Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FACILITATING PROBLEM BASED LEARNING

Disusun oleh :

Nama : Gema Disiyuna


NPM : 113170028
Blok : 274
Semester :7

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI
CIREBON
2017

1
Definisi PBL
PBL atau SGTL (Small Group Teaching learning) adalah metode instruksional secara
umum dan mendasar yang memberikan mahasiswa agar dapat menuangkan presepsi
mereka untuk learn to learn, untuk belajar bekerja sama secara berkelompok atau
grup untuk mendapatkan memecahkan dari permasalahan yang ada dengan cara
kuantitas dan kualitas verbal yang dimiliki. (Geoff Norman et al, 2011 dalam buku
Medical Education Theory and Practice.)

1. Masalah atau kasus yang diangkat berfungsi sebagai trigger untuk memunculkan
rasa penasaran atau ingin tahu mahasiswa dan keaktifan mahasiswa tersebut
(Amin, 2006).
Hasil observasi : secara keseluruhan mahasiswa telah aktif dan kasus berhasil
menjadi trigger, tidak hanya berfokus pada penyakit pada kasus tetapi
memunculkan tentang penyakit yang berkaitan dengan keluhan-keluhan tersebut.
2. PBL juga melatih mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang ada di
kehidupan profesionalnya kelak (Amin, 2006).
3. Mahasiswa terikat dalam suatu kelompok, melatih kemampuan untuk
memecahkan masalah dan skills berpikir kritis. Selain itu, PBL dapat
mengembangkan kebiasaan mahasiswa dalam lifelong learning (Amin, 2006).
Hasil observasi : dinamika kelompok telah terlihat meskipun ada beberapa orang
yang masih kurang berpikir kritis dan kurang mengembangkan brainstormingnya,
sehingga beberapa orang tertentu yang terlihat aktif saja.
4. Manfaat PBL untuk mahasiswa : problem solving, self-directed learning, lifelong
learning, resource identification and evaluation, critical reasoning (hasil
observasi : kurang muncul karena terlihat dari mind map yang hanya sedikit
sekali), transfer of learning to real-life situation, incorporation of social and

2
ethical aspects of medicine, cooperative and collaborative learning, group
leadership and communication skills (hasil observasi : mahasiswa sudah cukup
baik dalam melakukan diskusi), identification of own strength (Amin, 2006).

KARAKTERISTIK PBL

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan


karakteristik dari PBL, yaitu :
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa
sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik
sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta
dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum
mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga
siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku
atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha
membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBL dilaksakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas
yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators.
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan

3
aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak
dicapai

PROSES PBL
1. PBL umumnya berkelompok terdiri dari 5-10 mahasiswa dengan 1 atau lebih
tutor (Amin, 2006).
2. Pelaksanaan PBL 2-3 jam, dengan periode belajar 4-7 hari (kasus sudah diberikan
dalam jangka waktu tersebut). Hasil observasi: sudah cukup baik dalam alokasi
waktu (Amin, 2006).
3. Sesi 1 PBL :
a. Dimulai dengan memebacakan kasus klinik pasien, dapat ditambahkan foto
atau RM pasien (Amin, 2006).
b. Lalu mahasiswa diskusi dan mencari informasi lebih lanjut dengan
mengkliarifikasi atau menjelaskan kata-kata yang belum dimengerti (Amin,
2006). (Hasil observasi: poin ini telah dilaksanakan dengan baik pada step 1)
c. Kamus kedokteran seharusnya tersedia di sesi 1 ini.
d. Setelah itu mahasiswa dapat aktif berdiskusi dengan berdasar pada ilmu dasar
yang telah mereka pelajari sebelumnya. Brain storming dengan menggunakan
pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana (Amin, 2006). (hasil
observasi: sudah cukup baik, hamper semua mahasiswa aktif di step 2 untuk
mengajukan pertanyaan.)
e. Mahasiswa harus berkontribusi dalam diskusi tersebut secara aktif
memberikan saran, mengkritik, dan mempertahankan argumennya (Amin,
2006). (Hasil observasi: moderator, scriber dan salah satu diantara mahasiswa
tsb hanya mengiyakan pendapat teman-teman lain tanpa bertanya maupun
mengkritik, hal tersebut menjadikan sebagian mahasiswa terkait kurang
memberikan kontribusi dalam diskusi).
f. Setelah hipotesis terbentuk, mahasiswa akan menyadari apa saja yang harus
mereka pelajari setelah sesi 1 ini untuk selanjutnya menghadapi sesi 2. Dan di

4
akhir sesi terdapat tugas untuk mencari sumber yang berkaitan dengan
learning issue PBL di sesi 1. (Amin, 2006). (hasil observasi: poin ini telah
dilaksanakan dengan baik di step 5).
The Seven-Jump method for problem based learning tutorials as used at the
University of Limburg, Maastricht. (Gijselaers, 1995)
1. Clarify Unfamiliar Terms
a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas, anggota
lainnya mencoba untuk mendefinisikannya.
b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum
diketahuinya.
c. Kata atau nama yang oleh kelompok masih diperdebatkan ditulis di papan
tulis atau flip chart.
2. Define the Problems
a. Problem (masalah), bias berupa istilah, fakta, fenomena, yang oleh grup
masih perlu dijelaskan (sesi terbuka pada step 1).
b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk member kontribusi
dalam diskusi.
c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah.
d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan horizon
intelektual.
e. Mencatat seluruh issue yang telah dijelaskan oleh kelompok.
3. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
a. Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar / salah, atau sebagai
langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.
b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai
kemungkinan yang sesuai dengan masalah.
c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-hal
rinci.
d. Mencatat seluruh hipotesis yang ada.

5
4. Arrange Explanations Into Tentative Solutions
Many different explanations
a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan
hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.
b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang
ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.
Analyze the problem
Hasil diskusi :
a. Pengorganisasian penjelasan terhadap masalah.
b. Ditulis secara skematik
c. Mahasuswa mencoba menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota
kelompok dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks berbeda.

5. Defining Learning Objectives


a. Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.
b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih focus,
tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan dalam waktu
yang tersedia.
c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri (ekstra)
karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri.
Catatan : 1) Setiap mahasiswa harus mempelajari seluruh sasaran belajar
yang telah disepakati (tidak dibenarkan membagi tugas). (2) Tutor
member tugas pada masing-masing mahasiswa untuk membuat resume
sasaran belajar dengan tulisan tangan dan menggunakan tinta biru,
sehingga mahasiswa lebih siap berdiskusi di langkah ke-7. Resume dinilai
pada saat diskusi kedua (langkah ke-7)

6
6. Information Gathering : Private Study
a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, computerized
literarure search, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada
pakar, dsb.
b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota kelompok
(students individual notes), termasuk sumber belajarnya. Usahakan
sumber pustaka masing-masing mahasiswa berbeda.
c. Hasil tersebut didiskusikan pada step 7.

7. Synthesize and Test Acquired Informations (Reporting Phase)


a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar beberapa
literatur maupun sumber belajar lainnya.
b. Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian
mendiskusikan kembali.
c. Mahasiswa bisa menambahkan, menyanggah, bertanya, komentar terhadap
referensi.
d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan
membuat laporan tertulis.
e. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan
dalam diskusi dengan pakar / narasumber.

7
TUTOR PBL
1. Tutor boleh mengintervensi jika diskusi mahasiswa tidak sesuai atau keluar
jalur dari learning issue (Amin, 2006).
Hasil observasi: tutor telah menjalankan fungsinya dengan baik sebagai
fasilitator, bukan sebagai lecturer. Tutor pada diskusi ini mengarahkan
mahasiswa jika terdapat hal yang keluar jalur dari learning issue dan dapat
mengembalikan jalannya diskusi dengan baik.

2. Strategies for tutor during PBL:


a. Make sure everybody has eye-contact with each other.
b. Allow introduction of group members.
c. Address everybody by name (hal ini telah dilakukan dengan baik)
d. Luruskan pepran dan kewajiban anggota grup.
e. Memilih atau menugaskan moderator dan scriber.

3. Peran guru sebagai fasilitator sangat penting karena berpengaruh kepada


proses belajar siswa. Walaupun siswa lebih banyak belajar sendiri tetapi guru
juga memiliki peranan yang sangat penting. Peran guru sebagai tutor adalah
memantau aktivitas siswa, memfasilitasi proses belajar dan menstimulasi
siswa dengan pertanyaan. Guru harus mengetahui dengan baik tahapan kerja
siswa baika aktivitas fisik ataupun tahapan berpikir siswa. Barret (2005)
menyebutkan beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar
kegiatan PBL berjalan dengan baik, yaitu :
a. Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias
b. Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja
c. Diam saat siswa bekerja

8
d. Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain bukan dengan
dirinya
e. Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu tentang
pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa
bekerja individual
f. Memberikan saran pada siswa tentang sumber informasi yang dapat
diakses berkaitan dengan permasalahan
g. Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
h. Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang baik untuk
kegiatan kelompok
i. Menjadi diri sendiri atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga
tidak menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya (Sudarman 2007).
Peran Skenario
Fungsi Skenario dalam Problem-Based Learning (PBL)
Adapun fungsi skenario dalam diskusi PBL yaitu:
a. Mengaktifkan prior knowledge (pengetahuan awal yang ada pada
mahasiswa).
b. Sebagai pemicu (trigger) pencapaian tujuan blok atau pembelajaran.
c. Untuk mendorong mahasiswa dalam kegiatan dan sebagai motivasi
belajar lebih lanjut.
d. Dapat merumuskan masalah serta dapat menghubungkan kenyataan
dengan pengetahuan (Lisiswanti et al., 2011).

Tipe skenario dalam diskusi tutorial yaitu :


a. Explanation problem
Tujuan dari skenario tipe ini yaitu memahami struktur dan suatu
mekanisme, biasanya dipakai pada tahun pertama.
b. Aplication problem

9
Tujuan dari skenario tipe ini merupakan aplikasi pengetahuan dengan
simulasi situasi praktek dengan memakai penugasan, mengukur
kompetensi.
c. Discussion problem
Tipe skenario ini yaitu dapat digunakan untuk mengerti berbagai point
masalah, dan mahasiswa diharapkan untuk dapat memecahkan masalah
yang disajikan.
d. Strategi problem
Tipe skenario ini mengharapkan mahasiswa untuk dapat berfikir analisis
dan memutuskan berdasarkan pengetahuan mereka dan dapat mengerti hal
pokok. Fokus strategi dalam skenario ini yaitu pertanyaan.
e. Multilevel problem
Tujuan dari skenario tipe ini yaitu untuk dapat mempelajari suatu penyakit
secara mendalam (Lisiswanti et al., 2011).

PENILAIAN PADA PBL


Penilaian dalam PBL tentunya tidak hanya kepada hasilnya saja tetapi
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. National Research Council
(NRC) (dalam Waters and McCracken) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian
dalam PBL, yaitu yang berkaitan dengan konten, proses pembelajaran, dan kesamaan.
Lebih jelasnaya sebagai berikut.
a. Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk
dipelajari dan dikuasai oleh siswa
b. Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses
pembelajaran
c. Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa
untuk belajar. Oleh karena itu, menurut Waters and McCracken penilaian
yang dilakukan harus dapat : menyajikan situasi secara otentik dan
menyajikan data secara berulang-ulang

10
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Dalam pelaksanaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya.


Berikut ini adalah kelebihan dan kekuranag dari PBL.
1. Kelebihan PBL
a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata
b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar
c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri Siswa
memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
g. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching

2. Kekurangan PBL
a. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi.
b. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu
yang kaitannya dengan pemecahan masalah

11
c. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
d. PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok.
e. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak
sekolah menengah
f. PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan
walapun PBL berfokus pada masalah bukan konten materi
g. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan
memotivasi siswa dengan baik
h. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap
(Sudarman 2007)

12
Daftar Pustaka

Amin S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap


Hasil Belajar. Malang.

Dornan Tim. Medical Education Theory and Practice. 2011. Churchill Livingstone
Elsevier

Eric S.Holmboe. Practical guide to the Evaluation of Clinical Competence. 2008.


USA. Mosby Elsevier

Geoff Norman et al, 2011 dalam buku Medical Education Theory and Practice.USA

Savin-Baden, M., & Major, C.H. A brief history of problem-based learning. In:
Savin-Baden, M., Major, C.H. Foundations of problem-based learning, London: Open
University Press, pp. 10-22.2004

Sefton A. Problem based learning. In: Dent JA, Harden RM (ed.). A practical guide
for medical teachers. 2 nd ed. London: Elsevier Churchill Livingstone; 2005. pp.
143,144

13

Anda mungkin juga menyukai