Anda di halaman 1dari 1

IV.1.

3 Cara kerja Eksitasi

Pada saat tombol start pada kontrol ditekan maka seluruh peralatan kontrol bekerja,
hingga kemudian turbin berputar yang diikut dengan berputarnya generator. Pada saat
kecepatan putar generator mencapai 90% dari kecepatan nominal dan panel kontrol eksitasi
relay field flashing akan bekerja secara otomatis dari sumber tegangan 110VDC baterai menuju
sikat karbon (slip ring). Arus dari pengumpul pada poros utama generator, kedua cincin
pengumpul akan meneruskan arus ke 13 pasang kutub yang ada pada kumparan rotor, sehingga
kumparan rotor akan timbul medan magnet yang arahnya berlawanan dengan arah arus listrik
yang masuk. Kumparan medan berputar dikarenakan rotor berputar oleh turbin menimbulkan
GGL induksi yang dibangkitkan semakin besar. Tegangan yang dihasilkan generator di
hubungkan ke trafo eksitasi kemudian AVR dan trafo daya. Keluran trafo eksitasi masuk
kerangkainan penyearah, sedangkan AVR memicu thyristor sehingga penyearah dapat
beroperasi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang dipakai untuk penguatan sendiri.
Diagram kerja dari sistem eksitasi dapat diamati pada Gambar (...)

(GAMBAR SISTEM EKSITASI) SKEMA

Setelah tegangan mencapai kurang lebih 50% dari tegangan nominal, relay field
flashing dari baterai secara otomatis akan terputus, sedangkan generator telah mampu
menghasilkan tegangan nominal mencapai 13.1 kV. Tegangan 13.1 kV digunakan untuk
penguatan sendiri pada generator melalui trafo eksitasi dan penyearah. Sumber baterai akan
memberikan penguatan generator dari putaran 90% sampai tegangan generator 50%, lalu
penguatan dilakukan sendiri oleh generator. Keluaran generator sinkron diatur secara otomatis
oleh AVR, apabila tegangan generator turun maupun naik.

Anda mungkin juga menyukai