Anda di halaman 1dari 7

Hal.

533-535

Pada kecelakaan pesawat, pemeriksaan gigi adalah prosedur yang paling berhasil dalam
mengidentifikasi korban yang termutilasi atau terbakar, karena daftar penumpang yang lengkap
dan catatan medis gigi (dental records) dapat ditemukan pada kebanyakan kasus. Pada bencana
seperti itu, peran dokter gigi sangat penting, namun jumlah korban terlalu banyak untuk dapat
diperiksa di setiap bencana tersebut.
Selain dari kasus di mana terdapat banyak korban jiwa, odontologi forensik sering digunakan pada
identifikasi korban yang perlu langsung diketahui identitasnya, seperti pada kasus kecelakaan,
bunuh diri, dan pembunuhan yang biasanya tidak memiliki identitas yang jelas.
Sama seperti sisa tulang, ada dua pendekatan utama yang dapat diidentifikasi:
Identifikasi umum, yang bertujuan untuk mengklasifikasikan korban berdasarkan umur,
jenis kelamin, dan ras
Metode komparatif, yang bertujuan untuk mengkonfirmasi identitas korban dengan catatan
gigi pada saat korban masih hidup (ante-mortem)
Ahli patologi forensik dapat bertindak sebagai dokter gigi jika tidak ada ahli odontologi forensik
pada saat pemeriksaan. Tidak seperti bekas gigitan, pemeriksaan terhadap gigi biasanya lebih
permamen, dan foto, odontogram, atau giginya secara langsung harus dipertahankan agar dapat
diperlihatkan kepada ahli odontologi forensik jika ada. Pada saat waktu sangat sempit pada
investigasi kriminal dan tidak ada ahli odontologi forensik yang hadir, ahli patologi forensik harus
melakukan sebaik yang dia bisa, meskipun beberapa teknik seperti radiologi mungkin melebihi
kemampuannya.

IDENTITAS UMUM ATAU REKONSTRUKTIF


Tidak seperti sisa kerangka, gigi manusia jarang berubah dan hancur. Pada kasus pembusukan
berat, biasanya rahang dan gigi tetap intak, meskipun pada tulang kering gigi bisa renggang dan
lepas, terutama gigi taring dan gigi seri.
Bahkan pada tubuh dan kerangka yang hancur, sisa rahang dan gigi masih dapat dikenali, bahkan
oleh orang awam. Pada kasus di mana gigi telah jatuh dan didapatkan terpisah dari tubuh, mereka
masih bisa dikenali sebagai gigi manusia. Pada negara yang terdapat banyak primata, mungkin
terjadi kebingungan, namun hal tersebut jarang terjadi.
Setelah diketahui bahwa gigi tersebut adalah gigi manusia, yang selanjutnya ditentukan adalah
jenis kelamin, namun gigi yang terlepas sulit ditentukan jenis kelaminnya, hanya rahang yang
masih intak yang lebih membantu. Gigi laki-laki biasanya lebih besar, namun secara umum hal ini
tidak membantu. Perbedaan ukuran di antara gigi seri atas lateral dan medial biasanya lebih besar
pada wanita, karena ukuran gigi seri laki-laki mirip dan sama besar. Gigi taring wanita biasanya
lebih kecil dan tajam dari gigi taring laki-laki, terutama pada mandibular (rahang bawah). Gigi
anak perempuan lebih mudah terkalsifikasi dan lepas dibandingkan anak laki-laki. Jika usia tulang
diketahui, dapat diketahui jenis kelamin anak tersebut perempuan jika pergantigan gigi susu sudah
lanjut, meskipun dalam kasus ini ada pembeda jenis kelamin yang lebih baik dari gigi dan rahang.
Gigi geraham I pada rahang bawah biasanya tidak ada puncak gigi kelima pada wanita, sedangkan
pada laki-laki puncak gigi tersebut selalu ada. Ekstraksi dari jaringan pulpa, meskipun beberapa
bulan setelah kematian bisa menyediakan bahan untuk fluorescent staining untuk intranuclear F-
body pada wanita. Hal ini didapatkan dari DNA yang didapat dari pulpa.
Ras juga merupakan kriteria sulit yang dapat ditentukan melalui gigi. Karakteristik yang paling
mudah diketahui adalah bentuk gigi seri atas ras mongoloid yang menyerupai cangkul yang
pertama kali dikatakan di Leipzig oleh Muhlreiter pada tahun 1870. Permukaan belakang gigi
tersebut terdapat pemasukan pada tengah gigi, dengan 2 sisi yang menonjol, sehingga bentuknya
menyerupai cangkul/sekop. Karakteristik ini biasanya ditemukan pada orang Chinese, Mongols,
Eskimos, dan Japanese, namun juga dapat ditemukan pada orang yang bukan dengan ras
Mongoloid pada jumlah sedikit. Gigi seperti ini jarang terdapat pada ras Negroid dan Aborigin.
Pada ras Kaukasia, gigi seri lateral pada rahang atas biasanya lebih kecil dari gigi seri sentral,
terutama pada wanita. Karakteristik seperti ini jarang ditemui pada ras Negroid dan Mongoloid.
Ras Kaukasia juga memiliki gigi taring yang panjang dan tajam, karakteristik yang jarang ditemui
pada ras Mongoloid. Mutiara enamel, atau tonjolan kecil enamel pada permukaan gigi sering
ditemukan pada orang dengan ras Mongoloid. Tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
geraham rahang atas, disebut Carabellis cusp, adaah karakteristik yang paling sering terdapat
pada ras Kaukasia dan jarang ditemukan di ras lain. Kondisi gigi seperti banteng atau
Taurodontism sering ditemukan pada orang dengan ras Mongoloid. Pada hal ini rongga pulpa
pada gigi geraham lebar dan dalam, dan akarnya menyatu dan bengkok. Keadaan kongenital di
mana tidak adanya gigi geraham III rahang atas paling sering ditemukan di ras Mongoloid, namun
dapat juga ditemukan di ras lain. Ras Negroid biasanya memiliki gigi yang lebih besar dan
memiliki tonjolan yang lebih banyak pada gigi geraham, dapat mencapai 8 tonjolan, terdiri dari 2
tonjolan kea rah lingual pada gigi geraham I bawah sebagai tambahan temuan.
Usia korban merupakan salah satu temuan yang paling penting yang dapat ditentukan oleh gigi,
terutama pada dua decade awal kehidupan. Urutan tanggal atau lepasnya gigi susu telah banyak
diketahui, digantikan oleh kemunculan gigi permanen, seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar tersebut hanya merupakan waktu rata-rata, yang dapat berubah tergantung dengan
beberapa faktor, seperti jenis jelamin, ras, dan iklim. Keahlian gigi diperlukan untuk menentukan
secara pasti perkiraan usia seseorang melalui gigi. Penentuan usia melalui gigi pada janin
merupakan keahlian embriologis atau dokter gigi yang memiliki pengetahuan khusus tentang hal
ini. Setelah gigi geraham III muncul pada usia dekade ketiga, penentuan usia menjadi lebih sulit.
Banyak penelitian dilakukan pada odontology forensic dan nama Gustafson banyak diketahui
mengenai hal ini. Kriteria Gustafson pada kehidupan dewasa terdiri atas enam faktor:
Gesekan oklusal pada ujung gigi
Deposisi dentin sekunder pada puncak rongga pulpa
Migrasi apical pada perlengketan membrane periodontal
Peningkatan transparansi dari akar indicator terbaik
Resorpsi akar
Akumulasi dari sementum pada sekitar akar gigi
Metode ini dimodifikasi oleh Johanson (1971), dikatakan memiliki ketepatan sekitar 5 tahun di
atas atau di bawah umur asli.
Sepertinya tidak ada gunanya melatih metode ini untuk ahli patologis, namun, sebagai teknik yang
terspesialisasi, peralatan dan pengetahuan diperlukan untuk prosedur ini. Teksbook standar pada
odontologi forensik dan makalah asli sebaiknya dikonsultasikan untuk lebih mendetail. Kembali
ke karakteristik utama pada usia, petunjuk utama adalah keadaan gigi melalui penggunaan,
kebersihan, dan warna, yang dapat berubah sejalan dengan penambahan usia. Kebanyakan
tergantung pada pemeliharaan gigi, namun tanda gesekan oklusal biasanya bertambah pada usia
lanjut, kecuali makanan keras menimbulkan pemakaian gigi yang bertambah. Di Eropa Barat,
gesekan oklusal yang kasar, terkadang hingga ke tingkat gusi, dapat dilihat di rangka yang tua. Hal
ini biasanya mengindikasikan bahwa ulang dan gigi datang dari seseorang yang hidup pada
pertengahan abad ke-19 atau kurang, sebelum metode penggilingan modern dapat menghilangkan
debu batu yang abrasif dari tepung.
Kurangnya jumlah gigi juga mengindikasikan pertambahan usia, namun orang dewasa muda juga
sering terdapat total pembersihan gigi untuk karies. Setelah gigi hilang, terdapat atropi umum pada
batas alveolar, namun ini merupakan indikasi yang buruk untuk menentukan usia karena
banyaknya variabel pada saat gigi hilang.
Teknik baru untuk menentukan usia termasuk variasi dari usia rasemisasi asam amino, terutama
asam aspatat, namun ini merupakan daerah spesialisasi khusus.

Gambar 1. (a) waktu rata-rata lepasnya gigi desidua (gigi susu) (b) waktu lepasnya gigi permanen (tiga waktu
ditunjukkan untuk waktu awal, rata-rata, dan terlambat
IDENTIFIKASI KOMPARATIF DARI GIGI
Menentukan identitas personal membutuhkan kesamaan dari karakteristik yang diobservasi
dengan catatan medis gigi, yang didapatkan dari diagnosis sebelumnya dan catatan medis pasien.
Agar metode ini dapat dilakukan, harus ada:
Beberapa bukti kolateral untuk mengindikasikan kemungkinan korban tersebut, sehingga
catatan medis dapat dicari
Selain itu, populasi yang terbatas harus dicari untuk catatan medis yang mungkin cocok
dengan korban yang tidak diketahui. Populasi tersebut misalnya penumpang korban
kecelakaan pesawat atau kapal. Tidak memungkinkan untuk mencari populasi yang besar,
seperti populasi total negara atau bahkan kota. Usaha pernah dilakukan di Inggris untuk
mengkomputerisasi catatan medis gigi dari National Health Service sehingga pencarian
luas dapat dilakukan, namun kelengkapan dan kualitas data yang didapat tidak baik.
Orang yang tidak diketahui identitasnya harus memiliki catatan medis gigi sebelumnya.
Dokter gigi dan rumah sakit harus diketahui; catatan medis harus dapat dilacak dan, ketika
ditemukan, harus memiliki informasi yang lengkap untuk menyediakan karakteristik
pendukung indentifikasi. Radiografi gigi sangat berguna. Sayangnya, tidak semua kriteria
tersebut dapat dimiliki.
Catatan medis gigi diperlukan untuk menyediakan deskripsi gigi dan rahang dengan waktu yang
paling dekat dengan penemuan tubuh korban. Pekerjaan mungkin dilakukan pada korban pada saat
hidup sejak catatan medis terakhir dibuat, jika orang tersebut telah diobati di tempat lain dan
informasinya tidak dicatat. Ketika catatan medis tidak cocok dengan keadaan gigi yang seharusnya
diharapkan cocok, ada 2 kemungkinan penyebab perbedaan tersebut:
1. Jika catatan medis mengindikasikan kondisi yang permanen namun tidak didapati pada
tubuh korban, jadi tubuh tidak cocok. Misalnya, jika catatan medis mengatakan bahwa ada
suatu gigi yang telah dicabut, namun ternyata masih ada di rahang, maka korban sudah
dipatikan tidak cocok.
2. Jika ada tambalan gigi yang ditemukan pada korban, yang ternyata tidak terdapat pada
catatan medis, ada kemungkinan tambalan tidak tercatat dan dibuat setelah catatan tersebut
dibuat. Tentu saja, tidak ada perbedaan pada poin 1 harus ada untuk poin 2 dapat diterima.
Saat membandingkan informasi dari catatan antemortem gigi dengan temuan pemeriksaan gigi
postmortem, harus ada kecocokan (tidak ada perbedaan yang signifikan yang diamati), atau
perbedaan apa pun harus dapat dijelaskan: mungkin dengan berjalannya waktu atau kehadiran di
praktik / rumah sakit yang berbeda untuk pengobatan tambahan. . Namun, tidak ada jumlah titik
kongkrit minimum: identifikasi positif dapat dilakukan hanya dari beberapa gigi atau bahkan gigi
tunggal asalkan ada cukup banyak fitur unik.

Catatan Medis Gigi (Dental Records)


Kita harus tahu pentingnya membuat dan menyimpan catatan gigi yang akurat, komprehensif dan
kontemporer. Catatan buruk mungkin berarti sulit bagi organisasi pertahanan kita untuk membela
tuduhan kelalaian profesional atau kesalahan profesional. Catatan gigi antemortem (baik yang
ditulis atau komputer yang dihasilkan) dapat memberikan banyak informasi dari:
Catatan tertulis
Bagan dan diagram
Riwayat medis, gigi, dan sosial
Radiograf, apakah film atau digital (dan gambar lainnya seperti MRI))
Foto klinis, video
Model studi
Surat rujukan dan / atau laporan khusus
Hasil tes khusus
Hasil laboratorium: rekan laboratorium kami mungkin menyimpan informasi berharga
Informasi lainnya.
Di Inggris, rekomendasi saat ini adalah bahwa catatan gigi harus disimpan selama 11 tahun, atau
dalam kasus anak, sampai usia 29 (18 tahun plus 11). Namun, Perlindungan Gigi menyarankan
agar, jika mungkin, catatan harus disimpan seumur hidup. Klaim sering diajukan terhadap dokter
gigi bertahun-tahun setelah perawatan diberikan - menganggap implan, perawatan periodontal dan
endodontik secara khusus.
Catatan gigi berkualitas baik merupakan bagian penting dari perawatan pasien, persyaratan
medicolegal, dan diperlukan untuk identifikasi gigidiberikan - menganggap implan, perawatan
periodontal dan endodontik secara khusus.
Ketersediaan dan akurasi mereka memiliki dampak yang besar terhadap kecepatan dan efisiensi
identifikasi yang dapat dicapai. Namun, kualitas rekaman antemortem bervariasi antara dokter
gigi, area dan negara yang berbeda.
Memetakan Gigi
Pada keadaan tidak adanya ahli odontologi forensik, orang terbaik setelahnya untuk mencatat
keadaan gigi korban adalah dokter gigi, di mana tugas ini merupakan kegiatan sehari-harinya. Peta
gigi yang dibuatnya akan menjadi referensi selanjutnya pada prosedur identifikasi. Bab ini
menjelaskan tentang tidak sempurnanya namun keadaan yang tidak dapat dihindari saat tidak
adanya ahli odontologi forensik. Sayangnya, ada banyak metode yang berbeda untuk memetakan
keadaan rahang dan meskipun telah banyak usaha, belum ada sistem yang disetujui secara
internasional yang telah dilakukan. Sebagai tujuan kita, seluruh catatan medis tentang nomor,
letak, dan keadaan gigi dibuat oleh ahli patologi dapat diubah menjadi seluruh sistem pemetaan
yang dibutuhkan untuk langkah selanjutya.
Dua metode utama untuk mencatat data yang digunakan: pertama adalah grafik diagram yang
biasanya digunakan oleh pusat pemeliharaan gigi yang besar seperti British National Health
Service. Sistem lain yang digunakan lebih menggunakan gambar gigi, sehingga seluruh
karakteristik gigi dapat dicatat dengan lebih lengkap. Kedua sistem, beserta sistem lainnya,
memiliki catatan yang menjelaskan posisi dari gigi, hampir selalu di keempat kuadran, atas kanan,
atas kiri, bawah kanan, dan bawah kiri. Sayangnya, ada variasi yang berbeda pada urutan numerik
gigi, terutama pada titik transisi dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah, yang menyebabkan
kebingungan dan tidak dapat diubah ke sistem lainnya. Ahli patologi tidak perlu terlalu
memikirkan tentang hal ini karena peta gigi ini dapat diubah ke sistem lain yang dibutuhkan untuk
langkah selanjutnya. Contohnya, jika ada korban yang tidak diketahui memiliki peta gigi yang
paling umum dan catatan gigi yang mungkin cocok dengan korban ditemukan, peta gigi tersebut
dapat diubah menjadi sama dengan sistem pada catatan gigi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai

  • F2 Pencegahan TB
    F2 Pencegahan TB
    Dokumen4 halaman
    F2 Pencegahan TB
    Dapur Ummu Ali
    Belum ada peringkat
  • F2 Kesling
    F2 Kesling
    Dokumen5 halaman
    F2 Kesling
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • F6 Sindrom Metabolik
    F6 Sindrom Metabolik
    Dokumen4 halaman
    F6 Sindrom Metabolik
    mildadwirisnandar
    Belum ada peringkat
  • F7 Minipro
    F7 Minipro
    Dokumen2 halaman
    F7 Minipro
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • f3. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak - Asi Ekslusif
    f3. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak - Asi Ekslusif
    Dokumen4 halaman
    f3. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak - Asi Ekslusif
    Itha Juwita
    Belum ada peringkat
  • F6 Skabies
    F6 Skabies
    Dokumen3 halaman
    F6 Skabies
    eny
    Belum ada peringkat
  • UKM F6 Osteoarthritis
    UKM F6 Osteoarthritis
    Dokumen2 halaman
    UKM F6 Osteoarthritis
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • F5 DM Fix
    F5 DM Fix
    Dokumen3 halaman
    F5 DM Fix
    Dapur Ummu Ali
    Belum ada peringkat
  • F6 Vertigo
    F6 Vertigo
    Dokumen50 halaman
    F6 Vertigo
    UYUN
    Belum ada peringkat
  • F1 Bahaya Rokok
    F1 Bahaya Rokok
    Dokumen3 halaman
    F1 Bahaya Rokok
    Dapur Ummu Ali
    Belum ada peringkat
  • F6 Dka
    F6 Dka
    Dokumen6 halaman
    F6 Dka
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case Fix
    Case Fix
    Dokumen37 halaman
    Case Fix
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • F5 Hipertensi Fix
    F5 Hipertensi Fix
    Dokumen2 halaman
    F5 Hipertensi Fix
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case Siloam - SLE
    Case Siloam - SLE
    Dokumen46 halaman
    Case Siloam - SLE
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case Siloam - KPD
    Case Siloam - KPD
    Dokumen36 halaman
    Case Siloam - KPD
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • F6 LBP
    F6 LBP
    Dokumen8 halaman
    F6 LBP
    Citra Irianty Ambarura
    Belum ada peringkat
  • F1 Diabtese Mellitus
    F1 Diabtese Mellitus
    Dokumen3 halaman
    F1 Diabtese Mellitus
    Dapur Ummu Ali
    Belum ada peringkat
  • Case Siloam - CHF
    Case Siloam - CHF
    Dokumen36 halaman
    Case Siloam - CHF
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case Siloam - KDS
    Case Siloam - KDS
    Dokumen34 halaman
    Case Siloam - KDS
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Gilut
    Laporan Kasus Gilut
    Dokumen9 halaman
    Laporan Kasus Gilut
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ
    Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ
    Dokumen4 halaman
    Kriteria Diagnostik Menurut PPDGJ
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case Siloam - Hernia
    Case Siloam - Hernia
    Dokumen28 halaman
    Case Siloam - Hernia
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • STATISTIK
    STATISTIK
    Dokumen8 halaman
    STATISTIK
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Pengendalian Vektor Penyakit-1
    Pengendalian Vektor Penyakit-1
    Dokumen29 halaman
    Pengendalian Vektor Penyakit-1
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • CKD Stage V
    CKD Stage V
    Dokumen34 halaman
    CKD Stage V
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen46 halaman
    Case
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Konsep
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Referat
    Notulensi Referat
    Dokumen2 halaman
    Notulensi Referat
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Referat Forensik Triza (533-535)
    Referat Forensik Triza (533-535)
    Dokumen7 halaman
    Referat Forensik Triza (533-535)
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat
  • Referat PDL Pneumonia
    Referat PDL Pneumonia
    Dokumen23 halaman
    Referat PDL Pneumonia
    TrizaAhmadPraramadhan
    Belum ada peringkat