Anda di halaman 1dari 81

JONI T.

PARINDING
RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
PONTIANAK
Setiap hari tubuh manusia selalu menghasilkan
1010 1012 sel darah (proses fisiologis dan
patologis)
Proses hematopoiesis yang menjaga
keseimbangan yaitu dengan merespons defisit
sel dan menekan produksi sel ke tingkat
normal
Hematopoiesis (hemos dan poiesis)
Disregulasi akan menyebabkan kelainan
seperti keganasan
Peran Stem cell, membelah melalui siklus sel
Diferensiasi stem cell diatur oleh faktor
perumbuhan (growth factor-GF)
GF merupakan glikoprotein serupa hormon yg
bekerja secara lokal
GF menstimulasi proliferasi, deferensiasi ,
maturasi, mencegah apoptisis dan
mempengaruhi fungsi sel matang
Fetus 0-2 bulan pada yolk sac
2-7 bulan pada limpa dan hati
5-9 bulan pada sumsum tulang

Bayi Semua sumsum tulang

Dewasa Vertebrata, costae, sternum,


kranium, sakrum dan pelvis,
ujung proksimal femur dan
humerus
Stem cell akan senantiasa berproliferasi dan
berdiferensiasi, menjadi sel yg lebih matang
dan memiliki fungsi spesifik
1 dari 20 juta sel penyusun sumsum tulang
Sel kemudian membelah menjadi sel
progenitor/prekursor seri tertentu yang
berbeda-beda sesuai dengan potensi
diferensiasi
Plastisitas
Pembentukan eritrosit diawali dari stem cell
hematopoetik melalui sel progenitor CFU-
GEMM, BFU-E dan CFU-E yg akan menjadi
prekursor eritrosit yaitu pronormoblast.
Retikulosit sel dengan ukuran lebih besar dari
eritrosit matang, dlm sirkulasi perifer 1-2 hari
menjadi eritrosit matang.
Sebuan pronormoblas dapat membentuk 16
eritrosit matang pada hematopoesis yg normal.
ERITROPOIESIS
Dikendalikan oleh eritropoietin (epo)
Epo merupakan polipeptida terglikosilasi (165
AA dengan BM 34kDa)
Epo normal 20mU/uL
90% dibentuk oleh peritubuler renal dan
sisanya di hati dan jaringan lain
Feedback mechanism akibat hipoksia/ kadar
O2 yang rendah di ginjal
Epo meningkatkan produksi eritrosit dgn
meningkatkan jumlah sel progenitor seri
eritroid, disamping itu Epo menghambat
apoptisis eritroid.
Riset Epo memiliki efek protektif terhadap
iskemia atau inmfark otak.
Protein hepcidine yg diproduksi oleh hati
berperan dlm eritropoesis.
Hepcidine berperan meningkatkan absorbsi besi
di sistem gastrointestinal dan pelepsan besi
dari RES oleh makrofag.
Eritropoesis inefektif 10-15% eritroblas mati
sehingga tidak menghasilkan eritrosit matang.
Keadaan ini akan meningkat pada anemia
penyakit kronik dan thalasemia.
Pada keadaan ini LDH dan bilirubin indirek
akan meningkat, sedangkan retikulosit rendah.
Eritrosit matang berada dalam sumsum tulang
selama 4 hari.
GRANULOPOIESIS
Granulosit matur dan monosit matur
dibentuk dari sel progenitor yang sama pada
sistem hematopoiesis
Sumsum tulang (ratio M:E = 2:1-12:1)
Granulopoiesis dimulai stem cell
berdiferensiasi menjadi sel progenitor CFU-
GEMM (granulosit/N,E,B, Eritro, Mono dan
Mega)
Banyak GF yg berperan dalam maturasi seri
granulosit dan monosit (IL, GM-CSF, G-CSF
dan M-CSF).
Infeksi dapat meningkatkan granulopoesis
dengan stimulus sel-sel stroma sehingga
memproduksi GF.
GF granulopoetik dapat digunakan sebagai
terapi pada penyakit hematologi tertentu.
LIMFOPOIESIS
Lebih sulit dimengerti karena kaitan dengan
proses imunologi
Melibatkan organ timus dan sumsum tulang
Limfosit T ( helper, supressor/regulatory,
cytotoxic & memory)
Limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma
/ plasmosit
Limfosit lain yaitu LGL (large granular
lymphocyte)
NK cell limfosit ukuran besar, yg berfungsi
membunuh sel abnormal misalnya sel tumor
atau sel yg telah terinfeksi.
Limfosit B terjadi di dalam sumsum tulang dan
masih mengalami maturasi di limpa dan organ
limfoid sekunder lainnya.
Limfosit B berdiferensiasi jadi sel plasma yang
menghasilkan antibodi dengan jumlah yang
adekuat dan tepat.
TROMBOPOIESIS
Trombosit atau platelet diproduksi melalui
proses fragmentasi sitoplasma megakariosit
Faktor trombopoietik yang berpengaruh yaitu
hormon Trombopoietin
Stem cell pluripoten berdiferensiasi menjadi
progenitor mieloid dan menjadi CFU-GEMM,
akhirnya menjadi progenitor trombosit yaitu
CFU-MEG
CFU-MEG berdiferensiasi menjadi
megakarioblas.
Megakarioblas berkembang menjadi
megakariosit melalui proses endomitotic
syncronous replication.
Trombosit dibentuk dari fragmentasi
sitoplasma megakariosit (1.000 5.000
trombosit).
Waktu pembentukan trombosit dari stem cell
hingga menjadi trombosit matur sekitar 10 hari
Trombopoetin (Tpo) adalah regulator utama
proses produksi trombosit.
Tpo suatu hormon glikoprotein yg dihasilkan
segabian besar oleh hati, ginjal dan sumsum
tulang sebagian kecil.
Sekresi Tpo oleh hati meningkat dengan
pemberian IL-6.
Faktor lain yg berperan GATA-1, SDF-1 dan
FGF-4.
Tpo meningkatkan jumlah dan laju maturasi
megakariosit melalui aktivasi reseptor c-Mpl.
Jumlah trombosit normal 150.000 400.000,
berumur 7-10 hari.
Sepertiga dari produksi trombosit disimpan
dalam limpa splenomegali jumlah pooling
trombosit bisa mencapai 90% trombosit di
perifer jauh berkurang.
Sel sel darah kita selalu tetap dalam
jumlah yg konstan di dalam sirkulasi
darah.
Hematopoesis memungkinkan regulasi
produksi sel-sel darah dgn cepat setiap
keadaan defisit sel
Secara garis besar hematopoesis dibagi 4
besar : eritropoesis, granulopoesis,
limfopoesis dan trombopoesis.
Pemeriksaan laboratorium hematologi yang
paling sering dilakukan dibanding dengan
pemeriksaan laboratorium hematologi lainnya.
Yang termasuk hematologi rutin :
Kadar hemoglobin
Hematokrit
Jumlah eritrosit
Indeks sel darah merah : MCV, MCH, MCHC
Retikulosit
Laju endap darah
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Hapusan darah
Tujuan pemeriksaan darah lengkap:
1. Uji saring kelainan darah
2. Membantu pemantauan penyakit infeksi
3. Uji saring risiko perdarahan
Barbara : hematology, principles and
procedures :
Hb, Ht, Jumlah SDP, Hitung jenis leukosit.
Alat hitung elektronik otomatis :
Hb, Ht, Jumlah SDP, Jumlah SDM, Indeks
eritrosit : MCV, MCH, MCHC, Trombosit,
Hitung jenis leukosit.
EDTA (Ethylenediaminetetraacetate )
Sebagai garam Na atau K
Mengubah ion Ca dalam darah menjadi bentuk yang
bukan ion.
Tiap 1 mg EDTA mencegah membekunya 1 ml darah.
Sering dipakai dalam bentuk larutan.

Heparin
Fungsi seperti antitrombin
Tiap 1 mg Heparin mencegah membekunya 10 ml
darah.
Natriumsitrat 3,8 %
Larutan yang isotonik dengan darah
Digunakan untuk pemeriksaan LED cara Westergren.
Sodium fluorida
Sifat : menghambat glikolisis
Dipakai untuk pemeriksaan kadar gula.
Kalium oksalat
Kerjanya mengikat ion kalsium dan bersifat antiglikolisis.
Untuk pemeriksaan gula darah.
Acid citrate dextrose ( ACD)
Untuk pemeriksaan imunohematologi.
Kerja : mengikat ion kalsium.
Citrate-phosphate-dextrose ( CPD )
Untuk transfusi
Fungsi : sebagai transport oksigen yang membawa oksigen dari
paru paru ke jaringan dan penglepasan oksigen ke jaringan.
Pemeriksaan :
1. Sahli ( cara asam hematin )
Prinsip pemeriksaan :
Darah dicampur dengan asam klorida ( HCl).
Hemoglobin diubah oleh HCl menjadi asam hematin.
Setelah pembentukan asam hematin sempurna
kemudian diencerkan dengan aquades dan dibaca
secara visual pada skala di tabung Sahli setelah
warnanya disamakan dengan warna standard.
Satuan : g/%
Tidak dianjurkan lagi
. Cyanmethemoglobin.
Prinsip pemeriksaan :
Darah dicampur dengan larutan Drabkins. Potasium
fericyanida (K3Fe(CN)6) dalam Drabkins mengoksidasi
hemoglobin menjadi methemoglobin. Methemoglobin
diubah oleh PotasiumCyanida ( KCN) dalam Drabkins
menjadi Cyanmethemoglobin. Perubahan warna yang
terjadi diperiksa dengan spektrofotometer panjang
gelombang 540 nm dan dibandingkan dengan
hemoglobin standard.
Satuan: g/dl
Kadar Hb menurun pada :
Talasemi
Hemoglobinopathi
Anemi defisiensi Fe
Perdarahan kronis
Infeksi kronis
Leukemia
Fisiologis

Kadar Hb meningkat pada :


Polisitemia
Dehidrasi
Pemeriksaan hematokrit merupakan
pemeriksaan hematologi untuk mengetahui
volume eritrosit dalam 100 ml darah , yang
dinyatakan dalam %.

Nilai Ht digunakan untuk :


Mengetahui ada tidaknya anemia.
Menghitung nilai eritrosit rerata :
Nilai volume eritrosit rerata ( VER) / Mean
corpuscular volume ( MCV )
Konsentrasi hemoglobin eritrosit rerata ( KHER ) /
Mean corpuscular hemoglobin concentration (
MCHC).
Peningkatan Ht dijumpai pada :
Peningkatan jumlah sel darah merah.
Polisitemia vera
Polisitemia absolut
Volume plasma menurun.
Dehidrasi
Difusi cairan keluar pembuluh darah
Makrositosis

Penurunan Ht dijumpai pada :


Jumlah sel darah menurun : anemi
Mikrositosis
Dilusi : hidrasi
Eritrosit berfungsi mengangkut oksigen dan
mengedarkan ke seluruh tubuh.
Eritrosit dihitung dalam satuan perkubik
milimeter darah.
Jumlah eritrosit menurun pada :
Penurunan produksi eritrosit yang disebabkan jumlah
sel induk menurun.
Penghancuran eritrosit meningkat :
Gangguan sintesa Hb : contoh : talasemi
Gangguan sintesa enzim : G6PD
Gangguan membran sel : sferositosis
Penghancuran eritrosit oleh proses imunologi
Jumlah eritrosit meningkat pada :
Polisitemia vera
Polisitemia sekunder
Polisitemia relatif
Digunakan untuk menentukan ukuran
eritrosit dan Hb yang terkandung di
dalamnya.

MCV ( Mean Corpuscular Volume ).


Menunjukkan nilai rata rata volume eritrosit.
MCV = 10 x Ht : E femtoliter ( fl)
Normal = 80 97 fl
MCV = 80 97 fl : normositer
MCV < 80 fl : mikrositer
MCV > 97 fl : makrositer
MCH ( Mean Corpuscular Hemoglobin )
Menunjukkan berat Hb rata rata dalam 1 sel
eritrosit.
MCH = 10 x Hb : E pikogram ( pg ).
Normal : 27 31 pg
MCH < 27 pg, misalnya pada anemi mikrositer,
anemi hipokrom mikrositer.
MCH > 31 pg, misalnya pada anemi makrositer,
sferositosis.
MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration )
Menunjukkan kadar Hb rata rata dalam 1 sel
eritrosit .
MCHC = 100 x Hb : Ht persen ( % ).
Normal = 32 37 %
MCHC 32 37 % : normokrom
MCHC < 32 % : hipokrom.
Merupakan eritrosit muda yang sudah tidak
berinti.
Mengandung sisa sisa ribosom dan sisa asam
ribonukleat dalam jumlah banyak.
Mencerminkan aktivitas sumsum tulang dan
efektivitas eritropoisis.
Sel yang dapat dilihat dengan pewarnaan
supravital yang mewarnai asam nukleat dan
harus mempunyai lebih 2 granula biru yang
dapat dilihat oleh mikroskop cahaya dan granula
tersebut tidak boleh berada di tepi membran
eritrosit
Bereaksi dengan cat Brilliant Cresyl Blue
atau New Methylene Blue membentuk
presipitat dari granul atau filamen berwarna
biru.
Hitung retikulosit dapat menggunakan
acridine orange yang dibaca dengan
menggunakan mikroskop fluoresens.
Penghitungan retikulosit dilakukan dengan
cara menghitung jumlah retikulosit dalam
1000 sel eritrosit dan dinyatakan dalam %.
Anemi dengan su tul baik : jumlah retikulosit
meningkat.
Anemi tetapi retikulosit tidak meningkat :
Gangguan su tul.
Kekurangan bahan untuk eritropoisis.
Kadar eritropoitin rendah
Eritropoisis tidak efektif.
Jumlah retikulosit meningkat pada :
Anemi hemolitik
Anemi defisiensi Fe yang diterapi.
Talasemia
Perdarahan akut atau kronis.
Mengukur kecepatan pengendapan sel darah
merah di dalam plasma.
Kecepatan menurunnya sel eritrosit
dipengaruhi oleh interaksi antara tarikan ke
bawah oleh graviditas dan tekanan ke atas
akibat perpindahan plasma.
Cara pemeriksaan yang dianjurkan adalah
cara Fahraeus dan Westergren.
Satuannya adalah mm
Laju endap darah terjadi melalui 3 fase :
1. Fase pembentukan rouleaux 15 menit pertama
2. Fase pemadatan 30 menit kemudian.
3. Fase pengendapan pada 15 menit terakhir.

Faktor faktor yang dapat mempengaruhi LED :


1. Faktor sel eritrosit
2. Faktor komposisi plasma
3. Faktor tehnik.
LED cepat pada :
anemia
Penyakit penyakit infeksi
Kehamilan

LED lambat pada :


Polisitemia
Poikilositosis
Anemi sel sabit.
Pengukuran jumlah leukosit digunakan
sebagai petunjuk adanya infeksi atau
untuk mengikuti perjalanan penyakit
tertentu.
Jumlah leukosit dinyatakan dengan
jumlah sel per ul darah .
Peningkatan leukosit ditemukan pada :
Penyakit infeksi bakteri
Perdarahan akut
Reaksi terhadap stres, olahraga
Keganasan
Penurunan leukosit dapat disebabkan :
Penyakit sumsum tulang
Penyakit infeksi virus
Trombosit membantu pembekuan darah
menjaga integritas vaskular.
Kelainan morfologi trombosit a.l giant platet (
trombosit raksasa) dan platelet clumping (
trombosit bergerombol).
Pemeriksaan jumlah trombosit dengan cara
manual:
Metode Rees Ecker
Trombositosis :
Polisitemia vera
Lekemia mielositik kronis

Trombositopeni :
Purpura trombositopeni
Anemia aplastik
Lekemia akut
Tujuan pemeriksaan :

Menilai unsur sel darah tepi : eritrosit,


leukosit, trombosit
Mencari adanya parasit : malaria,
mikrofilaria.
Menilai morfologi sel
Kelainan darah yg disebabkan kelainan sintesis
rantai globin baik kuantitatif atau kualitatif
Bersifat herediter dan disebabkan oleh mutasi
gen yg mengkode protein globin
Kelainan ini terjadi sekitar 7% populasi dunia
Contoh hemoglobinopati yg terkenal adalah
thalasemia dan anemia sel sabit (sickle cell
anemia)
Pemeriksaan hemoglobinopati :
1. Darah lengkap
2. Sediaan apus darah tepi
3. Elektroforesis Hb
4. Uji stabilitas Hb
5. Uji fragilitas osmotik eritrosit
6. Kadar HbA2 dan HbF
Setiap eritrosit mengandung 640 juta molekul
hemoglobin
Eritrosit org dewasa memilik 3 jenis Hb
(HbA1,HbF, HbA2)
Jumlah bervariasi
Sintesis globin

%total Yolk Hepar Sumsum


globin sac Lien tulang
sintesis
50

: ,1,2
non: 30
,,,

10

0 6 18 30 lahir 6 18 30 42 (minggu)

2 2 : Gower 1 2 2 : F 2 2 : A
2 2 : Portland 2 2 : A2
2 2 : Gower 2
Hemoglobinopati secara garis besar dibagi dua

1. Defiseinsi rantai globin normal (kuantitatif)


2. Sintesis rantai globin yg abnormal
(kualitatif)
3. Defisinesi rantai globin thalasemia dan
sedangkan defisiensi rantai thalasemia
Contoh varian Hb yg abnormal adalah anemia
sel sabit (HbS) akibat mutasi pada pengkodean
asam amino
Contoh lain adalah HbC, HbD dan HbE
Kombinasi sering terjadi misalnya HbS-
thalasemia , HbSC
Sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis
Resisten terhadap infeksi malaria
Thalasemia berasal dari kata Yunani
talassa yg berarti laut
Pertama kali ditemukan di sekitar Laut
Tengah
Kelainan yg diturunkan secara otosomal
resesif
Kondisi ini ditandai dgn eritrosit yg
rapuh dan umurnya lebih pendek dari
eritrosit normal
Thalasemia terjadi akibat
ketidakmampuan prekursor eritroid
membentuk protein globin
Thalasemia digolongkan berdasarkan
rantai globin yg mengalami defisiensi
Secara klinis thalasemia dibagi 4 jenis
(hidrops fetalis, thalasemia mayor,
thalasemia intermedia dan thalasemia
minor
Adanya mutasi gen pada kromosom 11 yg
mengatur sintesis rantai globin-
Rantai terganggu mengakibatkan kadar
HbA1 menurun, sedangkan HbA2 dan HbF
lebih banyak dari normal
Rantai berlebihan akan mengendap pada
dinding eritroblas dan eritrosit matur
Delesi gen dan Hb Lepore (thalasemia
intermedia)
Gen rantai pada kromosom 16
Berat ringannya klinis thalasemia tergantung
gen -globin yg hilang
Satu gen hilang (silent carrier) tanpa gejala
klinis
HbH gen -globin yg hilang tiga anemia
moderat
HbH afinitas oksigen terganggu dan destruksi
eritrosit lebih cepat
HbBart semua gen -globin hilang
Thalasemia- kelebihan rantai -globin akan
merusak prekursor eritroid eritropoesis
inefektif.
Thalasemia- kelebihan rantai globin- dan
rantai globin- akan merusak lebih banyak
eritrosit matur dibandingkan prekursor
eritroid
Aktivitas eritropoesis meningkat hiperplasia
sumsum tulang, eritropoesis ekstrameduler
hepatosplenomegali
Silent carrier : delesi 1 gen, tanpa gejala klinis
berati (anemia ringan)
Thalasemia trait : delesi dua gen dgn gejala
sangat minimal
HbH : hanya memiliki satu gen fungsional,
terjadi hemolisis dan eritropoesis inefektif.
Sindrom hidrops fetalis : varian yg paling
berat meninggal intrauterine
Risiko preeklampsia, perdarahan antepartum
dan pospatrum
Thalasemia- dibagi berdasarkan kebutuhan
transfusi : thalasemia- mayor, intermedia dan
minor.
Thalasemia- mayor memerlukan transfusi
rutin, thalasemia minor biasanya asimptomatik
Gejala awal yg timbul adalah anemia, mulai
muncul pada umur satu tahun
Risiko infeksi meningkat leukopenia
Thalasemia- minor anemia ringan (Hb 10-12
g/dL) dan HbA2 >3,5%, jika menikah akan
mendapat anak thalasemia- mayor 25%
Thalasemia- mayor HbF meningkat (10-
100%), HbA2 5-7%, retikulosit rendah, anemia
mikrositer hipokromik, sel target, poikilositosis
Analisis Hb thalasemia mayor tergantung
genotif misalnya yg homozigot HbF sebesar 93-
97%
HbE
Talasemia Mayor
Frontal bossing

Rodent like mouth


& maloklusi gigi
Penyakit genetik dgn eritrosit berbentuk bulan
sabit seperti huruf C
Varian ASS ada homozigot (HbSS) dan
heterozigot HbSC dan kombinasi HbS/thal-
Varian HbSS yg paling sering muncul
ASS adalah hemoglobinopati dgn masalah
banyak etnis dan paling banyak pada Afrika
barat
Perubahan gen pada posisis 6 rantai -globin
yg menghasilkan HbS.
Eritrosit sel sabit sukar melewati pembuluh
darah sempit sumbat mikrosirkulasi
Viskositas darah ASS relatif lebih tinggi
dibanding pasien normal
Hemolisis akibat pagositosis oleh makrofag
dan monosit
Kadar Hb berkisar 6 9 g/dL, leukosit
12.000-15.000/ul, trombosit mencapai
440.000/ul
Anemia muncul sejal usia 6 bulan
Diagnosis pasti dgn elektroforesis Hb
dgn HbS sangat berlebihan tanpa HbA1,
HbF 5 15%
Hemoglobinopati adalah kelainan genetik yg
paling sering terjadi di seluruh dunia, lebih
banyak pada daerah tropis dan subtropis.
Selain kelainan genetik, tetapi kombinasi defek
kuantitas dan kualitas hemoglobin
Perlu pengenalan orang dgn pembawa gen
hemoglobinopati
Transplantasi sumsum tulang masih terbatas
pada golongan ekonomi atas.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai