Perencanaan Pembangunan PLTN sebagai Upaya Ekspansi Pembangkit Tenaga
Listrik untuk Memenuhi Kebutuhan Dimasa yang Akan Datang
Antika Prasetyaningtyas1, Beni Susanto2, dan Syihab Zaenul Ihsan3
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Tidar Jalan Kapten Suparman 39 Magelang 56116 Telp. (0293) 364113 Fax. (0293) 362438 Antika.ipa206@gmail.com1, benysusanto08@gmail.com2, dan Syihab.ihs@gmail.com3 0896880688021, 0857255574392, dan 0857296635593 Intisari Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penggunaan tenaga listrik di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. PLN pada prinsipnya bermaksud melayani kebutuhan tenaga listrik seluruh masyarakat di wilayah Indonesia. Penyediaan tenaga listrik dilakukan dengan merencanakan penambahan pembangkit. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Berdasarkan hasil keluaran Program WASP (Wien Automatic System Planning Package) dapat diketahui juga komposisi pembangkit yang dibangun per tahun dan setelah PLTN beroperasi, beban dasar dan sebagian beban menengah akan dipikul oleh PLTN. Hal tersebut menunjukkan bahwa PLTN adalah pembangkit yang ekonomis dan layak untuk dibangun. Kata Kunci: Perencanaan Pengembangan Pembangkit, PLTN, dan Kelistrikan Nasional. I. PENDAHULUAN wilayah di Indonesia yang mengalami krisis listrik dengan beban puncak Tenaga listrik merupakan salah pada tahun 2009 sebesar 96 MW. satu faktor yang sangat penting dalam Daya mampu pembangkit yang ada di menunjang pembangunan nasional. Propinsi tersebut sebesar 98 MW. Penggunaan tenaga listrik di Selisih yang sangat kecil antara daya Indonesia meningkat pesat sejalan mampu pembangkit dengan beban dengan peningkatan pertumbuhan puncak yang ada menyebabkan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan terjadinya pemadaman jika ada tenaga listrik tersebut perlu pembangkit yang keluar dari sistem mempertimbangkan ketersediaan dan membuat sistem tidak handal sumber daya energi dan penggunaan (reliable) [2]. teknologi yang tepat. Penyediaan tenaga listrik harus diusahakan dapat Pengembangan sarana mencukupi semua kebutuhan listrik ketenagalistrikan dalam RUPTL 2016- dari semua lapisan masyarakat 2025 ini dibuat dengan dengan harga yang wajar dan memperhatikan draft RUKN 2015- mempunyai keandalan yang tinggi [1]. 2034 serta kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan Kemajuan dan perkembangan penjualan, pengembangan sektor ekonomi suatu wilayah sangat pembangkit, transmisi dan distribusi. dipengaruhi oleh faktor ketersediaan Rencana Pemerintah untuk pasokan energi listrik wilayah mendorong kecukupan kelistrikan tersebut. Salah satu Provinsi di suatu dengan program 35 GW sampai II. LANDASAN TEORI dengan tahun 2019 [3]. 1. Pembangkit Tenaga Listrik PLN berkewajiban menyediakan Pembangkit tenaga listrik di tenaga listrik dalam jumlah yang Indonesia dapat dikelompokkan cukup kepada masyarakat di seluruh berdasarkan kepentingannya, yaitu Indonesia secara terus menerus, baik untuk kepentingan umum dan untuk dalam jangka pendek maupun jangka kepentingan sendiri. Pembangkit panjang. PLN pada prinsipnya tenaga listrik untuk kepentingan umum bermaksud melayani kebutuhan sebagian besar dipasok oleh PT PLN tenaga listrik seluruh masyarakat di (Persero) dan sebagian lagi dipasok wilayah Indonesia. Penyediaan tenaga oleh perusahaan tenaga listrik swasta, listrik dilakukan dengan dalam istilah umum disebut IPP merencanakan penambahan (Independent Power Producer), serta pembangkit, transmisi dan GI serta koperasi. Sedangkan pembangkit distribusi yang tertuang dalam tenaga listrik untuk kepentingan dokumen RUPTL [3]. sendiri (captive power) diusahakan oleh swasta untuk kepentingan PLTN menjadi kajian sebagai operasi perusahaan sendiri dan alternatif teknologi pembangkitan biasanya tidak terjangkau oleh tenaga listrik terutama dengan jaringan PLN atau karena alasan mempertimbangkan pertumbuhan keandalan sistem. kebutuhan tenaga listrik dimasa Kapasitas terpasang pembangkit mendatang. Pemanfaatan energi ini tenaga listrik PLN sampai dengan dapat dipertimbangkan bila aspek tahun 2006 sebesar 24,8 GW. teknis dan ekonomis memungkinkan Sedangkan kapasitas pembangkit dan disamping itu dapat mengurangi tenaga listrik milik swasta yang sudah efek rumah kaca serta dalam rangka mempunyai ijin sampai dengan tahun meningkatkan jaminan keamanan 2006 mencapai 3,7 GW. Penyedian pasokan tenaga listrik sehingga tenaga listrik tahun 2006 sebesar pemanfaatan energi fossil yang ada 133,1 TWh yang terdiri atas produksi dapat diperpanjang penggunaannya tenaga listrik PLN sebesar 104,5 TWh [1]. dan pembelian sebesar 28,6 TWh. Berdasarkan latar belakang Penjualan tenaga listrik PLN tahun tersebut, penelitian ini dilakukan. 2006 sebesar 112,6 TWh. Penjualan Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk sektor industri sebesar 43,6 merencanakan pembangunan TWh, sektor rumah tangga sebesar pembangkitan yang handal dan efisien 43,8 TWh, sektor komersial atau dalam segi biaya serta sebagai upaya usaha sebesar 18,4 TWh dan sektor ekspansi pembangkit untuk memenuhi publik atau umum sebesar 6,8 TWh. kebutuhan di masa yang akan datang. Susut jaringan transmisi PLN tahun 2006 sebesar 2,9 TWh dan susut distribusi sebesar 14,7 TWh. Dibandingkan dengan penyediaan (produksi sendiri dan pembelian) maka susut jaringan transmisi adalah 2,26% dan susut distribusi 11,45%. Sampai dengan tahun 2007 jumlah desa seluruh Indonesia sebanyak 71.555 desa dan yang telah dilistriki Gambar 1. Persentase kapasitas sebanyak 65.776 desa atau 91,9%. Terpasang Pembangkit Jumlah pelanggan rumah tangga Listrik PLN 2006 sebanyak 33.118.262 pelanggan dan rasio elektrifikasi sampai dengan tahun 2007 mencapai 64,34%. 2. Proyeksi Kebutuhan Diversifikasi energi di bidang Kebutuhan tenaga listrik akan ketenagalistrikan telah menunjukkan meningkat sejalan dengan hasilnya. Kapasitas terpasang perkembangan perekonomian dan pembangkit tenaga listrik PLN sampai pertumbuhan penduduk. Semakin dengan tahun 2006 sebesar 24,8 GW meningkatnya perekonomian maka yang terdiri atas pembangkit yang konsumsi tenaga listrik juga akan menggunakan BBM sebesar 2,9 GW semakin meningkat. Kondisi ini atau 11,7% dan pembangkit yang tentunya harus diantisipasi agar menggunakan non-BBM sebesar 21,9 penyediaan tenaga listrik dapat GW atau 88,3%. Pembangkit dengan tersedia dalam jumlah yang cukup dan menggunaan BBM sudah menurun harga yang memadai. pangsanya dibandingkan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan sepuluh tahun yang lalu. Pada tahun Nasional Tahun 2008 - 2027 1996 kapasitas terpasang PLN menyebutkan pertumbuhan kebutuhan sebesar 16,1 GW yang terdiri atas listrik nasional mencapai rata-rata pembangkit yang menggunakan BBM 9,2% per tahun. Pada 2027 kebutuhan sebesar 2,4 GW atau 14,9% dan listrik mencapai 813 TWh dan pembangkit yang menggunakan non- diperlukan kapasitas pembangkit BBM sebesar 13,7 GW atau 85,1%. sebesar 187 GW. Asumsi yang Kapasitas terpasang pembangkit listrik dipergunakan dalam menyusun PLN berdasarkan bahan bakar untuk proyeksi ini adalah pertumbuhan tahun 2006 secara lebih lengkap ekonomi untuk dua puluh tahun ditunjukkan pada Gambar 1. mendatang adalah rata-rata 6,1% per tahun. Pertumbuhan penduduk secara nasional untuk dua puluh tahun ke depan diperkirakan mencapai 1,3 % per tahun. Proyeksi kebutuhan tenaga listrik sampai tahun 2027 diperlihatkan pada Gambar 2. pembangunan reaktor nuklir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional sebagaimana sudah pernah dirintis pada tahun 1976 lalu.
Gambar 2. Proyeksi Kebutuhan Tenaga
Listrik III. METODE 3. Pembangkit Listrik Tenaga START Nukril (PLTN) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit PENELUSURAN PUSTAKA DAN PENGAMBILAN DATA SEKUNDER listrik thermal di mana panas yang dihasilkan dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN NO
termasuk dalam pembangkit daya ANALISIS DATA
base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan YES
(meskipun boiling water reactor dapat
turun hingga setengah dayanya ketika PENERAPAN malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 END MW hingga 1000 MW. Di seluruh dunia saat ini ada 441 reaktor nuklir. Gambar 3. Diagram Alir Penelitian Bahkan, sampai tahun 2020 PLTN akan bertambah 126 buah. Dari jumlah itu, 40 di antaranya berada di IV. PEMBAHASAN China. China sudah bertekad Berdasarkan hasil keluaran memanfaatkan PLTN yang murah, Program WASP (Wien Automatic aman, dan bersih untuk memenuhi System Planning Package) dapat kebutuhan 1,3 miliar penduduknya. Di diketahui juga komposisi pembangkit Negara lain, Prancis telah memenuhi yang dibangun per tahun. Ada 78 persen kebutuhan listriknya dari beberapa kandidat yang digunakan PLTN. Jepang juga, sekitar 40 persen dalam studi perencanaan kebutuhan listriknya diperoleh dari pembangunan pembangkit di suatu PLTN. Memperhatikan kondisi Provinsi. Kandidat - kandidat perkembangan energi nuklir didunia, pembangkit tersebut adalah PLTU sudah saatnya pemerintah Indonesia Batubara 50 MW, PLTG 50 MW, PLTN kembali memprogramkan 100 MW, dan PLTU Biomassa 7 MW. PLTN yang digunakan dalam studi ini adalah PLTN daya kecil. PLTN daya kecil sangat cocok untuk dikembangkan di tempat tersebut. Hal itu disebabkan karena jumlah penduduk Provinsi ini relatif sedikit dan laju pertumbuhannya tidak tinggi. Selain itu, untuk memilih tipe PLTN yang akan dibangun harus memperhatikan kebijakan yang ada. Kebijakan itu antara lain : lokasi tapak yang dibangun harus berada di Gambar 5. Jumlah pembangkit baru daratan dan tipe PLTN yang dibangun tiap tahun untuk studi harus pernah beroperasi 3 tahun. kasus industrialisasi
PLTN IRIS merupakan reaktor
integral jenis air tekan berdaya 100 MWe yang dirancang khusus untuk tujuan ganda (sebagai pembangkit listrik dan desalinasi air laut). Karakteristik teras dan bahan bakar PLTN ini sama dengan PWR konvensional yang diproduksi oleh Westinghouse. IRIS menggunakan bejana integral yang Gambar 4. Jumlah pembangkit baru semua komponen-komponen utama tahun untuk studi kasus berada di dalam bejana reaktor RUPTL sehingga dapat mengurangi Pada Gambar 4 dan 5 ditunjukkan interkoneksi sistem pemipaan. komposisi jumlah pembangkit yang Berkurangnya interkoneksi sistem akan dibangun tiap tahunnya. PLTN pemipaan dapat mengurangi resiko akan mulai beroperasi pada tahun kecelakaan kehilangan pendingin. 2024 untuk studi kasus RUPTL dan Komponen-komponen sekunder juga pada tahun 2020 untuk studi kasus berada di dalam pengungkung industrialisasi. Berdasarkan hal itu, berbentuk bola. Sistem keselamatan ada beberapa tipe PLTN daya kecil yang dimiliki IRIS adalah keselamatan yang dapat dipilih untuk pasif dan inheren (melekat) yang pengembangan, yaitu : IRIS dan diadopsi dari reaktor generasi ketiga. SMART. Komersialisasi IRIS ini direncanakan mulai tahun 2015 sehingga pada tahun 2024 sudah dapat digunakan di Indonesia. Tabel.1 Karakteris IRIS dan SMART Pada Gambar 6 dan 7 dapat diketahui bahwa semula PLTU Jenis IRIS SMART Tipe PWR PWR Batubara sangatlah mendominasi Integral Integral komposisi energi yang dibangkitkan. Pembuat Amerika Korea Hal itu menandakan bahwa sebelum Serikat Selatan beroperasinya PLTN, PLTU Batubara Daya (Mwe) 100 100 Tipe bahan bakar UO2 UO2 digunakan untuk memikul beban Pengkayaan 5% 5% dasar dan beban menengah Penggantian 5 Tahun 3 Tahun sedangkan untuk beban puncaknya bahan bakar dipikul oleh PLTG, PLTD HSD MFO, dan PLTU Biomassa. Setelah PLTN PLTN SMART merupakan PLTN beroperasi, beban dasar dan sebagian daya kecil dengan daya termal beban menengah akan dipikul oleh sebesar 330 MWth dan memiliki PLTN. PLTU batubara akan memikul efisiensi 30 %. SMART dirancang oleh sebagian beban menengah dan KAERI (Korean Atomic Energy sebagian beban puncak. Sedangkan Research Institute) dengan tujuan PLTG, PLTD HSD MFO, dan PLTU ganda (sebagai pembangkit listrik dan Biomassa digunakan untuk memikul desalinasi air laut) SMART beban puncak saja. Komposisi seperti mempunyai beberapa kelebihan, yaitu yang tersaji pada Gambar 6 dan 7 : desain modular, bejana reaktor menunjukkan bahwa PLTN adalah integral, waktu hidup panjang, biaya pembangkit yang ekonomis dan layak operasi dan perawatan kecil, untuk dibangun. pergantian bahan bakar lama, mudah diinspeksi, dan waktu pembangunan relatif pendek.
Gambar 7. Komposisi energi yang
dibangkitkan untuk studi kasus industrialisasi Gambar 6. Kompetensi energi yang dibangkitkan untuk kasus RUPTL V. KESIMPULAN dan MFO, PLTG, dan PLTU Biomassa. Kemajuan dan perkembangan sektor ekonomi suatu wilayah sangat DAFTAR PUSTAKA dipengaruhi oleh faktor ketersediaan pasokan energi listrik. Diversifikasi [1]. Jamin Martin & Sugiyono Agus energi di bidang ketenagalistrikan 2009,Pengembangan Listrik telah menunjukkan hasilnya. Nasional,Jakarta Kapasitas terpasang pembangkit [2]. Firmansyah Rifki,2011, Study tenaga listrik PLN sampai dengan Perencanaan Pengenbangan tahun 2006 sebesar 24,8 GW. Pada Pembangkit Wilayah Bangka tahun 2030 pada Studi Kasus RUPTL, Belitung Dengan Opsi komposisi pembangkitnya adalah Nuklir,Jakarta sebagai berikut : 41 % PLTU Batubara, 31% PLTN, 23 % PLTG, [3]. Keputusan Mentri Energi Dan dan sisanya adalah PLTU Biomassa, Sumber Daya Mineral Republik dan PLTD HSD dan MFO. Komposisi Indonesia Nomor 5899 energinya adalah sebagai berikut : 47 K/20/NEM/2016 Tentang % dari batubara, 45 % dari nuklir, dan Pengesahaan Rencana Usaha sisanya dari PLTD HSD dan MFO, Penyediaan Tenaga Listrik PT PLTG, dan PLTU Biomassa. Perusahaan Listrik Negara Sedangkan untuk studi kasus (Persero) Tahun 2016 s.d 2025. industrialisasi, komposisi pembangkitnya adalah sebagai berikut [4]. Setiabudi, Bambang, 2010, : 41 % PLTN, 37 % PLTU Batubara, Dampak Pembangunan PLTN 20 % PLTG, dan sisanya adalah PLTU Terhadap Perubahan Tata Biomassa, dan PLTD HSD dan MFO. Ruang Kabupaten Jepara, Komposisi energinya adalah sebagai Gema Teknologi Vol. 16 No. 1 berikut : 60 % dari nuklir, 36 % dari Periode April 2010 - Oktober batubara, dan sisanya dari PLTD HSD 2010, Semarang.