1) Agen hidup
Nama Latin : Virus morbilli
Ordo : Virales Genus: Virus
Family : Viridae Spesies: morbilly
Virus morbili berada di sekresi nasofaring, darah dan urin, dan minimal selama masa tunas
dan dalam waktu yang singkat sesudah timbul ruam.
Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk bulat dengan tepi yang kasar
dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein
Didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi
asam nukleat (RNA), merupakan struktur helix nukleo
protein dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, suatu protein yang
berada diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
Penularan morbili yang terjadi secara droplet melalui udara, terjadi 1-2 hari sebelum timbul
gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam.
Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan
menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan keluhan batuk pilek disertai
selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel
pada sistem saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak
sakit berat dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi
yang disebut bercak koplik, merupakan tanda pasti untuk menegakkan diagnosis.
Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi, apabila berada diluar
tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur kamar ia kehilangan 60% sifat
infektisitasnya selama 3-5 hari, pada 370c waktu paruh umurnya 2 jam, pada 560c hanya satu jam.
Dalam keadaan yang lain ia bertahan dalam keadaan dingin. Pada media protein ia dapat hidup
dengan suhu -700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-60c dapat
hidup selama 5 bulan apabila dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu bila
tanpa mediaprotein.
Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar ultraviolet. Oleh karena
selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu
kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili
sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat
infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000
formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin
mempercepat hilangnya potensi antigenik.
Manusia adalah satu-satunya reservoir bagi agent ini. Hal ini disebabkan karena virus
morbilli tidak dapat bertahan selain diluar tubuh manusia dan tidak dapat berkembang biak.
Virus morbilli ini menyebar melalui lingkungan, dan dapat berasal dari cairan hidung dan
tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin, bantuk, dan bernapas.
Kerugian akibat cemaran kadmium tidak hanya terjadi pada tanaman padi di sawah yang
tercemar, tetapi juga terhadap manusia dan hewan yang mengkonsumsi tanamanatau padi
tersebut, karena itu perlulah kadmium di waspadai (Soemarwoto, 1998). Apabila kadmium masuk ke
dalam tubuh, maka sebagian besar akan terkumpul di dalam ginjal, hati dan ada sebagian yang
dikeluarkan lewat saluran pencernaan (Slamet, 1996; EcoUSA Search, 1999). Secara umum gejala
keracunan kadmium pada manusia baik secara akut maupun kronis dapat mengakibatkan gangguan
pada sistem pernafasan, kerusakan pada fungsi organ hati dan ginjal, perdarahan, gangguan
terhadap pertumbuhan tulang yang menyebabkan kerapuhan tulang.
Akumulasi dapat terjadi karena logam berat dalam tubuh cenderung membentuk senyawa
kompleks dengan zat-zat organik yang terdapat dalam tubuh, sehingga logam tersebut terfiksasi
atau tidak diekskresi (Linder, 1992). Kadmium dapat terakumulasi dengan jalan terikat pada
metalothionien. Di ginjal, kompleks kadmium-metalothionien melewati glomerulus dan diserap oleh
tubulus proxima. Di dalam sel ginjal, kadmium dilepas dari protein metalothionien dan dapat
terakumulasi sampai pada tingkat toksik.
Hasil otopsi di USA menunjukkan bahwa absorpsi kadmium dalam tubuh masyarakat umum
secara rata-rata 30 mg, yang didistribusikan dalam ginjal 33%, hati 14%, paru paru 2% dan pankreas
0,3%, sisanya diekskresikan melalui saluran pencernaan. Efek toksik kadmium ginjal dapat berupa
degenerasi sel-sel tubulus ginjal (Clarke, dkk., 1981). Tingkat akumulasi kadmium tergantung pada
jumlah dosis yang diberikan dan lama mengkonsumsi. Gejala klinis keracunan kadmium kronis
sangat mirip dengan penyakit glomerulo-nephritis. Oleh karena itu gejala keracunan kadmium ini
selalu disertai dengan proteinuria, glukosuria, kadar kalsium dan asam-amino dalam urine juga
meningkat.