Anda di halaman 1dari 8

MORFOLOGI & STRUKTUR BAKTERI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA


2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH BAKTERI
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari
oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani yang memiliki arti small
stick.
B. DEFINISI BAKTERI
Bakteri, berasal dari kata Latin, bacterium (jamak, bacteria); adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas.

Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di
mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan
bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 m, meski ada jenis dapat
menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak
menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.

Bakteri sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan (seperti
Leptospira, yang menyebabkan penyakit serius ternak). Namun, beberapa bakteri,
Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan nocardicin; yang lainnya hidup
bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia) atau tempat lain di tubuh mereka, atau pada akar
tanaman tertentu, mengubah nitrogen menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan
tang dalam yogurt dan roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan
bahan organik mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak lingkungan. Bakteri
semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk pertumbuhan
cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal, hampir 3,5 miliar tahun, adalah
fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling
sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 m. Ciri yang membedakan
prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membrane
inti sel atau nukleus yang jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi: kapsul, flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.

BAB II
PEMBAHASAN

Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam
cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhandan mencakup
bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Morfologi makroskopik (Kolonial morfologi)

Karakteristik koloni : pengamatan pada plate agar

Colony's Shape, Ukuran, Edge / Margin, Chromogenesis / pigmentasi, Opacity, Ketinggian, Permukaan,
Konsistensi, Emulsifiability, Bau

2. Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi)

Struktur sel bakteri : pengamatan di bawah mikroskop

dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul,
flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.

A. BENTUK
Ada 3 macam bentuk bakteri :
1. Bentuk bulat (Kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk bentuk sebagai berikut:

1.) Monokokus,berbentuk bulat, satu satu, contohnya Monococcus gonorhoe.


2.) Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua dua, misalnya Diplococcus pneumonia.

3.) Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel kesatu
atau dua arah dalam satu garis.

4.) Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil
pembelahan sel kedua arah.

5.) Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan
sel ketiga arah, contohnya Sarcina sp.

6.) Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel ke
segala arah.

2. Bentuk batang (Basil)


Bakteri bentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek,
dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang
mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya. Selain itu bakteri
bentuk batang juga dapat dipisahkan sebagai berikut :
a. Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherichia coli danSalmonella typi.

b. Diplobasil, berbentuk batang bergandengan dua dua.


Diplobacillus sp
c. Streptobasil, berupa batang bergandengan seperti rantai, contohnyaStreptobacillus
moniliformis dan Azotobacter sp.

3. Bentuk lengkung (Spiral)


Di bagi menjadi:

a. Koma (vibrio), berbentuk lengkungan kurang dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio colerae,
penyebab penyakit kolera.

b. Spiral, berupa lengkungan lebih dari setengah lingkaran , contohnya Spirillium minoryang menyebabkan
demam dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya.

c. Spiroooseta, berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya Treponema pallidum, penyebab penyakit
sifilis.

B. UKURAN BAKTERI
Ukuran bakteri tergantung pada spesies dan fase pertumbuhan. Ukuran bakteri ada yang sangat
kecil sehingga sukar diamati dengan mikroskop biasa. Ukuran bakteri dinyatakan dengan satuan
micron (micron = 0,001 mm). Pengukuran besarnya bakteri dapat dilakukan dengan okuler
micrometer dan obyektif micrometer. Sebagai contoh adanya variasi ukuran bakteri dapat dilihat
pada daftar berikut :
N
O NAMA BAKTERI GARIS TENGAH () PANJANG ()
1 Eschericia coli 0,5 1,0 - 3,0
2 Proteus vulgaris 0,5 - 1 1,0 - 3,0
3 Salmonella thyposae 0,6 - 0,7 2,0 - 3,0
4 Streptococcus lactis 0,5 - 1
5 Staphyllococcus aureus 0,8 - 1
6 Bacillus subtrilis 0,7 - 0,8 0,5 - 6,0
7 Bacillus anthracis 1 - 1,3 3,0 - 10,0

C. SUSUNAN SEL
Susunan sel bakteri terdiri dari :
1. Inti
Adanya inti pada bakteri dapat dibuktikan dengan mikroskop electron. Pada mikrograf
electron, inti merupakan daerah yang tidak tembus cahaya electron. Ternyata bagian yang tidak
tertembus electron ini mnegandung asam deoksiribonukleat (ADN). Inti bakteri tidak memiliki
membran sehingga termasuk organisme prokarion.
2. Sitoplasma
Merupakan isi sel yang disebut juga protoplasma. Protoplasma merupakan koloid yang
mengandung karbohidrat, protein, enzim, kalsium karbonat dan volutin. Bakteri sering
menyimpan bahan cadangan makanan dalam bentuk granula-granula dalam sitoplasma.
Volutin adalah suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang
mudah menghisap zat warna tertentu., yaitu zat warna yang bersifat basa. Volutin terdapat pada
basil difteri, dan tampak sebagai titik-titik berwarna-warni disebut granila metakromatik.
3. Lapisan Permukaan
Lapisan permukaan dapat berupa :
a. Membrane sel
Membrane sel adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein. Selubung sel bakteri ini mengandung daerah transpor untuk menutrisi
daerah reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin., mempermudah interaksi inang-parasit, di
samping sebagai tempat reaksi komponen dan antibodi, dan sering mengandung komponen
toksik untuk inang. Membran Sel ini mempunyai sifat yang semipermeabel.

Fungsi membrane sel:


1.) Transpor bahan makanan secara selektif.
2.) Pada spesies aerob merupakan tempat transport electron dan oksidasi-fosforlasi.
3.) Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik.
4.) Mengandung enzim dan molekul-molekul yang berfungsi pada biosintesa DNA.
5.) Mengandung reseptor protein untuk sistem kemotaktik
b. Dinding Sel
Kebanyakan dari bakteri mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran. Dinding sel ini berfungsi sebagai pertahanan bakteri agar dapat bertahan
hidup dalam lingkungannya serta mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan osmotik di
dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir. Dinding bakteri tersebut terdiri dari lapisan
peptidoglikan yaitu susunan yang terdiri dari polimer besar dan terbuat dari Nasetil glukosamin
dan asam Nasetil muramat yang saling berikatan silang (cross linking) dengan ikatan kovalen.
Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma.

Dengan adanya peptidoglikan, bakteri terbagi dua yaitu bakteri:


a. Gram positip yaitu bakteri yang bila diwarnai dengan kristal ungu atau jodium lalu dicuci
dengan alcohol akan tetap mempertahankan warna ungu setelah pewarnaan. Hal ini terjadi
karena bakteri gram positip mempunyai lapisan peptidoglikan yang lebih tebal.
b. Gram negatip yaitu kebalikan gram positip di mana bakteri tersebut akan kehilangan warna
ungunya setelah dicuci dikarenakan peptidoglikan gram negatip lebih tipis.
Tabel perbedaan bakteri Gram positif dengan bakteri Gram negative :
NO GRAM (+) GRAM (-)

1 struktur dinding sel tebal, 15-80 nm struktur dindng sel tipis, 10-15 nm
2 dinding sel berlapis tunggal, monolayer dinding sel berlapis tiga, multilayer
dinding sel mengandung lipid lebih normal dinding sel mengandung lemak lebih
3 (1-4 %) banyak (11-22 %)
4 mengandung asam teikoat mengandung lemak (lipopolisakarida)
5 lebih rentan terhadap penisilin kurang rentan terhadap penisilin
pertumbuhan dihambat oleh cat kristal pertumbuhan tidak dihambat oleh cat
6 violet kristal violet
7 komposisi nutrisi lebih rumit kompisisi nutrisi lebih sederhana
8 lebih resisten terhadap gangguan fisik tidak resisten terhadap gangguan fisik
resisten terhadap alkali (KOH 1%) lebih
9 resisten terhadap alkali (KOH 1%) larut pekat
10 tidak peka terhadap streptomisin peka terhadap streptomisin
toksin yang dibentuk endotoksin
11 eksotoksin toksin yang dibentuk endotoksin

Tabel perbedaan bakteri BTA (+) dengan bakteri BTA (-) :


NO BTA (+) BTA (-)
memiliki lapisan lilin dan tidak memiliki lapisan lilin dan asam
1 asam lemak mikolat mikolat
lipid mencapai 60 % dari
2 berat dinding sel (-)
3 tahan terhadap asam tidak tahan terhadap panas
Fungsi dinding sel :
1. Berperan dalam pembelahan sel.
2. Pelaksana biosintesa dinding sel itu sendiri.
3. Determinan antigen permukaan bakteri.
4. Pada gram(-) dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin.

D. STRUKTUR TAMBAHAN
1. Kapsul
Kebannyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel
seluruhnya. Jika lapisan lendir ini cukup tebal, maka bungkus ini disebut kapsul. Lendir tidak
mudah menghisap zat warna, hanya dengan pewarnaan yang khusus, lendir dapat terlihat. Kapsul
berbeda dengan bahan lendir hasil metabolisme yang merupakan hasil sekresi.
Beberapa bakteri ada yang membentuk lendir sebgai hasil sekresi, apabila ditumbuhkan
pada media yang mengandung gula tertentu. Kapsul dan lendir dapat dibedakan dari segi
morfologi dan biokimianya. Kapsul adalah bagian dari sel sedangkan lendir merupakan hasil
sekresi.
Fungsi kapsula pada bakteri selain untuk melindungi sel terhadap faktor-faktor
lingkungan (misal terhdap kekeringan) juga bekerja sebagai pengikat antar sel. Kapsul
mempunyai arti penting, karena erat hubungannya dengan sifat virulensi bakteri-bakteri patogen,
apabila kehilangan kapsulnya maka akan turun virulensinya.

2. Flagel
Flagel adalah alat yang digunakan untuk gerakan bakteri. Semua bakteri yang berbentuk
lengkung dan sebagian bakteri-bakteri yang berbentuk batang mempunyai flagel. Bakteri yang
berbentuk coccus jarang sekali yang mempunyai flagel. Ukuran flagel sangat kecil dan tidak
terlihat dengan mikroskop tanpa pengecatan. Tebal flagel antara 0,02 1 mikron, tergantung dari
spesies bakteri, sedang panjangnya flagel biasanya melebihi panjangnya sel bakteri. Flagel terdiri
dari bahan protein yang elastik, disebutflagelin yang mirip dengan myosin (suatu protein pada
otot). Flagel berasal dari protoplasma, buka berasal dari dinging sel.
Berdasarkan letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu
a. Atrik : bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat gerak

b. Monotrik : bakteri yang mempunyai satu flagel / alat gerak pada salah satu ujung tubuhnya.

c. Lofotrik : bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat gerak pada satu ujung tubuh bakteri.

d. Amfitrik : bakteri yang mempunyai sejumlah flagel / alat gerak pada kedua ujungnya.

e. Peritrik : bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak pada seluruh permukaan tubuhnya.

Contoh :
3. Pili
Pili adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. Kebanyakan
terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili berkisar antara 0,5 20 mikron. Pili tersusun
melingkari sel, mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah tiap sel.
Pili mengandung suatu protein yang disebut pilin. Dalam garis besarnya dapat
dikatakan, bahwa pili merupakan alat untuk melekat, misalnya dengan adanya pili sel-sel
beberapa bakteri dapat melekat dekat permukaan medium cair di mana kadar oksigennya lebih
baik.
Pili juga dapat melekatkan sel satu dengan sel lainnya. Fungsi perlekatan ini penting
pada peristiwa konjugasi. Konjugasi adalah peristiwa penggabungan sel-sel jantan dengan sel-sel
betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan pili khusus yang disebut pili kelamin (sex pilus).
Pada waktu konjugasi sel ini melekat pada dinding sel betina.

4. Endospora
Endospora yaitu suatu benda berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat sangat
membias cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang jelek. Fungsi
spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora bakteri
mempunyai arti lain, yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap
pengaruh buruk dari luar. Bakteri yang membentuk spora adalah dari
genusBacillus dan Clostridium, selain itu juga beberapa spesies dari Sarcina sp.

Menurut KNAYSI, terjadinya spora atau sporulasi itu dapat dibagi menjadi 4 tahap,
yaitu :
1.) Tahap permulaan, mula-mula koloni menunjukkan pertumbuhan yang sangat lambat.
2.) Setelah beberapa jam, terlihat adanya bahan-bahan lipoprotein yang menggumpal ke salah satu
ujung sel, sehingga ujung itu tampak padat.
3.) Maka timbullah bungkus yang menyerupai calon spora. Selubung terdiri dari 2 lapis, yaitu kulit
luar disebut eksin dan kulit dalam disebut intin. Pada beberapa spesies, intin itu menjadi dinding
sel, apabila sel melanjutkan pertumbuhannya menjadi bakteri biasa.
4.) Pada tahap yang terakhir, spora tampak berubah bentuk dan berubah volume. Endospora dapat
tetap tinggal di salah satu ujung atau ditengah-tengah sel.
Kedudukan spora bermacam-macam, ada yang terminal (jika kedudukannya di ujung),
sentral (jika kedudukannya di tengah), dan sub terminal (jika kedudukannya diantara ujung dan
tengah).

5. Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis. Contoh bakteri yang memiliki klorosam yaitu Rhodobacter
sphaeroides.
BAB III
PENUTUP
Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam
cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhandan mencakup
bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi makroskopis dan
morfologi mikroskopis.

Morfologi makroskopis mencakup morfologi koloni pada media plate. Sedangkan morfologi
mikroskopis mencakup struktur bakteri saat diamati di bawah mikroskop seperti dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul, flagelum, pilus (pili), klorosom,
Vakuola gas dan endospora.

Anda mungkin juga menyukai