KAJIAN PRAKTIKUM
Alat-alat yang digunakan yaitu bulk, buret, corong, erlenmeyer, gelas kimia,
Bahan yang digunakan yaitu Aluminium foil, Asam asetat P, Asam perklorat
C. Cara Kerja
Keringkan alat yang akan digunakan dengan cara dibersihkan dengan alkohol
lalu dimasukkan ke dalam oven pengering. Timbang kofein 2 kali, yang pertama
sebanyak 501,6 mg, masukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam
ditambahkan benzene sebanyak 100 ml, tambahkan indicator Kristal violet sebanyak
4 tetes hingga larutan berwarna ungu kemudian dititrasi dengan asam perklorat
sampai warna larutan menjadi biru hingga hijau lalu catat volume titran. Lakukan hal
BAB IV
A. Hasil Praktikum
1. Tabel pengamatan
B.Sampel Vol. titrasi Perubahan warna
2. Perhitungan
Dik : F. koreksi = 0,5
As. Perklorat = 0,5177 N
Bst = 19,42 mg
V x N x berat setara
1. % kadar = x 100 %
Berat sampel x faktor koreksi
5 ml x 0,5177 N x 97,1 mg
= x 100 %
501,6mg x 0,5
251,34
= x 100 % = 100,21 %
250,8
V x N x berat setara
2. % kadar = x 100 %
Berat sampel x factor koreksi
226,20
=
250,8
= 90,19 %
2. Reaksi
Titrasi bebas air adalah titrasi yang dilakukan dalam pelarut bukan air.
Sebelum kita membahas mengenai titrasi bebas air maka kita harus mengetahui
tentang pelarut. Pelarut memiliki bentuk cair pada suhu kamar, dan diharapkan
Pada percobaan titrasi bebas air dilakukan cara kerja yaitu keringkan alat
yang akan digunakan dengan cara dibersihkan dengan alkohol lalu dimasukkan ke
dalam oven pengering. Timbang kofein sebanyak 501,6 mg, masukkan ke dalam
erlenmeyer dan dilarutkan dengan asam asetat sebanyak 20 ml, dipanaskan lalu
didinginkan kembali, setelah itu ditambahkan benzene sebanyak 100 ml, tambahkan
indicator Kristal violet sebanyak 4 tetes kemudian dititrasi dengan asam perklorat
sampai warna larutan menjadi biru lalu catat volume titran. Kemudian di ulang
Adapun hasil yang didapat yaitu setelah dititrasi maka akan terjadi perubahan
warna yaitu dari warna ungu menjadi biru kehijauan, dan jumlah yang didapat yaitu
pada kadar pertama sebesar 100,21 % dan kadar kedua didapatkan hasil yaitu
sebesar 90,19 %.
Aplikasi percobaan titrasi bebas air dalam bidang farmasi yaitu untuk
menentukan suatu gugus obat dengan titrasi asam, contohnya yaitu kebanyakan
gugus obat sulfat yang terkenal dapat ditentukan dengan titrasi asam (keasaman
Adapun faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum kali ini adalah :
berjalan dengan baik. Bila titrasi berlangsung dengan pelarut yang masih
pelarut menjadi lebih rendah dari seharusnya (bila ditambahkan pelarut bebas air).
Selain itu, kadar senyawa organik yang ditentukan juga akan berkurang dari kadar
kandungan air yang akan mempengaruhi reaksi. Semua pereaksi yang dibuat
mengandung air sehingga pada titrasi bebas air, jumlah kelebihan air dari peniter,
pelarut serta indikator tersebut akan mempengaruhi titik akhir titrasi, perubahan
warna dapat terjadi di luar titik akhir titrasi seharusnya, titrasi menjadi tidak presisi
dan akurat.
BAB V
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar dari Kafein
pada percobaan pertama yaitu 100,21 %. Kadar kofein pada percobaan kedua yaitu
90,19 %.
B. Saran
Harmita, 2006. Analisis Kuantitatif Bahan. Baku Dan Sediaan Farmasi. Universitas
Indonesia. Jakarta