SKRIPSI
Oleh:
Siti Muzdalifah
NIM: 073711022
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Siti Muzdalifah
NIM : 073711022
ii
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah
skripsi dengan:
Judul : EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X MA NU 04 AL MA’ARIF
BOJA.
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Pembimbing I,
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah
skripsi dengan:
Judul : EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X
MA NU 04 AL MA’ARIF BOJA
Nama : Siti Muzdalifah
NIM : 073711022
Jurusan : Tadris
Program Studi : Kimia
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
v
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Penerapan Metode Crossword Puzzle Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Kelas X MA NU 04 Al Ma’arif Boja
Penulis : Siti Muzdalifah
NIM : 073711022
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen berdesain “posttest-only control
design”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan metode Crossword
Puzzle efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Sistem
Periodik Unsur? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan metode
Crossword Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Sistem
Periodik Unsur.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, bentuk penelitian ini adalah
penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, sehingga
terpilih kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol, Populasi
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA NU 04 Al Ma’Arif Boja. Metode
pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan tes. Data yang
kelompok eksperimen 2hitung= -86,526 dan kelompok kontrol 2 hitung= -103,675 dengan α=
terkumpul sebelumnya diuji normalitas dan uji homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh
5% dari distribusi chi-kuadrat didapat 2 tabel= 12,5916, sehingga 2 hitung < 2 tabel disimpulkan
data tersebut normal. Uji homogenitas antar kelompok eksperimen dan kontrol dengan
menggunakan uji kesamaan 2 varian, diperoleh Fhitung= 1,013 dan Ftabel= 1,65 dengan taraf
nyata 0,05, data pembilang= 43 dan data penyebut= 44, maka Fhitung < Ftabel. Artinya kedua
kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t. Uji t
dilakukan untuk membandingkan hasil antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yang menunjukkan bahwa hasil rata-rata kelompok eksperimen adalah 62,22, sedang rata-rata
kelompok kontrol adalah 49,09. Berdasarkan uji percobaan satu pihak, yaitu pihak kanan
diperoleh thitung = 4,943 sedangkan t(0.95)(87 )= 1,665, karena thitung > t(0.95)(87 ) maka H 0 ditolak.
Artinya rata-rata hasil belajar kimia yang diajar dengan penerapan metode Crossword Puzzle
lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kimia yang diajar dengan pembelajaran dengan
metode ekspositori.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil
tes kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol, dan prosentase keefektifan kelas
eksperimen mencapai 42,22% sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan
penerapan metode Crossword Puzzle cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi pokok Sistem Periodik Unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’Arif Boja.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi akhir
zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu
proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam
skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amin.
Penulis
Siti Muzdalifah
073711022
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Deskripsi Teori
1. Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 6
2. Hasil Belajar ........................................................................ 7
a. Ranah Kognitif ................................................................ 8
b. Ranah Psikomotorik ........................................................ 8
c. Ranah Afektif .................................................................. 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 9
a. Faktor Internal .................................................................. 9
b. Faktor Eksternal .............................................................. 9
4. Metode Crossword Puzzle (Teka-teki Silang)...................... 10
5. Materi Sistem Periodik Unsur
a. Sistem Periodik Modern ................................................. 11
ix
b. Golongan dan Periode Unsur-unsur Dalam Tabel Periodik
1). Penggolongan Unsur .................................................. 14
2). Perioda ...................................................................... 15
3). Hubungan Konfigurasi Elektron Dengan Sistem Perio
dik .............................................................................. 15
c. Logam dan Bukan Logam ............................................... 16
1). Logam (Metal) ........................................................... 16
2). Non Logam (Nonmetal) ............................................. 17
3). Semi Logam (Metaloid) ............................................. 17
d. Sifat-sifat Periodik Unsur ............................................... 18
1). Jari-jari Atom ............................................................. 18
2). Energi Ionisasi ........................................................... 19
3). Afinitas Elektron ........................................................ 19
4). Keelektronegatifan ..................................................... 20
B. Kerangka Berfikir ..................................................................... 20
C. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 22
D. Rumusan Hipotesis ................................................................... 24
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 63
B. Saran-saran................................................................................ 63
C. Penutup ..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
RIWAYAT HIDUP
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 41
– 42.
1
bersifat abstrak yang harus diserap peserta didik dalam waktu relatif terbatas
menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi peserta
didik sehingga banyak peserta didik gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya
peserta didik cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari
untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga
sebagian peserta didik yang sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun
tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.2
Kondisi seperti ini akan berdampak pada menurunnya minat belajar
peserta didik dan semakin tidak pahamnya peserta didik terhadap mata pelajaran
dan konsep-konsep di dalamnya. Secara kualitatif, berarti tujuan pendidikan
kimia sebagaimana dalam GBPP tidak tercapai. Secara kuantitatif nilai peserta
didik tidak mampu melampaui batas minimal tercapainya suatu ketuntasan
pembelajaran, yaitu nilai rata-rata masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang sudah ditetapkan madrasah sebesar 65.
Kondisi yang demikian itulah yang melatarbelakangi peneliti untuk
melakukan penelitian tindakan di MA NU 04 Al Ma’arif Boja. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menggambarkan kondisi di MA NU 04
Al Ma’arif Boja adalah sebagaimana kondisi yang telah diuraikan di atas, yaitu :
secara kuantitatif nilai peserta didik rata-rata masih dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang sudah ditetapkan madrasah sebesar 65, strategi
pengajaran kurang memadai, karena masih jarang guru yang menggunakan
metode yang aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran kimia.
Telah dikembangkan dan diteliti berbagai metode pembelajaran yang
berbeda satu dengan yang lain. Salah satunya adalah metode pembelajaran
Crossword Puzzle (Teka-teki Silang). Metode pembelajaran ini dapat
membantu peserta didik untuk mudah mengingat, dan metode Crossword Puzzle
ini digunakan untuk menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk teka-teki
silang, metode ini dapat mengundang minat dan partisipasi peserta didik dalam
2
Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada, 2009),
hlm. 42.
2
pembelajaran. Langkah pertama, peserta didik mendengarkan penjelasan tentang
beberapa istilah atau nama-nama penting yang terkait dengan materi Sistem
Periodik Unsur. Kemudian peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari dua sampai empat orang. Masing-masing kelompok dibagi
Crossword Puzzle (Teka-teki Silang) yang terkait dengan materi Sistem Periodik
Unsur untuk dikerjakan, dan waktu mengerjakan dibatasi kemudian hasilnya
dicocokkan bersama.3
Teka teki silang yang dimaksudkan bahwa selain ada unsur
permainannya juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi teka teki
silang tersebut secara tidak sadar peserta didik belajar ilmu kimia sehingga
diharapkan selain kesenangan juga didapatkan pengetahuan dan pemahaman
materi pelajaran, khususnya materi pelajaran sistem periodik unsur dan ilmu
kimia pada umumnya. Maka diharapkan dengan membuka, membaca, dan
mencari jawaban teka-teki silang tersebut, peserta didik akan selalu paham dan
mengerti dengan sendirinya materi pelajaran sistem periodik unsur yang
merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang membutuhkan daya
pemahaman yang cukup.
Teka-teki silang yang digunakan akan memberikan nilai yang positif
bagi peserta didik. Hal ini disebabkan karena dengan menjawab dan
mengerjakan bersama, peserta didik akan selalu berlomba untuk dapat
menemukan jawabannya dengan benar sehingga akan muncul persaingan sehat.
Rasa kebersamaan yang tinggi akan tumbuh, karena bagi peserta didik yang
menemukan jawaban akan dapat menjawab teka-teki silang tersebut dan peserta
didik lain dalam kelompoknya juga akan mengetahui jawaban yang benar.
Faktor ketelitian dan ketepatan yang tinggi juga menjadi sangat menentukan
dalam pengisian jawaban teka-teki silang, Karena huruf-huruf dalam jawaban
dapat mempengaruhi jawaban yang lain baik dalam baris atau kolom.4
3
Silberman, Active Learnig 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm
256.
Sugiartini, “Studi Komparasi Pengajaran Kimia Menggunakan Metode Pembelajaran
4
Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournaments) Dengan Media TTS (Teka Teki Silang) dan
Kartu Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 8 Surakarta
3
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas
penerapan metode Crossword Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi pokok Sistem Periodik Unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’Arif
Boja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode
Crossword Puzzle efektif dalam meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MA
NU 04 Al Ma’Arif Boja pada materi pokok Sistem Periodik Unsur?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode
Crossword Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar kimia kelas X MA NU 04
Al Ma’Arif Boja pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Dengan diterapkannya metode Crossword Puzzle, memberikan alternatif
kepada peserta didik untuk mempermudah mengingat materi pembelajaran
kimia pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
c. Meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannaya metode
Crossword Puzzle.
d. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X MA NU 04 Al Ma’Arif
Boja pada materi pokok Sistem Periodik Unsur.
2. Manfaat bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar.
b. Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar.
c. Mampu menghidupkan suasana kelas dengan metode yang diterapkan.
Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi (Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret), hlm. 25.
4
3. Manfaat bagi Peneliti
a. Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar.
b. Memberikan pengalaman cara mendesain materi pembelajaran yang tepat.
4. Manfaat bagi Sekolah
Memberi masukan bagi sekolah untuk melakukan perbaikan terhadap
proses pembelajaran kimia pada khususnya dan pelajaran lain pada
umumnya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan upaya sadar atau upaya yang disengaja untuk
mendapat kepandaian. Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya sebagai berikut:
a) Menurut Anita E. Woolfolk
“Learning is the process through which experiences causes
permanent of change knowledge or behavior”.1 (Belajar adalah suatu proses
di mana pengalaman-pengalaman menghasilkan suatu perubahan permanen
dalam pengetahuan atau tingkah laku).
b) Menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sardiman
“Learning is shown by a change in behaviour as a result of
experience”.2 (Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).
c) Menurut Slameto
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan”.3
d) Menurut Trianto
“Belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.”4
1
Anita E. Woolfolk, Educational Psychology, (Bostan, Allyn and Bocon, 1996), p. 196.
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), hlm. 20.
3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm.2.
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), hlm. 16.
6
e) Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa
Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
5
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir:
Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.
6
Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), hlm. 23.
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif., hlm. 17.
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 22.
7
Sardiman, ranah belajar terdiri dari tiga yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif.
a) Ranah Kognitif (Cognitive Domain),
Hasil belajar ranah ini menekankan pada aspek intelektual.9 Ranah ini
meliputi:
1) Knowledge (Pengetahuan dan ingatan);
2) Comprehension (Pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh);
3) Analysis (Menguraikan, menentukan hubungan);
4) Synthesis (Mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru);
5) Evaluation (Menilai); dan
6) Application (Menerapkan).
b) Ranah Psikomotorik (Psycomotor Domain),
Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak.10 Ranah ini meliputi :
1) Perception (Persepsi);
2) Set (Kesiapan);
3) Guided Respon (Gerakan Terbimbing);
4) Mechanism (Gerakan Terbiasa);
5) Complex Over Respon (Gerakan Kompleks);
6) Adaptation (Penyesuaian); dan
7) Originality (Kreativitas).
c) Ranah Afektif (Affective Domain),
Hasil belajar yang berkenaan dengan sikap.11 meliputi:
1) Receiving (Sikap menerima);
2) Responding (Memberikan respon);
3) Valuing (Menilai);
4) Organization (Organisasi); dan
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 22.
10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 23.
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 22.
8
5) Characterization (Karakterisasi). 12
Dalam pembelajaran materi Sistem Periodik Unsur ini, hasil belajar yang
akan dicapai adalah hasil belajar ranah kognitif. Hasil belajar ranah ini dapat
dillihat dari hasil tes yang diberikan di akhir pembelajaran materi Sistem
Periodik Unsur. Dari hasil tes tersebut akan tampak sejauh mana peserta didik
mengingat materi yang sudah disampaikan dan sejauh mana pemahaman mereka
terhadap materi.
12
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 23.
13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 54-59.
14
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, hlm. 60-71.
9
menerima materi yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat dapat
memperlancar penerimaan materi pelajaran kepada peserta didik.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik sangat diperlukan, agar guru
dapat mengajar dengan baik dan peserta didik dapat menerima pelajaran dengan
baik, sehingga dapat dicapai hasil belajar yang maksimal. Alat pelajaran ini bisa
meliputi buku-buku cetak maupun laboratorium.
Crossword Puzzle yang berupa gambar dua dimensi, dapat juga dijadikan
sebagai alat pelajaran. Dalam hal ini, materi Sistem periodik unsur dapat
disajikan dalam Crossword Puzzle. Crossword Puzzle ini akan mempermudah
peserta didik mengingat materi-materi yang disampaikan. Dengan demikian
hasil belajar peserta didik dapat sesuai dengan yang diharapkan.
15
Silberman, Active Learnig 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2006), hlm.
256.
10
mengerti dengan sendirinya materi pelajaran sistem periodik unsur yang
merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang membutuhkan daya
pemahaman yang cukup.
Teka-teki silang yang digunakan akan memberikan nilai yang positif bagi
peserta didik. Hal ini disebabkan karena dengan menjawab dan mengerjakan
bersama, peserta didik akan selalu berlomba untuk dapat menemukan
jawabannya dengan benar sehingga akan muncul persaingan sehat. Rasa
kebersamaan yang tinggi akan tumbuh, karena bagi peserta didik yang
menemukan jawaban akan dapat menjawab teka-teki silang tersebut dan peserta
didik lain dalam kelompoknya juga akan mengetahui jawaban yang benar.
Faktor ketelitian dan ketepatan yang tinggi juga menjadi sangat menentukan
dalam pengisian jawaban teka-teki silang. Karena huruf-huruf dalam jawaban
dapat mempengaruhi jawaban yang lain baik dalam baris atau kolom.16
Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournaments) Dengan Media TTS (Teka Teki Silang) dan
Kartu Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 8 Surakarta
Tahun Pelajaran 2005/2006”, Skripsi (Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret), hlm. 25.
11
Pada tahun 1865, John Newland mendapatkan hubungan antara sifat
unsur dengan massa atom relatifnya, yaitu sebagai berikut.
“Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka
pada unsur yang kedelapan sifatnya mirip dengan unsur yang pertama,
dan unsur kesembilan dengan unsur yang kedua, dan seterusnya”.
Hubungan ini oleh Newland disebut hukum oktaf, karena kemiripan sifat
unsur terjadi setelah hubungan kedelapan. Dilihat dari beberapa kasus
tampaknya hukum ini benar, tetapi untuk unsur yang lain tidak terbukti,
contohnya S dan Fe tidak mempunyai kemiripan sifat.
Dmitri Mendeleyev (bangsa Rusia) dan Lothar Meyer (bangsa Jerman)
secara terpisah membuat daftar unsur yang merupakan perbaikan hukum oktaf
Newland. Ia mempelajari sifat-sifat unsur dan mencari kaitannya dengan massa
atom relatif. Berikut merupakan uraian sifat beberapa unsur yang dipelajari
Dmitri Mendeleyev yang dikaitkan dengan massa atom relatifnya.
Tabel 2.1 Uraian sifat beberapa unsur
Urutan
Massa
massa Nama Lambang Sifat
atom
atom
1 2 3 4 5
1 7 Litium Li Logam lunak, kerapatan
rendah, secara kimia sangat
aktif, membentuk Li2O, LiCl.
2 9,4 Berilium Be Jauh lebih keras daripada Li,
kerapatan rendah, kurang
aktif dibandingkan Li,
membentuk BeO, BeCl2.
3 11 Boron B Sangat keras, bukan logam,
kurang reaktif, membentuk
B2O3, BCl3.
4 12 Karbon C Rapuh, bukan logam, tak
reaktif pada suhu kamar,
membentuk CO2, CCl4.
5 14 Nitrogen N Gas, kurang reaktif,
membentuk N2O5, NCl3.
6 16 Oksigen O Gas, cukup reaktif, bereaksi
dengan kebanyakan unsur,
membentuk Na2O, BeO.
12
1 2 3 4 5
7 19 Flour F Gas, sangat reaktif,
merangsang hidung,
membentuk NaF, BeF2.
8 23 Natrium Na Logam, lunak, kerapatan
rendah, sangat aktif,
membentuk Na2O, NaCl
(bandingkan dengan Li).
13
Pada tahun 1869, Mendeleyev berhasil menyusun daftar unsur yang
disebut sistem periodik Mendeleyev. Ia menempatkan unsur dalam kotak
menurut kenaikan massa atom relatifnya. Ia membagi unsur atas 8 golongan dan
12 perioda sehingga unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang mirip.
Setelah Moseley (pada tahun 1915) berhasil menemukan nomor atom,
para ahli mencoba melihat hubungan sifat unsur dengan nomor atom tersebut.
Seperti telah dikemukakan bahwa nomor atom adalah jumlah proton yang
terdapat dalam inti, dan nomor massa (Ar) adalah jumlah proton dan neutron
dalam inti atom.
Penyelidikan akhirnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
nomor atom dengan volume, titik lebur, energi ionisasi, dan jari-jari atom.
Berdasarkan fakta di atas, hukum periodik Mendeleyev harus diperbaiki menjadi
hukum periodik versi modern.
“Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya”
Kemudian disusun sistem periodik baru yang didasarkan pada kenaikan
nomor atom dan kemiripan sifat unsur. Sistem ini disebut sistem periodik
Mendeleyev versi modern. Dalam sistem ini, unsur dibagi atas 8 golongan dan 7
perioda. Perioda ada yang pendek (1, 2, 3) dan yang panjang (4, 5, 6, 7).
Disamping itu juga dikenal golongan lantanida dan aktinida.
Sistem periodik modern (disebut juga sistem periodik panjang) disusun
berdasarkan konfigurasi elektron unsur. Letak suatu unsur dalam sistem ini
ditentukan oleh orbital yang terisi paling akhir. Dalam sistem ini, unsur dibagi
atas blok s, p, d, dan f, serta terdiri atas golongan utama (blok s dan p) dan
golongan transisi (blok d dan f).
14
Elektron valensi masing-masing golongan adalah:
s1 - IA s2p3 - VA
2 2 4
s - IIA sp - VIA
s2p1 -IIIA s2p5 - VIIA
s2p2 -IVA s2p6 - VIIIA atau 0
Unsur golongan VIIIA disebut golongan gas mulia, Karena tidak
dapat bersenyawa dengan unsur lain, dan disebut juga golongan 0.
2) Perioda
Unsur yang terletak pada baris yang sama dan sistem periodik disebut
perioda. Perioda menunjukkan nomor bilangan kuantum utama (n) tertinggi
yang dimiliki unsur. Karena n melambangkan jumlah kulit elektron, maka
unsur seperioda yang berdekatan mempunyai sifat agak mirip. Bila letaknya
berjauhan sifatnya juga jauh berbeda.
Perioda unsur dapat ditentukan dari nilai bilangan kuantum (n) yang
terbesar atau n kulit terluarnya, contohnya unsur Y yang mempuyai nomor
atom 40.
40Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2 perioda 517
17
Syukri S, Kimia Dasar 1, (Bandung: ITB, 1999), hlm 155-175.
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Li 3 2 1
Na 11 2 8 1
K 19 2 8 8 1
Rb 37 2 8 18 8 1
Cs 55 2 8 18 18 8 1
Fr 87 2 8 18 32 18 8 1
18
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm.235.
16
Kemampuan logam yang dapat lurus jika ditarik dari arah yang
berlawanan disebut dengan sifat lentur (ductility). Logam adalah penghantar
arus listrik yang baik dan logam juga sebagai penghantar kalor yang baik.
Lebih dari 70% unsur-unsur adalah logam, meskipun ada kesamaan
sifat di antara logam-logam tersebut. Banyak logam yang umumnya dikenal
dan dapat dijumpai setiap hari dalam bentuk murni, tidak dikombinasi dengan
logam lain. Misalnya besi, aluminium, tembaga, dan krom. Beberapa logam
mempunyai sifat yang sangat reaktif, batas perbedaan reaktivitas kimia
logam-logam sangat besar. Natrium adalah salah satu contoh yang sangat
ekstrem reaktivitasnya dan emas adalah contoh ekstrem yang berlawanan
dengan natrium.
Selain reaktivitas kimia, logam juga mempunyai beberapa sifat fisik
yang berbeda, misalnya kekerasan dan titik leleh. Sebagian lagi bersifat
lunak. Krom dan besi adalah contoh logam yang keras, emas dan timah
adalah contoh logam yang lunak.
2) Non logam (Nonmetal)
Kebanyakan unsur non logam jarang dijumpai dalam bentuk unsurnya
yang murni: dalam kehidupan sehari-hari, yang sering dijumpai adalah
bentuk senyawa kimia. Salah satu benda nonlogam yang banyak diketahui
adalah karbon, yang terjadi di alam dalam dua bentuk yang berbeda. Bentuk
(varietas) lainnya yang juga cukup dikenal adalah grafit. Bentuk ini banyak
dijumpai, misalnya pada batu bara briket dan isi pensil. Bentuk karbon yang
kurang dikenal, tetapi sangat berharga adalah intan (diamond).
Nonlogam lainnya yang sangat banyak dijumpai adalah oksigen dan
nitrogen, yaitu komponen yang penting dari atmosfer. Sama seperti sifat-sifat
logam yang batasannya sangat luas, demikia juga sifat-sifat unsur nonlogam.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, beberapa unsur berbentuk gas
dan ada satu (brom) berbentuk cair. Ada juga yang berbentuk padat,
contohnya adalah karbon. Selain perbedaan dalam sifat-sifat fisik, unsur
nonlogam juga berbeda dalam sifat-sifat kimianya. Fluor, misalnya sangat
reaktif, tetapi helium inert (tidak reaktif sama sekali).
17
3) Semi logam (Metaloid)
Metaloid (juga disebut semimetal) adalah unsur yang mempunyai sifat
antara logam (metal) dan non logam (non metal). Contoh yang paling
terkenal adalah unsur silikon. Contoh lain misalnya arsen (As) dan antimon
(Sb). Jika dilihat dari bentuk luarnya, unsur ini agak berbentuk logam, tetapi
warna gelapnya agak berbeda jika dibandingkan dengan logam yang spesifik,
misalnya besi atau perak.
Metaloid adalah semikonduktor yang spesifik. Unsur ini dapat
menghantarkan arus listrik, tetapi tidak sebaik logam. Sifat semikonduktor ini
sangat berguna dalam industri elektronik karena unsur ini memungkinkan
alat-alat mikroelektronik diperoleh dalam ukuran kecil (dapat digenggam
dalam tangan) misalnya dijumpai dalam kalkulator dan mikrokomputer.
Selain karena sifat penghantar listriknya, metaloid lebih bersifat non logam
daripada logam.19
19
James E. Brady, KIMIA Universitas Asas & Struktur, (Jakarta: Bina Rupa Aksara ), hlm.
142-146.
18
Dalam satu golongan, unsur mempunyai elektron valensi sama, tetapi
jumlah kulitnya bertambah dari atas kebawah. Akibatnya, jari-jari atom
bertambah dari atas ke bawah. Dengan demikian dapat disimpulkan secara
umum bahwa:
a) Dalam satu perioda, jari-jari bertambah dari kanan ke kiri.
b) Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah.
2) Energi ionisasi
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terlemah suatu
atom disebut energi ionisasi.
a) Dalam satu perioda, energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan.
b) Dalam satu golongan, energi ionisasi bertambah dari bawah ke atas.
Bila jarak makin kecil maka daya tarik makin besar, akibatnya energi
ionisasi makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik
makin kecil. Dari keperiodikan telah diketahui bahwa dalam satu perioda,
jari-jari berkurang dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi ionisasi pertama
bertambah dari kiri ke kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi
ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari
atomnya makin kecil.
3) Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan atau diperlukan bila
satu elektron masuk ke orbital terluar suatu atom. Elektron dapat masuk
karena ditarik oleh inti yang bermuatan positif. Disekitar inti terdapat elektron
yang menolak elektron lain yang akan masuk. Jika daya tarik inti lebih besar
daripada daya tolak elektron, maka dikeluarkan energi saat elektron masuk.
Sebaliknya, bila daya tarik inti lebih kecil, maka akan diperlukan energi untuk
memasukkan elektron. Dengan demikian dapat disimpulkan secara umum
bahwa:
a) Dalam satu perioda, afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan.
b) Dalam satu golongan, afinitas elektron bertambah dari bawah ke atas.
Catatan: afinitas elektron yang bertanda negatif disebut lebih besar bila
nilainya makin negatif.
19
4) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah daya tarik atom terhadap pasangan elektron
yang dipakai bersama dalam ikatan kovalen. Keelektronegatifan unsur
ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari kovalennya. Dengan demikian dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
a) Dalam satu perioda, keelektronegatifan bertambah dari kiri ke kanan.
b) Dalam satu golongan, keelektronegatifan bertambah dari bawah ke atas.
Unsur dalam satu perioda mempunyai jari-jari atom makin kecil dari
kiri ke kanan. Akibatnya, daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar
(termasuk pasangan elektron yang dipakai besama) juga bertambah dari kiri
ke kanan. Keelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari bawah ke atas
juga karena pertambahan jari-jari atomnya.20
B. Kerangka Berfikir
Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan
suatu masalah yang amat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem pendidikan
nasional. Sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan
diantaranya adalah pembaharuan pada metode pembelajaran yang digunakan.
Sistem Periodik Unsur (SPU) merupakan salah satu materi ilmu kimia
yang banyak mengungkap teori-teori dan konsep-konsep ilmu kimia yang
mendasar. Misalnya pengelompokkan unsur-unsur, sifat-sifat periodik unsur
yang dalam pemahamannya banyak melibatkan daya imajinasi peserta didik.
Oleh karena itu, pemahaman tentang SPU sangat penting untuk mempelajari
ilmu kimia selanjutnya sehingga dalam mempelajarinya diperlukan
pengembangan kemampuan kognitif peserta didik. Ketidakmampuan peserta
didik dalam memahami konsep-konsep dari materi SPU akan mengakibatkan
menurunnya prestasi belajar peserta didik. Untuk mengatasi kesulitan pada
peserta didik diperlukan suatu metode yang mampu membantu meningkatkan
pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut. Dalam penelitian ini metode
20
Syukri S, Kimia Dasar 1, hlm 170-175.
20
pembelajaran yang dipakai adalah metode Crossword Puzzle atau Teka-teki
Silang.
Crossword Puzzle (Teka-teki Silang) yang digunakan dimaksudkan
selain ada unsur permainannya juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan
mengisi Crossword Puzzle tersebut secara tidak sadar peserta didik belajar ilmu
kimia sehingga diharapkan selain mendapat kesenangan juga mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran, khususnya materi pelajaran SPU
dan ilmu kimia pada umumnya. Pada metode pembelajaran Crossword Puzzle
ini peserta didik secara bersama-sama akan mencari jawaban pertanyaan yang
ada dalam Crossword Puzzle (Teka-teki Silang). Dalam mencari jawaban peserta
didik terlebih dahulu harus paham maksud dari pertanyaan yang ada, sehingga
peserta didik juga harus paham dengan materi pelajaran yang terkait. Dengan
demikian, selain belajar secara bersama-sama peserta didik juga dapat saling
membantu bila ada seorang peserta didik yang belum paham mengenai materi
yang terkait. Crossword Puzzle merupakan metode yang bentuknya terdiri dari
baris dan kolom dimana huruf-huruf dalam baris dan kolom saling berhubungan.
Melalui Crossword Puzzle inilah, akan terwujud pembelajaran kimia
yang bermakna, artinya peserta didik benar-benar memahami apa yang
dipelajari, khususnya pada materi pokok Sistem Periodik Unsur. Peserta didik
akan lebih memahami konsep-konsep dalam Sistem Periodik Unsur. Dengan
demikian hasil belajar pada materi Sistem Periodik Unsur dapat ditingkatkan.
21
Sistem Periodik unsur
Proses pembelajaran
Tes Tes
22
Sebelas Maret Surakarta dengan judul ” Penerapan Strategi Pembelajaran
Crossword Puzzle Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Materi Makna Proklamasi
Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama Pada Siswa Kelas VII A SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010.” Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa adanya peningkatan keaktifan peserta didik dengan diterapkannya
pembelajaran menggunakan metode Crossword Puzle (teka-teki silang).
3. Skripsi yang disusun oleh Rika Dwi Harimurti (A 420 070 079) Pada Tahun
2011, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul
“Perbedaan Penggunaan Metode Crossword Puzzle dan Card Sort Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas X.Ak.1 dan X.Ak.2 SMK Negeri I Banyudono
Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pembelajaran menggunakan metode Crossword Puzle lebih efektif daripada
metode Card Sort.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dari
penelitian sebelumnya terletak pada materi yang diambil pada penelitian ini.
Penelitian sebelumnya, materi yang diteliti diantaranya Sistem Periodik Unsur
pada materi kimia, Makna Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama
pada materi Pendidikan Kewarganegaraan, dan pada materi Biologi. Letak
perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada sampel peserta didik pada
penelitian masing-masing, perbedaan sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
Dari perbedan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul ” Efektivitas
Metode Crossword Puzzle Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA NU 04 Al Ma’arif
Boja”, dengan harapan hasil belajar yang diperoleh menunjukkan adanya
peningkatan.
23
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di
bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.21 Hipotesis sangat penting
adanya, sebab penelitian akan berjalan sesuai hipotesis yang dirumuskan
sehingga hipotesis tersebut dapat terjawab.
Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis yang
peneliti ajukan adalah ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas X MA
NU 04 Al Ma’arif Boja dalam materi pokok sistem periodik unsur dengan
penerapan metode Crossword Puzzle sebagai metode pembelajaran.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), hlm 71.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam
bidang pendidikan.1
Adapun metode yang digunakan peneliti adalah metode analisis
kuantitatif eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-
variabel dan selanjutnya dikontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil
belajar.
Metode penelitian kuantitatif yang dilakukan merupakan metode
eksperimen yang berdesain “posttest-only control design”, karena tujuan dalam
penelitian ini untuk mencari pengaruh treatment. Adapun pola desain penelitian
ini sebagai berikut.2
R X O2
R X O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian Kuantitatif
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random (R).
Kelompok pertama (kelompok eksperimen) diberi perlakuan X (pembelajaran
dengan metode Crossword Puzzle) sedangkan kelompok yang lain (kelompok
kontrol) diberi perlakuan dengan pembelajaran ekspositori (ceramah).
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 6
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeklatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 76
25
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data tentang efektivitas penerapan metode Crossword
Puzzle sebagai metode pembelajaran pada meteri pokok sistem periodik unsur,
penelitian dilaksanakan:
Tempat penelitian : MA NU 04 Al Ma’arif Boja
Waktu penelitian : Tanggal 26 Agustus s/d 28 September 2011
3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitiann, ( Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 61.
4
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfa Beta, 2005), hlm. 56
26
D. Variabel Penelitian dan Indikator Efektivitas
1. Variabel Penelitian
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri atas dua macam
variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat
(dependent variabel).
a) Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.5
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah metode
Crossword Puzzle dan metode ekspositori.
b) Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.6 Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kimia peserta didik pada
materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’arif Boja.
Hasil belajar yang akan dicapai adalah hasil belajar ranah kognitif. Hasil
belajar ranah ini dapat dillihat dari hasil tes yang diberikan di akhir
pembelajaran materi Sistem Periodik Unsur. Indikator hasil belajar
dalam penelitian ini adalah Posttest.
2. Indikator Efektivitas
Indikator adalah wakil kejadian atau tingkah laku yang dapat
diobservasi atau diteliti. Sedangkan “Efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya), dapat membawa hasil, berhasil guna.”7 Efektivitas berarti
dapat membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Indikator efektivitas
dalam penelitian ini adalah jumlah peserta didik yang lolos KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang sudah ditetapkan madrasah sebesar 65.
5
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 4.
6
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 4.
7
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm.
219.
27
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan
mencari nilai rata-rata dan prosentase hasil belajar peserta didik, sebagaimana
rumus:
Keterangan:
8
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, , hlm. 89.
28
penelitian.9 Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan
mencatat data yang sudah ada. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama dan nilai awal peserta
didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas X1 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Data yang dijadikan sebagai data
awal adalah hasil belajar kimia semester gasal pada materi pokok sistem periodik
modern. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan normalitas,
homogenitas, dan kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
2. Metode Tes
Tes merupakan cara yang digunakan dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan.10 Tes yang diberikan pada peserta didik dalam
penelitian ini berbentuk pilihan ganda, melalui tes ini akan tampak seberapa jauh
pemahaman peserta didik terhadap materi Sistem periodik unsur.
Hasil tes inilah yang kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk
menarik kesimpulan pada akhir penelitian. Namun, sebelum soal tes tersebut
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes tersebut diujicobakan
pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya beda soal.
9
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm.
30.
10
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 ),
hlm. 67.
29
materi sebelumnya dapat digunakan uji Chi-Kuadrat. Hipotesis yang
digunakan untuk uji nomalitas:
H 0 = data berdistribusi normal
xi x
5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
Zi ,
S
di mana S adalah simpangan baku dan x adalah rata-rata sampel.
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan
menggunakan tabel.
Oi Ei 2
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
2
K
Ei Ei
Dengan:
2 = Chi–kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
11
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm.273.
30
untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis.
Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel
mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam
uji homogenitas adalah sebagai berikut.
H 0 : 12 2
2
H1 : 1 2
2 2
Fhitung
Varians terbesar
Varians terkecil
Untuk menguji kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan = 5 % dengan dk pembilang ( v1 ) =
banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut ( v2 ) = banyaknya
data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima.12
12
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 250.
31
(d) Kriteria pengujiannya adalah terima H0 apabila
n1 n2 2
1 1
s
n1 n 2
Keterangan:
x1 = rata-rata data kelas eksperimen
x1 x 2
t'
s12 s22
2 2
n1 n2
Keterangan:
x1 : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
13
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 239.
32
Kriteria pengujian:
w1t1 w2t2
H 0 diterima jika: t '
w1 w2
dan
w1t1 w2 t 2
w1 w2
H 0 ditolak jika t’ ≥ .
N XY X Y
untuk menghitung validitas tes item adalah korelasi product moment.16
N X X N Y Y
rxy
2 2 2 2
14
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241.
15
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm.182.
16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 181.
33
Y = jumlah skor total
X 2
tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan valid jika
rhitung rtabel . 17
b. Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas dalam
penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut :
k S pq
r11
2
k -1 S2
Rumus Varian sebagai berikut :
Keterangan :
r11 = reabilitas instrumen
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
k = banyaknya butir soal
s = standar deviasi dari tes.
Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus berikut :
s=
17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 181.
34
Keterangan :
s = Standar Deviasi
X = Simpangan X dari ,yang dicari dari X -
N = Banyaknya subjek pengikut tes.18
Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila r11> rtabel
dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat digunakan. Namun jika
sebaliknya, maka soal tersebut tidak dapat digunakan.
.
c. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus:
P
B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
JS= jumlah seluruh peserta didik19
Cara menafsirkan angka tingkat kesukaran menurut Witherington
dalam bukunya yang berjudul Psychological Education yang dikutip oleh
Anas Sudijono adalah sebagai berikut:20
18
Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 86 - 113
19
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
208.
20
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 373.
35
Tabel 3.2 Kriteria tingkat kesukaran soal
No Besarnya Tigkat Kesukaran Interpretasi
1 Kurang dari 0,25 Terlalu sukar
2 0,25-0,75 Cukup (sedang)
3 Lebih dari 0,75 Terlalu mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah. Teknik yang digunakan untuk menghitung daya
pembeda untuk tes berbentuk pilihan ganda adalah dengan menghitung
perbedaan dua buah rata-rata (mean) yaitu antara mean kelompok atas dan
mean kelompok bawah untuk tiap-tiap item soal. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut21.
( MH ML)
DB
SkorMaksimal
Keterangan:
DB : daya beda
MH : rata-rata dari kelompok atas
ML : rata-rata dari kelompok bawah
Cara menafsirkan daya beda adalah:22
Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda
No Besarnya DB Klasifikasi
1 Kurang dari 0,20 Poor (Jelek)
2 0,21 0,40 Satisfactory (Cukup)
3 0,41 0.70 Good (Baik)
4 0,71 1,00 Excellent (Baik sekali)
5 Bertanda negatif Butir soal dibuang
21
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211.
22
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hlm. 389.
36
3. Analisis Data Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan
tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai
dasar dalam menguji hipotesis penelitian, yaitu hipotesis diterima atau ditolak.
Uji hipotesis ini menggunakan rumus t test dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika varians kedua kelas sama ( 1 2 ) , rumus yang digunakan adalah:
2 2
Ho : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
dengan:
1= rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X1 yang diajar dengan
menggunakan metode Crossword Puzzle.
2 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas X2 yang diajar tanpa
menggunakan metode Crossword Puzzle.
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
x1 x 2
t=
1 1
s
n1 n 2
dengan:
(n 1 1)s12 (n 2 1)s 22
s2
n1 n 2 2
Keterangan:
x1 : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
x2 : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
s12 : varians kelompok eksperimen
s 22 : varians kelompok kontrol
s2 : varians gabungan
37
Kriteria pengujian: H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel dengan dk n1 n2 2
dan peluang (1 ) dan H0 diterima untuk harga t lainnya.23
x1 x 2
t'
s12 s 22
n1 n 2
Keterangan:
x1 : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
x2 : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol
s12 : varians kelompok eksperimen
s 22 : varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian:
w1t1 w2t2
H 0 diterima jika: t '
w1 w2
dan
w1t1 w2 t 2
w1 w2
H0 ditolak jika t’ ≥ .
23
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 239.
24
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 241.
38
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen adalah pembelajaran
dengan metode Crossword Puzzle, sedangkan kelas kontrol adalah pembelajaran
konvensional dengan metode ceramah. Pembelajaran materi “Sistem Periodik Unsur”
dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua pertemuan untuk kelas eksperimen dan
dua pertemuan untuk kelas kontrol, dan satu pertemuan untuk tes akhir.
39
a. Pembelajaran dengan metode Crossword Puzzle pada Kelas Eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran di kegiatan inti pada kelas eksperimen dengan
menggunakan metode Crossword Puzzle adalah sebagai berikut
1) Pertemuan Ke-1
Pertemuan pertama pembelajaran kelas eksperimen dilaksanakan pada
hari Jum’at, 9 September 2011 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.
Pembelajaran berlangsung dengan metode Crossword Puzzle dan diskusi.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Pada kegiatan inti, peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri
dari 5 anggota yang sifatnya heterogen.
b) Peserta didik diberi Crossword Puzzle (Teka-teki Silang) yang berisi
tentang materi Sistem Periodik Unsur, masing-masing kelompok saling
bertukar informasi dan mencatat hasil diskusi.
c) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil diskusi.
Setelah selesai diskusi, perwakilan dari peserta didik membacakan
hasil diskusi di depan. Peserta didik dipandu oleh guru mengoreksi hasil
pekerjaan.
Sebagai umpan balik, kemudian guru memberikan kuis. Pada materi
Sistem Periodik Unsur.
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan kedua pembelajaran kelas eksperimen dilaksanakan pada
hari Jum’at tanggal 16 september 2011 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.
Pembelajaran berlangsung dengan metode Crossword Puzzle dan diskusi.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Pada kegiatan inti, peserta didik membentuk kelompok, dengan terdiri
dari 5 anggota yang sifatnya heterogen.
b) Peserta didik diberi Crossword Puzzle (Teka-teki Silang) yang berisi
tentang materi Sistem Periodik Unsur, Masing-masing anggota kelompok
saling bertukar informasi dan mencatat hasil diskusi.
c) Peserta didik menarik kesimpulan dan mencatat dari hasil diskusi;
40
Setelah selesai diskusi, perwakilan dari peserta didik membacakan
hasil diskusi di papan tulis. Peserta didik dipandu oleh guru mengoreksi
hasil pekerjaan.
Sebagai umpan balik, kemudian guru memberikan kuis. Pada materi
Sistem Periodik Unsur.
b. Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran sistem periodik unsur di kelas kontrol dilaksanakan secara
konvensional. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, peserta didik
mendengarkan informasi dari guru, kemudian mencatat dan guru memberikan
soal latihan. Pada kelas kontrol ini, peserta didik tidak diminta untuk mempelajari
terlebih dahulu materi yang akan dibahas. Mereka hanya menunggu informasi
dari guru.
1) Pertemuan Ke-1
Pertemuan pertama pembelajaran kelas kontrol dilaksanakan pada hari
Rabu, 7 september 2011 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pembelajaran
berlangsung dengan metode ceramah. Guru menjelaskan materi sistem
periodik unsur. Selama kegiatan pembelajaran, guru yang menyampaikan
semua materi pelajaran, kemudian peserta didik diberikan soal.
2) Pertemuan Ke-2
Pertemuan kedua pembelajaran kelas kontrol dilaksanakan pada hari
Rabu, 14 september 2011 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Sama halnya
dengan pertemuan pertama, pembelajaran pada pertemuan ini juga dengan
metode ceramah. Guru menjelaskan materi Sistem Periodik Unsur.
Pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori dapat membuat
peserta didik lebih tenang karena guru yang mengendalikan peserta didik.
Namun, peserta didik yang belum jelas kadang tidak berani, malu atau malas
untuk bertanya pada guru. Hal ini terbukti setelah guru berkeliling untuk
mengamati peserta didik mengerjakan soal, masih banyak peserta didik yang
diam dan tidak mampu mengerjakan soal, dan tidak berusaha bertanya pada
guru. Saat mengerjakan latihan soal hanya peserta didik yang pandai saja
yang serius mengerjakan soal yang diberikan oleh guru sedangkan yang lain
41
cenderung pasif tidak berusaha mengerjakan apabila dirasa sulit untuk
mengerjakan.
Di samping itu, pembelajaran dengan penerapan metode Crossword
Puzzle membutuhkan waktu yang relatif lebih sedikit dari pada pembelajaran
di kelas kontrol.
c. Tahap Evaluasi
Tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat penguasaan peserta didik dalam menguasai materi setelah proses
pembelajaran berlangsung.
1) Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Dari hasil penelitian pada kelas eksperimen sebelum penerapan metode
Crossword Puzzle sebagai metode pembelajaran nilai maksimal yang
diperoleh = 68, sedangkan nilai terendah diperoleh = 16. Rentang nilai (R) =
52, sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 7 kelas dan panjang kelas (P)
adalah 8 atau 7 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut :
Tabel 4.1. Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Kelas fi
16 – 23 1
24 – 31 4
32 – 39 9
40 – 47 11
48 – 55 11
56 – 63 6
64 – 71 3
Jumlah 45
Rata-rata 44,53
42
2) Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Data ini diperoleh pada kelas eksperimen setelah proses pembelajaran
berlangsung, dimana dalam proses pembelajaran menggunakan metode
Crossword Puzzle sebagai metode pembelajaran. Dari data inilah akan
membuktikan efektif atau tidaknya metode Crossword Puzzle sebagai metode
pembelajaran. Metode Crossword Puzzle akan dianggap efektif apabila hasil
pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol lebih jauh
perbandingannya.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen nilai maksimal yang diperoleh
= 84, sedangkan nilai terendah diperoleh = 32. Rentang nilai (R) = 52,
sedangkan banyaknya kelas (k) diambil 7 kelas dan panjang kelas (P) adalah
8,055 atau 8 kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2. Daftar Distribusi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Kelas fi
32 – 39 1
40 – 47 4
48 – 55 9
56 – 63 6
64 – 71 10
72 – 79 11
80 – 87 4
Jumlah 45
Rata-rata 62,22
43
Tabel 4.3. Daftar Distribusi Nilai Pretest Kelas Kontrol
Kelas fi
14 – 21 9
22 – 29 6
30 – 37 6
38 – 45 10
46 – 53 5
54 – 61 8
Jumlah 44
Rata-rata 37,68
44
1 2
72 – 79 3
80 – 87 1
Jumlah 44
Rata-rata 49,09
Perhitungan dari hasil test yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas
kontrol, menunjukkan adanya perbedaan. Dimana, nilai tertinggi dari test
pada kelas eksperimen mencapai 84, sedangkan pada kelas kontrol mencapai
80.
Hasil perhitungan data pretest dan posttest yang diperoleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol, akan lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 3.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Awal
a. Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data tahap awal, digunakan nilai ulangan pada
materi Sistem Periodik Unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’arif Boja. Statistik yang
digunakan adalah Chi-Kuadrat.
Hipotesis
H 0 : Data berdistribusi normal
Oi Ei 2
Pengujian Hipotesis
2
K
Ei Ei
Kriteria Pengujian
H 0 diterima jika hitung
2
tabel
2
Berikut hasil perhitungan 2 nilai awal untuk kelas X1, X2 dan kelas XI
IPA.
45
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan 2 Nilai Awal
No. Kelas hitung
2
tabel
2 Keterangan
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, untuk menentukan
statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas
menggunakan uji F dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut.
Hipotesis
H 0 : 1 2 (data homogen)
X 45.633 37.136
Varians ( S 2 ) 129.709 220.269
Standar deviasi ( S ) 11.389 14.841
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varians, berikut:
Fhitung
Varians terbesar
Varians terkecil
46
= 220.2685/ 129.7091
= 1.698
Untuk a = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 44 - 1 = 43 dan dkpenyebut
= nk – 1 = 45 - 1 = 44 diperoleh F tabeL 1,6540. Karena F hitung > F tabel maka dapat
disimpulkan data yang diuji umtuk pretest antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol adalah tidak homogen atau tidak mempunyai varians yang
sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada lampiran
5.
.
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan
rata-rata kedua sampel signifikan atau tidak. Statistik yang digunakan adalah uji t
dengan hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis
Ho : 1 2 (perbedaan rata-rata tidak signifikan)
x1 x 2
t'
s12 s22
2 2
n1 n2
Kriteria Pengujian
w1t1 w2t2
H 0 diterima jika: t '
w1 w2
dan
w1t1 w2 t 2
w1 w2
H 0 ditolak jika t’ ≥ .
47
Tabel 4.7 Kesamaan Rata-rata
xi si 2
Sampel n
Eksperimen 44.53 129.709 45
Kontrol 37.68 220.268 44
Daerah
penerimaan
H0
-1,991 1,991
2,439
Dengan 5% dan dk=45+44-2=87 diperoleh t(0.975;87)= 1,991 dan
thitung = 2.439,berarti thitung = 2.439 terletak pada daerah penolakan H 0 , maka
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
rxy rtabel
1 2 3 4 5
1 0,354 0,381 Tidak Valid
48
rxy rtabel
1 2 3 4 5
4 0,089 0,381 Valid
5 0,156 0,381 rxy rtabel Tidak Valid
6 0,381 rxy rtabel Tidak Valid
rxy rtabel
0,090
7 0,381 Valid
rxy rtabel
0,406
8 0,381 Valid
rxy rtabel
0,468
9 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
-0,007
10 0,409 0,381 Valid
11 0,448 0,381 rxy rtabel Valid
12 0,292 0,381 rxy rtabel Tidak Valid
0,230 0,381 rxy rtabel Tidak Valid
rxy rtabel
13
0,684 0,381 Valid
rxy rtabel
14
0,421 0,381 Valid
rxy rtabel
15
0,307 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
16
0,047 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
17
0,667 0,381 Valid
rxy rtabel
18
0,211 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
19
0,534 0,381 Valid
rxy rtabel
20
0,068 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
21
0,634 0,381 Valid
rxy rtabel
22
0,600 0,381 Valid
rxy rtabel
23
0,573 0,381 Valid
rxy rtabel
24
0,476 0,381 Valid
rxy rtabel
25
0,569 0,381 Valid
rxy rtabel
26
0,722 0,381 Valid
rxy rtabel
27
-0,008 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
28
0,315 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
29
0,265 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
30
0,332 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
31
0,392 0,381 Valid
rxy rtabel
32
0,138 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
33
0,215 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
34
35 -0,022 0,381 Tidak Valid
49
rxy rtabel
1 2 3 4 5
0,449 0,381 Valid
rxy rtabel
36
0,469 0,381 Valid
rxy rtabel
37
-0,040 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
38
0,043 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
39
0,059 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
40
0,389 0,381 Valid
rxy rtabel
41
0,523 0,381 Valid
rxy rtabel
42
0,420 0,381 Valid
rxy rtabel
43
0,442 0,381 Valid
rxy rtabel
44
0,244 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
45
0,405 0,381 Valid
rxy rtabel
46
0,433 0,381 Valid
rxy rtabel
47
0,395 0,381 Valid
rxy rtabel
48
0,287 0,381 Tidak Valid
rxy rtabel
49
50 0,278 0,381 Tidak Valid
Jadi soal yang dipakai untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
soal nomor 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 32, 36, 37,
41, 42, 43, 44, 46, 47, 48.
Contoh perhitungan validitas soal nomor 2 tahap 1 dapat dilihat pada
lampiran 6.
b. Reliabilitas
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas pada instrumen
tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban
instrumen.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal diperoleh
r11 = 1.01998 dan dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Hasil perhitungan reliabilitas butir soal, hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.9.
50
Tabel 4.9 Hasil perhitungan reliabilitas butir soal
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Dipakai 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 18, 20, 27
22, 23, 24, 25, 26, 27, 32, 36, 37, 41,
42, 43, 44, 46, 47, 48
2 Dibuang 1, 5, 6, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 21, 28, 23
29, 30, 31, 33, 34, 35, 38, 39, 40. 45,
49, 50
c. Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
tersebut apakah sukar, sedang atau mudah. Hasil perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.10 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
No. Tingkat Keterangan
Butir Kesukaran
1 2 3
1 0,5 Sedang
2 0,39286 Sedang
3 0,57143 Sedang
4 0,42857 Sedang
5 0,57143 Sedang
6 0,57143 Sedang
7 0,21429 Sukar
8 0,64286 Sedang
9 0,53571 Sedang
10 0,75 Mudah
11 0,57143 Sedang
12 0,53571 Sedang
13 0,42857 Sedang
14 0,57143 Sedang
15 0,82143 Mudah
16 0,57143 Sedang
17 0,89286 Mudah
18 0,60714 Sedang
51
1 2 3
19 0,85714 Mudah
20 0,71429 Mudah
21 0,96429 Mudah
22 0,5 Sedang
23 0,60714 Sedang
24 0,53571 Sedang
25 0,57143 Sedang
26 0,5 Sedang
27 0,53571 Sedang
28 0,78571 Mudah
29 0,92857 Mudah
30 0,78571 Mudah
31 0,64286 Sedang
32 0,5 Sedang
33 0,64286 Sedang
34 0,75 Mudah
35 0,75 Mudah
36 0,64286 Sedang
37 0,78571 Mudah
38 0,60714 Sedang
39 0,82143 Mudah
40 0,71429 Mudah
41 0,71429 Mudah
42 0,57143 Sedang
43 0,64286 Sedang
44 0,53571 Sedang
45 0,67857 Sedang
46 0,53571 Sedang
47 0,53571 Sedang
48 0,32143 Sedang
49 0,46429 Sedang
50 0,39286 Sedang
d. Daya Pembeda
Hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.11 Analisis Daya Pembeda Butir Soal
No. Butir Daya Pembeda Keterangan
1 2 3
1 0,28571 Cukup
52
1 2 3
2 0,5 Baik
3 0 Jelek
4 0,14286 Jelek
5 0,14286 Jelek
6 0,14286 Jelek
7 0,28571 Cukup
8 0,42857 Baik
9 0,07143 Jelek
10 0,21429 Cukup
11 0,57143 Baik
12 0,35714 Cukup
13 0,14286 Jelek
14 0,57143 Baik
15 0,21429 Cukup
16 0,28571 Cukup
17 0,07143 Jelek
18 0,5 Baik
19 0,14286 Jelek
20 0,42857 Baik
21 0,07143 Jelek
22 0,42857 Baik
23 0,5 Baik
24 0,5 Baik
25 0,42857 Baik
26 0,42857 Baik
27 0,64286 Baik
28 0 Jelek
29 0,14286 Jelek
30 0,14286 Jelek
31 0,28571 Cukup
32 0,28571 Cukup
33 0,14286 Jelek
34 0,07143 Jelek
35 -0,0714 Sangat jelek
36 0,42857 Baik
37 0,28571 Cukup
38 -0,0714 Sangat jelek
39 0,07143 Jelek
40 0,14286 Jelek
41 0,28571 Cukup
42 0,42857 Baik
43 0,42857 Baik
44 0,5 Baik
53
1 2 3
45 0,21429 Cukup
46 0,35714 Cukup
47 0,35714 Cukup
48 0,35714 Cukup
49 0,07143 Jelek
50 0,21429 Cukup
54
1 2 3 4 5
31 Tidak Valid Sedang Cukup Dibuang
32 Valid Sedang Cukup Dipakai
33 Tidak Valid Sedang Jelek Dibuang
34 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang
35 Tidak Valid Mudah Sangat jelek Dibuang
36 Valid Sedang Baik Dipakai
37 Valid Mudah Cukup Dipakai
38 Tidak Valid Sedang Sangat jelek Dibuang
39 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang
40 Tidak Valid Mudah Jelek Dibuang
41 Valid Mudah Cukup Dipakai
42 Valid Sedang Baik Dipakai
43 Valid Sedang Baik Dipakai
44 Valid Sedang Baik Dipakai
45 Tidak Valid Sedang Cukup Dibuang
46 Valid Sedang Cukup Dipakai
47 Valid Sedang Cukup Dipakai
48 Valid Sedang Cukup Dipakai
49 Tidak Valid Sedang Jelek Dibuang
50 Tidak Valid Sedang Cukup Dibuang
Oi Ei 2
Pengujian hipotesis
2
K
Ei Ei
55
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan 2 Nilai Akhir
Kelas Kelas Kontrol
Eksperimen
Nilai maksimal 84 80
Nilai minimal 32 32
x 62.2222 49.0909
Panjang kelas 8 8
Banyak kelas 7 7
hitung
N 45 44
2 - -
86.5262 103.6755
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel
penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk
menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai
varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas
adalah sebagai berikut.
H 0 : 12 2 (data homogen)
2
56
Fhitung
Varians terbesar
Varians terkecil
Kriteria pengujian: H 0 diterima jika Fhitung Ftabel
H1 : μ1 μ 2
57
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
x1 x 2
t=
1 1
s
n1 n 2
Kriteria Pengujian
H 0 diterima jika: t hitung t (1 )( n1 n2 2)
Daerah
Tabel 4.15
penerimaan H 0
(n1 1) S (n2 1) S 2
(0,95;87)
S gab
2 2
n1 n2 2
1
=12,531
Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Sampel xi S i2 n S
Eksperimen 156.0404 45
62.22
12.5311
Kontrol 49.09 158.0381 44
x1 x 2
t
1 1
s
n1 n2
58
t=
= 13,13/2,657
= 4,943
Pada 5% dan dk= 45+44-2=87 diperoleh t(0.95)(87)=1,66.
Daerah
penerimaan H 0
1,66 4,943
Karena thitung= 4,943 > t(0.95)(87)= 1,66, maka t hitung berada pada daerah
penolakan H 0 . Ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Jadi nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar kimia kelas
eksperimen = 62,22 dan rata-rata hasil belajar kimia kelas kontrol = 49,09, dengan
n1=45 dan n2=44 didapat t hitung = 4,943. Taraf signifikansi = 5% dan dk = 87,
diperoleh t(0.95)(87)= 1,66; dengan demikian t hitung > t(0.95)(87). Ini berarti H 0 ditolak
dan H 1 diterima, berarti rata-rata hasil belajar kimia dengan penerapan metode
Crossword Puzzle lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia dengan pembelajaran
ekspositori. Contoh perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
59
Tabel 4.16 Sumber Data Prosentase Keefektifan
Eksperimen Kontrol
Jumlah 2800 2160
N 45 44
62,22 49,09
Lolos KKM 19 5
Gagal KKM 26 39
P 42,22% 11,36%
Dari hasil data dan perhitungan di atas diketahui bahwa hasil rata-rata
kelompok eksperimen adalah 62,22, sedangkan rata-rata kelompok kontrol
adalah 49,09, artinya rata-rata hasil belajar kimia yang diajar dengan
menggunakan metode Crossword Puzzle lebih besar dari pada rata-rata hasil
belajar kimia yang diajar dengan menggunakan metode ekspositori. Dan
berdasarkan perhitungan diatas prosentase kelas eksperimen mencapai 42,22%
artinya pembelajaran dengan penerapan metode Crossword Puzzle cukup efektif
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Sistem
Periodik Unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’arif Boja. Contoh perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.
60
t hitung > t(0.95)(87). Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang
61
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan tentunya mempunyai
keterbatasan-keterbatasan antara lain:
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan terbatas pada satu tempat, yaitu MA
NU 04 Al Ma’arif Boja sebagai tempat penelitian. Apabila penelitian
dilakukan di tempat lain yang berbeda, mungkin akan memberikan hasil yang
berbeda.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan. Waktu yang singkat ini
termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak
penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan.
3. Keterbatasan Materi
Karena keterbatasan waktu, maka dalam penelitian ini peneliti
hanya membatasi penggunaan metode Crossword Puzzle dalam pembelajaran
Sistem Periodik Unsur. metode Crossword Puzzle sebenarnya dapat
digunakan dalam pembelajaran Kimia untuk materi pokok lain yang dirasa
cocok memakai metode Crossword Puzzle.
4. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Namun,
peneliti sudah berusaha semaksimal untuk menjalankan penelitian ini sesuai
dengan kemampuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas X MA
04 NU Al Ma’arif Boja pada materi pokok Sistem Periodik Unsur diperoleh
kesimpulan, sebagai berikut :
1. Penerapan metode Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar kimia
peserta didik kelas X pada materi pokok Sistem Periodik Unsur dibandingkan
dengan peserta didik yang diajarkan dengan metode ceramah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari kedua kelas. Rata-rata yang
diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen adalah 62,22, sedangkan rata-
rata yang diperoleh peserta didik pada kelas kontrol adalah 49,09.
2. Dari hasil perhitungan Uji perbedaan rata-rata uji satu pihak memberikan
hasil thitung= 4,943 dan t(0.95)(87)=1,665, dengan demikian thitung= 4,943 >
t(0.95)(87)= 1,665, maka dapat disimpulkan hasil belajar kimia peserta didik
pada materi pokok Sistem Periodik Unsur dengan penerapan metode
Crossword Puzzle lebih baik dari pada hasil belajar peserta didik
mengunakan pembelajaran ekspositori. Dan dari hasil perhitungan uji
prosentase keefektifan kelas eksperimen adalah 42,22%, artinya pembelajaran
menggunakan metode Crossword Puzzle cukup efektif dalam meningkatkan
hasil belajar peserta didik pada materi pokok Sistem Periodik Unsur kelas X
MA NU 04 Al Ma’arif Boja.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan mengenai efektivitas penerapan
metode Crossword Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi pokok Sistem Periodik Unsur kelas X MA NU 04 Al Ma’Arif Boja,
kiranya dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
63
1. Bagi guru Kimia untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat
mengembangkan berbagai strategi dalam belajar mengajar sehingga materi
pelajaran yang disampaikan dapat diterima peserta didik secara maksimal.
2. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengikuti pelajaran yang disampaikan
oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar hasil
belajar yang telah dirumuskan akan tercapai. Selain itu harus
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi semua elemen masyarakat hendaknya ikut andil dalam mensukseskan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan agar terciptanya masyarakat yang
berpendidikan dan berakhlak mulia
C. Penutup
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa
ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. La haula wa la quwwata
illa billah. Berkat kekuatan dari-Nya lah penulis mampu melewati hambatan-
hambatan dalam penelitian dan penyusunan karya ini.
Penulis menyadari dalam karya ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca guna perbaikan
karya selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat memberi sumbangsih pada
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia pendidikan kimia.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.
64
DAFTAR PUSTAKA
Brady James E, KIMIA Universitas Asas & Struktur, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Majid Abdul Aziz dan Shaleh Abdul Aziz, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,
Mesir: Darul Ma’arif, t.th.
Moeliono Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
Silberman, Active Learnig 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusamedia,
2006.
Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Suyanti Retno Dwi, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.
Woolfolk Anita E., Educational Psychology, Bostan, Allyn and Bocon, 1996.
DAFTAR TABEL
Lampiran 1. Daftar Nama Peserta Didik Kelas X1, X2, dan Kelas XI IPA
Lampiran 3.Hasil Perhitungan Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
$ % &" '
( % ) & # ! & ##
% #* %+
#, % % - . / . ) 0 % %-0
,
#,# % % 1 0 -
. / . % %- .- 0 . / . ) 0 % % 0 1 ) 0
2 0 % 2 - % ) . 3% ,
, 1 0 3 ) 1 3 ) 0
1, % 3 3 0 ) 0 % % /% % 0 ) 0
, 00 0 ) 1 0 3 ) 1 3 ) 0
1, 00 0 ) % 3 3 0 ) 0 % % /% % 0 ) 0
, 1 3 4 3 ) %
#+ 3 ) % % 1 0 . 3 0 3
% 0 5 2 3 ) 3 0 33 0 0 ) 0%
0 6 7 ,8 - 1 3 - % % %) % % 0
0 0 ) 0% 7 ,
% /% % 1% 0 ) 01 3 0 & ) 2 % 3 0
3 ,
( 1 #, 9 /7 % % 3 0 3 1 3 1 %
3 3
/ % 2 ) 0 % % 1 %) / % 2 ) 0 % % 1 %)
) 0 3
/ . 0 0 ) 0 ) / % 0 )
/ 3 ) /(0 3 )
/ %) 0% 2 31 / % %) 0%
&+ 3 ) % % 1 0 % % 0 0 $ .3 3
4 1 *#:&;+
% 2 2
( 1 &, 9 0
( 0 . / %
0 3
# <-;
&&-;;
=;-#
& 9 - :
:>-<&
#=>-==
=+ 3 ) % % 1 0 % % . ? 0 *#:<'+
% 2 2
9 ) 3 ) % % 1 0 % % . ? 0
#@ & = '9 < >
: ; # 3 ## #& #= #
+ 3 ) % % 1 0 % % 0 2 A
% 2 2
3 ) 1 ) 0 %% % % 0 2 A 1 3 1 %
+ % A 2 % % % % /% % 1 0 ) . 2 3
0 1% 3 3 ,
1+ % 6 2 % % % % /% % 1 0
. 2 0 1% ) 0 ,
'+ 3 ) % % 1 0 1 ) 0 0 * 1 ) 0 ) 3+
% 2 2
1, B 3 0 0
#+ B 3
4 ) 0 0 % % /% % 0 1 0 0 3 3
0 , B 3 0 1% 3 3 % - 0 3 3 0 1%
3 3 , / 3 3 % 1 3 1 %
+ B 3 * 7% @+ 0 1% 3 3
1+ B 3 0 1% 3 3
7+ B 3 0 1% 3 3 1
0+ B 3 C 0 1% 3 3 1
+ B 3 C 0 1% 3 3 3
.+ B 3 C 0 1% 3 3 3
3+ B 3 C 0 1% 3 3 3
+ B 3 C 0 1% 3 3 3 %
B 3 /C 0 1% 3 3
&+ 0
1 3 ) 0
+ 0 # 0 0 &% %
1+ 0 & 0 0 :% %
7+ 0 = 0 0 :% %
0+ 0 0 0 #: % %
+ 0 ' 0 0 #: % %
.+ 0 < 0 0 =& % %
3+ 0 > 0 0 &= % % 0 %) ) 0 2 31 %
3 ),
# ) % *& D ' +
0 ) 1 7 0 ) %3
! "
3 E 3 1
# $%&'(') $*+$,'-'.') /'0(1 $(#2$
# & =
# #'
, 0 ) 3 %
1, /
7, ) )
00 0 3 ) 0 3% % 3 .
1 %
( 1 ) 0 % % 1 2 . 2 0 ) . / .
% %- % 3 ) 3 % % 3 % % %
# & =
0 ) 0 ,
053,#.'5&
00 0 3 ) 3 ) 1 3
) 0 -3 3 0 ) 0 % % /% % 0 1 ) 0 ,
,'+#.'5&
B% % 1 ) 0 ) 00
) 00 3 2 301 3% %,
#)6&.*'5&
00 3 0 ) ) %
A ) 00 2 3 1 % . % % . 0 )
) 1 2 31 3 % 3,
= $)1(13 #
B% % 1 / 0 3 ) 00 2 )% ) 1 3
1 ) 0 33 ) 0 ) 3 ) ) 0
0 2 30) ) 3,
7
,
#+ 3 .
+ 0%
*#+ ( ? *) / +, * ) +
*&+ ( *) / +, * ) +
1+
*#+ 3 %3 ) - ) ) - % ,
*&+ % 3 ) -% % %
*=+ @ (% 0 0 %
1, ( 0 %
00 2 3 0 % 0 % 0 0 ) %3 ,
%3 % %
) 1 3 ) 0 0 ,
% 3 3 0 ) 0 % % /% % 0 ) 0 ,
* 3 0 (0 ( % %+ ((
/( 0 0 ((
#, %% "- 7 % 1 -8 33 - :/'<
&, #% % ! - 30 - F%0 - # /#:
=, # ! -82 .2 3% 0 - % - =#/=;
0 - ) 1 & ##
B% %
? - , 0 %60 .
,/ , >=>## &&
3 %
) .
4 , 1 - ,
, #;< <## #;;= =# =
! " !#
$ % &" '
( % ) & # ! & ##
% & *4% +
#, % % - . / . ) 0 % %-0
,
#,# % % 1 0 - . /
. % %- .- 0 . / . ) 0 % % 0 1 ) 0
2 0 % 2 - % ) . 3% ,
, % % % 0 ) 0 1 0 . 3% %
1 2 ,
1, % . / . 0 .% % 0 1 ) 0 ,
7, 3 1 %3 . . ) 0 % % * / - . -
3 -0 3 . +,
, 00 0 ) % % % 0 ) 0 1 0
. 3% % 1 2 ,
1, 00 0 ) % . / . 0 .% % 0 1 ) 0 ,
7, 00 0 ) 3 1 %3 . . ) 0 % % * / -
. - 3 -0 3 . +,
, @%1% 3 . / . % 0 . 3% 8
4 1 ) 0 % % 0 % 1 ? % % 0 %3 3 )% 2
% A , % 3 3 % % % % 0 % %
A 2 - 0 3 ) 0 0 % % % % ,
1, . ) 0 %
7 0 % 3 . / . % % 0 2 ? 2 0 1 ) 0 % %
0 ) %% ) 0 0 3 3 , ) 3 ) 0 0 -
1 1 2 31 1 ) 0 ) 1 0 . / . ) / -
. - 3 - 0 3 . - 0 %3 ) 0 %
3 3 ,
#+ /
/ 0 0 ) 0 % % ,
1 % % /% % 3 3 1 2 )% % %
2 33 1 )% / 2 ,
4 %) 0 0 1 1 2 31
1 1 2 % - 0 3 % ),
( 1 #, / % /% % * +
0 B 3
C C C C C
# #-'& #-#= -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
& #-:< 3 #-< #- = #-#> #-# #- 9 -;; -;>
= &-&> 9 #-;> B #-&& B #-&& #-&# #-#> #-# #-#
1 &- > &-#' #-<= #- 1 #- # ( #- = #-== " #-=
' 9 &-<' &-#> ( #-> 1 #->' #-'' / / /
&+ .
. 0 3 2 3 01 1 0 1 %
3 ) 1 1% % % 1 % 3 ., 3 .
3 . - %0 1% -
. )% % % 2 ,
4 %) 0 0 - 3 . 1 1
*) .+ 0 0 %3 3 0 1 ? - 3 .
1 % 3,
( 1 &, @ 3 . % % /% %
0 B 3
C C C C C
# @ >= @
& < G -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
= '= 3G #- = #-#> #-# #- 9 -;; -;>
: 9 #-;> B #-&& B #-&& #-&# #-#> #-# #-#
' 1 > &-#' #-<= #- 1 #- # ( #- = #-== " #-=
< 9 ' &-#> ( #-> 1 #->' #-'' / / /
=+ 8 3
8 3 3 2 3 0) % 0 1 %
3 % % ) % 1 % 1 % ) .,
4 % ) 0 0 - / 7 , 4 3
0 % 0 2 0 ) % 0 %
1% 0 ) - 33 3 2 1 1 ,
4 %3 3 0 1 ? - 1 1 - /
1 1 % % 1 1 , 1 2 7 0 2
0 ) % - 33 %0 % % 1% )
0 7 3 2 ,
( 1 =, 8 3 % % /% %
0 B 3
C C C C C
& #-'& #-#= -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
= #-:< 3 #-< #- = #-#> #-# #- 9 -;; -;>
&-&> 9 #-;> B #-&& B #-&& #-&# #-#> #-# #-#
' 1 &- > &-#' #-<= #- 1 #- # ( #- = #-== " #-=
< 9 &-<' &-#> ( #-> 1 #->' #-'' / / /
+ 3 .
3 . )% % % % % % %
0 % % % 2 ? ,
4 % 3 3 0 1 ? / 1 33
3 3 . 1 % 30 0 %) 0 0 /
7 - 33 3 3 . % % 1 ,
( 1 , 3 . % % 1 0 ) % 3
2,1
1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0
0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0
0,8 1,0 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6 1,6 1,8 2,0 2,4 2,8
0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 1,9 2,2 2,2 2,2 1,9 1,7 1,7 1,8 1,9 2,1 2,5
0,7 0,9 1,1-1,2 1,3 1,5 1,7 1,9 2,2 2,2 2,2 2,4 1,9 1,8 1,8 1,9 2,0 2,2
0,7 0,9 1,1-1,7
# ) % *& D ' +
0 ) 1 7 0 ) %3
! "
3 E 3 1
# $%&'(') $*+$,'-'.') /'0(1 $(#2$
# & =
# '
, 0 ) 3 %
1, ) )
# & =
00 0 3 ) 0 3% % 3 .
1 %
2 . 2 0 ) . / . ) 0 % %-
% 3 ) 3 % % 3 % % % 0
) 0 ,
& $%&'(') &)(& >' 9
053,#.'5&
00 0 3 ) 3 . E . ) 0
% %,
,'+#.'5&
B% % 1 ) 0 ) 00
) 00 3 2 301 3% %,
#)6&.*'5&
00 3 0 ) ) %
A ) 00 2 3 1 % . % % . 0 )
) 1 2 31 3 % 3,
= $)1(13 #
B% % 1 / 0 3 ) 00 2 )% 3
. E . ) 0 % %
7, 8
,
#+ 3 .
+ 0%
*#+ ( ? *) / +, * ) +
*&+ ( *) / +, * ) +
1+
*#+ 3 %3 ) - ) ) - % ,
*&+ % 3 ) -% % %
*=+ @ (% 0 0 %
1, ( 0 %
00 2 3 0 % 0 % 0 0 ) %3 ,
%3 % %
% % % 0 ) 0 1 0 . 3% %
1 2 ,
% . / . 0 .% % 0 1 ) 0 ,
3 1 %3 . . ) 0 % % * / - . -
3 -0 3 . ,
* 3 0 (0 ( % %+ ((
/( 0 0 ((
,
#, %% "- 7 % 1 -8 33 - '>/<:
&, #% % ! - 30 - F%0 - &&/&;
=, # ! -82 .2 3% 0 - % - #/'&
0 - ) 1 & ##
B% %
? - , 0 %60 .
,/ , >=>## &&
3 %
) .
4 , 1 - ,
, #;< <## #;;= =# =
! " #
# $% $ &%
$ , ( - .
# 1 ' $ ( 0 0 "
# $ / $ !
! 0 " ! 0 " , (
2 . 3 4
! 0 5 ( 0 ' 1 5 " ( 0
$ ( ( 1 0 1 $$ $ # ((
/ $ ($ ' 1
0 ' $ / $ ' ( $) ' ) $ &)
'
) $* + ! 1 0 ( 1 1 (1 $ 7
'
$* ( $( ) $$ ' ' ( $( +( $( 0 ( !( 0 )
6 1 ' " 6 (
*) ' $( $$ ' ( $( ' $$ ' : 11 )
$ * +$ * 0 8 1 1 ' ) ;+.3
! (1 $
' ( $( ' ' * # ( (
$ ( (
' 0 ' % )
' $ 7 9(0( 1 " $ ! 1 ' )
6 ' * +$ * 0 1 <(' $ )
( 6 ) $( ' $$ ' + ;
( # * 1( ' 2 $#
$ : ( % )
* 1( $ ' * 1 1 ' :6
# ' ' ( $( +( $( *6 1(
$( ' $$ ' ) (
' $ )
# 55 2 +2=
+ ' ' # 55
5 (
( ( $( " ( 0
/ $ ($ ' 1 ' $$ ' # ((
' 0 ' $ * 1( $ $ &)
' ($ 0 6 7
6 1 ' " 6 ( 0 ( $ * +$ * !( 0 )
$$ ' ( $( ' $ * : 11 )
( $( ' 0 ' .4+3;
! (1 $ $ ( (
7 1 $$ 0 ( # ( (
(
1 * $* ' % )
( $( ' $$
( $( >" +" ) ! 1 ' )
'
* $ ) 1 <(' $ )
0 ' $
$ $) ' + =
* 1( $
1 * ? 2 $#
(
% )
$ 0 6
:6
( $* +
*6 1(
$* ' $
' ) (
* ( $( '
$ )
0 '
+.
1 $$ 0
( 1 * $*
' ( $(
>" +" )
* $ )
1 $ $) '
1 *
# ' ) 0
8( ( ! " # !
$ @ ) !' (A' *
424
1 (
# $ * "
/$ 0 )
! =3 3 ==2 2 2
! "
" #$ # % $&
# ' ( % )
* ( ! & $ &&
( & +# (,
& # ( ( - # . /# . 0 ( #( - 0
&& # ( ( 1 0 # -
# . /# . ( #( - ## .- 0 # . /# . 0 ( #( 0 1 0 #
2 0 ( 2 - ( . 3( #
1 0 3 1 3 ## 0
1 ( 3 3 0 0 ( #( /( #( 0 ## 0
# 00 0 1 0 3 1 3 ## 0
1 # 00 0 ( 3 3 0 0 ( #( /( #( 0 ## 0
1 3 4 # 3 #(
&, 3 ( #( 1 0 # #. 3 0 3
#( 0 5 2 3 3 # 0 # 33 0 0 0(
! 0 6 # 7 8 #- 1 3 - ( ( ( ( #( 0
0 0 0( # 7
#( /( #( # 1( 0 01 3 0 2 ( 3 0
3
* 1 & 9 /7 ( #( 3 0 3 # 1 3 1 (
3 3
/ ( 2 0 #( ( 1 ( / ( 2 0 #( ( 1 (
0 3 #
/ #. #0 0 0 / ( 0
/ 3 /*0 3
/ ( 0( 2 31 / ( ( 0(
, 3 ( #( 1 0 # ( ( 0 0 ' .3 3
4 1 +&: ;,
( 2 2
* 1 9 0
* 0 ## . / ## #(
0 " 3
& <-;
-;;
" =;-&
9 - :
:>-<
&=>-==
=, 3 ( #( 1 0 # ( ( . ? 0# +&:<),
( 2 2
9 3 ( #( 1 0 # ( ( . ? 0#
&@ = )9 < >
, 3 ( #( 1 0 # ( ( 0 2 A
( 2 2
3 1 0 (( ( ( 0 2 A# 1 3 1 (
, !( A 2 ( !( ( #( /( #( 1 0 # #. 2 3
0 # 1( 3 3
1, !( 6 2 ( !( ( #( /( #( 1 0 # ##
. 2 0 # 1( 0
), 3 ( #( 1 0 # 1 0 0 + 1 0 ! 3,
( 2 2
1 B 3 0 0
&, B 3
4 0 0 ( #( /( #( 0 1 0 ! 0 3 3
0 B 3 0 # 1( 3 3 ( - 0 3 3 0 # 1(
3 3 ## / 3 3 ( # 1 3 1 (
, B 3 + 7( @, 0 # 1( 3 3
1, B 3 0 # 1( 3 3
7, B 3 0 # 1( 3 3 1
0, B 3 C 0 # 1( 3 3 1
, B 3 C 0 # 1( 3 3 3
., B 3 C 0 # 1( 3 3 #3
3, B 3 C 0 # 1( 3 3 3
, B 3 C 0 # 1( 3 3 3 # (
B 3 /C 0 # 1( 3 3 ##
, 0
1 3 0
, 0 & 0 0 ( #(
1, 0 0 0 : ( #(
7, 0 = 0 0 : ( #(
0, 0 0 0 &: ( #(
, 0 ) 0 0 &: ( #(
., 0 < 0 0 = ( #(
3, 0 > 0 0 = ( #( 0 ( 0 2 31 (
3
& ( + D ) ,
0 1 !
!
3 E 3 1 !
" #$%&'&( #)*#+&,&-&( .&/'0 #'"1#
& =
& &)
# # 0 3 ( #
1 / #
7 # #
# 00 0 3 ! # 0 3( ( 3 . #
1 (
* 1 0 ( #( 1 2 . 2 0 ! # . /# .
( #( - ( # 3 3 ( ( 3 ( ( #(
0 ## 0
/42+"-&4%
# 00 0 3 ! # 3 1 3
## 0 -3 3 0 0 ( #( /( #( 0 1 07
+&*"-&4%
# 00 01 ( ! 0 > 0 3 # 3/ # 3
1 # ) # 00
# 3/ # 3 01 3 ( /
# 3 2 31 # # 3 1 3 ##
0 -3 3 0 0 ( #( /( #( 0 1 0
" (0 # 3/ # 3 1 0 # (# 3
2 31 # # 3 1 3 ##
0 -3 3 0 0 ( #( /( #( 0 1 0
# 00 1( 0 # 0 # (# # 3/ # 3
? # # ( # 00 # # # 0 # (# 2
"(5%-)&4%
# 00 2 # # 3 1 3 1
0 0
A # # 00 2 3 1 ( . ( ( . 0 # #
1 ! 2 31 3#( 3
& =
= #(0'02 &
B( ( 1 # /# 0 3 # 00 2 ( 1 3
1 0 33 0 # 3 ## 0
0 2 30 # # 3
6 7
&, " 3 .
, # 0( #
+&, * # ? + / #, + ,
+ ,* # + #/ #, + ,
1, # #
+&, # 3 (3 # - # ! - (#
+ , ( 3 -( # ( (
+=, @ # *( #0 0 ( #
1 * 0 !(
# 00 2 3 0 ( #0 ( 0 0 (3 #
(3 # # ( (
! # 1 3 ## 0 0
( 3 3 0 0 ( #( /( #( 0 ## 0
+" 3 0 *0 * # ( ( ," **
/* 0 0 " **
B( ( !
# ? - 0 (60 .
/ >=>&&
3 (
" # . !
4# 1 -
&;< <&& &;;= =& =
! "
" #$ # % $&
# ' ( % )
* ( ! & $ &&
( +4( ,
& # ( ( - # . /# . 0 ( #( - 0
&& # ( ( 1 0 # -# . /
#. ( #( - ## .- 0 # . /# . 0 ( #( 0 1 0 #
2 0 ( 2 - ( . 3( #
( ( #( 0 ## 0 1 0 # . 3( # (
# 1 2
1 ( # . /# . 0 # . ( #( 0 1 0
7 3 ## 1 (3 . #. 0 ( #( +! /! - . # -
3 # #-0 3 . ,
# 00 0 ( ( #( 0 ## 0 1 0 #
. 3( # (# 1 2
1 # 00 0 ( # . /# . 0 # . ( #( 0 1 0
7 # 00 0 3 ## 1 (3 . #. 0 ( #( +! /! -
. # - 3 # #-0 3 . ,
@(1( 3 . /# . #( 0 " . 3( # 8
4 1 0 ( #( 0 ( 1 ? ( #( 0 # (3 3 ( 2
!( A # # ( 3 3 #( ( ( #( 0 ( !(
A # 2 -# 0 3 0 0 ( !( !( (
1 . " 0 #(
" 7 0 ( 3 # . /# . ( #( 0 # 2 ? 2 0 1 0 ( #(
0 (( 0 0 3 3 ! 3 0 0 -
1 1 2 31 1 0 1 0 # . /# . # ! /! -
. # - 3 # #- 0 3 . - 0 !(3 0 # (
3 3
&, /!
/! 0 ! 0 # 0 ( (
1 # ( #( /( #( # 3 3 1 2 ( !( (
2 # 33 1 # ( ! /! 2
4 # ( 0 0 1 1 2 31
1 1 2 ( -# 0 3 (
* 1 & /! #( /( #( + ,
0 B 3
C C C C C
& &-) &-&= -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
&-:< 3 &-< &- = &-&> &-& &- 9 -;; -;>
= " - > 9 &-;> B &- B &- # &- & &-&> &-& " &-&
1 - > -&) &-<= &- 1 &- & * &- = &-== % &-=
) 9# -<) -&> * &-> 1 &->) &-)) / / /
, . #
. # 0 3 2 3 01 1 # 0 1 (
3 # 1 # 1( ( ( 1 ( 3 . 3 .
3 . # - (0 # 1( -
. ( ( #( 2
4 # ( 0 0 - 3 . # 1 1
+ # ., 0 0 # (3 3 0 # 1 ? - 3 . #
1 ( 3
* 1 @ 3 . # ( #( /( #(
0 B 3
C C C C C
& @ >= @
< G -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
= )= 3G &- = &-&> &-& &- 9 -;; -;>
" : 9 &-;> B &- B &- # &- & &-&> &-& " &-&
) 1 > -&) &-<= &- 1 &- & * &- = &-== % &-=
< 9# ) -&> * &-> 1 &->) &-)) / / /
=, 8 3 # #
8 3 # # 3 2 30 ( 0 1 (
3 #( ( # # ( 1 ( 1 ( # .
4 # ( 0 0 - ! /! 7 4 3
0 ( 0 2 0 ( 0 #(
# 1( 0 #- # 33 3 # # 2 1 1
4 # (3 3 0 # 1 ? - 1 1 -! /!
1 1 !( ( 1 1 1 2 7 0 2
0 ( -# 33 (0 ( #( # 1( #
0 7 3 # # 2
* 1 = 8 3 # # ( #( /( #(
0 B 3
C C C C C
&-) &-&= -:: 9 ->> -> -<< -< -<;
= &-:< 3 &-< &- = &-&> &-& &- 9 -;; -;>
" - > 9 &-;> B &- B &- # &- & &-&> &-& " &-&
) 1 - > -&) &-<= &- 1 &- & * &- = &-== % &-=
< 9# -<) -&> * &-> 1 &->) &-)) / / /
, " 3 .
" 3 . ( #( ( ( #( ( (
0 ( #( ( # 2 ?
4 # ( 3 3 0 # 1 ? ! /! 1 # # 33
* 1 " 3 . ( #( 1 0 # # ( 3
2,1
1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0
0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0
0,8 1,0 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6 1,6 1,8 2,0 2,4 2,8
0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 1,9 2,2 2,2 2,2 1,9 1,7 1,7 1,8 1,9 2,1 2,5
0,7 0,9 1,1-1,2 1,3 1,5 1,7 1,9 2,2 2,2 2,2 2,4 1,9 1,8 1,8 1,9 2,0 2,2
0,7 0,9 1,1-1,7
3 3 . 1 ( 30 0 # ( 0 0 ! /
! 7 -# 33 3 3 . ( #( 1 #
& ( + D ) ,
0 1 ! 0 (3 #
!
3 E 3 1 !
" #$%&'&( #)*#+&,&-&( .&/'0 #'"1#
& =
& * * " )
" 3 ? + 0 (( ,
# # 0 3 ( #
1 # #
# 00 0 3 ! # 0 3( ( 3 . # 1 (
2 . 2 0 ! # . /# . 0 ( #( -
( # 3 3 ( ( 3 ( ( #( 0 ##
0
#$%&'&( %('% >)
/42+"-&4%
# 00 0 3 ! # 3 # . E# . 0 ( #(
+&*"-&4%
# 00 01 ( ! 0 > 0 3 # 3/ # 3
1 # # 00
# 3/ # 3 01 3 ( / # 3
2 31 # # 3 # . E# . 0 ( #(
" (0 # 3/ # 3 1 0 # (# 3
2 31 # # 3 # . E# . 0 ( #(
# 00 1( 0 # 0 # (# # 3/ # 3
? # # ( # 00 # # # 0 # (# 2
"(5%-)&4%
# 00 2 # # 3 # . E# . 0 ( #(
A # # 00 2 3 1 ( . ( ( . 0 # #
1 ! 2 31 3#( 3
= #(0'02 &
B( ( 1 # /# 0 3 # 00 2 ( 3 #. E
#. 0 ( #(
& =
6 8
&, " 3 .
, # 0( #
+&, * # ? + / #, + ,
+ ,* # + #/ #, + ,
1, # #
+&, # 3 (3 # - # ! - (#
+ , ( 3 -( # ( (
+=, @ # *( #0 0 ( #
1 * 0 !(
# 00 2 3 0 ( #0 ( 0 0 (3 #
(3 # # ( (
( ( #( 0 ## 0 1 0 # . 3( # (
# 1 2
( # . /# . 0 # . ( #( 0 1 0
3 ## 1 (3 . #. 0 ( #( +! /! - . # -
3 # #-0 3 .
+" 3 0 *0 * # ( ( ," **
/* 0 0 " **
B( ( !
# ? - 0 (60 .
/ >=>&&
3 (
" # . !
4# 1 -
&;< <&& &;;= =& =
! "
%+ ' , - %
% #% % ' / /
$ %. 0% / % %
/ + '
" 1 2 - 3 4
6 $ '
& ' ' ' 1$ ' /
# 0 # % $ % #% "& ''
$ 0' ' 7 0 / # )%0' % !(
0 8' $ # % ' %8
7 0 #% 7 %' / % 7 & '/ (
% $ % #% ' ' /& ' %) * %) 9 00 (
# %) -4*3:
'0 ' '
' ' # % / 1& "' '
' $ % #% & (
' ' # % 8& 0 %% / ' % 0 # (
$ % #% / # 0 )% %) <'# % % (
)%0' % $ % #% ' ' 11*1=
' / % 7 & > %* % ( )% % 2& % "
' %) * ( 0% (
%) # % % %( # 97
%) ' ' # % 0 %) ?& )7 % % 0 '
/ $ % #% & # ( ' %
0 %% / (
' 0 )% %) "*-1
$ % #% ' '
> %* % (
)% % (
0% % % %( #
0 %) &
Lampiran 3.
χ =∑
( − )
! ! " # $
2
Ho diterima jika χ 2 < χ (1−α )( −1) .
Nilai maksimum = 68
Nilai minimum = 16
Banyak siswa = 45
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 68 – 16 = 52
Banyak kelas = 1+3,3 log n=1+(3,3xlog 45) = 6,45 ≈ 7
Panjang kelas= rentang/banyak kelas= 52/7 = 8,05 ≈ 8
∑ 5707,200
S2= = =129,709
45 1
S=√129,709= 11,39
% & !% *! $
Kelas Interval
16-23 1
24-31 4
32-39 9
40-47 11
48-55 11
56-63 6
64-71 3
Jumlah 45
+ ! & *! $ % !(
& $ !)
Bk − Peluang Luas
( − ) ( − )
Kelas
χ =∑
( − )
! ! " # $
2
Ho diterima jika χ 2 < χ (1−α )( −1) .
Nilai maksimum = 68
Nilai minimum = 16
Banyak siswa = 45
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 68 – 16 = 52
Banyak kelas = 1+3,3 log n=1+(3,3xlog 45) = 6,45 ≈ 7
Panjang kelas= rentang/banyak kelas= 52/7 = 8,05 ≈ 8
S2= = =129,709
S= = 11,39
% & !% *! $
Kelas Interval
16-23 1
24-31 4
32-39 9
40-47 11
48-55 11
56-63 6
64-71 3
Jumlah 45
+ ! & *! $ % !(
& $ !)
Bk − Peluang Luas
( − ) ( − )
Kelas
∑ − (∑ )(∑ )
=
{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
>
+ & #$#
, α = !- + $ + & #$
>
( 4
!"
!"# $" % & '
( $" )
* +
*
,
-
. .
+ /%#+" 1 + /%# 0 1
! /%# ! 1 ! /%# 1 0
0 /%#!! 0 0 /%#+0 0
2 /%# $ 1 2 /%#++ 1
" /%# 2 1 " /%#+3 0
3 /%#+ 0 3 /%#!4 0
$ /%#! 1 $ /%#!2 1
4 /%# " 1 4 /%#+4 0
1 /%#+! 1 1 /%#!3 1
+ /%#+2 0 + /%#!$ 0
++ /%#!+ 1 ++ /%#+$ 0
+! /%#!0 0 +! /%#!" 0
+0 /%# 4 1 +0 /%#+1 1
+2 /%# + 0 +2 /%# 3 0
1 "
"
+ ,
/ -
−
=
!− "
! − $#
#! − !
" !
"
$
%
& $ ' & $ '
! ( ) *
! +, !) 1 !) +, ( 1
+, 1 !* +, - 0
( +, 0 !# +, !( 0
+, # 1 !. +, !! 1
) +, 1 !- +, !* 0
* +, ! 0 +, . 0
# +, 1 ! +, 1
. +, ) 1 +, !. 0
- +, ! 1 ( +, * 1
! +, ! 0 +, # 0
!! +, ! 1 ) +, !# 0
! +, ( 0 * +, ) 0
!( +, . 1 # +, !- 1
3 6
! +, ! 0 . +, * 0
0 ! - 0 ! )
1 * .)# $()#! (
' 2!
3 2
2 .)#!
1 !" $
Lampiran 10
χ =∑
( − )
! " #
2
Ho diterima jika χ 2 < χ (1−α )( −1) .
Nilai maksimum = 84
Nilai minimum = 32
Banyak peserta didik = 45
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 84 – 32 = 52
Banyak kelas = 1+3,3 log n=1+(3,3xlog 45) = 6,45 ≈ 7
Panjang kelas= rentang/banyak kelas= 52/7 = 8,05 ≈ 8
44
68
52
52
48
72
48
84
60
)
60
72
76
68
56
76
44
32
72
68
56
76
44
80
52
64
64
72
80
72
52
72
48
80
56
64
60
76
52
64
76
64
68
52
64
40
=
S2= = =156,04
S= = 12,49
$ % $ * #
Kelas Interval
32239 1
40247 4
48255 9
56263 6
64271 10
72279 11
80287 4
Jumlah 45
+ % * # $ '
% # (
Bk − Peluang Luas
( − ) ( − )
Kelas
−
t=
+
− + −
=
+ −
< −α + −
!
" $# % % %$
#
$&
%' ' $( &( %%
−
=
+
t=
= 13,13/2,657
= 4,943
+ %/'%& 0 + /##/ .
1 2 .
Lampiran 13.
= 42,22%
* +, +
! "
$ % & #'
(
) "
(
* + (
% " &
, - &
& #
!0
. / $ (
1+ 2 ) +++ 2 $
1+ 3 ) +++ 3 )
+++ 3 $
0 % ' ((
%
4
#
5 $ # . &
(
) !
. !*
6
6 / (
7 / +++3 (
2' 3 '8 ' '9 2' 3 ' :'
2' 3 ' ' 2 2': ' 3 ' 2
2'3 '8 ' + ' ;
+ !
/ < !
4 # < (
*
$ .
)
! / < (
++2' ! +13' )
+++2' ) 13' )
++3' $
$ % =
.: $ $!8
! $$ ) *
9 # ) (
! $
! $ $ )
! )
) / $ 1+3 (
) !7:
. ,
*2
* > (
! .
) 0
*
. 3 9 ?@ * (
5 * ! ! * 5
! 5 * ! 7 $
5 ! *
0 % =
6 $ )
! $$ ) *
9 # * (
! $
! $ $ )
! )
!7 % ((
+3= 13=
+++3= 1++3=
+13=
! =! 5 5 $ /
(
+3 1++3
++3 1+++3
+++3
!! / < =! 5 . /
(
.
! 0
$
!$ % (
!) 9
(
!* %
(
6 0
$*
!. / !7 (
!' +1 3 )' ++ 3
$' ++ 3 )' 1+ 3
$' 1+ 3
!0 % (
!5 9
(
' '
' '
'
!6 /
(
! 5 * ! 5 !
! 5 . ! 5 5
! 5
$7 % $ ' 0 ' 5 (
$ 9 (
$! %
(
A :
2 +
3
$$ '
2 '& ' : A' : 2
-', ' 2 ' :' ,
" '3 '
$. % (
$0 / 6 (
+1 2 ! ++ 2 )
+1 3 ! 1++ 3 !
++3 )
$5 > (
$6 + <! ! 5 5 , <
(
!7 5 .
6 0
)7 " (
No. atom
Jari-jari atom
No. atom
Jari-jari atom
No. atom
keelektronegatifan
No. atom
Afinitas elektron
No. atom
Potensial ionisasi
) % =
9=!55 =!5)
D= ! 5 ;= ! 0
C= ! 5 !
/ (
9
D ;
C
)! / (
$- 6A
)2 7 ,
5E
)$ 9 9/ (
)* 8 $
(
G
G
G G
G
). % )2 ' !& ' !7: ' $5 ' *.2 '
(
)2 !7: *.2
!& $5
)0 / 61 (
.C 0/
6 !7H
7;
)5 / (
#
)6 / (
!9 7; .C' 6 ' 0/
6 0/ ) D' 6 1' !7H
)D .C
*7 " 1+++3 (
#
-
! ! ! ! !
!
" #$ % &#$ '
( () * + *,
" # $ %%
!
& ' & ! ( )
%
* "
( "+
,
* - .../ %
0$ / $1 $ ' $2 0$ / $ 3$ '
0$ / $ ' $ 0 0$3 $ / $ 0
0$/ $1 $ . $ 4
. +
- 6 "
+ 5 ! 6 %
+
& (
*
( - & 7./ %
*' "83
(' 9
+0
: ; %
" (
* :
+
< 5 ! "83 $ &/ $ &+0 %
< + : " & :
+ & : " : +
" + <
, # %%
./= 7/=
.../= 7../=
.7/=
8 - 6 =" < ( - %
(
" :
&
# %
" 2 %
& # %
, :
&+
* - "8 %
"$ .7 / *$ .. /
&$ .. / *$ 7. /
&$ 7. /
+ # %
( # %
> 3
0 .
/
: # %
< - , %
.7 0 " .. 0 *
.7 / " 7.. / "
../ *
, # =
2="<< '= " < *
?= " < 4= " :
@= " < "
- %
2 '
? 4
@
"8 - %
&A ,>
*0 8 9
<B
" 2 '2- %
"" ; A$9 $ $0 $ 0 /8
"$8 C $"&C $+:C 8$<8C 8$<, ; %
"$8& 8$<,
$+: 8$<8
$"&
"& 1 &
%
E E
E E
-
! "# $ %"# &
' '( ) * )+
! "
# $ % %
%
! "
0 #
1 #3
! 4
( % 3
' 6 #
3 5 " 6
3
& 1
! 0
1 ' & 7()
0, #8.
1, 9
! 3*
:
(); 7);
(((); 7(();
! (7);
< ' 6 % ;# < 1 '
1
# :
! &
4 =
# 1
0 :
! 3
8 5 " #8. &) &3*
< 3 : # & :
3 & : # : 3
! # 3 <
% %
%
! %
# ' #8
# (7 ) 0 (( )
& (( ) 0 7( )
! & 7( )
& % %
%
! %
0
> .
* (
! )
3 % %
%
% %
!
1 ' 4
(7 * # (( * 0
(7 ) # 7(( ) #
! (() 0
: ' 47
1? :'
4, #8@
! 8/
< % ;
-;#<< ,; # < 0
A; # < /; # :
?; # < #
' %
- ,
A /
! ?
4 '
&B 4>
0* 8 9
! <C
#8 -
!
! % !
!
% !
#
4 :
! &3
## - ,-'
!
! !
#& = B 9 * * ! ! )8
#8 D #&D 3:D 8 <8D 8 <4 =
# 8& 8 <4
3: 8 <8
! #&
#0 + % &
E E
!
E E
0* ! #8. 31*
#2 &<,
,
! " # # !$ "
! "% " " " &" "
%
! " # " !
'
& '
! "
#
#
#
#
#
#
#
#
#!
#"
#
#
#
#
#
#
#
#
#!
#"
#
#
#
#
#
#
#
#
#!
#"
#
#
#
#
#
#
#
#
#!
#"
!"# $ %"
& '
!" # $
%!
& '
!" # $ %!
& '
!" # $
%!
!"#$ %&!'"()* %&')+,% -
. / -
0 12
/ 2
3
-
. / 2 *- 2 / / 0
- 4 50 2
4 !%+%''!""
0
0 - 6 7 4 0 8 9 0 55 4
. : 0 0 4 - 0
; <4 ; !# 4 = . : .
4 / / 0 2:
0 /
/ /
> 2 9 *4-
'(%)!)'& "!!&!# "!!"
!"#$ %&!'"()* %&')+,% -
. / -
0 12
/ 2
3
-
. / 2 *- 2 / / 0
- 4 50 2
4 !%+%''!""
0
Judul Skripsi : 6 7 4 0 8 9 0 55 4
. : 0 0 4 - 0
; <4 ; !# 4 = . : .
4 / / 0 2:
0 /
/ /
30 0 - *4
'()( '!") '(,%!+ '!!+
! "#$ %& '($) *+ ! ,- +$).+
! " " ! #
$ % &'(
)' ! * ( + ' ,
- .% % / ,)
' , 3% 4 (
% !
% )' ! * ( + ' , # " " " =0% , ' >
% - .% % / ,) # " " " =0% , ' % >
) - !
$ # 1 % #
- # . (/ % , %
@ ;
1 " #
- ! 2 ! ' #1 "/ ( ) . # =# " >
, ( # #+ / " # ! '
)#
:$04; %6$'095 %6'5&7% 5$'75
!"
? 07 + ( '979
# " $%&%''$00
$%&%'
(
" " )
* !
+ )+ , - - )./#- ) ##/-# - B)-
- - - ).-/# -
)./#-
' 0 & 4 5 6 %
' # 1''$' - # 0 @A 0% 54
0 # 1''$0 " " # 0 <A &7 %6
& # 1''$& . 2 3 0 <A &5 %
4 # 1''$4 0 < &4 67
5 # 1''$5 . " 0 <A &% %4
6 # 1''$6 " 0 <A &6 %0
% # 1''$% " 0 @ 04 47
7 # 1''$7 8 0 <A &% %4
9 # 1''$9 . 8 0 < && 66
'$ # 1'''$ - 8 0 <A &9 %7
'' # 1'''' * " ( # 0 < &4 67
'0 # 1'$'' # :# ; 0 @ 0 4
'& # 1'''& )) 4 - 4$ '6 $
'4 # 10''4 # " ) ( " 0 @A 07 56
'5 # 1'''5 "" ) 0 < &' 60
'6 # 1'''6 < # " 0 < && 66
'% # 1'''% < - (# 4 <A &5 '4 $
'7 # 1'''7 < - ( ## 4 @ 0' 74
'9 # 1'''9 < - ( ### 0 < &' 60
0$ # 1''0$ < # # 4 < && '& 0
0' # 1''00 < # ## 4 <A &% '4 7
00 # 1''0& < # ###
## 0 <A &6 %0
D 5$4 6 # ) D & 07
D '54
!"
2 3+.
"# $ % & '(
) "*
4 + . 2 . +) 4 .5 . 5 4 &
+ -, !! % + 4 + . 2 + . 4 2
4 6 2 & "- .
/ 0"*"& # * " ' "
1 "* *2- - * / " ( & 0"/"& ) - #
"& 0'-'- / "1 0"& ' - */ & " / 3 $ % &
'(
2 4 5 .4 4 % 2 - 1 4 + 5 52 )&5 ' ' #& 6'*'+
5
7 + + . . 5 + 4 + 24 / +
+ 2 $ % & '( .
1+ / 24 8 + .
1 )
4 +
)&5 5 /4 *+ 5 5
05 789 $!$ 77 $
4 &
! + 4 . 1 9 2 %
! " # $ %&'()*+ , %&(+-.% # " +'(.+
& ! * +' $
" , ! " %% - $ & %( . / ! .
' * $ )
% !" $ & 0
1 " ' 2
! (*3 (& %
' $ 4 ! $ % ! 2 2 '
% ! ' %4 % , % ! ,
& %( / !
/0 "1
! " # $ %&'()*+ , %&(+-.% # " +'(.+
& ! * +' $
' $ )
, 2 % ' 2 %
, ' '
, 2 , , ' - # !
, $ 5 !' * !
6 , % ' , ' * # !
1 $
& %( / !
/0 "1
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Siti Muzdalifah
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 28 Oktober 1989
3. NIM : 073711022
4. Alamat Rumah : Jl. Kyai Abu Nasrun RT 02 RW 01
Polaman, Mijen, Semarang 50217
B. Riwayat Pendidikan
1. MI Al-Hikmah Polaman Lulus Tahun 2001
2. Mts. Al-Hikmah Polaman Lulus Tahun 2004
3. MA Negeri Suruh Lulus Tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Siti Muzdalifah
NIM. 073711022