Anda di halaman 1dari 8

F6.

Upaya Pengobatan Dasar

“ LOW BACK PAIN”

I. LATAR BELAKANG
Nyeri punggung bawah (low back pain) merupakan keluhan yang sering
dijumpai di praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah
mengalami nyeri punggung paling kurangnya sekali semasa hidupnya. Nyeri
punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang
berasal dari punggung bawah dapat berujuk ke daerah lain atau sebaliknya yang
berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (refered pain).
Walaupun nyeri punggung bawah jarang fatal namun nyeri yang dirasakan
menyebabkan penderita mengalami suatu kekurangmampuan (disabilitas) yaitu
keterbatasan fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja
terutama ada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari
pengobatan.
Di Amerika Serikat diperkirakan lebih 15% orang dewasa mengeluh nyeri
punggung bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu (Lawrence dkk, 1998).
Nyeri punggung bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada Regio
punggung bagian bawah dan merupakan work related musculoskeletal disorders.
Nyeri punggung bawah telah terid entifikasi oleh Pan American Health Organization
antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenalpasti oleh WHO (Choi dkk,
2001). Menurut Punnett L dkk, prevalensi 37% daripada nyeri punggung bawah
disebabkan oleh pekerjaan individu-individu tersebut, dengan pembahagian lebih
banyak pada laki-laki berbanding wanita. Sedangkan penelitian Community Oriented
Program for Controle of Rheumatic Disease (COPORD ) Indonesia menunjukan
prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita. National
Safety Council pula melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya
paling tinggi adalah sakit/nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus
(Tarwaka, dkk, 2004). Di negara industri keluhan nyeri punggung bawah merupakan
keluhan kedua setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk
mengeluh nyeri punggung bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk
pengobatan berkisar 75 juta dolar Amerika
Penanganan nyeri punggung bawah secara umumnya bervariasi mengikut
studi, jenis-jenis pekerjaan, dan persekitaran lokal. Biasanya dalam kondisi biasa
nyeri tersebut akan hilang dengan sendirinya selepas beberapa hari tanpa memerlukan
pengobatan, tetapi tidak selalunya. Menurut Jellema dkk (2001), fokus utama dalam
penanganan nyeri punggung bawah berupa prevalensi untuk masa hadapan agar tidak
menderita nyeri punggung bawah ulang. Aturan antarabangsa (International
Guidelines) untuk penanganan nyeri ini secara umumnya bisa ditangani oleh
perawatan primer (Koes BW, dkk). Di Indonesia, Departemen Kesehatan telahpun
mengeluarkan upaya pelayanan kesehatan primer pada masyarakat tersebut yang
diatas meliputi, peningkatan kesehatan (promotif), upaya pencegahan (preventif),
pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) (Depkes RI, 1999). Menurut
Hanung P (2008), fisioterapi dalam hal ini memegang peranan untuk mengembalikan
dan mengatasi gangguan impairment dan activity limitation sehingga pasien dapat
beraktivitas kembali. Namun menurut literatur 33% pasien masih mengalami nyeri
hilang-timbul atau nyeri persisten selepas satu tahun, dan satu daripada lima pasien
masih mempunyai kekurangan fungsi gerakan. Hanya 25% telah sembuh total nyeri
punggung mereka selepas satu tahun, dengan ini pencegahan lebih diutamakan
daripada pengobatan.
a. Definisi
Low back pain atau lumbago dalam nyeri pinggang sering terjadi akibat
gangguan pada tulang dan otot punggung. Sakit pinggang atau low back pain
merupakan keluhan umum. Kebanyakan orang mengalami hal tersebut dalam
kehidupan manusia. Lebih dari 80% manusia akan mengalami nyeri pinggang
dalam kehidupan mereka. Low back pain adalah salah satu alasan paling sering
orang berobat ke dokter atau ke medis.
b. Angka Kejadian
Nyeri pinggang terjadi pada 60-90 % sepanjang kehidupan manusia, 90 %
kasus nyeri pinggang akan sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 6-12 minggu.
Kasus ini akan meningkat pada usia > 45 tahun.
c. Penyebab Low Back Pain
Sebagian besar kasus nyeri pinggang dapat dihubungkan dengan penyebab
umum seperti ketegangan otot, cedera otot atau penggunaan yang berlebihan atau
dapat dikaitkan dengan kondisi tertentu yang terjadi pada tulang belakang.
Kondisi tulang belakang terkait yang paling umum yang menyebabkan nyeri
punggung bawah adalah:
a. Hernia Diskus (HNP, Hernia Nukleous Pulposus)
b. Penyakit Degeneratif pada Diskus
c. Spondylolisthesis
d. Stenosis Spinal
e. Osteoarthritis
Kondisi yang jarang menyebabkan low back pain yang tidak terdapat diatas
seperti disfungsi sendi sacroiliac, tumor tulang belakang, fibromyalgia, dan
sindrom piriformis.
Dalam keadaan sehari-hari dari nyeri pinggang secara akut terjadi setelah
gerakan yang melibatkan mengangkat benda berat, memutar , atau yang lainnya.
Gejala-gejala dapat segera dimulai setelah gerakan atau setelah bangun keesokan
harinya. Nyeri kadang muncul disertai menjalar ke kaki. Gejala dapat berkisar dari
nyeri pada titik tertentu pada pinggang atau memburuk dengan gerakan tertentu
seperti duduk atau berdiri. Hal inilah yang membuat orang berobat ke dokter. Nyeri
pinggang akut ini kadang ada yang berlanjut menjadi nyeri kronis yang dapat
mengganggu kehidupan seseorang seperti sulit tidur, cemas dan depresi bila nyeri
dirasakan berat.
d. Bagaimana cara menghilangkan Low Back Pain ?
Untuk nyeri akut yang ringan atau sedang bertujuan untuk restorsi fungsi
normal seperti kembali bekerja dan menghilangkan rasa nyeri. Bila datang ke
dokter bisa dilakukan sebagai berikut :
a. Terapi Medikamentosa : bisa di coba dengan menggunakan obat anti
nyeri golongan NSAID baik dengan injeksi atau obat minum.
b. Terapi fisik : dilakukan dengan alat-alat fisioterapi
c. Pembedahan atau Surgery : tergantung dari kasusnya, bila kasus nyeri
tulang belakang tersebut indikasi untuk dilakukan pembedahan semisal
HNP, Canal stenosis, dan lain-lainnya. Tujuannya untuk
menghilangkan penyebabnya atau penjepitan saraf yang menyebabkan
nyeri. Cara lain yang dilakukan adalah dengan injeksi obat tertentu
langsung pada tempat nyeri tersebut (interventional pain management).
Cara-cara tersebut dilakukan oleh ahlinya yaitu dokter bedah saraf.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil uraian tersebut, kita dapat melihat bahwa masalah nyeri
punggung bawah merupakan banyak masalah yang cukup sering kita temui dalam
keseharian karena berhubungan dengan pekerjaan, aktivitas fisik maupun postur
tubuh. Semua usia dan gender dapat mengalami nyeri punggng bawah. Maka dari itu
penting bagi pasien untuk mencari pengobaan yang tepat bagi penyakitnya dan
mengetahui apa fakor resiko terbesar pencetus nyeri punggung bawah mereka agar
keluhan tidak berulang.
I. Identitas Pasien
Nama : Tn Abdul Kadir
Umur : 55 tahun
Alamat : Jl. Garuda
Pekerjaan :-
Tanggal Periksa : 09 Januari 2020

II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 04 Januari 2020
Keluhan Utama
Nyeri pinggang menjalar ke tungkai bawah.
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang menjalar ke tungkai
bawah yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus,
nyeri memberat setiap pasien berjalan dan berkurang saat pasien beristirahat.
Pasien tidak didapatkan keluhan demam.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat hipertensi : sejak 5 tahun lalu
b. Riwayat DM : disangkal
c. Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
d. Riwayat asam urat : disangkal
e. Riwayat sakit jantung : disangkal
f. Riwayat mondok : 5 tahun yang lalu saat didiagnosa HT & NHS
g. Riwayat asma/alergi : disangkal

3. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat merokok : disangkal
b. Riwayat konsumsi alkohol : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat hipertensi : (+)
b. Riwayat sakit gula : disangkal
c. Riwayat asma/alergi : disangkal
d. Riwayat sakit jantung : disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien sudah tidak bekerja. Saat ini pasien tinggal bersama suami dan
anaknya. Pasien berobat menggunakan fasilitas JKN.

III. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 04 Januari 2020
1. Keadaan Umum : Compos mentis, gizi kesan baik
2. Tanda Vital
a. Tensi : 160/92 mmHg
b. Nadi : 76 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup.
c. Pernapasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,8 °
3. Kulit
Ikterik (-), ekhimosis di kaki (-), turgor menurun (-), kulit kering (-).
4. Kepala
bentuk mesocephal, rambut warna hitam, sukar dicabut
5. Wajah
Simetris, eritema (-)
6. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva
(-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
normal, oedem palpebra (-/-), strabismus (-/-), cowong (-/-)
7. Telinga
Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-) gangguan fungsi pendengaran
(-)
8. Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-)
9. Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pucat (-), papil
lidah atropi (-)
10. Leher
JVP (R+2) cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-).
11. Thoraks
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), pernafasan
abdominothorakal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening
aksilla (-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, pulsasi precardial, epigastrium dan
parasternal tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat.
Perkusi :
batas jantung kiri atas : spatium intercostale II, linea sternalis sinistra
batas jantung kiri bawah: spatium intercostale V, 1 cm medial linea
medio clavicularis sinistra
batas jantung kanan atas : spatium intercostale II, linea sternalis
dextra
batas jantung kanan bawah : spatium intercostale IV, linea sternalis
dextra
pinggang jantung :spatium intercostale III, linea parasternalis
sinistra
Kesan : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : HR 120 x/menit, bunyi jantung I-II intensitas normal,bising
(-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak mendatar.
Dinamis : pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-).
Palpasi
Statis : simetris
Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-)
12. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, distended (-), venektasi (-),
sikatrik (-).
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : tympani, pekak alih (-), ascites (-), undulasi (-)
Palpasi : supel (-), nyeri tekan (-), Ballotement (-), Hepar dan lien
tidak teraba
13. Genitourinaria
Ulkus (-), secret (-), tanda-tanda radang (-)
14. Kelenjar getah bening inguinal
tidak membesar
15. Ekstremitas : patrick sign (+/+), kontra patrick sign (+/+)

Pemeriksaan Lab Darah tanggal 09 Januari 2020:


Asam urat : 5,5 mg/dl.
Cholesterol: 215 mg/dL
GDS : 83 mg/dL

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. DIAGNOSIS : GOUT arthritis akut
2. PENATALAKSANAAN
Terapi Non-farmakologis:
Edukasi pada pasien yaitu dengan menurunkan berat badan, hindari
alkohol, olahraga yang tidak membebani tulang punggung seperti lari atau
bersepeda secara teratur teratur, hindari stres, dan hindari mengangkat beban
berat. Fisioterapi yang dilakukan di Klinik Manggala sebagai mitra BPJS.
Terapi famakologis:
1. Obat untuk mengatasi nyeri akut dapat dengan Colchicin, NSAID, atau
steroid. Pada saat nyeri akut.
2. Pengobatan neurotropik untuk regenerasi myelin saraf akibat terjadinya radang
akibat kkompresi.
3. Pengobatan hipertensi dengan golongan ARB sebagai pengobatan rutin.

Terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien:


R/ Ibuprofen tab mg 400 No. X
S 3 dd tab 1 prn
R/ Vit B complex tab No. X
S 2 dd tab 1
R/ Metilprednisolone 4mg tab No. X
S 3 dd tab 1
R/ Amlodipin 10mg tab No. X
S 0-0-1

IV. MONITORING DAN EVALUASI


Apabila pasien datang untuk kontrol, dilakukan evaluasi apakah masih ada
nyeri atau tidak. Jika tidak didapatkan nyeri akut, dapat dilanjutkan pemberian obat
hiperurisemia (allopurinol). Pemeriksaan kadar asam urat secara rutin dapat dilakukan
kurang lebih setiap satu bulan, setelah mengkonsumsi obat allopurinol.
Pasien juga diminta untuk tetap menjaga konsumsi makanannya sehari-hari
dan melakukan pola hidup yang sehat. Pasien tetap disarankan selalu kontrol rutin ke
puskesmas/praktek dokter untuk mengetahui perbaikan penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai