Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan Gambar 1.

Skema teori dual-regulasi EHTeori dual-regulasi EH dapat digambarkan dalam skema pada
Gambar 1 menyatakan bahwa interaksi hidrologi dan biota dalam
Indonesia dengan iklim muson basah memiliki curah hujan tahunan sebesar 2800 mm dan dengan jumlah suatu harmonisasi rekayasa untuk meningkatkan kapasitas
ini setara dengan sekitar 10% dari potensi sumber daya air tawar dunia. Artinya Indonesia menerima lebih dari ekosistem. Pendekatan EH demikian telah melahirkan paradigm baru yang dikenalkan sebagai enginering
tujuh kali rerata curah hujan dunia, dan ternyata tidak terbebas dari banyak keterbatasan dan krisis terkait sumber harmony
daya air. Tantangan permasalahan sumber daya air di Indonesia dirasakan semakin meningkat, tidak hanya sebagai
akibat pencemaran dan degradasi sumber daya, namun juga dengan penurunan kapasitas sumber daya alam, Sasaran yang ingin dicapai dengan implementasi konsep EH adalah:
perubahan penggunaan lahan, degradasi lahan dan hutan serta pencemaran lingkungan akibat aktivitas manusia.
Semua masalah tersebut tentu akan menimbulkan kerugian baik bagi manusia ataupun lingkungan. Hingga 1) Mengembalikan dan menjaga fungsi dan proses daur dan aliran energi, air dan hara dari ekosistem pada
akhirnya tercetuslah suatu konsep ekohidrologi yang menjadi tantangan keilmuan hidrologi, ekologi dan biologi. skala DAS.
Konsep ini dikenalkan oleh Zalewski et al. (2002) yang telah merumuskan cabang keilmuan baru yang dikenal
dengan ekohidrologi, dan salah satu pusat penelitian dan pengembangan ekohidrologi yang diakui dan didukung 2) Meningkatkan daya dukung ekosistem terhadap dampak intervensi manusia atas dasar daya serap dan
oleh UNESCO adalah the European Regional Certer for Ecohydrology (ERCE-UNESCO), Akademi Ilmu daya lentur ekosistem; dan
Pengetahuan Poland dan University of Lodz, Poland.
3) Menggunakan sifat ekosistem sebagai alat pengelolaan sumber daya air terpadu.
Konsep ekohidrologi dan ekohidrologi sebagai alat pengelolaan DAS terpadu
Implementasi konsep EH sebagai alat pengelolaan DAS terpadu dapat dilakukan dengan empat langkah berikut
Ekohidrologi (EH) adalah suatu paradigma baru dalam sains hidrologi yang mengintegrasikan konsep-konsep (Zalewski 2010)
ekologi dengan hidrologi sebagai upaya pemecahan masalah secara holistik di suatu lingkungan sumber daya air,
seperti pada suatu lingkungan perairan darat, danau, lahan basah dan rawa, estuari, dsbnya. Suatu dasar a) Memantau ancaman dengan metoda kuantifikasi hidrologi;:
pengelolaan lingkungan, baik pada aspek hidrologi, sebagai model konservasi sumber daya air, pengelolaan banjir
dan sebagainya, dan juga pada tingkatan biota, sehingga dapat diperoleh produktivitas dan jasa lingkungan yang b) menilai hubungan sebab-akibat dengan analisis pola dan proses ekologi;
berkelanjutan.
c) pengembangkan metoda EH dengan ekoteknologi menggunakan butir (a) dan (b) untuk meningkatkan
Konsep EH telah dikembangkan oleh Zalewski di Polandia sejak tahun 1980an untuk kawasan pertanian, yang kapasitas produksi dan jasa lingkungan ekosistem; dan
kemudian berkembang untuk rancangan kota masa depan (Zalewski, 2007) Study of single, overarching
paradigm for water management based on a holistic vision of waters role in the environment. Zalewski (2000) d) mengembangkan solusi sistem secara terpadu dengan mengintegrasikan aspek abiotik, biotic, dan social
ekonomi kelembagaan.
Konsep EH dirumuskan ke dalam tiga azas dan satu teori berikut:
Salah satu Negara yang tela menerapkan konsep EH adalah Negara Polandia. Para peneliti telah membendung
Azas 1: aspek hidrologi, menyangkut struktur abiotik dari anak sungai terbesar di waduk Sulejowski, Polandia. Serangkaian riset telah mereka lakukan seperti: Riset
system sungai, dinamika proses-proses hidrologi, serta Aquakultur &
dampak spesifik spatial-temporal akibat intervensi
manusia; keanekaragaman-hayati dalam upaya menyehatkan lingkungan perairan dari limbah pertanian, domestic
dan industry, dengan mengembangkan teknik biofilter, denitrifikasi, dan bioteknologi. Penelitian ekoton
Azas 2: keterpaduan ekologi, menyangkut antar-hubungan (EKOROB): untukmengurangi cemaran nitrogen dan fosforus dari lahan pertanian.
komponen ekosistem yang menunjukkan potensi dan
kapasitas ekosistem dalam menghasilkan produk dan jasa Penelitian EH untuk masa depan kota (SWITCH Project): Sasarannya adalah perubahan paradigm
lingkungan; dan pengelolaan air untuk mencapai keberlanjutan system air urban yang sehat dan aman. Ini konsep ilmiah
dalam system blue-green concept untuk perencanaan kota Lodz dengan jaringan taman dan perairan
Azas 3: ekoteknologi, menyangkut penggunaan informasi (sungai dan kolam), yang dijadikan ikon sebagai konsep kota masa depan.
dan pengetahuan mengenai aspek abiotik dan biotik (dari
azas 1 dan azas 2) untuk pengembangan bioteknologi Penelitian Bioenergi: riset konversi biomassa tercemar menjadi bioenergi dan pupuk, yang berimplikasi
ekologi baru dan solusi system hidrologi yang mampu pada pengurangan emisi CO2 dari penggunaan bahan bakar, dan selanjutnya memicu pertumbuhan
meningkatkan kapasitas ekosistem dalam menghasilkan ekonomi daerah.
produk dan jasa lingkungan.
Implementasi kebijakan sumber daya air Uni Eropa (EU Water Framework Directive): konsep Namun, prinsip-prinsip ilmiah yang berlaku masih perlu dikembangkan dengan peningkat kapasitas
ekohidrologi telah masuk dalam implementasi kebijakan sumber daya air Uni Eropa untuk program sumber daya peneliti maupun infrastruktur pendidikan dan penelitian yang diperlukan. Adopsi konsep EH
restorasi lingkungan dan pembangunan infrastruktur hidroteknik. Selain itu para peneliti juga melakukan inipun masih perlu dilengkapi dengan pendekatan modeling matematik dan lebih tepat-guna.
berbagai pelatihan dan pendidikan ekohirologi untuk kalangan pelajar maupun umum.

Pertanyaannya apakah di Indonesia tidak ada yang menerapkan konsep ini? Jawabannya adalah sudah, bahkan
Pustaka :

Pawitan, Hidayat.2011. Konsep Ekohidrologi sebagai Paradigma Baru Sumber Daya Air Berkelanjutan. Dalam
Ekohidrologi%20_%20BebasBanjir2015.htm. diakses pada 21 Februari 2015 pukul 02.00

sumber daya
air yang
terpadu
konsep SDA
Ekohidrologi berkelanjutan
gabungan dan
ekologi, biologi berkesinambung Tugas Hidrologi dan Hidrogeologi
masalah dan hidrologi an
kesejahteraan
penurunan
kualitas,
masyarakat Konsep Ekohidrologi sebagai Paradigma Baru
kuantitas dan
kekontinuitasa
n air di
Sumber Daya Air Berkelanjutan
Indonesia
beberapa waduk yang airnya di bending dari beberapa DAS di Indonesia telah menerapkan konsep ini untuk
netralisasi air dalam waduk tersebut.apalagi dengan kondisi berbagai sumber daya air di Indonesia yang melimpah Nama : Wahyu Dewi Yantini
namun memiliki berbagai masalah seperti D danau Toba dengen penurunan permukaan air dan pencemaran; danau
Matano-Mahalona-Towuti yang terancam cemaran eksploitasi pertambangan skala besar; Semayang-Melintang Nim : 15313070
dengan sedimentasi dan pendangkalan; Limboto yang menjadi dangkal setiap musim kemarau; dan umumnya
Kelas : 01
danau dan waduk mengalami sedimentasi, pencemaran, dan perubahan regime aliran. Hanya saja diperlukan daya
dukung infrastruktur pendidikan dan riset dari para peneliti yang lebih tekun dan produktif, diperlukan pula Dosen : Bp. Arwin Sabar/ Bp. Suhar
berbagai training dan publikasi yang gencar sehingga akan banyak pihak yang mendunkung dan berpikir positif
untuk knsep EH. Kerjasam dengan internasional juga ditambahkan untuk saling berbagi dan sharing informasi
terkait EH.Riset yang dihasilkan bukan hanya sebagai bentuk makalah ataupun paper saja, namun juga ada
implementasi dan dukungan dari semua pihak untuk membuat lingkungan yang lebih bai bukan hanya untuk
manusia namun juga untuk lingkungan itu sendiri.

secara umum, pembahasan diatas dapat diringkas menjadi menjadi seperti flowchart berikut:

kesimpulan:

1. Kajian mengenai konsep Ekohidrologi menurut saya cukup menarik karena Indonesia memiliki potensi
kekayaan alam yang melimpah namun setiap sumber daya memiliki cerita yang lain-lain. Ada yang
termanfaatkan dengan baik hingga sumber daya tersebut tidak mampu lagi diberdayagunakan hingga ada
yang belum terdayagunakan dengan optimal.
2. Konsep EH yang telah sukses diterapkan di Polandia bisa menjadi contoh dan bahan pembelajaran bagi
para peneliti Indonesia untuk lebih mengembangkan konsep EH di Indonesia, mengingat kondisi
geografis dan ekologi yang tidak sama.

3. Ternyata Indonesia telah merintis riset EH, baik pada tingkat laboratorium maupun pada skala wilayah
sungai, dengan potensi rehabilitasi, restorasi, dan peningkatan produktivitas maupun jasa lingkungan.
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

Anda mungkin juga menyukai