Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh
sendiri. Selain rematik, ada banyak gangguan autoimun lain, misalnya penyakit lupus,
multiple sclerosis dan diabetes tipe 1. Pada penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan
jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya
jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi
bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat.
Rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang adalah
sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang
mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan
bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Rematik juga dapat
memengaruhi organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru- paru. Serangan
rematik biasanya simetris yaitu menyerang sendi yang sama di kedua sisi tubuh, berbeda
dengan osteoartritis yang biasanya terbatas pada salah satu sendi.
Gejala
Gejala rematik bervariasi pada setiap orang. Gejala yang paling umum adalah:
Kekakuan sendi di pagi hari. Kekakuan ini berlangsung selama setidaknya satu jam.
(Berbeda dengan kekakuan dari osteoartritis yang biasanya menghilang dalam
setengah jam.)
Pembengkakan dan nyeri sendi. Sendi yang mengalami pembengkakan dan nyeri
biasanya terasa hangat dan lembek bila disentuh. Rasa sakit biasanya terjadi pada
kedua sendi di sisi kanan dan kiri (simetris) tetapi mungkin tingkat keparahannya
berbeda, tergantung sisi mana yang lebih sering digunakan.
Nodul (benjolan). Pada sekitar 20% pasien rematik, peradangan pembuluh darah
kecil dapat menyebabkan nodul atau benjolan di bawah kulit yang berukuran sebesar
kacang hijau atau sedikit lebih besar dan seringkali terletak di dekat persendian.
Nodul dapat terbentuk di sepanjang perjalanan penyakit.
Gejala seperti flu. Kelelahan, penurunan berat badan, dan demam dapat menyertai
awal penyakit rematik. Beberapa orang merasakannya seperti gejala pilek atau flu.
Bedanya, gejala rematik bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Meskipun rematik adalah penyakit menahun dan sistemik, gejala serangannya datang dan
pergi. Ada masa-masa ketika sendi menjadi lebih meradang dan menyakitkan yang disebut
flare atau suar. Suar ini dapat terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, lalu diikuti dengan
remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Dalam beberapa tahun pertama, rematik
dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.
Penyebab
Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh kombinasi
berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormon.
Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan laki-laki. Pada wanita yang
sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kondisinya.
Diagnosis
Pemeriksaan rontgen dapat melihat apakah sendi Anda mengalami kerusakan. Namun, foto
rontgen jarang menunjukkan perubahan pada tahap awal rematik. Diagnosis rematik sering
memerlukan waktu dan keahlian karena gejalanya dapat mirip dengan jenis-jenis artritis lain.
Jika dokter mencurigai Anda terkena rematik, Anda akan dirujuk ke ahli rematologi yaitu
dokter yang mengkhususkan diri dalam bidang artritis.
Pengobatan
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan rematik. Namun, ilmu pengobatan telah
maju pesat dalam 20 tahun terakhir sehingga obat-obatan baru kini sangat membantu untuk
membatasi kerusakan sendi dan mengelola gejalanya. Dengan perawatan yang tepat, banyak
penderita rematik yang dapat menjalani kehidupan yang normal dan aktif.
Rematik
Penyakit rematik atau yang dalam bahasa medisnya disebut rheumatoid arthritis
(RA) adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun.
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh
sendiri. Selain rematik, ada banyak gangguan autoimun lain, misalnya penyakit lupus,
multiple sclerosis dan diabetes tipe 1. Pada penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan
jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya
jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi
bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat.
Rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang adalah
sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang
mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan
bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Rematik juga dapat
memengaruhi organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru- paru. Serangan
rematik biasanya simetris yaitu menyerang sendi yang sama di kedua sisi tubuh, berbeda
dengan osteoartritis yang biasanya terbatas pada salah satu sendi.
Gejala Rematik
Adapun Gejala Rematik antara lain :
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
5. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan jari,
tangan, kaki, bahu, lutut (dengkul), pinggang, punggung dan sekitar leher.
7. Sakit rematik biasanya kambuh pada saat cuaca mendung saat mau hujan atau setelah
mengkonsumsi makanan pantangan seperti : sayur bayam, kangkung, kelapa, santan,
dll.
Rematik, hakikatnya manifestasi dari penyakit mental seperti depresi, stres, dan sebagainya.
Dalam kondisi mental terganggu, otot tubuh mengalami gangguan dan ketegangan. Bila
berlangsung secara terus menerus akan berakibat terbentuknya serat-serat jaringan di antara
serat-serat otot. Darah yang alirannya kurang lancarpun dapat memicu terjadinya rematik,
karena fungsi sebagian darah yang mengangkut sisa-sisa makanan dan kotoran tubuh menjadi
berdesak-desakan sehingga menjadi kekurangan oksigen. Zat-zat polutan yang tersebar
melalui udara juga dapat mengakibatkan rematik.
Pengobatan Rematik
Pengobatan pada penderita rematik secara umum ditujukan untuk menghilangkan /
mengurangi rasa nyeri, menghilangkan gejala inflamasi (peradangan), dan mencegah
terjadinya deformitas (perubahan bentuk) dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam
keadaan baik.
Bagaimana? Sudah cukup paham mengenai penyakit rematik ini? Kalo sudah paham, mari
kita bahas pengobatan untuk rematik. Berikut ini ada beberapa Tips mengobati rematik,
tepatnya ramuan tradisional untuk mengobati rematik.
Cara Pemakaian:
Campurkan daun sendok segar dengan kapur, kemudian letakan diatas bagian yang sakit,
(tebalnya sekitar 5 mm). Ganti ramuan tersebut tiap 1 hari 1 malam.
Obat Tradisional Reumatik 2:
Bahan-bahan :
- Daun Kumis Kucing (4-5 lembar)
- Tanaman Meniran (4-5 buah)
- Air (3 gelas)
Cara Pemakaian:
Rebus semua bahan obat rematik diatas dalam 3 gelas air, hingga tersisa 1,5 gelas. Setelah
dingin, minum air ramuan rematik tersebut 3 kali sehari (masing-masing setengah gelas).
Hingga saat ini, penyakit rematik belum diketahui penyebabnya. Sudah banyak beredar obat-
obatan di toko obat dan apotek, namun tidak bisa juga menyembuhkan penyakit ini. Menurut
dr. Harry Isbagio, ahli rematologi, obat-obatan rematik yang beredar saat ini hanya berfungsi
untuk mengurangi gejala, seperti penghilang radang dan nyeri.
Obat yang sering digunakan untuk menghilangkan radang dan rasa nyeri adalah obat-obatan
analgetika atau Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS). Meskipun cespleng menghilangkan
radang dan nyeri, obat ini tak boleh digunakan sembarangan. Pasalnya, jika digunakan
bertahun-tahun dengan dosis tinggi, bisa menimbulkan adiksi, pengeroposan tulang, dan
tulang rawan.
Pada masa lalu, memang obat-obatan nonsteroid berhasil menghambat leukotrin dan
prostaglandin. Tetapi, akibatnya berefek samping berupa nyeri lambung dan kerusakan ginjal.
Namun, perkembangan obat-obatan terus berjalan. Begitupun obat-obatan tradisional dengan
merek dagang zinaxin, produksi Eurovita dari Denmark. Zinaxin terbuat dari jahe dan
lengkuas yang telah diekstraksi dengan teknologi LipoCell. Untuk memenuhi kualitas yang
diinginkan, kedua bumbu masak ini didatangkan dari Cina, India, dan Afrika.
Sejak dulu jahe dipercaya secara turun-temurun memunyai beberapa khasiat, seperti
mengatasi mual, mabuk diperjalanan, gangguan usus dan pencernaan, keracunan makanan
serta radang sendi. Untuk mengatasi radang sendi, jahe dipercaya bisa menggantikan aspirin
dan obat sejenis lainnya.
Di Indonesia, jamu-jamu ekstrak jahe yang dipromosikan, bisa mengatasi rematik. Namun,
ingat! Penggunaannya harus hati-hati. Kerap kali orang berpikir, minum jamu tidak memiliki
efek samping. Tetapi, jika terlalu sering minum jamu yang sudah dicampur dengan bahan-
bahan yang tidak lagi natural seperti kortikosteroid, efeknya bisa berbahaya bagi tubuh kita.
Buah-buahan:
- Durian- Alpukat- Nanas- Air Kelapa
Tidak semua bahan pangan yang mengandung purin menigkatkan asam urat. Sebagai contoh
kopi, teh, dan coklat mengandung komponen purin berupa kafein, theopyline, dan theoromin
yang kemudian dimetabolisme menjadi metil urat yang tidak membentuk tofi atau tidak
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jadi kopi, teh dan coklat aman untuk penderita
asam urat.
ssasa medisnya disebut rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang
disebabkan oleh gangguan autoimun.
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan
terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh
sendiri. Selain rematik, ada banyak gangguan autoimun lain, misalnya penyakit lupus,
multiple sclerosis dan diabetes tipe 1. Pada penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan
jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya
jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi
bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat.
Rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang adalah
sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang
mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan
bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Rematik juga dapat
memengaruhi organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru- paru. Serangan
rematik biasanya simetris yaitu menyerang sendi yang sama di kedua sisi tubuh, berbeda
dengan osteoartritis yang biasanya terbatas pada salah satu sendi.
Gejala Rematik
Adapun Gejala Rematik antara lain
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari.
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi
yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan.
5. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan jari,
tangan, kaki, bahu, lutut (dengkul), pinggang, punggung dan sekitar leher.
7. Sakit rematik biasanya kambuh pada saat cuaca mendung saat mau hujan atau setelah
mengkonsumsi makanan pantangan seperti : sayur bayam, kangkung, kelapa, santan,
dll.
Pengobatan Rematik
Pengobatan pada penderita rematik secara umum ditujukan untuk menghilangkan /
mengurangi rasa nyeri, menghilangkan gejala inflamasi (peradangan), dan mencegah
terjadinya deformitas (perubahan bentuk) dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam
keadaan baik.
Bagaimana? Sudah cukup paham mengenai penyakit rematik ini? Kalo sudah paham, mari
kita bahas pengobatan untuk rematik. Berikut ini ada beberapa Tips mengobati rematik,
tepatnya ramuan tradisional untuk mengobati rematik.
Cara Pemakaian:
Campurkan daun sendok segar dengan kapur, kemudian letakan diatas bagian yang sakit,
(tebalnya sekitar 5 mm). Ganti ramuan tersebut tiap 1 hari 1 malam.
Cara Pemakaian:
Rebus semua bahan obat rematik diatas dalam 3 gelas air, hingga tersisa 1,5 gelas. Setelah
dingin, minum air ramuan rematik tersebut 3 kali sehari (masing-masing setengah gelas).
Hingga saat ini, penyakit rematik belum diketahui penyebabnya. Sudah banyak beredar obat-
obatan di toko obat dan apotek, namun tidak bisa juga menyembuhkan penyakit ini. Menurut
dr. Harry Isbagio, ahli rematologi, obat-obatan rematik yang beredar saat ini hanya berfungsi
untuk mengurangi gejala, seperti penghilang radang dan nyeri.
Obat yang sering digunakan untuk menghilangkan radang dan rasa nyeri adalah obat-obatan
analgetika atau Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS). Meskipun cespleng menghilangkan
radang dan nyeri, obat ini tak boleh digunakan sembarangan. Pasalnya, jika digunakan
bertahun-tahun dengan dosis tinggi, bisa menimbulkan adiksi, pengeroposan tulang, dan
tulang rawan.
Pada masa lalu, memang obat-obatan nonsteroid berhasil menghambat leukotrin dan
prostaglandin. Tetapi, akibatnya berefek samping berupa nyeri lambung dan kerusakan ginjal.
Namun, perkembangan obat-obatan terus berjalan. Begitupun obat-obatan tradisional dengan
merek dagang zinaxin, produksi Eurovita dari Denmark. Zinaxin terbuat dari jahe dan
lengkuas yang telah diekstraksi dengan teknologi LipoCell. Untuk memenuhi kualitas yang
diinginkan, kedua bumbu masak ini didatangkan dari Cina, India, dan Afrika.
Sejak dulu jahe dipercaya secara turun-temurun memunyai beberapa khasiat, seperti
mengatasi mual, mabuk diperjalanan, gangguan usus dan pencernaan, keracunan makanan
serta radang sendi. Untuk mengatasi radang sendi, jahe dipercaya bisa menggantikan aspirin
dan obat sejenis lainnya.
Untuk mengatasi rematik dengan keluhan ringan, sebaiknya gunakan obat tradisional zinaxin.
Begitupun dengan penderita rematik yang disebabkan faktor psikologis. Sebenarnya, para
penderita ini, tidak memerlukan obat. Jadi, sebaiknya mengonsumsi obat rematik yang relatif
tidak memunyai efek samping seperti zinaxin dibandingkan obat-obatan nonsteroid.
Di Indonesia, jamu-jamu ekstrak jahe yang dipromosikan, bisa mengatasi rematik. Namun,
ingat! Penggunaannya harus hati-hati. Kerap kali orang berpikir, minum jamu tidak memiliki
efek samping. Tetapi, jika terlalu sering minum jamu yang sudah dicampur dengan bahan-
bahan yang tidak lagi natural seperti kortikosteroid, efeknya bisa berbahaya bagi tubuh kita.
Buah-buahan:
- Durian- Alpukat- Nanas- Air Kelapa
Tidak semua bahan pangan yang mengandung purin menigkatkan asam urat. Sebagai contoh
kopi, teh, dan coklat mengandung komponen purin berupa kafein, theopyline, dan theoromin
yang kemudian dimetabolisme menjadi metil urat yang tidak membentuk tofi atau tidak
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jadi kopi, teh dan coklat aman untuk penderita
asam urat.
v