PEMBAHASAN
Pupuk mungkin sudah seperti makanan pokok, walau sebenarnya hanya makanan
untuk tanah. Dalam kondisi bumi sekarang ini, dan juga beberapa dasawarsa tahun
lalu, bumi sudah mulai aus dengan tingkah manusia memproduksi pangan yang
dilakukan secara kontinyu, tanpa jarak waktu. Pupuk pun menjadi partner, sepanjang
siklus, sejauh perjuangan. Pupuk tak lain adalah senjata ampuh untuk menumbuhkan
apa saja, untuk memperoduksi pangan sebanyak yang kita inginkan.
Saat ini, pupuk yang digunakan sebagian besar petani adalah pupuk kimia (urea,
TSP, Poska), sebagian lagi pupuk organik (nutrilake). Pupuk kimia masih popular,
lantaran harganya yang murah dan efektivitasnya. Sekali tebar dalam jumlah
kilogram, tanah telah mengandung unsure nitrat dan posfat yang sangat dibutuhkan
tumbuhan. Namun, setelah melihat perkembangannya, pupuk jenis kimiawi ini pun
mengandung problem, yaitu ekses kimiawinya yang cukup membahayakan, seperti
reduksi amoniak.
Zaman ini ditandai dengan bergesernya pola dan gaya hidup masyarakat, khususnya
golongan menengah dalam memandang makanan. Mereka, mulai berorientasi pada
produk yang dikenal alami atau organik. Maka menjamurlah produk olahan
makanan di gerai-gerai toko yang berlabel organik. Mulai dari jenis beras, jus, buah-
Kimia Industri_Pupuk| 3
buahan. Dan tampaknya, pola konsumsi ini sudah menjadi semacam style, yang
bersifat khusus. Namun, ini belum bersifat massif, karena petani yang di lapangan
belum terlalu paham dengan pola itu, yang mereka ketahui adalah efisiensi dan
produktivitas, tentu dengan tambahan pupuk.
Kisah John Bannet Lewis dimulai dengan tulang, kata sebagian orang berhubungan
dengan kapur. Sebelumnya, selama berabad-abad para petani Hertfordshire telah
menggali kapur sisa mahluk laut purba yang terkubur di bawah lapisan lempung
tanah mereka untuk ditebarkan pada parit-parit di sekitar lading mereka, karena telah
terbukti menyuburkan tanaman lobak dan biji-bijian. Dari kuliahnya di Oxpord,
Lawes tahu bahwa kapur yang ditebarkan di lading-ladang bukan merupakan
makanan tambahan bagi tanaman, melainkan bahan melunakkan tanah sehingga
tidak terlalu asam. Jadi, apa sesungguhnya yang menyebabkan tanaman lebih subur?
Seorang ahli kimia Jerman, Justus von Liebig, tidak lama sebelumnya mencatat
bahwa tulang-tulang yang dijadikan tepung dapat mengembalikan kebugaran tanah.
Setelah direndam dahulu dalam asam sulfat encer, tulisnya, bubuk tulang itu bahkan
lebih mudah dicerna. Lawes mencobanya di ladang lobak, dan ia terkesan.
Justus von Liebig dikenang sebagai pelopor industry pupuk, tetapi ia mungkin tak
berkeberatan andai ia bisa menukar kehormatan itu dengan sukses luar biasa yang
diraih oleh John Bannet Lawes. Von liebig tidak pernah berpikir untuk mematenkan
prosesnya. Setelah sadar betapa merepotkan bagi para petani yang sibuk untuk
Kimia Industri_Pupuk| 4
membeli, merebus, dan menggiling tulang, kemudian membeli asam sulfat dari
pabrik gas di London untuk merendam bubuk tulang, dan menggiling hasilnya yang
menjadi keras lagi. Dan, Lawes justru mematenkan metode itu atas namanya sendiri.
Dengan paten di tangan, ia membangun pabrik pupuk buatan pertama di dunia di
Rothmasted tahun 1841. Tidak lama kemudian ia menjual superfosfat kepada
semua tetangganya.
Pabrik pupuknya pindah ke lahan yang lebih besar dekat Greenwich di Sungai
Thames. Sewaktu penggunaan bahan penyubur tanah kimiawi menyebar, pabrik-
pabrik Lawes makin banyak, dan daftar produknya pun bertambah panjang.
Produknya tidak hanya bubuk tulang dan mineral fosfat, tetapi juga dua pupuk
nitrogen: natrium nitrat dan ammonium sulfat (keduanya belakangan digantikan
dengan ammonium nitrat yang lazim digunakan sekarang). Lagi-lagi, von Liebig
yang telah menemukan nitrogen sebagai komponen penting asam-asam amino dan
asam-asam nukleat yang vital bagi tumbuhan itu terlambat berfikir untuk
memanfaatkan temuannya. Sementara von Liebig sibuk menerbitkan temuannya,
Lawes mematenkan campuran nitratnya.
Untuk mempelajari mana pupuk yang paling efektif, 1834 Lawes memulai rangkaian
lahan uji yang masih diterapkan sampai sekarang, yang menjadikan Rothamsted
Research baik sebagai pusat penelitian pertanian paling tua di dunia, juga sebagai
tempat eksperimen lapangan berkelanjutan yang paling lama di dunia. Lawes dan
John Henry Gilbert, ahli kimia yang menjadi mitranya selama 60 tahun, yang sama-
sama menjadi sasaran kebencian Justus von Liebig, mulai dengan menanami dua
Kimia Industri_Pupuk| 5
bidang ladang: yang satu ditanami lobak, yang lain ditanami gandum. Mereka
membagi keduanya dalam 24 lajur, kemudian menerapkan perlakuan yang berbeda
kepada setiap lajur.
1850-an, hasil panen bertambah ketika pupuk nitrogen dan fosfat diberikan,
sedangkan penambahan mineral mikro berpengaruh baik terhadap sebagian tanaman,
tapi berpengaruh buruk kepada tanaman lain. Bersama Gilbert, setelah pengambilan
sampel yang sangat cermat dan pencatatan hasil-hasilnya, Lawes bersedia menguji
teori apa pun entah ilmiah, awam, atau tidak masuk akal tentang apa yang
membantu pertumbuhan tanaman. Menurut George Vaughn Dyke, penulis
biografinya, percobaannya meliputi pembuatan superfosfat dari tepung gading, dan
melumuri tanaman dengan madu. Satu eksperimen yang masih dilakukan sampai
sekarang adalah tidak menggunakan tanaman pangan sama sekali, tapi hanya
menggunakan rumput.
Sehamparan padang penggembalaan purba tidak jauh dari Rothamsted Manor dibagi
menjadi lajur-lajur dan diberi perlakuan dengan bermacam-macam senyawa nitrogen
anorganik dan penambahan mineral. Belakangan Lawes dan Gilbert menambahkan
tepung ikan serta pupuk kandang dari ternak yang diberi bermacam-macam
makanan. Dalam abad kedua puluh, dengan peningkatan hujan asam, lajur-lajur itu
dibagi lagi, sebagian ditaburi kapur untuk menguji pertumbuhan dalam kondisi angka
pH atau keasaman berbeda-beda.
Dari eksperimen di ladang rumput ini, mereka melihat bahwa walaupun pupuk
nitrogen anorganik membuat rumput pakan tumbuh setinggi pinggang, namun
Kimia Industri_Pupuk| 6
keanekaragaman hayati menjadi korban. Sementara 50 spesies rumput, gulma,
kacang-kacangan, dan sayur-sayuran bisa tumbuh di lajur-lajur yang tidak diberi
pupuk, lajur-lajur bersebelahan yang diberi nitrogen hanya ditumbuhi dua atau tiga
spesies. Karena petani tidak ingin benih tumbuhan lain bersaing dengan benih yang
mereka tanam, mereka tidak berkeberatan dengan hasil tersebut, tetapi tidak
demikian dengan alam.
Itu suatu paradoks, tetapi begitu juga Lawes. Pada 1870-an, setelah menjadi kaya
raya, ia menjual bisnis pupuknya tetapi gairahnya untuk bereksperimen ia lanjutkan.
Di antara beberapa hal yang diperhatikannya adalah berapa lama sebidang lahan
dapat ditanami tanpa henti. Penulis biografinya mencatat bahwa ia pernah
mengatakan bahwa petani mana pun yang berfikir dapat menghasilkan panen sama
bermutu entah ketika ia menggunakan beberapa kilogram bahan kimia atau ketika
menggunakan sekian ton pupuk kandang, petani itu hanya berhayal. Lawes
memberikan nasihat kepada siapa pun yang bertanam sayuran dan biji-bijian bahwa,
kalau ia yang melakukannya, ia akan memilih sebuah tempat yang memungkinkan
pasokan besar pupuk kandang dengan harga murah.
Pupuk adalah substansi / bahan yang mengandung satu atau lebih zat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman atau dapat dengan
pengertian lain merupakan material tertentu yang ditambahkan ke media tanam atau
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman sehingga dapat berproduksi dengan baik. Pupuk memang sengaja dibuat
mengandung bahan-bahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
Kimia Industri_Pupuk| 7
tanaman. Menurut pengertian ini, bahan yang walapun mengandung zat yang
dibutuhkan tanaman tetapi tidak dibuat dengan sengaja untuk memberikan nutrisi
kepada tanaman tidak bisa dikatagorikan sebagai pupuk. Sebagai contoh, sisa
tanaman yang jatuh ke tanah dan menyediakan N bagi tanah tidak bisa dikatakan
sebagai pupuk.
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar yaitu pupuk
alami (bahasa Inggris: manure) dan pupuk buatan (Ing. fertilizer). Pupuk alami
mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan
dan tumbuhan, sedangkan pupuk buatan dibuat melalui proses pengolahan oleh
manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk buatan biasanya lebih "murni" daripada
pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk alami
sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya, keunggulannya adalah ia
dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara
efektif.
a. Pembuatan Amonia
Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama
kali dibuat secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan
mereaksikan garam cyanat (sianat) dengan ammonium hydroxide.
Kimia Industri_Pupuk| 8
akan membahas proses pembuatan Amoniak terlebih dahulu kemudian di
lanjutkan dengan proses pembuatan pupuk urea.
3
Kp = 2.2
Ada 4 macam proses yang berbeda untuk mendapatkan suatu amonia, yaitu:
Kimia Industri_Pupuk| 9
dari H2(Hidogen) dan N2 (Nitrogen). H2 adalah salah satu komponen gas
sintesa yang diperoleh dari pemrosesan gas alam yang mengandung 80 95
% CH4(Metan). Sedang N2 diperoleh dari udara yang mengandung 79% N2
dan 21% O2.
Tahapan Proses
1. Desulfurisasi.
Gas alam pada umumnya mengandung sulfur dalam bentuk H2S atau Sulfur
Anorganik dan Sulfur Organik seperti mercaptan yang rumus molekulnya RS.
Kadar sulfur anorganiknya di dalam gas alam yang diterima industri pupuk
adalah relatif kecil yaitu berkisar 0,18 -0.3 ppm sedang sulfur organiknya
relatif tidak ada.
Kadar sulfur dalam gas alam yang diijinkan untuk memasuki Primary
Reformer maksimum adalah 0,1 ppm. Untuk menyerap sulfur dari gas yang
dari gas alam digunakan ZnO sebagai adsorbent ini bukan katalis.
Kimia Industri_Pupuk| 10
Kondisi operasi di Desulfurisasi:
2. Primary Reformer.
Ke dalam Primary Reformer dimasukan Steam bersama gas alam yang keluar
dari Desulfurisasi. Sebelum bertemu katalis yang berada dalam tube yang
dipanasi secara radiasi oleh burner-burner (seperti burner pada kompor gas),
campuran steam dan gas terlebih dahulu dipanasi hingga temperatur reaksi
530-650oC. Hal ini sesuai dengan jenis reaksinya yang endotermis.
Disamping reaksi reforming, reaksi shift juga terjadi di Primary Reformer.
Pressure : 35 40 kg/cm2G
Temperature Inlet : 530 650oC
Temperature Outlet : 770 811oC
Kadar CH4Outlet : 9 16 % berat
Kadar CO Outlet : 8 9 % berat
Kadar H2 Outlet : 65 70 % berat.
3.Scondary Reformer.
Kimia Industri_Pupuk| 11
sumber panas di Scondary Reformer disuplay oleh udara yang
dimasukkan ke Scondary Reformer menggunakan kompresor udara.
Akan menghasilkan panas yang akan dipakai oleh reaksi reforming Scondary
Reformer. Campuran hasil reaksi di Scondary Reformer ini
akan menyisakan N2 yang praktis tidak/belum bereaksi dengan H2 dan
campuran gas lainnya. N2 akan bereaksi dengan H2 nantinya di Converter
Amoniak setelah menjalani berbagai proses pemurnian berikutnya. Adapun
reaksi yang terjadi di scondary reformer adalah sebagai berikut :
Karbondioksida yang ada dalam gas hasil reaksi yang terjadi pada scondary
reformer (Reforming Unit) dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon
dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa
Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun
pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini
dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.
Kimia Industri_Pupuk| 12
Konverter Sintesis Amonia.
Konverter ini terdiri dari selongsong (cangkang) tekanan tinggi berisi bagian
katalis dan penukar kalor. Bagian katalis adalah selongsong berbentuk
silinder yang ditempatkan di dalam selongsong tekanan tinggi tadi sehingga
terdapat anulus di antara kedua selongsong itu. Untuk menjaga supaya katalis
selalu berada pada suhu optimum, agar hasil maksimum, gas umpan dingin
diinjeksikan sebagai pendingin kejut di antara unggun unggun katalis.
Unggun paling atas berisi katalis paling sedikit. Oleh karena gradien suhu
pada unggun unggun berikutnya lebih landai, ukuran unggun pun diatur
bergradasi, yaitu makin ke bawah makin besar. Penukar kalor terdapat di
bawah bagian katalis. Penukar kalor ini memberikan pemanasan awal
terhadap gas gas umpan yang mengambil kalor dari gas panas hasil reaksi
dari unggun katalis paling akhir. Titik pemasukan gas pendingin kejut paling
atas memungkinkan gas umpan masuk tanpa pemanasan pendahuluan, dan
memudahkan pengendalian suhu gas masuk ke unggn katalis pertama.
Gas umpan masuk dari puncak konverter dan mengalir ke bawah antara
selongsong tekanan dan dinding bagian katalis. Gas itu mendinginkan
selongsong dan sementara itu menjadi panas. Gas tersebut kemudian masuk
Kimia Industri_Pupuk| 13
ke dalam penukar kalor di bagian bawah konverter, dan dengan bersikulasi di
dalam tabung penukar kalor, gas itu dipanaskan lebih lanjut oleh gas keluaran
yang panas. Sebagian dari gas umpan dimasukkan ke dalam langsung dari
atas unggun pertama, di mana gas itu bertemu dengan umpan yang telah
mengalami pemanasan pendahuluan. Arus gabungan itu, pada suhu 370oC
sampai 425oC, lalu masuk ke dalam unggun yang pertama. Gas tersebut
mengalir ke bawah melalui katalis dan suhu naik dengan cepat bersamaan
dengan berlangsungnya reaksi pembentukan amonia. Kemudian melalui kisi
penunjang katalis, masuk ke dalam ruang antara unggun pertama dan kedua.
Di sini suhu diturunkan dan kandungan amonia diencerkan dengan injeksi gas
umpan dingin. Dengan cara ini, suhu di semua unggun katalis dapat
dikendalikan sehingga didapatkan suhu optimum dan hasil maksimum. Gas
mengalir ke bawah melalui unggun- unggun katalis selanjutnya.
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen
dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan
yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan
uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak
dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan
urea.
Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon dioksida
yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.
1. Reaksi Desulfurisasi
2. Reaksi Reforming
Kimia Industri_Pupuk| 14
katalis Ni
CH4(g) + H2O (g) CO + 2H2(g) H = 54,3 kkal
400 psig
katalis Ni
CH4 + udara Cu + 2H2 +aN2
o
1730 F
3. Reaksi shift
CO + H2O katalis FeO + Cr2O3 CO2 + H2 H=-9,2 kkal
o
400 C
4. Reaksi Metanasi
Katalis Ni
a. CO + 3H2 CH4 +H2O (eksoterm)
o
315 C
DEA
K2CO3 + CO2 + H2O 2KHCO3 + Panas
Katalisator
Kimia Industri_Pupuk| 15
sebagian besar berbentuk padatan. Hanya DEA (Dietanol Amione) yang
berbentuk cairan.
Katalisator yang dalam bentuk padatan ini disuplai dari pembuatnya dalam
kondisi masih teroksidasi. Untuk mengaktifkanya katalisator harus terlebih
dahulu direduksi (penurunan bilangan oksida) menggunakan pereduksi H2
dan CO2, akan tetapi yang umum dipakai adalah H2 karena kenaikan
temperatur yang dihasilkan dari aktifasi/reduksi katalis masih dapat
dikendalikan dibandingkan bila menggunakan CO sebagai pereduksi.
Berikut adalah salah satu contoh reaksi reduksi katalis Fe3O4 dengan H2 :
Sulfur
Carbon
Cl-
Phospat
CO
CO2
H2O
Kimia Industri_Pupuk| 16
b. Pembuatan Pupuk Urea
U SI SI
Reaksi 95% urea
R &
NH3 E NH3 PE
A MB
RA
RECOVE N
RY
Pembuatan urea secara komersil dari NH3 dan CO2 melalui 2 tahap reaksi
kesetimbangan sebagai berikut :
Kimia Industri_Pupuk| 17
dalam reaktor. Tahap pemisahan dan resirkulasi inilah yang menjadi ciri
dari teknologi proses urea yang berbeda beda.
Produksi sintesa terdiri atas urea, biuret, amonium karbamat, air dan
kelebihan amoniak. Untuk pemisahan urea dari produk lain dilakukan
dengan pemanasan pada tekanan rendah, sehingga terjadi reaksi
kesetimbangan sebagai berikut :
Akan tetapi bersama dengan itu terjadi pula hidrolisa urea yang akan
mengurangi produksi urea :
Kimia Industri_Pupuk| 18
Reaksi diatas terjadi pada temperature tinggi , tekanan rendah , dan waktu
tinggi yang lama , sejalan dengan kondisi terbentknya biuret. Sehingga
dekomposisi dilakukan dalam 3 tahap berupa ekspansi hingga tekanan
17,24, dan 1 atmosfir.
Terdapat beberapa cara untuk mengolah gas hasil dekomposisi ini yaitu :
Dengan proses sekali lewat (once through), dimana semua gas NH3
dan CO2 diteruskan ke proses down stream untuk pembuatan senyawa
nitrogen lain seperti HNO3, NH4NO3,(NH4)2SO4 dan lain-lain.
Diserap dengan larutan urea yang berasal dari larutan untuk proses
kristalisasi dan pembutiran , sehingga NH3 dan CO2 diserap dan bergabung
kembali menjadi ammonium karbamat, yang diresirkulasi kereaktor,
sedangkan NH3 berlebih dicairkan dan dipisahkan sebagai bahan baku.
Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik
Amoniak. Proses pembuatan Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
Kimia Industri_Pupuk| 19
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa
dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2 didalam Urea Reaktor dan
kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal
dari bagian Recovery.
Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim
ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan Stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan
22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian
recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vacum,
kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang di perlukan
Kimia Industri_Pupuk| 20
untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun
panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke
HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor
dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan
menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk
Storage dengan Belt Conveyor.
5. Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil
kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan Mother Liquor
sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
Kimia Industri_Pupuk| 21
Pada umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun
tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati. Jangan memberikan
pupuk urea ini terlalu dekat dengan tanaman. Sedangkan Bentuk dan sifat-
sifat Urea adalah berupa kristal putih yang mudah larut dalam air serta
mempunyai sifat fisis sebagai berikut :
Kimia Industri_Pupuk| 22
Limbah cair urea
Limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksi dari industri pupuk urea dapat
menimbulkan adanya rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih,
akibat adanya amoniak dalam limbah cair tersebut
Kimia Industri_Pupuk| 23
Bahan beracun yang terkandung dalam limbah cair industri pupuk mampu
merusak sel hewan terutama pada classis mamalia termasuk manusia, akibat
adanya amoniak. Apabila senyawa amniak dalam konsentrasi yang tinggi masuk
dalam perairan dapat membahayakan kehidupan hewan, biota air, maupun
manusia disekitarnya. Misalnya dampak amoniak pada ikan dapat menyebabkan
kerusakan pada insang, sehingga konsekuensi respirasi ikan akan terganggu.
insang penting untuk keseimbangan asam-basa dalam pengaturan pH darah ikan
serta untuk pertukaran ion seperti natrium dan klorida dalam darah. Oleh karena
itu, kerusakan insang akan mengganggu terjadinya sejumlah proses penting
dalam metabolisme ikan. Amoniak juga menyebabkan kerusakan kulit, sirip,
dan usus. Paparan amoniak yang lebih kronis menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, mematiakan sistem kekebalan serta merusak sistem syaraf.
1. Equalisasi
Yaitu pengolahan air limbah yang berfungsi untuk meratakan beban pencemar
air limbah (mencampur untuk menjadi lebih homogen) serta untuk mengurangi
atau mengendalikan variasi karakteristik air limbah agar tercapai kondisi
optimum untuk proses lebih lanjut.
2. Netralisasi
Yaitu suatu proses pengolahan air limbah yang digunakan untuk menetralkan
asam atau basa karena beberapa limbah industri umumnya bersifat asam atau
basa, sehingga memerlukan netralisasi sebelum dialirkan ke proses lebih lanjut
atau dibuang ke badan air penerima.
4. Pengolahan biologi
Yaitu suatu proses pengelolaan air limbah yang bertujuan untuk mengurangi zat
organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Pengolahan secara biologi terdiri
dari:
a) Kolam aerasi
Yaitu kolam yang diberikan perlakuan aerator sehingga akan mampu untuk
meningkatkan oksigen terlarut dalam air limbah tersebut sehingga dapat
mencukupi kebutuhan mikroba
Kimia Industri_Pupuk| 24
b) Nitrifikasi dan Denitrifikasi
Yaitu pengolahan air limbah dengan cara menghilangkan nitrat melalui proses
biologis
c) Lumpur aktif
Yaitu melibatkan sejumlah mikroorganisme yang merupakan biomasa aktif
yang mampu mereduksi substrat dan memiliki permukaan yang dapat
menyerap.
d) Trickling filter
Yaitu kumpulan benda padat yang berbentuk silinder, pada tempat tersebut di
berikan kerikil, pasir dan substrat untuk menyaring air limbah yang akan
disemprotkan dari atas silinder tersebut. Pada kerikil dan pasir tersebut akan
membentuk lapisan biofilm sehingga mampu untuk mendegradasi bahan
organik yang berada pada air limbah tersebut
Menurut kami secara biologi pengelolaan limbah cair industri pupuk urea yang
paling tepat adalah menggunakan gabungan proses Nitrifikasi-Denitrifikasi
dengan lumpur aktif sera microalgae, karena apabila menggunakan Nitrifikasi-
Denitrifikasi dengan lumpur aktif saja akan menyebabkan kadar COD limbah
cair ini rendah, sehingga proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik tersebut
memerlukan banyak masukan sumber karbon, dalam hal ini adalah Metanol.
Selain itu, kinerja proses tidak terkendali ketika terjadi fluktuasi karakteristik
limbah yang ekstrim.
Menanggapi masalah tersebut, untuk menguraikan limbah cair urea kadar tinggi
dan ammonia kadar tinggi alternative yang digunakan dalam pengelolaan
limbah cair industri pupuk adalah dengan gabungan proses Nitrifikasi-
Denitrifikasi dengan lumpur aktif sera microalgae. Karena Microalgae
merupakan mikroba autotrof yang mampu memanfaatkan (NH2)2CO dan NH3-N
sebagai sumber nitrogen (sumber N) dan gas karbon dioksida (CO2) sebagai
sumber karbon (sumber C). Dalam skala besar microalgae selalu berasosiasi
dengan bakteri/mikroba lain. Pada dasarnya, interaksi bakteri algae mampu
memurnikan air sungai. Aktivitas metabolisme bakteri heterotropik-aerobik
menghasilkan CO2, NH4+, NO3-, PO43- dan sebagainya. Mikroalgae menyerap
senyawa-senyawa tersebut dan menghasilkan bahan organik, O2,dan H2O.
Oksigen yang diproduksi mikroalgae digunakan oleh bakteri aerobik-
heterotrofik diantaranya untuk reaksi nitrifikasi dan bakteri aerobik-
denitrifikasi.
Melalui proses fotosintesis, microalgae menggunakan CO2 dari bakteri aerob
dan amonia untuk membentuk protoplasma sel dan melepaskan molekul
oksigen.
Kimia Industri_Pupuk| 25
mikronutrien, 5 konsentrasi. Walaupun mengandung unsur karbon, karbon pada
urea tidak bisa digunakan sebagai sumber hara, karena karbon dalam bentuk
teroksidasi dan selama hidrolisis terlepas sebagai CO2 dalam reaksi sebagai
berikut:
Sumber nitrogen utama yang dapat digunakan oleh microalgae adalah nitrat dan
amonia-N, sedangkan penggunaan nitrit dibatasi oleh toksisitasnya. Bila nitrat
dan amonia-N terdapat bersama, maka nitrat tidak akan diabsorpsi sampai
semua amonia-N habis terserap. Hampir semua microalgae memiliki enzim
urease sebagaimana halnya tumbuhan tingkat tinggi. Urea digunakan sebagai
sumber N dalam pertumbuhan berbagai jenis microalgae, bahkan juga oleh
microalgae yang tidak mempunyai urease.
Bakteri memanfaatkan bahan organik yang dihasilkan oleh microalgae atau
berasal dari microalgae mati sebagai sumber karbon untuk mensintesa sel baru
dan untuk kebutuhan energi membentuk produk akhir seperti CO2, NH4+ pada
proses respirasi dan sintesis,Microalgae memanfaatkan CO2 sebagai sumber
karbon untuk fotosintesis.
c. Pupuk ZA
Amonium Sulfat atau yang biasa disebut ZA merupakan salah satu jenis
pupuk buatan yang berguna bagi tanaman. Pupuk ZA adalah pupuk yang sekaligus
mengandung 2 (dua) unsur hara yaitu Nitrogen (N2) dan unsur hara Sulfur (S).
Kimia Industri_Pupuk| 26
Pupuk ZA mengandung belerang 24% dan nitrogen 21%. Kandungan
nitrogennya hanya separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya
dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang
miskin unsure hara ini. Namun, pupuk ini menjadi pengganti urea sebagai
pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan mengalami
keracunan bila diberi pupuk urea.
Bahan baku pembuatan Amonium Sulfat adalah amoniak dan asam sulfat.
Untuk kebutuhan amoniak dalam negeri diperoleh dari PT.Pupuk Kujang, Jawa
Barat yang mampu memproduksi amoniak dengan kapasitas produksi 540.197
ton/tahun pada tahun 2006. PT. Timur Raya Tunggal, Jawa Barat mempu
menyediakan asam asulfat dengan kapasitas produksi 396.000 ton/tahun dan
PT. Sud Chemic Indonesia dengan kapsitas produksi 297.000 ton/tahun
Dalam proses pembuatan pupuk ZA, dikenal ada empat jenis proses.
Diantaranya :
A. Reaksi Netralisasi
Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari proses netralisasi dengan
mereaksikan amoniak dan asam sulfat kuat pada tekanan atmosfer. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
Kimia Industri_Pupuk| 27
2NH3(g) + H2SO4(l) (NH4)2SO4(s) + Q
Pada tahun 1920-an proses karbonasi batu bara ini sangatlah populer di
kalangan industri. Tapi pada perkembangannya proses ini makin lama makin
berkurang seiring dengan meningkatnya instalasi oil gas process dan penggunaan
minyak serta gas alamuntuk pemanasan. Di lain pihak batu bara yang
dikarbonasi tetap digunakan untuk memproduksi Amonium Sulfat. Untuk
memproduksi Amonium Sulfat dari batu bara ada tiga cara yaitu cara langsung,
tidak langsung, semi langsung.
Untuk proses langsung ini memiliki banyak sekali kelemahan terutama pada
impuritas produk yang dikarenakan kontaminasi dari tar, pyridine, ataupun
komponen organik lainnya yang nantinya akan mengakibatkan harga
ammonium sulfat yang dijual di pasaran menjadi jauh berkurang, dan
klorid dari minyak, tampungan air yang digunakan akan menyebabkan
Amonium Klorida dan menyebabkan korosi, kecuali telah dipasangi peralatan
khusus pencegah korosi. Namun proses ini juga memiliki kelebihan yaitu biaya
investasi dan operasi yang rendah, karena keterbatasan dari proses langsung
ini maka mulailah dicari metodebaru yaitu proses tidak langsung. Pada proses
Kimia Industri_Pupuk| 28
ini gas panas dari oven mula-mula didinginkan dengan sirkulasi wash
liquor dan scrubbing air.
Kimia Industri_Pupuk| 29
D. Reaksi antara amoniak dan sulfur dioksida
Pada proses ini, dibagi menjadi dua jenis proses. Diantaranya adalah :
Proses Marino Amonium Sulfat dibuat dengan de sulfurisasi udara Amoniak cair
dengan Sulfur Dioksida bereaksi di dalam reaktor kristaliser yang terbuka. Dalam
pencampuran antara Sulfur dioksida, oksigen, air, dan Amoniak juga ditambah
vanadium pentoxide pada suhu 200-450oC dan tekanan 0,1-5 atm.
(C7H7NH3)2SO4 + O2 (C7N7NH3)2SO4
Namun untuk proses produksi pupuk ZA, proses yang sering digunakan adalah
proses Netralisasi karena :
Lebih ekonomis
Proses lebih sederhana
Bahan baku mudah didapat
Tanpa menggunakan katalis
Proses yang sering digunakan dalam pembuatan pupuk ZA adalah proses netralisasi
karena memiliki beberapa keuntungan. Bahan baku yang digunakan
dalamproses pembuatan pupuk ZA dengan metode netralisasi adalah amoniak
Kimia Industri_Pupuk| 30
dan asam sulfat (reaktan murni). Digunakan metode netralisasi karena mudah,
cepat, memiliki konversiyang tinggi, dan menggunakan bahan baku yang mudah
didapat. Dibawah ini merupakan gambar diagram alir proses pembuatan pupuk
ZA denganmetode netralisasi
1) Tahap Penguapan
Dalam proses pembuatan pupuk ZA, alat yang digunakan pada tahap
penguapan ini adalah vavorizer
2) Tahap Netralisasi
Alat yang digunakan pada tahap netralisasi pada proses pembuatan pupuk
ZA adalah saturator.
Kebanyakan dari produk Amonium Sulfat dibuat dari netralisasi dengan
mereaksikan Amoniak dan Asam Sulfat kuat pada tekanan atmosfer.
Reaksi tersebut adalah sebagai berikut
2NH3 (g) + H2SO4 (l) (NH4)2SO4(s) + Q
Reaksinya adalah eksotermis (65,5 kcal/gmol). Panas yang timbul ini
dikendalikan dengan pendinginan menggunakan air pada reaktor. Dalam
proses ini lebih effisien karena reaksi antara Amoniak dan Asam Sulfat
terjadi di saturator yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penetral
(netralisasi) dan pembentukan kristal (kristalisasi).
3) Tahap Pemisahan
Kimia Industri_Pupuk| 31
Pada tahap pemisahan pada proses pembuatan pupuk ZA, alat yang
digunakan adalah Centrifuge. Amonium Sulfat yang terbentuk pada proses
sebelumnya, kemudian dipompakan ke centrifuge dimana dipisahkan antara
kristal dan mother liquor .
4) Tahap Pengeringan
Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah tahap
pengeringan. Tahap pengeringan adalah proses untuk menghilangkan
sejumlah cairan volatile yang terdapat dalam padatan dengan cara
evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), proses
pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk
dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu rotary dryer , perlu
diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padatyang
dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen
denganmenggunakan alat tray dryer . Selama proses pengeringan dalam tray
dryer terjadi peristiwa fundamental secara bersamaan yang meliputi
transfer panas dari media pengering(biasanya udara) ke padatan yang
dikeringkan dan transfer massa air dari padatanyang dikeringkan ke
media pengering (udara).
5) Tahap Penyerapan
Tahap penyerapan dilakukan jika setelah tahap pengeringan masih tersisa
cairanyang tidak volatile.
6) Tahap Penampungan Produk
Produk/hasil yang didapatkan ditampung untuk selanjutnya dianalisis
kadar nitrogen,kadar sulfur, kadar air dan ukuran butirannya.
Limbah Industri
1. Limbah Gas
Limbah gas adalah suatu limbah yang berasal dari debu-debu hasil produksi
yang ikut keluar bersama udara luar. Debu ini diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke udara. Proses pengolahan limbah debu melalui proses wet Cyclone
Kimia Industri_Pupuk| 32
dimana debu tersebut dibasahi dengan air kemudian dimasukkan ke dalam
tangki penampungan dan kemudian dapat dibuang.
2. Limbah Cair
Limbah cair ini diperoleh dari proses flushing peralatan yang dilakukan secara
berkala dan juga berasal dari oli. Oli ini didapat dari hasi oil separator. Proses
pengolahan limbah cair ini yaitu melalui proses netralisasi dimana limbah cair
tersebuit ditambahkan dengan Ca(OH)2 kemudian dimasukan ke dalam kolam
aerasi. Kolam aerasi ini terdapat bakteri yang dapat menyerap racun atau zat
yang berbahaya sebelum dibuang. Setelah melalui kolam aerasi, amka limbah
cair tersebut akan mengendapa dan tidak berbahaya lagi bagi lingkungan.
3. Limbah Padat
Limbah padat dapat bersumber dari bahan baku, proses dan produksi samping
yang tidak diinginkan. Limbah padat terdiri dari gypsum dan kapur.
Pengolahannya dapat menggunakan prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) atau
dumping.
Selain pupuk buatan, terdapat pula pupuk alami sebagai contoh pupuk alami yaitu :
Deskripsi
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan organik misal sisa-sisa
tanaman, hewan, manusia, limbah pasar, limbah pabrik, pupuk hiau, mineral alam,
dan lain-lain. Pupuk kompos ini sangat membantu dalam pertumbuhan sebuah
tanaman dimana pupuk kompos mempunyai bahan yang alami yang dapat membuat
tanaman tumbuh subur.
Sebenarnya proses pembuatan pupuk organik itu gampang tapi bagi orang
awam mungkin sulit karena belum berpengalaman dalam membuat pupuk.
Seiring dengan perkembangan teknologi proses pembuatan pupuk menjadi
Kimia Industri_Pupuk| 33
sangatlah mudah dan gampang bagi orang awam sekalipun karena didukung
dengan mesin yang terbukti mudah di operasikan, tahan lama, produktif, dan
hemat tenaga. Dalam membuat pupuk yang terpenting adalah kualitasnya
dalam hal ini adalah kandungan unsur hara didalam pupuk dan umumnya
pupuk organik mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Untuk membuat pupuk organik granul kita perhatikan dahulu alur proses
pembuatannya berikut:
Keterangan :
1. Bahan Utama
Kimia Industri_Pupuk| 34
produksi pupuk buatan Maju Jaya Tech yang sudah teruji kemampuannya.
Proses pertama siapkan KS 6 ton, blotong 9,5 ton, bahan pendukung 4
ton.
2. Fermentasi
Proses kedua lakukan fermentasi pada semua bahan utama secara terpisah,
fermentasi biasanya memakan waktu 5 30 hari. Proses ini bertujuan agar
bahan baku utama dapat segera di olah dan memenuhi spesifikasi pupuk
organik seperti diatas. Jika tidak di fermentasi bahan baku utama dapat
diproses sekitar 1 2 tahun kemudian. Proses ini membutuhkan bakteri
starter (bakteri pengkompos) dan yang mudah didapat di pasar antara lain
EM4, Stardec, Orgadec, Harmoni, Super Degra, dll, setiap bakteri
pengkompos yang ada dipasar mempunyai perbedaan proses fermentasi,
kualitas serta keunggulannya, dan semua itu tercantum pada kemasannya.
3. Penghalusan
4. Pencampuran
Kimia Industri_Pupuk| 35
5. Granulasi
6. Pengeringan
7. Pengayakan
8. Pendinginan
Proses selanjutnya pendinginan bertujuan agar pupuk tidak cepat rusak dan
bisa langsung dikemas, kita gunakan mesin pendingin cooler type CL untuk
Kimia Industri_Pupuk| 36
mempercepat proses produksi, karena outlet mesin ini terintegrasi dengan
karung pupuk.
9. Pengepakan
Proses terakhir adalah pengepakan menggunakan karung dengan ukuran
sesuai permintaan pasar.
Kimia Industri_Pupuk| 37
1. Tentukan suatu lokasi di sekitar kandang yang dapat dijadikan sebagai
tempat pembuatan pupuk kandang.
2. Pada tempat yang telah ditentukan tersebut digali sebuah lubang dengan
ukuran sesuai kebutuhan, tetapi dalamnya tidak boleh lebih dari 1,0 m.
Lubang yang terlalu sempit dan terlalu dalam akan menyulitkan
pengambilan pupuk kandang dari lubang yang dibuat.
3. Dinding lubang tempat penampungan pupuk kandang sebaiknya terbuat
dari bahan yang dapat mencegah terjadinya rembesan air dari bagian luar
lubang. Misalnya palstik.
4. Lantai lubang tempat penampungan pupuk kandang jangan disemen,
tetapi dibiarkan saja tetap dari tanah agar air dari kotoran sapi dapat
merembes kebawah tanah.
5. Kotoran sapi dan sisa-sisa pakan ditimbun kedalam lubang dan setelah
penuh (jangan terlalu penuh keatas) lubang ditutup dengan tanah bekas
galian setebal 30 cm.
6. Membuat naungan sederhana berupa atap dari daun rumbia ataupun dari
dedaunan kering lainnya.
7. Membiarkan selama sekitar 3 bulan dan setelah itu barulah dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman.
8.
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk
majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan.
KCl ----------- K
TSP ---------- P
Kimia Industri_Pupuk| 38
DAP -------- mengandung N & P
Membuat Pupuk N P K
Pupuk NPK
Membuat pupuk majemuk NPK, adalah dengan cara blending. Yaitu, semua
bahan baku di campur, sesuai kebutuhan. Jadilah dia pupuk mejamuk curah.
Cara yang rumit adalah cara granulasi kimia. Ini umumnya dikerjakan di
pabrik-pabrik besar dengan peralatan cukup modern. Butuh dana besar.
Ada beberapa cara reaksi kimia yang dilakukan, diantaranya adalah melalui
pembuatanNitrophosphate. Proses pembuatan nitrophosphate (juga dikenal
sebagai proses Odda) adalah metode untuk produksi industri pupuk nitrogen
yang ditemukan oleh Erling Johnson di kota Odda, Norwegia sekitar tahun
1927. Proses ini melibatkan pengasaman batuan fosfat dengan asam nitrat
untuk menghasilkan campuran asam fosfat dan kalsium nitrat.
Kimia Industri_Pupuk| 39
Pabrik Pupuk
Jika ditambahkan kalium klorida atau kalium sulfat, hasilnya adalah pupuk
NPK. Tinggal menghitung berapa porsi N, P, dan K yang akan dibuat, maka
akan bisa dibuat pupuk majemuk NPK 10-10-10, atau NPK 15-15-15, atau
NPK berapa yang diinginkan,
Kalsium nitrat dapat di terapkan sebagai pupuk, tetapi sering diubah menjadi
nitrat dan amonium karbonat kalsium menggunakan karbon dioksida dan
amonia.
Kimia Industri_Pupuk| 40
Granulator Mini
Kimia Industri_Pupuk| 41
Cara membuat pupuk NPK:
1. PT PUPUK SRIWIDJAJA
Didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 dengan kegiatan usaha produksi dan
pemasaran pupuk serta industri kimia lainnya. Kapasitasproduksi per tahun pupuk
Kimia Industri_Pupuk| 42
urea sebanyak 2.262.000 ton dan 1.499.000 ton amonia. Beberapa anak perusahaan
yang berada di bawahnyamenghasilkan melamin, fabrikasi peralatan pabrik
serta bisnis hotel dan apartemen. Anak perusahaan tersebut adalah PT Sri
Melamin Rejeki, PT Slipi Sri Indopuri dan PT Puspetindo
2. PT PETROKIMIA GRESIK
Berdiri 31 Mei 1975, produk utama PT Petrokimia Gresik adalah pupuk Urea, SP-36,
ZA, NPK, Phonska, DAP, ZK dan kimia lainnya. Kapasitas produksi per tahun
445.000 ton Amonia, 460.000 ton urea, 650.000 ton ZA, 300.000 ton Phonska, SP 36
1.000.000 ton , 22 5.000 ton DAP, 160.000 ton NPK Kebomas dan 10.000 ton
ZK. Perusahaan yang berada di bawah Petrokimia Gresik adalah PT Petrosida
Gresik, PT Petrocentral,PT Petronika, PT Petrowidada, PT Kawasan Industri
Gresik,PT Puspetindo dan PT Petrokimia Kayaku.
3. PT PUPUK KUJANG
Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 9 Juni 1975 di Dawuan, Cikampek, dengan
bidang usaha industri pupuk urea dan industri kimia lainnya.Memiliki dua
unit pabrik pupuk urea dengan kapasitas terpasang 1.156.000 ton/tahun dan 713.000
ton/tahun amonia. Anak perusahaan PT Pupuk Kujang adalah PT Sintas Kurama
Kimia Industri_Pupuk| 43
Perdana,PT Kujang Sud Chemie Catalyst, PT Peroksida Indonesia Pratama, PT Multi
Nitrotama Kimia danPT Kawasan Industri Kujang Cikampek
4. PT PUPUK KALTIM
Produsen pupuk urea dan kimia lainnya ini didirikan pada 24 Februari 1982 di
Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Kapasitas terpasang PIM-1 dan PIM-2
per tahun adalah 1.170.000 ton urea dan 762.000 amonia. Perusahaan inimempunyai
satu anak perusahaan yakni PT Ima Persada.
Kimia Industri_Pupuk| 44
2.6 Manfaat
Nitrogen (N) diserap oleh akar dalam bentuk ion nitrat NO3- atau ion
ammonium NH4+ yang berasal dari penguraian sisa-sisa organisme serta
senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen oleh bakteri dan petir. Nitrogen
berfungsi untuk bahan sntesis asam amino, protein, asam nukleat, klorofil,
merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman menjadi lebih
hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses fotosntesis
dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
Kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan warna daun menjadi hijau muda
dan akhirnya kuning (menyebabkan klorosis), pertumbuhan lambat dan
tanaman menjadi kerdil dan buah masak sebelum waktunya. Sebaliknya,
kelebihan Nitrogen dapat menghambat pembungaan dan pembuahan.
Phosphor (P) diserap oleh akar dalam bentuk ion HPO42- atau ion H2PO4- yang
berasal dari sisa-sisa organisme. Sebenarnya, di alam terdapat banyak batuan
fosfat berupa senyawa Ca3(PO4)2, tetapi sukar larut dalam air sehingga tidak
dapat diserap oleh tumbuhan. Phosphor berfungsi memacu pertumbuhan akar
pada benih dan tumbuhan muda, mempercepat pembungaan dan pemasakan
buah atau biji, serta berguna pada pembentuan asam nukleat (inti sel),
fosfolopid (lemak), dan protein dan koenzim.
Kekurangan Phosphor menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun mudah
rontok, pembentukan buah dan biji jelek, dan terjadi nekrosis atau kematian
sel.
Kalium (K) diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion K+ yang berasal dari
berbagai mineral seperti ortoklas (KSiO8) dan lesit (KSiO6). Kalium berfungsi
sebagai katalisator dalam pembentukan karbohidrat (fotosintesis) dan protein,
memperkokoh tubuh tumbuhan dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan hama.
Pupuk organik mempunyai banyak manfaat selain menghasilkan tanaman
yang dipupuk dengan pupuk organik aman dan baik untuk dikonsumsi pupuk
organik juga dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan kemampuan
Kimia Industri_Pupuk| 45
menahan air, meningkatkan aktifitas biologi tanah, meningkatkan kadar pH
tanah, mengaktifkan mikro organisme, dan lain-lain.
Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea :
- Membuat tanaman lebih hijau dan segar
- Mempercepat pertumbuhan
- Kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah
tanaman terus ke bagian atas tanaman.
Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur hara tersebut ada di tanah secara alami
dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan
binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan
oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus inilah yang
seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka
akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organisme
tanah, maka hanya akan subur di masa sekarang tetapi tidak subur di masa
mendatang. Untuk itu, perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan pupuk oganik
bukan pupuk kimia.
Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh
molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat
dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam
memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan
pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama
akan suatu pestisida pertanian.
Kimia Industri_Pupuk| 46
Masalah lainnya adalah penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama
pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan
nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang hilang mencapai 50%
disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta terbawa air hujan (run
off). Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanaman.
Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh
karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama,
sehingga mengakibatkan :
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin sedikit memiliki unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman
Kimia Industri_Pupuk| 47