Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

SEORANG WANITA USIA 60 TAHUN DENGAN LOW BACK PAIN


A CASE REPORT

PENYUSUN:
Tika Putri Nuraini, S. Ked. J510195018
Muhammad Irfan Purbayanto, S.Ked. J510195036
Fenti Nurul Khafifah, S. Ked. J510195055
Julistya Widya Maharani, S. Ked. J510195080

PEMBIMBING:
dr. Retno Setyaning, Sp. KFR

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
JULI 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS
CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : SEORANG WANITA USIA 60 TAHUN DENGAN LOW BACK PAIN: A CASE
REPORT
Penyusun : Tika Putri Nuraini, S. Ked. J510195018
Muhammad Irfan Purbayanto, S.Ked. J510195036
Fenti Nurul Khafifah, S. Ked. J510195055
Julistya Widya Maharani, S. Ked. J510195080
Pembimbing : dr. Retno Setyaning, Sp. KFR

Surakarta, Juli 2019

Penyusun

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Retno Setyaning, Sp. KFR

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

ii
REHABILITASI MEDIK DALAM KASUS LOW BACK PAIN: A CASE
REPORT

Tika Putri Nuraini, S. Ked.*, Muhammad Irfan Purbayanto, S.Ked.**


Fenti Nurul Khafifah, S. Ked.***, Julistya Widya Maharani, S. Ked.****

* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta


** Bagian Ilmu Kedokteran Fisik Rehabilitasi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

Abstrak
Nyeri punggung bawah didefinisikan sebagai nyeri dan ketidaknyamanan, terlokalisir di bawah batas
kosta dan diatas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa nyeri kaki. Nyeri punggung bawah non-
spesifik didefinisikan sebagai nyeri punggung bawah yang tidak dikaitkan dengan patologi spesifik
yang dikenal dan nyeri punggung bawah spesifik yang telah diketahui sebagai penyebab
patomorfologis. Rehabilitasi medik pada Kasus LBP memiliki tujuan untuk mengurangi nyeri
punggung bawah penderita, memperbaiki disability yang terjadi sehingga penderita mampu kembali
melakukan aktivitas sehari hari dengan baik, serta menangani handicap yang berkaitan dengan
pekerjaan maupun kehidupan sosial penderita. Pada laporan kasus dilaporkan seorang wanita berusia
60 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung bawah dan dirasakan terus menerus. Selain nyeri
punggung, pasien juga mengeluhkan kesemutan pada kaki kiri dan nyeri pada kaki kanan. Pada kasus
ini penegakan diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Penatalaksanaan
pada kasus ini yaitu pemberian obat anti nyeri Kalium Diklofenak. Kemudian dilanjutkan dengan
program rehabilitasi medik yaitu fisioterapi dan terapi latihan.
Kata Kunci: Low back pain, Rehabilitasi medik, Fisioterapi
PENDAHULUAN berupa golongan analgetik. Selain itu muscle
Nyeri punggung bawah didefinisikan relaxant seperti eperisone dapat diberikan
sebagai nyeri dan ketidaknyamanan, untuk mengurangi spasme otot. Tujuan utama
terlokalisir di bawah batas kosta dan diatas rehabilitasi medik pada LBP adalah
lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa memperbaiki impairment yaitu mengurangi
nyeri kaki. Nyeri punggung bawah non-spesifik nyeri punggung bawah penderita, memperbaiki
didefinisikan sebagai nyeri punggung bawah disability yang terjadi sehingga penderita
yang tidak dikaitkan dengan patologi spesifik mampu kembali melakukan aktivitas sehari-
yang dikenal dan nyeri punggung bawah hari dengan baik, serta menangani handicap
spesifik yang telah diketahui sebagai penyebab yang berkaitan dengan pekerjaan maupun
patomorfologis (NCBI, 2011). kehidupan sosial penderita.
Prevalensi LBP di Indonesia sebesar LAPORAN KASUS
18%. Prevalensi LBP meningkat sesuai dengan Pasien datang sendiri ke Poliklinik
bertambahnya usia dan paling sering terjadi rawat jalan rehabilitasi medik RS. Ortopedi
pada usia dekade tengah dan awal dekade Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan keluhan
empat. Penyebab LBP sebagian besar (85%) nyeri punggung bawah bagian kiri yang sudah
adalah non spesifik, akibat kelainan pada dirasakan sejak tahun 2009 dan hilang timbul,
jaringan lunak, berupa cedera otot, ligamen, muncul terutama saat berdiri atau duduk lama.
spasme atau keletihan otot. Penyebab lain yang Selain nyeri punggung bawah, pasien juga
spesifik antara lain, fraktur vertebra, infeksi dan mengeluhkan nyeri pada bagian lutut kanan dan
tumor (KEMENKES RI, 2018). kesemutan pada lutut kiri. Nyeri dirasakan
Faktor risiko LBP bermacam-macam, seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul. Nyeri
termasuk faktor individu, faktor pekerjaan, tersebut memberat ketika melakukan aktivitas
maupun faktor lingkungan. Etiologinya juga seperti berjalan terus menerus atau saat duduk
bermacam-macam diantaranya disebabkan oleh dilantai, namun berkurang dengan istirahat.
kondisi traumatik, proses degeneratif, penyakit, Pasien merasakan sakit pertama kali
inflamasi, metabolik, neoplasma, kelainan pada tahun 2009 untuk duduk dan berdiri terasa
kongenital, infeksi, mekanik, viserogenik, sakit pada punggung bawah. Setalah tahun
gangguan vaskuler, psikogenik, dan pasca 2009 itu pasien tidak pernah berobat karena
operasi punggung bawah (Andini, 2015). merasa sudah sembuh. Tahun 2016 pasien
Pemberian obat-obatan adalah untuk mengalami gejala serupa, kemudian pasien
mengurangi nyeri, yang biasanya diberikan memeriksakan keadaannya ke RS ortopedi
3
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dan dilakukan seperti berjalan terus menerus atau saat
pemeriksaan MRI dan disarankan untuk duduk terlalu lama, namun sedikit
tindakan operasi namun pasien menolak dengan berkurang dengan istirahat.
alasan belum siap. Tiga hari sebelum datang ke c. Riwayat penyakit dahulu:
rumah sakit keluhan tersebut muncul lagi dan 1) Riwayat alergi : disangkal
memberat pada satu hari sebelum pemeriksaan, 2) Riwayat diabetes mellitus :
nyeri yang dirasakan pasien yang membuat disangkal
pasien datang ke rumah sakit untuk 3) Riwayat penyakit jantung :
memeriksakan kondisi punggung dan lututnya. disangkal
Pada pemeriksaan didapatkan kondisi 4) Riwayat hipertensi : diakui
umum sakit sedang, compos mentis, tekanan 5) Riwayat asma: disangkal
darah 140/90 mmHg, nadi 89x/menit, 6) Riwayat dirawat di RS : disangkal
respiratory rate 18x/menit, suhu 36,5oC. Skala d. Riwayat penggunaan obat:
VAS untuk nyeri 3 (sedang) pada pinggang. 1) Riwayat alergi obat: tidak ada data
Status generalis tidak didapatkan adanya 2) Riwayat pengobatan sebelumnya:
kelainan. Dari status lokalis pada inspeksi/look diakui
skin intact, swelling (-), deformitas (-), eritema e. Riwayat Penyakit Keluarga
(-), bahu simetris. Pemeriksaan palpasi/feel 1) Riwayat asma : disangkal
didapatkan nyeri tekan (+) pada punggung 2) Riwayat diabetes mellitus :
bawah, spasme otot (+), permukaan rata tidak disangkal
terdapat benjolan. Pemeriksaan movement 3) Riwayat penyakit jantung :
didapatkan nyeri gerak (+) ekstensi, aktif ROM disangkal
terbatas. 4) Riwayat penyakit hipertensi :
Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan diakui
penunjang MRI. Pasien didiagnosis dengan low 5) Riawayat alergi : disangkal
back pain. Terapi farmakologi untuk pasien ini f. Riwayat Kebiasaan
pemberian analgesic yaitu Natrium Diklofenak Penderita sering melakukan posisi
50 mg 2x1. Sedangkan untuk program setengah duduk dan membungkuk saat
rehanilitasi medik dapat dilakukan program bekerja.
fisioterapi meliputi TENS dan Traksi lumbal g. Riwayat Sosial Ekonomi
untuk mengurangi kekakuan serta dapat pula Pasien adalah seorang ibu rumah
diberikan terapi latihan peregangan, latihan tangga. Rumah 1 lantai dan tinggal
penguatan dan korset. sendirian.
PEMBAHASAN h. Status Fungsional
1. IDENTITAS PASIEN 1) Mobilitas : terganggu
Nama : Ny S 2) Aktifitas kehidupan sehari-hari :
Jenis Kelamin : Perempuan terganggu
Usia : 60 tahun 3) Kognitif : Baik
2. ANAMNESIS 4) Komunikasi : Baik
Anamnesis dilakukan secara i. Riwayat Psikososial
autoanamnesis. 1) Dukungan keluarga : Baik
a. Keluhan utama 2) Status lingkungan : Baik
Nyeri punggung bawah kiri 3) Riwayat pendidikan : SD
b. Riwayat penyakit sekarang j. Riwayat psikiatri
Pasien datang sendiri ke Poliklinik Tidak ada riwayat gangguan mental
rawat jalan rehabilitasi medik RS. 3. PEMERIKSAAN FISIK
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso a. Status Generalis
Surakarta dengan keluhan nyeri 1) Keadaan Umum: Baik
pinggang yang sudah dirasakan sejak 3 2) Kesadaran: Compos mentis (GCS:
hari sebelum pemeriksaan dan E4V5M6)
memberat sehari sebelum pemeriksaan 3) Skala Nyeri : 3 (VAS)
dirasakan terus menerus. Selain nyeri 4) Tekanan Darah : 140/90 mmHg
pinggang, pasien juga mengeluhkan 5) Nadi : 89x / menit
nyeri pada bagian lutut kanan dan 6) Respirasi : 18x / menit
kesemutan pada kaki kiri. Nyeri tersebut 7) Suhu : 36,5 oC
memberat ketika melakukan aktivitas

4
b. Status Gizi spinal stenosis dan Osteoarthritis genu
1) BB: 62 kg bilateral.
2) TB : 158 cm 6. Problem Rehabilitasi Medik
3) IMT= 24,8 Mobilisasi : kesulitan berjalan lama,
c. Status internus duduk lama dan duduk di
1) Kepala: dbn lantai.
2) Leher: dbn ADL : perlu ADL
3) Thorax: dbn Komunikasi: tidak terdapat problem
4) Abdomen : dbn Psikologis : tidak terdapat problem
5) Kulit : dbn Sosial ekonomi : menengah
6) Vegetatif : BAB dan BAK 7. TERAPI
dalam batas normal a. Terapi farmakologi
d. Status lokalis 1) Analgesic untuk mengurangi nyeri
Punggung: (Natrium Diklofenak)
1) L :skin intact, swelling (-), b. Terapi non-farmakologi
deformitas (-), jalan sedikit 1) Rehabilitasi medik
bungkuk
2) F :nyeri tekan (+) lumbal 3-4, 8. Program Rehabilitasi Medik
teraba hangat (-) a. Fisioterapi
3) M :nyeri gerak ekstensi (+),  Elektroterapi yaitu dengan TENS
fleksibilitas trunkus menurun  Traksi lumbal
Lutut: b. Terapi latihan
1) L :skin intact, swelling (-)  Core stability exercise
2) F:nyeri tekan genu (d) medial,  Quadriceps set exercise
teraba hangat genu (d) 9. Edukasi
3) M: krepitasi genu (d)  Menjelasan kepada pasien dan
4) Pemeriksaan LGS keluarganya mengenai penyakitnya,
Flexi D/S 0° – 60°/ 0° – 80° faktor resiko serta komplikasinya
Ekstensi D/S 0° – 45°/ 0° – 60°  Menyarankan menurunkan berat
badan
e. Pemeriksaan Neuromuskular  Menyarankan agar tetap kontrol
1) Refleks fisiologis teratur kerumah sakit
i. Reflek patela : +1  Menyarankan untuk sering melatih
ii. Reflek achiles : +1 otot kaki
2) Reflek patologis 10. Prognosis
i. Reflek babinski : negatif Ad vitam : bonam
ii. Reflek Chaddock : negatif Ad sanam : dubia ad bonam
iii. Reflek Oppenheim : negatif Ad fungsionam : dubia ad bonam
iv. Reflek Gordon : negatif KESIMPULAN
v. Reflek Schaeffer : negatif Pada kasus ini, penegakan diagnosis Low
3) Tes Provokasi nyeri Back Pain et causa lumbal spinal stenosis
i. Tes Valsava : negatif berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
ii. Tes Laseque : negatif pemeriksaan penunjang. Penatalaksaan Low
iii. Tes Patrick : negatif Back Pain meliputi terapi farmakologi yaitu
iv. Tes Kontra Patrick : negatif pemberian analgesik yang dikombinasikan
4) Sensorik dengan terapi non-farmakologi yaitu
Parestesia telapak kaki (s) rehabilitasi medic. Tujuan dilakukannya
4. Pemeriksaan Penunjang rehabilitasi yaitu untuk memperbaiki
MRI terlampir impairment yaitu mengurangi nyeri punggung
5. Diagnosa bawah penderita, memperbaiki disability yang
Penegakan diagnosis berdasarkan terjadi sehingga penderita mampu kembali
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan melakukan AKS dengan baik.
klinis neurologik dan pemeriksaan Program rehabilitasi medik yang
penunjang. Pada kasus ini ditegakkan digunakan pada laporan kasus ini adalah
diagnosis Low Back Pain et causa Lumbal fisioterapi yang menggunakan modalitas
electrotherapy yaitu TENS dan traksi lumbal.
Program lainnya terapi latihan yang meliputi
5
core stability exercise dan quadriceps set Massimo, A., Montella, S., Salic, F., Valente,
exercise. A., Marchesini, M., Compagnone, C.,
. . . Fanelli, G. (2016). Mechanisms of
DAFTAR PUSTAKA
low back pain: a guide for diagnosis
Andini, F. (2015). RISK FACTORS OF LOW and therapy. hal. 1-11.
BACK PAIN IN WORKERS. J
NCBI. (2011). Low back pain--from definition
Majority, 12-19.
to diagnosis. Diambil kembali dari
Bickley, MD, L. S., & Peter, S. G. (2009). Pubmed:
Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
Riwayat Kesehatan Bates (8 ed.). /22232956/?ncbi_mmode=std&report
JAKARTA: EGC. =abstract

Casazza, B. A. (2012). Diagnosis and RSOP. (2013). ANATOMI tulang belakang


Treatment of Acute Low Back Pain. bagian 1. Dipetik 2018, dari
American Family Physician, 85(4), 1- https://rsop.co.id/anatomi-dan-
8. fisiologi-tulang-belakang-bagian-1/

Hayashi, Y. (2004). Classification, Diagnosis Sutarina , N., & Wiharja, A. (2015). PRINSIP
and Treatment of Low Back Pain. PENENTUAN DIAGNOSIS PADA
OLAHRAGAWAN DENGAN
JMAJ, 47(5), 227-233.
KELUHAN NYERI PUNGGUNG
KEMENKES RI. (2018). LOW BACK PAIN. BAWAH DI LAPANGAN: LAPORAN
KASUS. Jurnal Olahraga Prestasi, 61-
Diambil kembali dari KEMENKES 70
RI:
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-
low-back-pain-lbp-5012.html

6
LAMPIRAN MRI 2016

Anda mungkin juga menyukai