana tindakan.
Hal ini disebabkan siswa belum memahami mekanisme pembelajaran

57
dengan menggunakan metode ini dengan benar. Untuk itu perlu adanya
perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan digunakan
dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I adalah:
1) Siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan.
2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan mind mapping masih
kurang.
3) Kurangnya percaya diri siswa dalam presentasi di depan kelas.
4) Sikap antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang.
5) Guru belum menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETS
dengan baik.
6) Guru belum mengelola kelas dengan baik.
7) Perhatian guru kepada siswa dalam pembelajaran kurang merata.
8) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif perlu
ditingkatkan.
9) Keaktifan siswa belum mencapai indikator yang ditentukan.
10) Hasil belajar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangkan
dan memilih upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah
yang ditemukan pada siklus , diantaranya:
1) mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan
permasalahan yang muncul dari siklus I.
2) menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) melalui kombinasi antara metode eksperimen dengan
metode mind mapping bervisi SETS.
3) melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
4) membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
5) menyusun alat evaluasi pembelajaran

58
b. Tindakan
Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang
telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan kombinasi metode eksperimen dengan metode
mind mapping bervisi SETS. Deskripsi pelaksanaan tindakan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada Hari jumat,
tanggal 11 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II dimulai, peneliti
bersama guru menyiapkan alat dan bahan yang dibutukkan
dalam kegiatan praktikum yang akan didilakukan. Persiapan
yang dilakukan berupa penyiapan tabung reaksi, bejana air,
Stopwatch, sumbat tabung reaksi, pisau, pualam dan asam
klorida 2M, 1,5M dan 1M. Praktikum dilaksanakan didalam
kelas XI IPA karena SMA NU 05 Brangsong belum
mempunyai laboratorium untuk praktikum kimia.
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang
dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh siswa
Kemudian guru mengadakan presensi kepada siswa. Semua
siswa tidak ada yang absen dalam pertemuan ini. Dilanjutkan
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
melalui percobaan, siswa dapat menafsirkan grafik dari
percobaan yang dilakukan dan trampil dalam melakukan
praktikum. Selain itu guru juga memberikan himbauan kepada
seluruh siswa untuk berhati-hati dalam melakukan praktikum.
b. Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari
3 4 siswa dan membagikan petunjuk praktikum yang akan di

59
laksanakan. Kemudian guru menjelaskan secara garis besar
petunjuk praktikum tersebut. Semua siswa terlihat tenang
mendengarkan penjelasan dari guru. Sebelum praktikum di
mulai guru memastikan pada siswa apakah masih ada yang
belum jelas dari pentunjuk praktikum tersebut. Namun tidak
ada pertanyaan dari siswa. Praktikum dilaksanakan oleh siswa
secara berkelompok. Setiap kelompok terlihat berkonsentrasi
dalam praktikum walaupun kadang-kadang terdengar sedikit
suara canda gurau dari para siswa.
Guru mengawasi jalannya praktikum dan sesekali
mengajukan pertanyaan pada setiap kelompok tentang
praktikum yang dilakukan. Seperti yang ditanyakan pada
kelompok 1, yaitu mengapa konsentrasi asam klorida yang
digunakan berbeda? Ana Amalia mewakili kelompok 1
menjawab, karena percobaan ini dilakukan guna mengetahui
pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi dan jawaban
tersebut dibenarkan oleh Guru, dimana percobaan ini
dilakukan untuk memastikan bahwa konsentrasi merupakan
salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Sedangkan kelompok 2 sibuk dengan eksperimennya, dimana
Diah Nuryanti mendapat tugas mengawasi stopwatch, haryanti
menyiapkan bejana air yang berisi aquades, Isdalifah mengisi
tabung reaksi dengan asam klorida yang kemudian diisi dengan
batu pualam lalu disumbat yang akhirnya dimasukkan dalam
bejana air oleh Khafidatul Lutfiah. Setiap kelompok mencatat
hasil praktikum yang dilakukan. Sedangkan kelompok 5 yang
terdiri 3 siswa saja terlihat sedikit kerepotan. Akhirnya
kolaborator membantu kelompok 5 dalam mengisi tabung
reaksi dengan asam klorida yang kemudian diteruskan Unun
Amalia memasukkan keping pualamnya dan segera disumbat
oleh Sri Indarwati yang kemudian dimasukkan dalam bejana

60
yang berisi aquades, dan Slamet Sulton segara menyalakan
stopwatchnya. Begitu juga dengan kelompok 3 dan 4
praktikum dilaksanakan dengan pembagian kerja masing-
masing.
Setiap kelompok mencatat hasil percobaannya kemudian
hasil percobaan tersebut dikumpulkan pada Guru yang
sebelumnya sudah ditulis dalam bukunya masing-masing.
Setelah selesai percobaan dan hasil praktikum dikumpulkan
Guru bersama siswa menyimpulkan praktikum tersebut, oleh
Guru kelompok 3 diminta untuk menjelaskan hasil
percobaannya. Kelompok 3 yang diwakili Rofiatun
menjelaskan bahwa dari 3 percobaan tersebut reaksi yang
paling cepat terjadi pada konsentrasi 2M, karena semakin
tinggi konsentrasi maka reaksinya semakin cepat. Kemudian
Guru menambahi, Konsentrasi dan luas permukaan
berhubungan dengan frekuensi tumbukan yang nantinya akan
dijelaskan pada teori tumbukan. Makin besar konsentrasi
makin besar pula kemungkinan partikel saling bertumbukan,
sehingga reaksi bertambah cepat. Sedangkan kelompok 4
diminta untuk menuliskan persamaan reaksi dari percobaan
tersebut. Kemudian Siti Nuriyanah sebagai perwakilan
kelompok 4 maju kedepan dan menuliskan persamaan
reaksinya yaitu:
CaCO2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
dan Guru membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru
memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat
laporan yang yang dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya didiskusikan dengan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.

61
c. Penutup
Guru memberikan motivasi siswa agar tertarik dengan
materi yang akan di sampaikan pada pertemuan berikutnya,
sebagai contoh fungsi katalis yaitu penambahan kalsium
karbida dalam penyimpanan buah sehingga lebih cepat matang.
Selain itu guru juga memberi tugas siswa untuk mencari data
tentang factor-faktor yang berhubungan dengan laju reaksi dan
penarapannya dalam SETS. Lalu Guru mengakhiri pertemuan
dengan berpesan kepada siswa agar belajar di rumah.
Selanjutnya guru mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Siklus II pada pertemuan II dilaksanakan pada Hari Kamis,
tanggal 11 November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru
yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh
siswa. Kemudian guru mengadakan presensi kepada siswa.
Semua siswa hadir dalam pertemuan ini. Dilanjutkan guru
menyampaikan tujuan dimana siswa dapat menjelaskan faktor
faktor yang mempengaruhi laju reaksi, membedakan diagram
potensial baik yang menggunakan katalis atau tidak, dan
menjelaskan peranan katalis dan energi pengaktifan dengan
menggunakan diagram. Guru juga memotivasi siswa dengan
contoh-contoh penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari supaya siswa antusias dalam pembelajaran ini. Semua
siswa terlihat tenang dan antusias dalam memperhatikan
penjelasan guru.
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi dan teori tumbukan. Sebelum
menjelaskan guru melakukan sedikit tanya jawab mengulas

62
materi sebelumnya dan materi yang akan di pelajari.
pertanyaan yang di ajukan di antaranya: sebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi! Pertanyaan ini di jawab oleh
Kiswanto, dengan jawaban faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi adalah konsentrasi, luas permukaaan, suhu dan
katalis. Guru membenarkan jawaban Kiswanto, kemudian
menanyakan kembali kenapa katalis termasuk salah satu
faktor-faktor tersebut? Kemudian Slamet Sulton di tunjuk
untuk menjawab, tetapi Slamet diam karena tidak tahu
jawabannya kemudian ditujukan ke Unun dan Unun pun
menjawab. Karena katalis dapat mempercepat laju reaksi. Guru
membenarkan jawaban unun dan menambahinya, beberapa
reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat di percepat
dengan menambahkan suatu zat ke dalamnya, dan zat tersebut
setelah reaksi selesai tidak berubah. Zat tersebut dinamakan
katalis yaitu suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi
tanpa dirinya mengalami perubahan yang kekal. Semua siswa
terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru.
Selesai menjelaskan, guru meminta siswa untuk
membentuk kelompok sesuai dengan kelompok pada saat
praktikum kemarin. Setelah semua siswa berkelompok guru
memberi tugas untuk membuat mind mapping bervisi SETS
secara berkelompok dengan tema Laju Reaksi dengan cara
berdiskusi menggunakan data-data dari internet dan buku
panduan. Diskusi pembuatan mind mapping diberi waktu 20
menit. Setiap kelompok berdiskusi dengan teratur dan sedikit
canda gurau dari sebagian siswa. Sedangkan Guru berkeliling
mengamati pembuatan mind mapping bervisi SETS tiap
kelompok. Setelah 20 menit Guru meminta tiap kelompok
untuk mempresentasikan hasil mind mappingnya di depan
kelas secara bergantian sesuai urutan kelompok. Dimulai dari

63
kelompok 1, Semua anggota maju kedepan untuk menjelaskan
hasil mind mappingnya. Ana Amalia yang mewakili temannya
menjelaskan hasil mind mapping bervisi SETS dengan tema
laju reaksi. Kelompok lain mendengarkan dengan tenang.
Selesai menjelaskan, kelompok 1 memberi kesempatan
kepada kelompok lain untuk bertanya. Diwakili Diah Nuryanti,
kelompok 2 bertanya: Jelaskan pengaruh kenaikan suhu dalam
suatu reaksi kimia di lihat dari teori tumbukan. Pertanyaan
Diah di jawab oleh Khoirun Nisa, Kenaikan suhu akan
mengakibatkan reaksi berlangsung semakin cepat. Dalam teori
tumbukan di jelaskan bahwa jika terjadi kenaikan suhu maka
molekul-molekul yang bereaksi akan bergerak lebih cepat,
sehingga energi kinetiknya tinggi dan energi yang dihasilkan
pada tumbukan antar molekul menjadi besar dan cukup di
gunakan untuk berlangsungnya reaksi. Jadi semakin tinggi
suhu semakin banyak energi yang dihasilkan sehingga reaksi
berlansung cepat dan kelompok 2 menjadi mengerti.
Kemudian presentasi dilanjutkan kelompok 2, kelompok
2 menjelaskan hasil mind mappingnya dan disampaikan oleh
Isdalifah. Selesai menjelaskan Isdalifah memberi kesempatan
kepada kelompok lain. Rofiatun dari kelompok 3 bertanya
mengenai contoh peranan katalis dalam kehidupan sehari-hari
dan hubungannya dengan SETS. Pertanyaan dijawab Haryanti
salah satu anggota kelompok 2, Contoh peran katalis dalam
kehidupan sehari-hari adalah catalitic converte pada knalpot
sedangkan hubungannya dengan SETS dijelaskan oleh
Khafidatul Lutfiah anggota kelompok 2 juga. Melalui Gambar
4.1 lingkaran SETS dibawah ini dijelaskan,

64
(Social)
Kesehatan mayarakat
terjaga

(Science)
Katalisator

(Environment)
Terhindar dari pencemaran
udara,terhindar dari (Technology)
terjadinya lubang ozon dan Catalitik corverten
hujan asam yang di
akibatkan oleh gas NO dan
NO2

Gambar 4.1 Contoh lingkaran SETS pada Laju Reaksi


Bahwa gas buang kendaraan bermotor merupakan
sumber utama polusi udara yang mengandung gas berbahaya,
antara lain gas CO, gas NO, dan gas NO 2. Gas CO berbahaya
karena dapat meracuni darah, sedangkan gas NO dan NO2
bertanggung jawab terhadap terjadinya lubang ozon dan hujan
asam. Selain gas-gas tersebut, asap kendaraan juga

65
mengandung timbel yang berasal dari zat aditif pada bensin.
Berbagai cara telah dilakukan untuk mencegah polusi tersebut,
tetapi belum ditemukan cara yang terbaik. Salah satu cara
untuk menghilangkan polusi timbel dilakukan dengan
mengganti timbel yang bebas timbel.
Untuk mencegah terbentuknya gas-gas berbahaya pada
gas buang kendaraan bermotor, salah satu penelitian yang
dilakukan merekomendasikan untuk mengkondisikan agar
terjadi reaksi antar gas CO dengan gas NO dan reaksi antara
hidrokarbon dengan NO2.
1
CO(g) + NO(g) CO2(g) + 2 NO2(g)

CH4(g) + 2NO2(g) CO2(g) + N2(g) + H2O(g)


Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu yang
sangat tinggi, sedangkan pada suhu yang sangat tinggi mesin
bekerja tidak efektif. Oleh karena itu, diperlukan suatu katalis
yang dapat mempercepat reaksi tersebut pada suhu rendah.
Dari penelitian telah ditemukan suatu katalis yang
terbuat dari campuran logam platina dan rhodium (Pt-Rh).
Katalis tersebut dipasang pada knalpot kendaraan yang
dibentuk seperti sisir. Dari hasil penelitian tersebut ternyata
katalis tersebut mampu bekerja dengan baik pada suhu 400 0C
dan dapat bertahan sampai 50.000 mil ( 80.000 km). Di
negara maju yang sangat memperhatikan masalah lingkungan,
setiap kendaraan diwajibkan untuk memasang katalis ini pada
knalpot, dikenal sebagai catalytic converten. Kemudian
bertanya kembali kepada apakah sudah mengerti dari dari
jawabannya tersebut dan Rofiatun menjadi paham.
Dilanjutkan presentasi dari kelompok 3, selesai hasil
mind mapping kelompok 3 di sampaikan Unun Amalia dari
kelompok 5 menanyakan mengenai hubungan energi
pengaktifan dengan katalistor dalam suatu reaksi kimia.

66
Jawaban dari kelompok 3 oleh Muhamad Ikhsan adalah katalis
berperan menurunkan energi aktifasi, lalu muhtar sidik
menambahi bahwa suatu reaksi tanpa katalisator mempunyai
energi aktifasi yang besar, sehingga dengan penambahan
katalisator suatu reaksi kimia mempunyai energi aktifasi dan
reaksipun berlangsung lebih cepat. Setelah kelompok 3,
presentasi di lanjutkan kelompok 4 dan 5. Presentasi berjalan
cukup tenang lancar. Semua kelompok sudah menjelaskan
hasil mind mappingnya. Kemudian guru bersama - sama siswa
membahas kembali sekaligus menyimpulkan materi dari
presentasi yang tadi sudah disampaikan masing-masing
kelompok. Lalu hasil mind mapping yang tadi dikerjakan dan
laporan praktikum pada pertemuan sebelumnya dikumpulkan
untuk diperiksa dan dinilai oleh guru, sepulang sekolah dapat
di ambil di ruang Guru.
a. Penutup
Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi
dan mengumumkan pada pertemuan berikutnya akan diadakan
evaluasi. Siswa terlihat sedikit gaduh, kemudian guru meminta
untuk tenang dan mengumpulkan hasil mind mapping yang
tadi dikerjakan serta laporan praktikum kemarin. Mind
mapping dan laporan praktikum dapat di ambil di kantor
sepulang sekolah. Kemudian Guru membaca salam untuk
mengakhiri pelajaran.
2) Pertemuan III
Pertemuan III siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 23
November 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka
dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru
memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus II

67
dilaksanakan, siswa dengan tenang mendengarkan pengarahan
dari guru.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan instruksi agar semua buku
dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan
lembar evaluasi kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda.
Sebelum mengerjakan terlihat para siswa berdoa terlebih
dahulu. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan
sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswa
mengerjakan soal. Terlihat 2 siswa di pojok belakang sedikit
berisik dan bekerjasama. Dan pak heri meminta para siswa
untuk tenang dan kembali mengerjakan soal evaluasi secara
sendiri-sendiri.
c. Penutup
Setelah Siswa selesai mengerjakan soal, siswa
mengumpulkan lembar jawab. Kemudian guru mengakhiri
pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus 2 pada materi laju reksi
ini, dari 19 siswa diperoleh siswa yang tuntas dengan memperoleh
nilai 70 sebanyak 18 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu
yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa. Sedangkan nilai rata-
rata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 76,84 dengan ketuntasan
klasikal 89,47%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus II dapat
dilihat pada Lampiran 13.
c. Observasi
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan
atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan.
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman
pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi
peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:

68
1) Hasil pengamatan kepada guru
Adapun hasil pengamatan oleh kolaborator terhadap kinerja
guru pada saat pembelajaran dengan menngunakan kombinasi
antara metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi
SETS di antaranya: dalam menyiapkan kondisi fisik siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran sudah baik, dalam
pengulangan materi sebelumnya masih juga sudah baik. Saat
memotivasi dan membangkitkan siswa untuk belajar sudah baik
dilihat dari antusias siswa saat pembelajaran berlangsung. Guru
melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan
diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan yaitu,
melakukan tindakan yang tertera dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Ketepatan guru dalam mengelola waktu
pembelajaran menggunakan metode ini sudah baik dan efisien.
Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari siswa sudah
baik dan cara Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas
rumah secara berkelompok juga sudah baik di tandai laporan
praktikum yang sudah lengkap. Pemberian tes pada siswa untuk
dapat di ketahui keberhasilannya sudah baik sehingga memancing
siswa untuk bertanya. Penyimpulan materi oleh guru sudah jelas
di akhir pembelajaran dengan metode tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
2) Hasil pengamatan kepada siswa
Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa saat
pembelajaran berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.
Ketuntasan keaktifan siswa meningkat menjadi 88.15% dengan
indikator-indikator yang telah di tentukan sebelumnya (Lampiran
16). Terjadinya peningkatan keaktifan tersebut, disebabkan siswa
ikut aktif dalam proses pembelajaran dan adanya presentasi dari
siswa dalam menjelaskan materi yang di lanjutkan dengan sistem
tanya jawab dengan siswa lain juga dibentuknya kelompok diskusi

69
sehingga mempermudah dalam pembuatan mind mapping bervisi
SETS dan proses pembelajaran berlangsung lebih terarah dimana
seluruh siswa ikut aktif dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan telah diketahui
keaktifan maupun hasil belajar siswa maka diperoleh beberapa
refleksi selama siklus II ini berlangsung. Adapun hasil refleksi pada
siklus II adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETS dengan
baik.
2) Pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen dengan
metode mind mapping bervisi SETS telah berjalan sesuai rencana
tindakan. Baik guru maupun siswa telah menjalankan pembelajaran
sesuai dengan mekanisme yang direncanakan sehingga
pembelajaran berlangsung secara optimal.
3) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga
seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara optimal.
4) Siswa yang bertanya pada siklus ini meningkat.
5) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran di akhir pembelajaran
lebih baik dari sebelumnya.
6) Keberhasilan keaktifan siswa telah tercapai yaitu sebesar 88.15%
dimana siklus I masih 68,75%
7) Kemampuan siswa dalam membuat mind mapping bervisi SETS
sudah baik.
8) Tumbuhnya rasa percaya diri siswa dalam diskusi dan presentasi.
9) Sikap antusias siswa saat pembelajaran meningkat.
10) Guru dapat mengelola kelas dengan baik.
11) Perhatian guru kepada siswa dalam pembelajaran sudah merata.
12) Cara guru dalam mengkondisikan siswa sudah lebih baik.

70
C. PEMBAHASAN
1. Siklus I
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar
observasi, pelaksanaan pembelajaran mind mapping bervisi SETS pada
siklus I ini, keaktifan siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih
banyak siswa yang belum ikut aktif dalam pembelajaran, hal ini tidak
terlepas dari kinerja guru juga. Penjelasan guru mengenai metode mind
mapping bervisi SETS sudah baik. Guru memberikan tema buah-buahan
sebagai contoh pembuatan mind mapping supaya siswa mudah mengerti
dan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar tetapi pengelolaan
waktu dalam proses pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen
dengan metode mind mapping bervisi SETS ini masih kurang optimal,
sehingga siswa belum dapat memahami prosedur pembalajaran
semestinya. Walaupun cara memotivasi dan membangkitkan siswa untuk
belajar sudah baik. Saat proses pembelajaran, siswa diajak untuk
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak
asing dengan materi yang sedang dipelajari. Kemampuan guru dalam
menjawab pertanyaan dari siswa sudah baik. Tetapi hanya beberapa siswa
saja yang bertanya, masih banyak siswa yang belum aktif karena para
siswa banyak yang belum mengerti tentang proses pambelajaran yang
berlangsung. Pemberian tes untuk menguji kepahaman siswa cukup baik.
Cara guru dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran kurang baik,
terlihat belum semua siswa ikut aktif khususnya ketika presentasi.
Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru
dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir kurang baik, disebabkan
waktu yang tidak cukup.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa, banyak siswa yang
kurang siap dalam mengikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS
ini. Banyak siswa yang kerapiannya masih kurang. Selain itu juga siswa
belum memahami benar tentang prosedur pembelajaran dengan
menggunakan metode mind mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan

71
siswa pada saat pembelajaran juga masih dalam kategori cukup,
dikarenakan belum semua siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi. Ada
yang berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi
pendengar saja. Keberanian siswa dalam presentasi masih dalam kriteria
cukup, hanya siswa tertentu saja yang berani mempresentasikan mind
mappingnya. Hal ini juga disebabkan kurang kesiapan siswa dalam
membawa peralatan yang di perlukan untuk membuat mind mapping
dilihat dari banyak siswa yang masih saling pinjam terutama pensil warna
sehingga waktu yang dibutuhkan bertambah lama dan beberapa mind
mapping belum lengkap. Berdasarkan lembar observasi diperoleh
persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran materi Laju Reaksi pada
siklus I melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind
mapping bervisi SETS adalah 68,75%. Hal ini belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 %.
Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada sub materi pokok Laju
reaksi, dari 19 siswa terdapat 6 belum tuntas. Rata-rata hasil belajar aspek
kognitif siswa yang diperoleh dari ulangan pada siklus I sebesar 69,47dan
ketuntasan klasikal sebesar 64,73%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari
keadaan sebelumnya pada saat pra siklus yang rata-ratanya sebesar 66,63
Ini menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus I dengan menggunakan
metode tersebut sudah mengalami peningkatan, namun ketuntasan
klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
sebesar 75%. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II sebagai perbaikan.
2. Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berjalan dengan
lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari
lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran melalui kombinasi metode
eksperimen dengan metode Mind mapping bervisi SETS pada siklus II ini
pembelajaran berlangsung lebih terarah, Keberhasilan keaktifan siswa
sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari kinerja
guru pula. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat

72
pembelajaran sudah baik, terlihat hampir semua siswa ikut aktif khususnya
ketika presentasi karena siswa di bentuk kelompok sehingga keterampilan
guru dalam mengelola kelas lebih baik. Dan pengelolaan waktu dalam
proses pembelajaran dengan metode mind mapping bervisi SETS ini
semakin baik dan efisien, sehingga siswa dapat memahami prosedur
pembalajaran semestinya. Penjelasan guru mengenai metode ini sudah
lebih baik sehingga siswa dapat melaksanakan pembelajaran sesuai
prosedur. Terutama dalam menjelaskan hubungannya dengan SETS. Cara
memotivasi dan membangkitkan siswa untuk belajar lebih baik dari
sebelumnya. Saat proses pembelajaran, siswa diajak untuk
menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak
asing dengan materi yang sedang di pelajari dengan ditambah data yang
diperoleh dari internet. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari
siswa sudah baik. Pemberian tes untuk menguji kepahaman siswa juga
sudah baik. Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir
sangat baik, disebabkan waktu yang cukup.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa, banyak siswa yang
sudah siap dalam mengikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS ini.
Banyak siswa yang kerapiannya sudah rapi. Siswa sudah memahami benar
tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode mind
mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan siswa pada saat
pembelajaran juga sudah dikategori baik terlihat dari hampir semua siswa
berpartisipasi aktif dalam presentasi. Walaupun masih ada yang berbicara
sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi pendengar
saja.Tetapi pembelajaran lebih kondusif dari sebelumnya. Keberanian
siswa dalam presentasi sudah baik, terlihat dengan semua siswa
mempresentasikan hasil mind mappingnya melalui kelompok masing-
masing. Kesiapan siswa dalam membawa peralatan yang di perlukan untuk
membuat mind mapping ada peningkatan, banyak siswa yang tidak saling
pinjam terutama pensil warna sehingga tidak membutuhkan waktu yang
lama dalam pembuatan Mind mapping. Berdasarkan lembar observasi

73
diperoleh persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran materi Laju
Reaksi pada siklus II melalui kombinasi metode eksperimen dengan
metode Mind mapping bervisi SETS adalah 88.15%. Hal ini sudah
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 %.
Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada materi pokok Laju reaksi,
dari 19 siswa terdapat 2 belum tuntas. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa
yang diperoleh dari ulangan pada siklus II sebesar 76.84 dan ketuntasan
klasikal sebesar 89,47%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari keadaan
sebelumnya pada saat siklus I yang rata-ratanya sebesar 69,47. Ini
menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus II dengan menggunakan
kombinasi metode tersebut sudah mengalami peningkatan, dan ketuntasan
klasikalnya sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
sebesar 75%. Sehingga tidak perlu dilaksanakan tindakan berikutnya
sebagai perbaikan. Tabel 4.1 dan grafik 4.1 dibawah ini menunjukkan
perbandingan hasil siklus I dan siklus II pada ketuntasan belajar klasial
dan keaktifan siswa.
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II
% Nilai kognitif %Nilai keaktifan
siklus
Siswa Siswa
Siklus I 65% 69%
siklus II 89% 88%

100%
89% 88%
90%
80%
69%
70% 65%
60%
50% kognitif
40% keaktifan
30%
20%
10%
0%
siklus1 siklus 2

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

74
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia


Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui Penggunaan Kombinasi Metode
Eksperimen dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI
IPA SMA NU 05 Brangsong Tahun Ajaran 2011/2012 maka dapat diambil
simpulan: bahwa Penerapan pembelajaran aktif menggunakan kombinasi metode
eksperimen dengan metode Mind Mapping Bervisi SETS dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok Laju reaksi kelas XI Ipa SMA NU 05
Brangsong kendal. Keberhasilan penerapan kombinasi metode eksperimen dengan
metode Mind Mapping Bervisi SETS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas XI Ipa SMA NU 05 Brangsong kendal ditunjukkan dengan
adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan pada saat proses
pembelajaran. Juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai tes akhir dari masing-
masing siklus. Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 69,47 serta ketuntasan
klasikal sebesar 64,73%. Sedangkan keaktifan siswa sebesar 68,75% dan kinerja
guru 67,5%. Hasil belajar yang lebih baik dibandingkan pada saat pra siklus yang
rata-ratanya 66,63 dengan ketuntasan belajar 52,63%. Dilihat dari indikator
keberhasilan, siklus I belum berhasil dan perlu perbaikan pada siklus II. Rata-rata
hasil belajar pada siklus II sebesar 76,84 dengan ketuntasan klasikal 89,47%.
Sedangkan keaktifan siswa sebesar 88,15% dan kinerja guru sebesar 82,5%
B. Saran

Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran-saran


sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran kimia, proses pembelajaran disarankan menggunakan
model, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan situasi
di dalam kelas dan materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran.

75
2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.
C. Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya
peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu disebabkan karena
keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan. Peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya.

76
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Binadja, 2005c, Pedoman praktis Pengembangan Rencana


Pembelajaran Berdasar Kurikulum 2004 Bervisi dan berpendekatan
SETS(Science, Environment, Technology and Society),Semarang
Laboratorium SETS UNNES Semarang.

_______, 1999. Pendidikan SETS Penerapannya pada Pada Pengajaran.Makalah


disajikan dalam Seminar Lokakarya Pendidikan SETS, Kerja sama antara
SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15 Desenber 1999.

_______, Pendidikan SETS dalam Penerapannya dalam Mengajar, makalah


disajikan pada Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan SETS, Semarang:
UNNES, 1999.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi


Aksara, 1995.

_______, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet.
VII..

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta,


2006.

Basir, M. Muzamil, dan M. Malik M. Said, Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut


Tadris, (Mekkah: Darul Liwa,t.th.

Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern Arizona University, 2005,8th Ed.

Cang, Raimond,Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti jilid 1,Jakarta: Penerbit


Erlangga.2005.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_
tumbukan/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/laju_reaksi1/teori_
tumbukan/

http://www.yatikurniawati.com/pendekatan-pembelajaran-bervisi-SETS-dalam-
ipa/

James E. Brady,KIMIA UNIVERSITAS Asas & Struktur Jilid 1, Jakarta: Binarupa


Aksara,1999.

Keenan, dkk, Kimia Untuk Universita Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga 1984.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010.

Mulyati Arifin,dkk, Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: Jurusan


Pendidikan Kimia Upi, 2000

Kusumah, Wijaya, dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,


Jakarta: PT. Indeks, 2010, Cet. 3.

Mulyasa, E., KTSP Sebuah Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda


Karya,2008.

_______, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik Dan Implementasi,


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Pasaribu, P., T. Lukman, Melipatgandakan Potensi Otak Teknik Praktis


Melejitkan Daya Ingat, Jakarta: Gramedia 2005.

Pratama, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar 2, Yogyakarta: UNY, 2003.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,


2007.

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata


Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. (Jakarta
Pusat : Depdiknas), hlm. 4.

Putra, Yovan P., Memori dan Pembelajaran Efektif, Bandung: CV: Yrama Widya,
2008.

Sastrohamidjojo, Sardjono, Kimia Dasar, Yogyakarta: UGM, 2008.

Siberman, Melvin L, Active Learning: 101 Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:


PUSTAKA INSAN MADANI, 2007.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Transito, 1996.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar dan Mengajar, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Sukarna, I Made, JICA Kimia Dasar 1, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES.
Sukarno, Penelitian Tindakan Kelas prinsip-prinsip dasar dan
implementasinya,Surakarta: Media Perkasa,2009.

Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2008.

Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher,2009.

Syaodih, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2009.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi progam Strata Satu (S.1), Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010.

T. Morgan, Clifford, Introduction to Psychology, New York: Pretice Hall, 1971.

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008.

W Oxoby, David, Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2001.


Lampiran 1
SILABUS
Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG
Mata pelajaran: Kimia
Kelas / Semester : XI IPA / 1
Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
Alokasi waktu : 12 Jam pelajaran (2 jam untuk Evaluasi)

Materi Kegiatan Alokasi Sumber/


Kompetensi Dasar Indikator Penilaian
Pembelajaran Pembelajaran Waktu Bahan Ajar
3.1Mendeskripsikan Konsentrasi Guru menjelaskan Menjelaskan pengertianJenis tagihan 2 Jam Sumber
laju reaksi dengan larutan cara pembuatan kemolaran Tugas individu Buku kimia
melakukan mind mapping Menghitung konsentrasi Tugas Mind Mapping
percobaan tentang bervisi SETS larutan (molaritas dan kelompok LKS
faktor-faktor yang kepada siswa pengenceran larutan) Ulangan Lembar praktikum.
mempengaruhi laju dengan tema
reaksi. buah-buahan Bentuk instrumen Bahan
Siswa melengkapi Membuat Mind White board
mind mapping mapping Spidol
bervisi SETS bervisi SETS Pensil warna
dengan tema Performance Kertas HVS
kemolaran yang di (kinerja Lembar kerja
bagikan guru &sikap) Bahan/alat percobaan
Siswa Laporan tertulis
mempresentasikan Tes tertulis
hasil mind
mappinnya di
depan kelas
Siswa
mengerjakan soal- Mendiskrisikan pengertian
soal tentang laju reaksi
kemolaran Menuliskan rumus laju
reaksi
Konsep laju Siswa melengkapi Mengerjakan soal-soal laju 2 jam
reaksi mind mapping reaksi
bervisi SETS
dengan tema laju
reaksiyang di
bagikan guru
Siswa
mempresentasikan
hasil mind
mappinnya di
depan kelas
Siswa
mengerjakan soal-
soal tentang laju
reaksi

Factor-faktor Siswa merancang Menjelaskan dan


yang dan melakukan mengelompokkan faktor-
mempengaruhi percobaan tentang faktor yang mempengaruhi 2 Jam
laju reaksi factor-faktor yang laju reaksi (luas
mempengarui laju permukaan, konsentrasi,
reaksi tentang suhu, dan katalis) melalui
pengaruh luas percobaan
permukaan bidang Menafsirkan grafik dari
sentuh dan data percobaan tentang
pengaruh faktor-faktor yang
konsentrasi mempengaruhi laju reaksi
terhadap laju Terampil dalam
reaksi dalam kerja menggunakan alat dan
kelompok bahan praktikum
dilaboratorium
Siswa
menyimpulkan
factor-faktor yang
mempengaruhi
laju reaksi

3.2 Memahami teori Teori siswa membuat Sumber


tumbukan tumbumkan Mind mapping Buku kimia
(tabrakan) untuk bervisi SETS Menjelaskan pengaruh Mind Mapping
menjelaskan faktor- dengan tema konsentrasi, luas LKS
faktor penentu laju faktor-faktor yang permukaan bidang sentuh, 2 Jam .
dan orde reaksi serta mempengarui laju dan suhu terhadap laju Bahan
terapannya dalam reaksi berdasarkan reaksi berdasarkan teori White board
kehidupan sehari teori tumbukan tumbukan Spidol
dengan cara Membedakan diagram Pensil warna
berdiskusi dengan energi potensial dari reaksi Kertas HVS
data dari internet kimia dengan
dan buku panduan menggunakan katalisator
Guru berkeliling dan yang tidak
mengamati menggunakan katalisator.
pembuatan Mind Menjelaskan pengertian
mapping bervisi peranan katalisator dan
SETS siswa energi pengaktifan dengan
Hasil Mind mengunakan diagram.
mapping bervisi
SETS siswa di
presentasikan di
depan kelas
Kelompok yang
tidak menjelaskan
diberi kesempatan
untuk bertanya
Guru bersama-
sama siswa
menyimpulkan
materi yang di
pelajari
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus I

Nama Sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Laju reaksi
Kelas/Semester : XI IPA/1
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian kemolaran
2. Menghitung konsentrasi larutan (molaritas dan pengenceran larutan)

D. Materi Pembelajaran
Kemolaran

E. Model dan metode pembelajaran


Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif
Metode : Mind mapping, Tanya jawab, pemberian tugas

F. Kegiatan belajar mengajar


1. Pendahuluan
Apersepsi / motivasi
a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan
mengkondisikan siswa agar siap belajar
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini, antara lain:
Siswa dapat menjelaskan pengertian kemolaran
c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat
dengan kehidupan sehari-hari misalnya:
Pembuatan larutan gula
Pengenceran larutan NaCl atau garam dapur
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu dengan metode pencatatan mind mapping bervisi SETS.
b) Guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping bervisi SETS di white board,
sebagai contoh buah-buahan, antara lain:
1. Memulai dengan membuat gambar yang menggambarkan arti buah-buahan
ditengah white board sebagai gambar sentral
2. Membuat beberapa cabang tebal yang memancar dari gambar sentral, dengan
menggunakan spidol warna yang berbeda-beda pada setiap cabang
3. Menulis setiap kata kunci tunggal pada setiap cabang dengan huruf kapital.
Misalkan: WARNA, RASA, dan BENTUK.
4. Menggambar lagi cabang-cabang lanjutan yang memancar dari tiap kata kunci
tersebut dengan warna sesuai warna cabang sebelumnya.
5. Kemudian menulis kata kunci lagi pada setiap anak cabang tersebut, yaitu
untuk WARNA : KUNING, HIJAU, MERAH, COKLAT, untuk RASA :
MANIS ASAM, dan untuk BENTUK : BULAT, LONJONG
6. Dari kata-kata kunci tersebut ditarik cabang-cabang lanjutan lagi dengan
spidol warna yang berbeda atau sesuai warna cabang sebelumnya dan di beri
kata kunci sesuai kata kunci sebelumnya sebagai contoh, untuk buah yang
berwarna kuning antara lain: JERUK, MANGGA, PISANG, dan seterusnya
untuk kata kunci yang lain.
7. Menambahkan gambar-gambar kecil pada anak cabang yang mewakili dan
menguatkan ide-ide dengan spidol warna dan imajinasi.
8. Dari gambar sentral diberi cabang tebal lagi dengan warna yang berbeda dan
membuat 4 lingkaran melingkar dengan anak panah yang saling berhubungan,
lingkaran 1 tentang SAINS yang berisi vitamin, lingkaran 2 tentang
LINGKUNGAN yang berisi (a. Buah-buahan berkurang karena di ambil dari
lingkungan, b. Sampah dari kulit buah bermanfaat untuk pupuk kompos),
lingkaran 3 tentang TEKNOLOGI yang berisi jus buah dan untuk lingkaran
ke-4 tentang MASYARAKAT yang berisi (a. kebutuhan vitamin masyarakat
terpenuhi, b. Pendapatan masyarakat bertambah)
9. Mind mapping bervisi SETS dengan tema buah-buahan sudah jadi.
c) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas tentang mind mapping
yang di jelaskannya
d) Guru menjelaskan sedikit tentang kemolaran melalui diskusi informasi
e) Guru membagikan mind Mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang belum
lengkap
Elaborasi
a) Siswa melengkapi mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran yang belum
lengkap tersebut.
b) Siswa yang sudah selesai melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang
kemolaran mempresentasikan di depan kelas
c) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
Konfirmasi
a) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.
b) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang kemolaran
yang dilengkapi siswa
c) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas
d) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari atau
memberikan konfirmasi tentang hasil eksplorasi dan elaborasi siswa
3. Penutup
a) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan dan reaksi
yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau fosilisasi sisa organisme
penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil yang sedang
berjalan
b) Siswa diminta untuk belajar tentang materi berikutnya atau konsep laju raksi di rumah
c) Guru memberi tugas tentang kemolaran untuk dikerjakan di rumah
d) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam.
G. Sumber / Bahan alat
a. Sumber
LKS
Buku kimia kelas XI
b. Bahan / alat
White board
Spidol
Pensil warna
Kertas HVS

H. Penilaian
Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian
Bentuk instrument : pilihan ganda, essay, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 3 November 2011


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I

Nama Sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Laju reaksi
Kelas/Semester : XI IPA/1
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian laju reaksi
2. Menuliskan rumus laju reaksi
3. Mengerjakan soal-soal laju reaksi

D. Materi Pembelajaran
Konsep laju reaksi

E. Model dan metode pembelajaran


Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif
Metode : Mind mapping, Tanya jawab, pemberian tugas
F. Kegiatan belajar mengajar
1. Pendahuluan
Apersepsi / motivasi
a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan
mengkondisikan siswa agar siap belajar
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini, antara lain:
Siswa dapat menjelaskan pengertian laju reaksi
Siswa dapat menuliskan rumus laju reaksi
Siswa dapat mengerjakan soal-soal laju reaksi
c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat
dengan kehidupan sehari-hari, misalnya:
Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom atau petasan dan reaksi
yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi atau fosilisasi sisa organisme
penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju mobil yang sedang
berjalan
d) Siswa diminta mengumpulkan tugas rumah pertemuan kemarin
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pembelajaran yang akan
dilakukan yaitu dengan mind mapping bervisi SETS
b) Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi melalui diskusi informasi
c) Guru membagikan Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju reaksi yang
belum lengkap
Elaborasi
a) Siswa melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju reaksi yang
belum lengkap tersebut
b) Siswa yang sudah melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju
reaksi mempresentasikan di depan kelas
c) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya
d) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas
Konfirmasi
a) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa
b) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS tentang konsep laju
reaksi yang dilengkapi siswa
c) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas
d) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari
3. Penutup
a) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya, misalnya penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan laju
mobil yang sedang berjalan
b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan salam

G. Sumber / Bahan alat


a. Sumber
LKS
Buku kimia kelas XI
b. Bahan / alat
White board
Spidol
Pensil warna
Kertas HVS

H. Penilaian
Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian
Bentuk instrument : pilihan ganda, essay, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 4 November 2011


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah


Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II

Nama Sekolahan :SMA NU 05 BRANSSONG


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Laju Reaksi
Kelas/Semester : XI IPA/1
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 (satu)

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.

C. Indikator
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi,
suhu, dan katalis) melalui percobaan
2. Menggambarkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi
3. Terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum

D. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi / motivasi
a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan
mengkondisikan siswa agar siap untuk melakukan praktikum
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini antara lain:
Siswa dapat menjelaskan dan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan katalis) melalui percobaan
Siswa dapat menggambarkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
Siswa terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum
c) Guru memberikan himbauan untuk berhati-hati dalam melakukan praktikum
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok masing-masing 3-4
siswa dalam satu kelompok
b) Guru memberikan arahan pada siswa tentang petunjuk praktikum yang akan
dilakukan
c) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang belum jelas dari
petunjuk praktikum.
Elaborasi
a) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
b) Siswa melakukan praktikum dan guru mengawasinya serta mengajukan
pertanyaan pada tiap kelompok tentang praktikum yang di lakukan.
c) Siswa mencatat hasil pengamatan pada kembar kerja secara berkelompok.
d) Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang dilakukan
Konfirmasi
a) Guru menanyakan beberapa pertanyaan lisan tentang praktikum yang dilakukan
untuk menguji kepahaman siswa
b) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat laporan praktikum
secara kelompok dan akan didiskusikan pada pertemuan berikutnya
3. Penutup
a) Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya, misalnya:
Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat mempercepat
matangnya buah karena faktor katalisator
Pada industri semen, batu kapur dihancurkan menggunakan penghancur sampai
halus, hal tersebut merupakan salah satu konsep laju reaksi tekanan
b) Siswa diberi tugas mencari data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya
c) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model : Pembelajaran langsung dan kooperatif

Metode : Eksperimen, Mind Mapping, Diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas.

G. Sumber / Bahan alat


a. Sumber
LKS
Buku kimia kelas XI
b. Bahan / alat
White board
Spidol
Bahan dan alat-alat praktikum ( tercantum dalam petunjuk praktikum)

H. Penilaian
Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian
Bentuk instrument : pilihan ganda, tugas membuat mind mapping bervisi SETS, laporan
praktikum

Kendal, 11 November 2011


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II

Nama Sekolahan :SMA NU 05 BRANSSONG


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Laju Reaksi
Kelas/Semester : XI IPA/1
Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 2 (dua)

A. Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

B. Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
2. Memahami teori tumbukan atau tabrakan untuk menjelaskan fakto-faktor penentu laju
dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator
1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju
reaksi berdasarkan teori tumbukan
2. Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator
dan yang tidak menggunakan katalisator.
3. Menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi pengaktifan dengan mengunakan
diagram.
D. Materi Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Teori tumbukan

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Apersepsi / motivasi
a) Guru terlebih dahulu menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang baik dan
mengkondisikan siswa agar siap belajar
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah:
Siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh,
dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan
Siswa dapat membedakan diagram energy potensial dari reaksi kimia dengan
menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator.
Siswa dapat menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi pengaktifan
dengan mengunakan diagram.
c) Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi laju reaksi sangat erat
dengan kehidupan sehari-hari, misalnya
Penyimpanan buah dengan penambahan kalsium karbida dapat mempercepat
matangnya buah karena faktor katalisator
Pembakaran zat dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu yang relative rendah
karena pengaruh enzim
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru memberikan arahan pada siswa tentang pembelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan ini, yaitu dengan mind mapping bervisi SETS
b) Guru melakukan sedikit tanya jawab dan penjelasan yang berkaitan dengan
materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari yaitu faktor-faktor yang
mempengarui laju reaksi
Elaborasi
a) Siswa membuat Mind mapping bervisi SETS dengan tema faktor-faktor yang
mempengarui laju reaksi berdasarkan teori tumbukan dengan cara berdiskusi
dengan data dari internet dan buku panduan
b) Guru berkeliling mengamati pembuatan Mind mapping bervisi SETS siswa
c) Hasil Mind mapping bervisi SETS siswa di presentasikan di depan kelas
d) Kelompok yang tidak menjelaskan diberi kesempatan untuk bertanya
Konfirmasi
a) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS hasil kerja siswa
b) Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru
c) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang di pelajari
3. Penutup
a. Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
b. Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

F. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Pembelajaran langsung dan kooperatif
Metode pembelajaran : Mind Mapping, Diskusi, Tanya jawab dan pemberian tugas.

G. Sumber / Bahan alat


a. Sumber
LKS
Buku kimia kelas XI
b. Bahan / alat
White board
Spidol
Pensil warna
Kertas HVS

H. Penilaian
Jenis tagihan : tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian
Bentuk instrument : pilihan ganda, tugas membuat mind mapping bervisi SETS

Kendal, 18 November 2011


Guru Mata Pelajaran Peneliti

Heri Supriyanto, ST Nurul Faizah

Mengetahui,
Kepala Sekolah,

Drs. H. Mawardi
Lampiran 4

KISI-KISI TES EVALUASI SIKLUS I


Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG
Mata pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI IPA / 1
Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran

Materi Jenjang
Kompetensi Dasar Indikator
Pembelajaran C1 C2 C3 C4
3.1Mendeskripsikan Konsentrasi Menjelaskan pengertian kemolaran 1 2 10
laju reaksi dengan larutan
melakukan Menghitung konsentrasi larutan (molaritas dan 3,4,5,7,8, 6
percobaan tentang Konsep laju pengenceran larutan) 9,14
faktor-faktor yang reaksi
mempengaruhi laju Menjelaskan pengertian laju reaksi 11 12 18, 19,20
reaksi.
Menuliskan rumus laju reaksi 13, 15

Mengerjakan soal-soal laju reaksi 16, 17


Lampiran 5
INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS I

Pilihan Ganda
1. Kemolaran adalah..
A. Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan
B. Banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan
C. Perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen dalam larutan dengan jumlah mol
total
D. Perbandingan mol zat terlarut dalam kilogram pelarut
E. Banyaknya gram zat terlarut dalam 1 000 000 gram larutan

2. Jika larutan cuka mempunyai konsentrasi 1 M, berarti:


A. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 1 mol
B. Jumlah asam asetat dalam 100 mL larutan cuka tersebut adalah 1 mol
C. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 2 mol
D. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 2 mol
E. Jumlah asam asetat dalam 1000 mL larutan cuka tersebut adalah 3 mol

3. Natrium hidroksida merupakan salah satu diantara beberapa zat kimia yang digunakan untuk
membuat sabun detergen dan kertas. Jika dua gram kristal murni (Mr NaOH = 40 )
dilarutkan dalam air hingga 250 ml, maka molaritas larutan tersebut adalah..
A. 0,1 M
B. O,2 M
C. 0,3 M
D. 0,4 M
E. 0,5 M

4. Sebanyak 16,4 grm Ca (NO3)2 dilarutkan dalam air hingga konsentrasi larutan tersebut
adalah 0,4 M, maka volume larutan yang dibutuhkan
A. 1000 mL
B. 800 mL
C. 500 mL
D. 250 mL
E. 100 mL

5. Lahan pertanian yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan kalsium hidroksida (Ca (OH)2.
jika diperlukan 0,3 M Ca (OH)2 sebanyak 400 mL. berapa gram Ca (OH) 2 yang harus
dilarutkan ? (Mr Ca (OH)2 = 74)
A. 8,0
B. 8,4
C. 8,6
D. 8,7
E. 8,9

6. Manakah di antara larutan berikut yang mempunyai kemolaran terbesar?


A. 1 gram NaOH dalam 1 liter larutan
B. 0.01 mol urea dalam 100 mL larutan
C. 10 mL larutan HCl 0.1 M di campur dengan 100 mL air
D. 100 mL larutan NaOH 0.1 M dicampur dengan 100 NaOH 0.01 M
E. 100 mL larutan NaCl 0.01 M di uapkan hingga menjadi 40 mL
7. Di sebuah meja praktikum di laboratorium kimia terdapat botol pereaksi dengan label yang
bertuliskan NaOH 4% (m/v), volume 100 ml, dan massa jenisnya = 1,1 grm /ml. berapakah
kemolaran NaOH tersebut. Jika Mr NaOH = 40 ?
A. 5,1
B. 1,2
C. 1,3
D. 1,4
E. 1,5

8. Untuk membuat 200 mL asam sulfat 4 M diperlukan asam sulfat pekat 98% massa jenis 1.8
kg/L sebanyak.( H = 1; O =16; S = 32)
A. 11.1 mL
B. 22.2 mL
C. 33.3 mL
D. 44.4 mL
E. 55.5 mL

9. Kedalam suatu ruang 5 liter dimasukkan 16 gram oksigen dan 28 gram nitrogen. Berapakah
konsentrasi masing-masing gas tersebut.(N =14; O =16 )
A. 0.1 dan 0.2
B. 0.3 dan 0.4
C. 0.1 dan 0.3
D. 0.2 dan 0.4
E. 0.2 dan 0.5

10. Untuk membuat 200 mL larutan NaOH 1 M diperlukan 8 gram kristal NaOH murni.
Penyediaan larutan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) menimbang 8 gram NaOH
2) menyiapkan alat dan bahan
3) mengisi labu ukur dengan air hingga 200 mL
4) melarutkan NaOH dalam kira-kira 150 mL air dalam labu ukur
5) menambah air kedalam labu ukur hingga tepat 200mL
Urutan langkah kerja yang benar adalah.
A. 1, 2, 3, dan 5
B. 2, 1, 3 dan 5
C. 1, 2, 4 dan 5
D. 2, 1, 4 dan 5
E. 2, 1 dan 5

11. Laju reaksi adalah.


A. Proses perubahan zat pereaksi menjadi produk
B. Laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan
konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu
C. Perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen dalam larutan dengan jumlah mol
total
D. Proses perubahan zat pereaksi menjadi produk dalam satuan waktu
E. Banyaknya mol zat terlarut dalam setiap liter larutan

12. Satuan untuk laju reaksi adalah.


A. M/s D. mol/liter sekon
B. M E. kJ/mol
C. dm 3 L1
13. Rumus laju untuk reaksi berikut 3O2 g 2O3 g dit`injau dari hilangnya reaktan dan
munculnya produk adalah..
1 O2 1 O3
A. Laju
3 t 2 t
1 O2 1 O3
B. Laju
3 t 2 t
1 O2 1 O3
C. Laju
3 t 2 t
1 O2 1 O3
D. Laju
2 t 3 t
1 O2 1 O3
E. Laju
2 t 3 t

14. Diketahui persamaan reaksi penguraian senyawa SO3 adalah 2SO3(g) 2SO2 (g) + O2 (g)
berapa perbandingan laju konsentrasi SO3, SO3, O2?
A. 2 : 2 : 1
B. 2 : 1 : 2
C. 1 : 2 : 2
D. 4 : 4 : 1
E. 2 : 2 : 2

15. Laju reaksi: 2 A 2 B 3C D pada setiap saat dapat dinyatakan sebagai.


A. Bertambahnya konsentrasi A setiap satuan waktu
B. Bertambahnya konsentrasi B setiap satuan waktu
C. Bertambahnya konsentrasi C setiap satuan waktu
D. Bertambahnya konsentrasi A dan B setiap satuan waktu
E. Bertambahnya konsentrasi B dan C setiap satuan waktu

16. Kalsium karbonat larut dalam asam klorida membentuk gas karbon dioksida menurut
persamaan:
CaCO3 s 2HCl aq CaCl2 aq H 2Ol CO2 g
Cara praktis menentukan laju reaksi ini adalah dengan mengukur.
A. Laju berkurangnya kristal CaCO 3
B. Laju berkurangnya konsentrasi HCl
C. Laju terbentuknya CaCl
D. Laju pembentukan CO 2
E. Laju pembentukan air

17. Ke dalam ruang 2 liter direaksikan a mol gas A dan b mol gas B dengan persamaan reaksi:
2 A g 3B g C g setelah reaksi berlangsung 10 sekon terbentuk gas C sebanyak m
mol. Laju reaksi rata-rata dalam 10 detik tersebut adalah..
A. m/20 mol L1 det ik 1
B. b/20 mol L1 det ik 1
C. a/20 mol L1 det ik 1
D. (a-2m) mol L1 det ik 1
E. (b-3m) mol L1 det ik 1
18. Diketahui reaksi: MnO 2 s 4 HCl s MnCl 2 aq 2 H 2 Ol Cl 2 g , konsentrasi HCl
setiap detik berkurang sebanyak 0.01 mol L 1 , maka setiap detik..
A. Cl 2 bertambah 0.01 mol L 1
B. H 2 O bertambah 0.01 mol L 1
C. MnCl 2 bertambah 0.0025 mol L 1
D. MnO 2 bertambah 0.0025 mol L 1
E. Cl 2 bertambah 0.025 mol L 1

Untuk soal 19 dan 20, Hubungan SETS dengan kemolaran adalah pembuatan telur asin
sebagai hasil teknologi,
19. Untuk hubungan sainsnya adalah
A. Kulit telur dapat digunakan sebagai hiasan dinding
B. Protein masyarakat tercukupi
C. Telur dapat bertahan lama
D. Pelarutan NaCl
E. Pendapatan masyarakat bertambah

20. Sedangkan hubungannya dengan lingkungan adalah..


A. Kulit telur dapat digunakan sebagai hiasan dinding
B. Protein masyarakat tercukupi
C. Telur dapat bertahan lama
D. Pelarutan NaCl
E. Pendapatan masyarakat bertambah
Lampiran 6
KISI-KISI TES EVALUASI SIKLUS II
Nama sekolahan : SMA NU 05 BRANGSONG
Mata pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI IPA / 1
Standar kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
Alokasi waktu : 12 Jam pelajaran (2 jam untuk Evaluasi)

Materi Jenjang
Kompetensi Dasar Indikator
Pembelajaran C1 C2 C3 C4

3.2 Memahami teori Factor- Menjelaskan dan mengelompokkan faktor-faktor yang 1,2 3,4
tumbukan faktor yang mempengaruhi laju reaksi (luas permukaan, konsentrasi, suhu,
(tabrakan) untuk mempengar dan katalis) melalui percobaan 7
menjelaskan faktor- uhi laju Menjelaskan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor
faktor penentu laju reaksi yang mempengaruhi laju reaksi 5
dan orde reaksi serta Terampil dalam menggunakan alat dan bahan praktikum
terapannya dalam
kehidupan sehari Teori Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang 9 10,11,20, 8,12 6,16,18
tumbumkan sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori 17 ,19
tumbukan
Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia
dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan 14
katalisator.
Menjelaskan pengertian peranan katalisator dan energi
pengaktifan dengan mengunakan diagram. 15
Lampiran 7
INSTRUMEN TES KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II

Pilihan Ganda
1. Faktor-faktor berikut yang tidak dapat mempercepat laju reaksi adalah
A. konsentrasi awal zat pereaksi
B. suhu
C. luas permukaan sentuhan
D. katalis
E. jumlah zat pereaksi

2. Zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan
yang kekal disebut dengan..
A. katalisator D. Energi
B. Konsentrasi E. Konduktor
C. Inhibitor

3. Logam magnesium dalam bentuk serbuk lebih cepat bereaksi dengan HCl, dibandingkan
dalam bentuk padatan. Faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut adalah.
A. Konsentrasi D. Katalis
B. Suhu E. Entalpi
C. Luas Permukaan

4. Penguraian H2O2 dapat berlangsung menurut reaksi:


2H2O2 (l) 2H2O (l) + O2 (g)
Untuk itu dilakukan percobaan sebagai berikut:
No Awal reaksi Proses reaksi Akhir reaksi Keterangan
5. 1 H2O2 tak berwarna Tak berwarna Tak berwarna Lambat
2 H2O2 + NaCl tak berwarna Tak berwarna Tak berwarna Lambat
3 H2O2 + FeCl3 jingga Coklat muda Jingga cepat
4 H2O2 + CoCl2 merah muda Hijau-coklat Merah muda cepat

Dari percobaan di atas peran katalis dalam proses reaksi adalah


A. Tidak ikut bereaksi dalam proses reaksi
B. Ikut bereaksi dan tidak diperoleh kembali pada akhir reaksi
C. Ikut bereaksi dan diperoleh kembali pada akhir reaksi
D. Ikut bereaksi dan dan warnanya berubah tetap reaksi berlangsung
E. Tidak ikut bereaksi dan warnanya berubah selama reaksi berlangsung

5. Gambar berikut yang disebut labu ukur adalah..........

A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
6. Data hasil percobaan menurut reaksi:
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Percobaan Massa/bentuk zat Konsentrasi Waktu Suhu (0 C)
CaCO3 HCl (mol/L) (menit)
1 10 gram butiran 1 3,4 25
2 10 gram butiran 1.5 1.1 25
3 10 gram butiran 2 0.33 25

Dari percobaan di atas, laju reaksi di pengaruhi oleh faktor


A. Konsentrasi D. Luas permukaan
B. Sifat-sifat E. Katalis
C. Suhu

7. Dari data percobaan di atas grafik yang menunjukkan hubbungan antara konsentrasi HCl
dengan waktu adalah..........

A. A D. D

B. B E. E

C. C

8. Diantara pasangan pereaksi berikut, yang diharapkan bereaksi paling cepat adalah
A. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 300 mL
B. 20 mL HCl 0.1 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M + 10 mL air pada 300 mL
C. 20 mL HCl 0.1 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 400 mL
D. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M pada 40 0 mL
E. 20 mL HCl 0.2 M + 20 mL Na2S2O3 0.1 M + 20 mL air pada 400 mL

9. Natrium bereaksi hebat dengan air pada suhu kamar sedangkan besi tidak. Hal ini
memperlihatkan bahwa laju reaksi bergantung pada.
A. Suhu D. Katalisator
B. Jenis pereaksi E. Luas permukaan sentuhan
C. Keadaan pereaksi

Untuk soal nomor 10, 11 menggunakan data sebagai berikut:


Data hasil percobaan untuk reaksi A + B hasil
Percobaan Massa/bentuk zat Konsentrasi B Waktu Suhu (0 C)
(mol/L) (detik)
1 5 gram serbuk 0.1 2 25
2 5 gram larutan 0.1 3 25
3 5 gram padatan 0.1 5 25
4 5 gram larutan 0.2 1.5 25
5 5 gram larutan 0.2 1 35
10. Pada percobaan 1 dan 3 , laju reaksi di pengaruhi oleh faktor
A. Konsentrasi D. Luas permukaan
B. Sifat-sifat E. katalis
C. Suhu

11. Berdasarkan percobaan 4 dan 5, laju reaksi dipengaruhi oleh


A. Konsentrasi
B. Sifat-sifat
C. Suhu
D. Luas permukaan
E. katalis

12. Diketahui reaksi: MnO 2 s 4 HCl s MnCl 2 aq 2 H 2 Ol Cl 2 g , konsentrasi HCl


setiap detik berkurang sebanyak 0.01 mol L 1 , maka setiap detik..
A. Cl 2 bertambah 0.01 mol L 1
B. H 2 O bertambah 0.01 mol L 1
C. MnCl 2 bertambah 0.0025 mol L 1
D. MnO 2 bertambah 0.0025 mol L 1
E. Cl 2 bertambah 0.025 mol L 1

13. Dilakukan 5 kali percobaan reaksi zink (seng) dengan larutan asam klorida sebagai
berikut:
Nomor Massa dan bentuk zat Konsentrasi dan suhu larutan HCl
1 5 gram kepingan 2 M, 300C
2 5 gran butiran 2 M, 300C
3 5 gram serbuk 4 M, 300C
4 5 gram serbuk 4 M, 400C
5 5 gram kepingan 4 M, 400C
Reaksi paling cepat adalah..
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3

14. Berikut adalah grafik tingkat energi dari reaksi:


A(g) + B(g) C(g)

Yang menunjukkan energi aktivasi dengan katalis adalah................


A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
15. Dari grafik no.14 dapat diketahui bahwa peranan katalis hubungannya dengan energi
aktivasi dalam suatu reaksi adalah.............
A. Katalis berperan menurunkan energi aktivasi sehingga laju reaksi berlangsung cepat
B. Katalis berperan menaikkan energi aktivasi sehingga laju reaksi berlangsung lama
C. Katalis berperan mempercepat laju reaksi sehingga energi aktivasi naik
D. Katalis berperan memperlambat laju reaksi sehingga energi aktivasi turun
E. Katalis tidak ada pengaruhnya dengan energi aktivasi

16. Hubungan SETS dengan Laju Reaksi salah satunya adalah kulkas sebagai hasil teknologi.
Makanan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama karena
A. Suhu yang rendah dapat memperlambat reaksi pembusukan makanan
B. Tekanan dari dalam kulkas tinggi
C. Luas permukaan makanan diperkecil
D. Kulkas mengandung zat yang dapat membunuh bakteri dalam makanan
E. Kulkas tertutup rapat sehingga udara luar tidak dapat masuk

17. Mencuci dengan detergen lebih banyak membuat pakaian lebih cepat bersih karena
A. Suhu air meningkat
B. Volume air menjadi lebih besar
C. Tekanan terhadap pakaian berkurang
D. Dapat memperluas permukaan pakaian
E. Konsentrasi pembersih bertambah

18. Jika dikaitkan dengan SETS, pengaruh detergen bagi lingkungan adalah
A. Tanah menjadi subur karena bungkus plastik detergen
B. Aliran sungai menjadi jernih karena teraliri busa detergen
C. Tanaman sekitar menjadi subur
D. Binatang didaerah sekitar menjadi sehat
E. Tanah menjadi tidak subur karena struktur tanah rusak akibat busa detergen yang mengalir
kedalam tanah dan sampah plastik bungkus detergen

19. Pembakaran zat dalam tubuh dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relatif rendah
sedangkan di laboratorium pembakaran serupa hanya dapat berlangsung pada suhu yang
lebih tinggi hal tersebut dapat terjadi karena
A. Katalisator
B. Kalor dalam tubuh
C. Pengatur suhu tubuh
D. Hormon
E. Enzim

20. Pada industri semen batu kapur dihancurkan menggunakan penghancur sampai halus, Hal
tersebut merupakan salah satu penerapan konsep laju reaksi
A. Konsentrasi
B. Suhu
C. Luas Permukaan
D. Katalis
E. Volume
Lampiran 8
KUNCI JAWABAN
SOAL SIKLUS I

1. B
2. A
3. B
4. D
5. D
6. E
7. B
8. D
9. A
10. D
11. B
12. A
13. A
14. A
15. C
16. C
17. D
18. B
19. D
20. A
Lampiran 9
KUNCI JAWABAN
SOAL SIKLUS II

1. E

2. A

3. C

4. C

5. B

6. A

7. B

8. D

9. A

10. D

11. C

12. C

13. D

14. B

15. A

16. A

17. E

18. E

19. A

20. C
Lampiran 10

INDIKATOR KEBERHASILAN KEAKTIFAN SISWA


No Komponen Nilai
1. Persiapan alat tulis
Siswa membawa peralatan alat tulis dengan lengkap sehingga 4
tidak meminjam teman
Siswa hanya membawa peralatan alat tulis berupa bolpoint, 3
pensil, penggaris dan pensil warna sehingga harus pinjam
penghapus teman
Siswa hanya membawa peralatan alat tulis berupa bolpoint, 2
pensil, penghapus dan penggaris sil warna sehingga harus
pinjam pensil warna teman
Siswa tidak membawa alat tulis sama sekali 1
2. Sikap dalam mengikuti pelajaran
Selalu memperhatikan dan sering menyampaikan pendapat 4
Selalu memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat 3
Kurang memperhatikan dan jarang menyampaikan pendapat 2
Kurang memperhatikan dan tidak menyampaikan pendapat 1

3. Keaktifan mengerjakan tugas


Aktif melaksanakan tugas dan mampu mengaitkan tugas dengan 4
aspek SETS serta selesai dengan baik
Aktif melaksanakan tugas dan mampu mengaitkan tugas dengan 3
aspek SETS tetapi pernah tidak selesai
Kurang aktif melaksanakan tugas dan kurang mampu 2
mengaitkan tugas dengan aspek SETS serta selesai dengan baik
Kurang aktif melaksanakan tugas dan kurang mampu
mengaitkan tugas dengan aspek SETS serta pernah tidak selesai 1

4. Etika dalam berkomunikasi


Sopan dalam berbicara, tidak menyela guru atau siswa lain dan 4
memperhatikan ketika guru atau siswa lain memberikan jawaban
Sopan dalam berbicara, tidak menyela guru atau siswa lain dan
kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain memberikan 3
jawaban
Sopan dalam berbicara, kadang menyela guru atau siswa lain
dan kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain 2
memberikan jawaban
Kurang sopan dalam berbicara, sering menyela guru atau siswa
lain dan kurang memperhatikan ketika guru atau siswa lain 1
memberikan jawaban
Lampiran 11

Nilai Mid Semester Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Semester I Th. 2011/20012
(Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus)
No Nama Nilai Pencapaian
kompetensi
1 Achmad Nasrul Ulum 60 Belum tuntas
2 Aliyah 57 Belum tuntas
3 Ana amalia 74 tuntas
4 Khoirun Nisak 70 tuntas
5 Diah Nuryanti 65 Belum tuntas
6 Haryanti 72 Tuntas
7 Isdalifah 80 Tuntas
8 Khafidatul Lutfiah 75 Tuntas
9 Kiswanto 75 Tuntas
10 Muchtar Sidiq 75 Tuntas
11 Muhammad Ikhsan 72 tuntas
12 Rofiatun 55 Belum tuntas
13 Siti Anisah 55 Belum tuntas
14 Siti Muasaroh 72 Tuntas
15 Siti Musfirotun 80 Tuntas
16 Siti Nuriyanah 55 Belum tuntas
17 Slamet Sulton 50 Belum tuntas
18 Sri Indarwati 59 Belum tuntas
19 Unun Amaliyah 65 Belum tuntas
Jumlah 1266

1) Menghitung nilai rata-rata kelas:


x 1266
19
= 66,63
2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal
jumlahsiswatuntasbelajar
prosentase(%) x100%
jumlahseluruhsiswa
10
x100%
19
= 52,63%
Lampiran 12
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
(Nilai Kognitif)
No Nama Nilai Pencapaian
kompetensi
1 Achmad Nasrul Ulum 65 Belum tuntas
2 Aliyah 60 Belum tuntas
3 Ana amalia 70 tuntas
4 Khoirun Nisak 75 tuntas
5 Diah Nuryanti 70 tuntas
6 Haryanti 75 Tuntas
7 Isdalifah 80 Tuntas
8 Khafidatul Lutfiah 75 Tuntas
9 Kiswanto 80 Tuntas
10 Muchtar Sidiq 75 Tuntas
11 Muhammad Ikhsan 75 tuntas
12 Rofiatun 55 Belum tuntas
13 Siti Anisah 70 Belum tuntas
14 Siti Muasaroh 70 Tuntas
15 Siti Musfirotun 80 Tuntas
16 Siti Nuriyanah 55 Belum tuntas
17 Slamet Sulton 50 Belum tuntas
18 Sri Indarwati 70 tuntas
19 Unun Amaliyah 70 tuntas
Jumlah 1320
1) Menghitung nilai rata-rata kelas:


x 1320
19
= 69,47
2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal
jumlahsiswatuntasbelajar
prosentase(%) x100%
jumlahseluruhsiswa
13
x100%
19
= 64,73%
Peneliti,

Nurul Faizah
NIM. 053711238
Lampiran 13
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
(Nilai Kognitif)
No Nama Nilai Pencapaian
kompetensi
1 Achmad Nasrul Ulum 65 Belum tuntas
2 Aliyah 75 tuntas
3 Ana amalia 80 tuntas
4 Khoirun Nisak 75 tuntas
5 Diah Nuryanti 75 tuntas
6 Haryanti 75 Tuntas
7 Isdalifah 95 Tuntas
8 Khafidatul Lutfiah 85 Tuntas
9 Kiswanto 85 Tuntas
10 Muchtar Sidiq 85 Tuntas
11 Muhammad Ikhsan 80 tuntas
12 Rofiatun 70 tuntas
13 Siti Anisah 70 tuntas
14 Siti Muasaroh 75 Tuntas
15 Siti Musfirotun 95 Tuntas
16 Siti Nuriyanah 70 tuntas
17 Slamet Sulton 60 Belum tuntas
18 Sri Indarwati 70 tuntas
19 Unun Amaliyah 75 tuntas
Jumlah 1460

1) Menghitung nilai rata-rata kelas:


x 1460
19
= 76.84

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal


jumlahsiswatuntasbelajar
prosentase(%) x100%
jumlahseluruhsiswa
17
x100%
19
= 89,47% Peneliti,

Nurul Faizah
NIM. 053711238
Lampiran 14

Nilai Keaktifan Siswa Mid Semester Kelas XI IPA SMA NU 05 Brangsong Semester I Th.
2011/20012
(Nilai Pra Siklus Keaktifan Siswa)
No Nama Nilai Pencapaian
kompetensi
1 Achmad Nasrul Ulum C Belum tuntas
2 Aliyah C Belum tuntas
3 Ana amalia C Belum tuntas
4 Khoirun Nisak B tuntas
5 Diah Nuryanti C Belum tuntas
6 Haryanti B Tuntas
7 Isdalifah B Tuntas
8 Khafidatul Lutfiah B Tuntas
9 Kiswanto B Tuntas
10 Muchtar Sidiq B Tuntas
11 Muhammad Ikhsan B tuntas
12 Rofiatun C Belum tuntas
13 Siti Anisah B Tuntas
14 Siti Muasaroh B Tuntas
15 Siti Musfirotun B Tuntas
16 Siti Nuriyanah C Tuntas
17 Slamet Sulton C Belum tuntas
18 Sri Indarwati C tuntas
19 Unun Amaliyah C Belum tuntas

1) Prosentase ketuntasan keaktifan siswa


jumlahsiswatuntasbelajar
prosentase(%) x100%
jumlahseluruhsiswa
10
x100%
19
= 52,63%
Lampiran 15
Hasil Analisis Nilai Siklus I Siswa
(Keaktifan Siswa)

Pengamatan Tindakan
ASPEK
JUMLAH PROSEN
No NAMA PENGAMATAN
SKOR TASE(%)
A B C D
1. AHMAD NASRUL ULUM 2 1 2 3 8 50
2. ALIYAH 3 2 2 2 9 56,25
3. ANA AMALIA 3 2 3 3 11 68,75
4. KHOIRUN NISA 3 2 2 3 10 62,5
5. DIAH NURYATI 3 2 2 3 10 62,5
6. HARYANTI 4 2 2 3 11 68,75
7. ISDALIFAH 3 4 4 3 14 87,5
8. KHAFIDATUL LUTFIAH 4 4 3 4 15 93,75
9. KISWANTO 2 4 3 4 13 81,25
10.MUHTAR SIDIK 3 4 3 4 14 87,5
11.MUHAMMAD IHSAN 2 4 3 3 12 75
12.ROFIATUN 4 2 2 2 10 62,5
13.SITI ANISAH 3 1 2 3 9 56,25
14.SITI MUASYAROH 3 3 2 3 11 68,75
15.SITI MUSFIROTUN 3 4 4 4 15 93,75
16.SITI NURIANAH 3 2 3 2 10 62,5
17.SLAMET SULTON 2 1 2 3 8 50
18.SRI INDARWATI 2 2 2 3 9 56,25
19.UNUN AMALIAH 2 3 2 3 10 62,5
JUMLAH 209

Kriteria Penilaian :
Skor 30% = keaktifan peserta didik kurang
Skor 31% - 59 % = keaktifan peserta didik cukup
Skor 60%-75% = keaktifan peserta didik baik
Skor > 75 = keaktifan peserta didik sangat baik
nilai yang diperoleh
Prosentase (%) = 100%
nilai maksimum

209
Prosentase (%) rata-rata kelas = 304 = 68,75%
Lampiran 16
Hasil Analisis Nilai Siklus II Siswa
(Keaktifan Siswa)
Pengamatan Tindakan
ASPEK
JUMLAH PROSEN
No NAMA PENGAMATAN
SKOR TASE
A B C D
1. AHMAD NASRUL ULUM 3 2 4 3 12 75%
2. ALIYAH 4 3 4 4 15 93,75%
3. ANA AMALIA 4 4 4 3 15 93,75%
4. KHOIRUN NISA 3 4 4 3 14 87,5%
0
5. DIAH NURYATI 3 3 4 3 13 75%
6. HARYANTI 4 3 4 3 14 87,5%
7. ISDALIFAH 3 4 4 4 15 93,75%
8. KHAFIDATUL LUTFIAH 4 3 4 4 15 93,75%
0
9. KISWANTO 3 4 4 4 15 93,75%
10.MUHTAR SIDIK 3 3 4 4 14 87,5%
11.MUHAMMAD IHSAN 3 3 4 4 14 87,5%
12.ROFIATUN 4 3 4 3 14 87,5%
0
13.SITI ANISAH 3 3 4 3 13 81%
14.SITI MUASYAROH 4 4 4 3 15 93,75%
15.SITI MUSFIROTUN 4 3 4 4 15 100%
16.SITI NURIANAH 3 3 4 3 13 81%
0
17.SLAMET SULTON 3 2 4 3 12 81%
18.SRI INDARWATI 4 3 4 4 15 93,75%
19.UNUN AMALIAH 3 4 4 4 15 93,75%
JUMLAH 267
Kriteria Penilaian :
Skor 30% = keaktifan peserta didik kurang
Skor 31% - 59 % = keaktifan peserta didik cukup
Skor 60%-75% = keaktifan peserta didik baik
Skor > 75 = keaktifan peserta didik sangat baik
nilai yang diperoleh
Prosentase (%) = 100%
nilai maksimum
267
Prosentase (%) rata-rata kelas = 304 = 88.15%
Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I


Meningkatkan hasil belajar melalaui metode Mind Mapping bervisi SETS

Pelaksanaan
No. Aspek Pengamatan
A B C D E
1. Apersepsi
a) Menyiapkan kondisi fisik peserta didik 70
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 70
c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan 65
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang
telah disampaikan.
d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk 70
2. belajar.
Penerapan pembelajaran aktif
a) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah 70
melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap
perencanaan yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar
67
mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.
c) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas
kelompok secara bersama-sama dengan kelompoknya. 68
d) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di
ketahui keberhasilan pertemuan pada siklus I 60
3. Menutup pelajaran
a) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang 70
ditentukan.
b) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan
metode tersebut.
65
KRITERIA PENILAIAN
80 100 = Baik sekali(A) 40 55 = Kurang(D)
66 79 = Baik(B) 30 39 = Gagal(E)
56 65 = Cukup(C)

skor yang diperoleh


persentase (%) 100%
skor maksimal
675
x100%
1000
= 67,5%
Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI GURU PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II


Meningkatkan hasil belajar melalaui metode Mind Mapping bervisi SETS
Pelaksanaan
No. Aspek Pengamatan
A B C D E
1. Apersepsi
a) Menyiapkan kondisi fisik siswa 92
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 79
c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan 78
dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang
telah disampaikan.
d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk 79
belajar.
2. Penerapan pembelajaran aktif
a) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah
89
melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap
perencanaan yaitu, melakukan tindakan yang tertera dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar
mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi. 79
c) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas
kelompok secara bersama-sama dengan kelompoknya. 78
d) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di
ketahui keberhasilan pertemuan pada siklus I 79
Menutup pelajaran
a) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang 79
3. ditentukan.
b) Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan
metode tersebut.
93

KRITERIA PENILAIAN
80 100 = Baik sekali (A) 40 55 = Kurang (D)
66 79 = Baik (B) 30 39 = Gagal (E)
56 65 = Cukup (C)

skor yang diperoleh


persentase 100%
skor maksimal
825
x100%
100
= 82,5%
Lampiran 20

(Doc. pribadi)
Proses Kegiatan Belajar Melalui Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen
dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Nurul Faizah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 21 Januari 1987
3. NIM : 053711238
4. Alamat Rumah : Kumpulrejo RT 02/RW IV
Kec. Patebon Kab. Kendal
5. HP : 085290900807

B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal :
a. SD Negeri Purwosari 02 lulus tahun 1999
b. SMP Negeri 02 Patebon lulus tahun 2002
c. SMA Negegeri 01 Kendal lulus tahun 2005
d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang tahun 2012

C. Pengalaman Organisasi
1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di UKM PSHT IAIN Walisongo
Semarang.

Semarang, 14 Juni 2012

Nurul Faizah
NIM : 053711238

Anda mungkin juga menyukai