Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNGJATI
CIREBON
2017
1
Definisi PBL
PBL atau SGTL (Small Group Teaching learning) adalah metode instruksional secara
umum dan mendasar yang memberikan mahasiswa agar dapat menuangkan presepsi
mereka untuk learn to learn, untuk belajar bekerja sama secara berkelompok atau
grup untuk mendapatkan memecahkan dari permasalahan yang ada dengan cara
kuantitas dan kualitas verbal yang dimiliki. (Geoff Norman et al, 2011 dalam buku
Medical Education Theory and Practice.)
1. Masalah atau kasus yang diangkat berfungsi sebagai trigger untuk memunculkan
rasa penasaran atau ingin tahu mahasiswa dan keaktifan mahasiswa tersebut
(Amin, 2006).
Hasil observasi : secara keseluruhan mahasiswa telah aktif dan kasus berhasil
menjadi trigger, tidak hanya berfokus pada penyakit pada kasus tetapi
memunculkan tentang penyakit yang berkaitan dengan keluhan-keluhan tersebut.
2. PBL juga melatih mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang ada di
kehidupan profesionalnya kelak (Amin, 2006).
3. Mahasiswa terikat dalam suatu kelompok, melatih kemampuan untuk
memecahkan masalah dan skills berpikir kritis. Selain itu, PBL dapat
mengembangkan kebiasaan mahasiswa dalam lifelong learning (Amin, 2006).
Hasil observasi : dinamika kelompok telah terlihat meskipun ada beberapa orang
yang masih kurang berpikir kritis dan kurang mengembangkan brainstormingnya,
sehingga beberapa orang tertentu yang terlihat aktif saja.
4. Manfaat PBL untuk mahasiswa : problem solving, self-directed learning, lifelong
learning, resource identification and evaluation, critical reasoning (hasil
observasi : kurang muncul karena terlihat dari mind map yang hanya sedikit
sekali), transfer of learning to real-life situation, incorporation of social and
2
ethical aspects of medicine, cooperative and collaborative learning, group
leadership and communication skills (hasil observasi : mahasiswa sudah cukup
baik dalam melakukan diskusi), identification of own strength (Amin, 2006).
KARAKTERISTIK PBL
3
aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak
dicapai
PROSES PBL
1. PBL umumnya berkelompok terdiri dari 5-10 mahasiswa dengan 1 atau lebih
tutor (Amin, 2006).
2. Pelaksanaan PBL 2-3 jam, dengan periode belajar 4-7 hari (kasus sudah diberikan
dalam jangka waktu tersebut). Hasil observasi: sudah cukup baik dalam alokasi
waktu (Amin, 2006).
3. Sesi 1 PBL :
a. Dimulai dengan memebacakan kasus klinik pasien, dapat ditambahkan foto
atau RM pasien (Amin, 2006).
b. Lalu mahasiswa diskusi dan mencari informasi lebih lanjut dengan
mengkliarifikasi atau menjelaskan kata-kata yang belum dimengerti (Amin,
2006). (Hasil observasi: poin ini telah dilaksanakan dengan baik pada step 1)
c. Kamus kedokteran seharusnya tersedia di sesi 1 ini.
d. Setelah itu mahasiswa dapat aktif berdiskusi dengan berdasar pada ilmu dasar
yang telah mereka pelajari sebelumnya. Brain storming dengan menggunakan
pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana (Amin, 2006). (hasil
observasi: sudah cukup baik, hamper semua mahasiswa aktif di step 2 untuk
mengajukan pertanyaan.)
e. Mahasiswa harus berkontribusi dalam diskusi tersebut secara aktif
memberikan saran, mengkritik, dan mempertahankan argumennya (Amin,
2006). (Hasil observasi: moderator, scriber dan salah satu diantara mahasiswa
tsb hanya mengiyakan pendapat teman-teman lain tanpa bertanya maupun
mengkritik, hal tersebut menjadikan sebagian mahasiswa terkait kurang
memberikan kontribusi dalam diskusi).
f. Setelah hipotesis terbentuk, mahasiswa akan menyadari apa saja yang harus
mereka pelajari setelah sesi 1 ini untuk selanjutnya menghadapi sesi 2. Dan di
4
akhir sesi terdapat tugas untuk mencari sumber yang berkaitan dengan
learning issue PBL di sesi 1. (Amin, 2006). (hasil observasi: poin ini telah
dilaksanakan dengan baik di step 5).
The Seven-Jump method for problem based learning tutorials as used at the
University of Limburg, Maastricht. (Gijselaers, 1995)
1. Clarify Unfamiliar Terms
a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas, anggota
lainnya mencoba untuk mendefinisikannya.
b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum
diketahuinya.
c. Kata atau nama yang oleh kelompok masih diperdebatkan ditulis di papan
tulis atau flip chart.
2. Define the Problems
a. Problem (masalah), bias berupa istilah, fakta, fenomena, yang oleh grup
masih perlu dijelaskan (sesi terbuka pada step 1).
b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk member kontribusi
dalam diskusi.
c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah.
d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan horizon
intelektual.
e. Mencatat seluruh issue yang telah dijelaskan oleh kelompok.
3. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation
a. Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar / salah, atau sebagai
langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.
b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai
kemungkinan yang sesuai dengan masalah.
c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-hal
rinci.
d. Mencatat seluruh hipotesis yang ada.
5
4. Arrange Explanations Into Tentative Solutions
Many different explanations
a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan
hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.
b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang
ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.
Analyze the problem
Hasil diskusi :
a. Pengorganisasian penjelasan terhadap masalah.
b. Ditulis secara skematik
c. Mahasuswa mencoba menghubungkan ide baru yang muncul dari anggota
kelompok dengan pengetahuan yang ada dan dengan konteks berbeda.
6
6. Information Gathering : Private Study
a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, computerized
literarure search, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada
pakar, dsb.
b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota kelompok
(students individual notes), termasuk sumber belajarnya. Usahakan
sumber pustaka masing-masing mahasiswa berbeda.
c. Hasil tersebut didiskusikan pada step 7.
7
TUTOR PBL
1. Tutor boleh mengintervensi jika diskusi mahasiswa tidak sesuai atau keluar
jalur dari learning issue (Amin, 2006).
Hasil observasi: tutor telah menjalankan fungsinya dengan baik sebagai
fasilitator, bukan sebagai lecturer. Tutor pada diskusi ini mengarahkan
mahasiswa jika terdapat hal yang keluar jalur dari learning issue dan dapat
mengembalikan jalannya diskusi dengan baik.
8
d. Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain bukan dengan
dirinya
e. Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu tentang
pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa
bekerja individual
f. Memberikan saran pada siswa tentang sumber informasi yang dapat
diakses berkaitan dengan permasalahan
g. Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
h. Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang baik untuk
kegiatan kelompok
i. Menjadi diri sendiri atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga
tidak menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya (Sudarman 2007).
Peran Skenario
Fungsi Skenario dalam Problem-Based Learning (PBL)
Adapun fungsi skenario dalam diskusi PBL yaitu:
a. Mengaktifkan prior knowledge (pengetahuan awal yang ada pada
mahasiswa).
b. Sebagai pemicu (trigger) pencapaian tujuan blok atau pembelajaran.
c. Untuk mendorong mahasiswa dalam kegiatan dan sebagai motivasi
belajar lebih lanjut.
d. Dapat merumuskan masalah serta dapat menghubungkan kenyataan
dengan pengetahuan (Lisiswanti et al., 2011).
9
Tujuan dari skenario tipe ini merupakan aplikasi pengetahuan dengan
simulasi situasi praktek dengan memakai penugasan, mengukur
kompetensi.
c. Discussion problem
Tipe skenario ini yaitu dapat digunakan untuk mengerti berbagai point
masalah, dan mahasiswa diharapkan untuk dapat memecahkan masalah
yang disajikan.
d. Strategi problem
Tipe skenario ini mengharapkan mahasiswa untuk dapat berfikir analisis
dan memutuskan berdasarkan pengetahuan mereka dan dapat mengerti hal
pokok. Fokus strategi dalam skenario ini yaitu pertanyaan.
e. Multilevel problem
Tujuan dari skenario tipe ini yaitu untuk dapat mempelajari suatu penyakit
secara mendalam (Lisiswanti et al., 2011).
10
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
2. Kekurangan PBL
a. PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
berperan aktif dalam menyajikan materi.
b. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu
yang kaitannya dengan pemecahan masalah
11
c. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
d. PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok.
e. PBL sangat cocok untuk mahasiswa perguruan tinggi atau paling tidak
sekolah menengah
f. PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan
walapun PBL berfokus pada masalah bukan konten materi
g. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan
memotivasi siswa dengan baik
h. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap
(Sudarman 2007)
12
Daftar Pustaka
Dornan Tim. Medical Education Theory and Practice. 2011. Churchill Livingstone
Elsevier
Geoff Norman et al, 2011 dalam buku Medical Education Theory and Practice.USA
Savin-Baden, M., & Major, C.H. A brief history of problem-based learning. In:
Savin-Baden, M., Major, C.H. Foundations of problem-based learning, London: Open
University Press, pp. 10-22.2004
Sefton A. Problem based learning. In: Dent JA, Harden RM (ed.). A practical guide
for medical teachers. 2 nd ed. London: Elsevier Churchill Livingstone; 2005. pp.
143,144
13