Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan yaitu bulk, buret, corong, erlenmeyer, gelas kimia,

gelas ukur, pipet tetes, pipet volum, statif dan klem.

B. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan yaitu Aluminium foil, Asam asetat P, Asam perklorat

(HClO4) 0,5177 N baku, Benzena P, etiket, kofein (C8H10N4O2), indicator Kristal

violet, , kertas timbang dan tissue.

C. Cara Kerja

Keringkan alat yang akan digunakan dengan cara dibersihkan dengan alkohol

lalu dimasukkan ke dalam oven pengering. Timbang kofein 2 kali, yang pertama

sebanyak 501,6 mg, masukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam

asetat sebanyak 50 ml, dipanaskan lalu didinginkan kembali, setelah itu

ditambahkan benzene sebanyak 100 ml, tambahkan indicator Kristal violet sebanyak

4 tetes hingga larutan berwarna ungu kemudian dititrasi dengan asam perklorat

sampai warna larutan menjadi biru hingga hijau lalu catat volume titran. Lakukan hal

yang sama dengan mengunakan kofein sebanyak 501,8 mg.

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum

1. Tabel pengamatan
B.Sampel Vol. titrasi Perubahan warna

Erlenmeyer 1 Kofein 501,6 mg 5 ml Ungu-biru-hijau

Erlenmeyer 2 Kofein 501,8 mg 4,5 ml Ungu-biru-hijau muda

2. Perhitungan
Dik : F. koreksi = 0,5
As. Perklorat = 0,5177 N
Bst = 19,42 mg

V x N x berat setara
1. % kadar = x 100 %
Berat sampel x faktor koreksi

5 ml x 0,5177 N x 97,1 mg
= x 100 %
501,6mg x 0,5

251,34
= x 100 % = 100,21 %
250,8
V x N x berat setara
2. % kadar = x 100 %
Berat sampel x factor koreksi

4,5 ml x 0,5177N x 97,1 mg


= x 100 %
501,8 mg x 0,5

226,20
=
250,8

= 90,19 %

2. Reaksi

2C2H5OH C2H5OH2+ + C2H5O-

2CH3COOH CH3COOH2 + CH3COO-


B . Pembahasan

Titrasi bebas air adalah titrasi yang dilakukan dalam pelarut bukan air.

Sebelum kita membahas mengenai titrasi bebas air maka kita harus mengetahui

tentang pelarut. Pelarut memiliki bentuk cair pada suhu kamar, dan diharapkan

memiliki toksisitas rendah. Pelarut memiliki kemampuan khusus yang berkaitan

dengan disosiasi, sifat keasaman dan kebasaan,tetapan dielektrik

Pada percobaan titrasi bebas air dilakukan cara kerja yaitu keringkan alat

yang akan digunakan dengan cara dibersihkan dengan alkohol lalu dimasukkan ke

dalam oven pengering. Timbang kofein sebanyak 501,6 mg, masukkan ke dalam

erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam asetat sebanyak 20 ml, dipanaskan lalu

didinginkan kembali, setelah itu ditambahkan benzene sebanyak 100 ml, tambahkan

indicator Kristal violet sebanyak 4 tetes kemudian dititrasi dengan asam perklorat

sampai warna larutan menjadi biru lalu catat volume titran. Kemudian di ulang

dengan cara yang sama tetapi dengan kafein 501,8 mg.

Adapun hasil yang didapat yaitu setelah dititrasi maka akan terjadi perubahan

warna yaitu dari warna ungu menjadi biru kehijauan, dan jumlah yang didapat yaitu

pada kadar pertama sebesar 100,21 % dan kadar kedua didapatkan hasil yaitu

sebesar 90,19 %.

Aplikasi percobaan titrasi bebas air dalam bidang farmasi yaitu untuk

menentukan suatu gugus obat dengan titrasi asam, contohnya yaitu kebanyakan

gugus obat sulfat yang terkenal dapat ditentukan dengan titrasi asam (keasaman

diberikan oleh gugus sulfonamide,-SO2-NH-) dengan alkali metoksida dalam larutan

benzene methanol atau dimetilformamida.

Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum kali ini adalah :

Indicator yang ditambahkan terlalu banyak


Waktu pemasan kurang sehingga perubahan warna yang dihasilkan kurang maksimal

Kurang telitinya praktikan dalam mengamati hasilnya.

Kurang telitinya praktikan saat menitrasi

Pereaksi yang masih mengandung air, mengakibatkan fungsi pereaksi untuk

meningkatkan kebasaan senyawa dan menentukan kadar senyawa tidak dapar

berjalan dengan baik. Bila titrasi berlangsung dengan pelarut yang masih

mengandung air, maka akan mempengaruhi tingkat kebasaan senyawa dalam

pelarut menjadi lebih rendah dari seharusnya (bila ditambahkan pelarut bebas air).

Selain itu, kadar senyawa organik yang ditentukan juga akan berkurang dari kadar

seharusnya karena tidak semua senyawa dapat bereaksi, masih terdapat

kandungan air yang akan mempengaruhi reaksi. Semua pereaksi yang dibuat

mengandung air sehingga pada titrasi bebas air, jumlah kelebihan air dari peniter,

pelarut serta indikator tersebut akan mempengaruhi titik akhir titrasi, perubahan

warna dapat terjadi di luar titik akhir titrasi seharusnya, titrasi menjadi tidak presisi

dan akurat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar dari Kafein

pada percobaan pertama yaitu 100,21 %. Kadar kofein pada percobaan kedua yaitu

90,19 %.
B. Saran

Sebaiknya para praktikan lebih teliti dan berhati-hati saat praktikum

berlangsung agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Uiversitas Muslim Indonesia:


Makassar.

Chang, Raymond, 1990. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti.Edisi tiga

Ditjen, POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III,Depkes RI; Jakarta

Ditjen, POM, 1995. Farmakope IndonesiaEdisi IV,Depkes RI; Jakarta

Harmita, 2006. Analisis Kuantitatif Bahan. Baku Dan Sediaan Farmasi. Universitas
Indonesia. Jakarta

J, Herman,1988. Analisis Farmasi. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Underwood. 1993. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai