Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMPLEMENTER PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

DOSEN PEMBIMBING:

I KETUT SUDIANTARA, S.Kep.,NS.,M.Kes

MAHASISWA:

IDA BAGUS GEDE WIAJAYA PRANAPUTRA


P07120019067

TK. 2.2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN

KEPERAWATAN

TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN HIPERTENSI

A. Definisi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu
sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding
pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu
ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung
(misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya
tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan
angka kematian (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik,
ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90
mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks
sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah. Sylvia A. Price. 2006.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer
atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit
jantung, dan gangguan anak ginjal. Hipertensi merupakan penyakit
multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor.
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi, bila
mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi infark miokard, jantung koroner,
gagal jantung kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke, ensevalopati
hipertensif, dan bila mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, sedangkan
bila mengenai mata akan terjadi retinopati hipertensif.

B. Tanda dan gejala


Adapun tanda gejala yang ditimbulkan jika seseorang menderita hipertensi
antara lain:
1. Sakit kepala parah
2. Pusing
3. Penglihatan buram
4. Mual
5. Telinga berdenging
6. Detak jantung tak teratur
7. Kelelahan
8. Nyeri dada
9. Sulit bernapas

C. Pohon masalah

Hipertensi

Kerusakan vaskular pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh darah otak

Nyeri akut Gangguan pola tidur


D. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas klien
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari
b. Keluhan utama dan riwayat penyakit
Kaji keluhan yang dirasakan pasien saat ini sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari
c. Pemeriksaan Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital merupakan bagian dari data dasar yang
dikumpulkan oleh perawat selama pengkajian. Perawat mengkaji tanda
vital kapan saja klien masuk ke bagian perawatan kesehatan. Tanda vital
dimasukkan ke pengkajian fisik secara menyeluruh atau diukur satu persatu
untuk mengkaji kondisi klien. Penetapan data dasar dari tanda vital
selama pemeriksaan fisik rutin merupakan control terhadap kejadian yang
akan datang.

d. Pemeriksaan per sistem tubuh

Melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien sesuai dengan


sistem tubuh. sistem tubuh yang dlakukan pemeriksaan antara lain:

- Sistem pernafasan
- Sistem kardiovaskular
- Sistem pencernaan
- Sistem integument
- Sistem musculoskeletal
- Sistem penglihatan dan pendengaran
- Sistem neurologis
- Sistem perkemihan
- Sistem reproduksi
- Nutrisi dan activity daily living
- Pola istirahat
- Psiko-sosial-spiritual
e. Pemeriksaan penunjang
Kaji kadar kolestrol, gula darah dan asam urat bila diperlukan untuk
menunjang tegaknya diagnosa
f. Pemeriksaan skala nyeri dan tingkat kecemasan

Visual Analog Scale (VAS) adalah cara yang paling banyak


digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara
visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien.
Rentang nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa
tanda pada tiap sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa
angka atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,
sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin
terjadi. Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat
diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri.

Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan


sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak
bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta
kemampuan konsentrasi.

1. Skala Nyeri

a) Pada Skala 1 (Sangat Ringan / Very Mild)


Rasa nyeri hampir tak terasa. Sangat ringan, seperti gigitan
nyamuk. Sebagian besar waktu Anda tidak pernah berpikir tentang
rasa sakit.
b) Pada Skala 2 (Tidak Nyaman / Discomforting)
Nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit. Mengganggu dan
mungkin memiliki kedutan kuat sesekali. Reaksi ini berbeda- beda
untuk setiap orang.
c) Pada Skala 3 (Bisa Ditoleransi / Tolerable)
Rasa nyeri sangat terasa, seperti pukulan ke hidung
menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter. Nyeri
terlihat dan mengganggu, namun Anda masih bisa bereaksi untuk
beradaptasi.
d) Pada Skala 4 (Menyedihkan / Distressing)
Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari
sengatan lebah. Jika Anda sedang melakukan suatu kegiatan, rasa itu
masih dapat diabaikan untuk jangka waktu tertentu, tapi masih
mengganggu. Misalnya, saat anda sakit gigi, jika dipaksakan, anda
masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tapi itu cukup
mengganggu.
e) Pada Skala 5 (Sangat Menyedihkan / Very Distressing)
Rasa nyeri yang kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti
pergelangan kaki terkilir. Rasa sakit nyerinya tidak dapat diabaikan
selama lebih dari beberapa menit, tetapi dengan usaha Anda masih
dapat mengatur untuk bekerja atau berpartisipasi dalam beberapa
kegiatan sosial.
f) Pada Skala 6 (Intens)
Rasa nyeri yang kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat
sehingga tampaknya cenderung mempengaruhi sebagian indra
Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu. Nyeri
cukup kuat yang mengganggu aktivitas normal sehari-hari. Kesulitan
berkonsentrasi.
g) Pada Skala 7 (Sangat Intens)
Sama seperti nomor 6, kecuali bahwa rasa sakit benar-benar
mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi
dengan baik dan tak mampu melakukan perawatan diri. Nyeri berat
yang mendominasi indra Anda dan secara signifikan membatasi
kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari atau
mempertahankan hubungan sosial. Bahkan mengganggu tidur.
h) Pada Skala 8 (Sungguh Mengerikan / Excruciating)
Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir jernih,
dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit
datang dan berlangsung lama. Aktivitas fisik sangat terbatas. Dan
penyembuhan membutuhkan usaha yang besar.
i) Pada Skala 9 (Menyiksa Tak Tertahankan / Unbearable)
Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa mentolerirnya dan
sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit
apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
Sakit luar biasa. Tidak dapat berkomunikasi. Menangis dan atau
mengerang tak terkendali.
j) Pada Skala 10 (Sakit tak terbayangkan tak dapat
diungkapkan)
Sakit yang tak tergambarkan (Unimaginable/Unspeakable)
merupakan nyeri begitu kuat tak sadarkan diri. Terbaring di tempat
tidur dan mungkin mengigau. Kebanyakan orang tidak pernah
mengalami skala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan
seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran
akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.

Pengelompokan:
Pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai Nyeri Ringan (masih
bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
Pada skala nyeri 4-6 dikategorikan sebagai Nyeri Sedang
(mengganggu aktivitas fisik)
Pada skala nyeri 7-10 dikategorikan sebagai Nyeri Berat (tidak
dapat melakukan aktivitas secara mandiri)

2. Tingkat Kecemasan

Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan


yaitu :

a) Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan


peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi
melebar dab individu akan berhati-hati dan waspada. Individu
terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
b) Kecemasan sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan


menurun/individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan
mengesampingkan hal lain.

c) Kecemasan Berat

Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu


cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-
hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan
membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan.

d) Panik

Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu


sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan
apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut (D.0077)


Definisi:
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Penyebab:
1) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)

2. Gangguan Pola Tidur (D.0055)


Definisi:
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Penyebab :
1) Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
5) Ketiadaan teman tidur
6) Tidak familiar dengan peralatan tidur

F. Rencana Keperawatan
1. Anjurkan klien untuk mengurangi mengonsumsi kopi dan
memperbanyak mengonsumsi air mineral.
2. Anjurkan klien untuk mengelola stress yang dialami.
3. Anjurkan klien untuk mengonsumsi air rebusan daun salam
4. Lakukan teknik pijat akupresure pada titik-titik berikut:
a. BL 10 (Tianzhu/Tien Cu)

Letak :
Terletak di tengkuk leher, sisi tulang leher. Tepatnya ½ cun
di atas titik tengah rambut bagian belakang, geser 1,3 cun di
sisi urat tengah leher.
Khasiat :
Pusing, leher kaku, tekanan darah tinggi, pusing sebelah
(migren), cidera leher, hidung tersumbat, bronchitis, sakit
tenggorokan, demam.

b. BL 15 (Xinshu/Sin Su/Sing Su)

Letak :
Dua jari (1½ cun) dari tengah tulang punggung di antara
ruas ke-5 dan ke-6
Khasiat :
Menormalkan gerak jantung terlalu cepat, pemurung, bocor
mani, pelupa, penyakit jiwa, mengeluarkan banyak keringat
pada malam hari, energi jantung kurang pada anak sehingga
terlambat berbicara.

c. KI 2 (Rangu/Ran Ku)
Letak :
Lekuk sisi dalam telapak kaki, di bawah tulang perahu
Khasiat :
Telapak kaki panas, punggung sakit, keseleo, susah
kencing, tekanan darah tinggi (Hipertensi).

d. ST 9 (Reying/Ren Ying)

Letak :
1½ cun sisi jakun, ada denyut arteri karotis
Khasiat :
Mengatur tekanan darah, menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi), menaikan tekanan darah rendah (hipotensi),
sakit leher, leher bengkak, gondok, radang tenggorokan.

e. ST 40 (Fenglung/Fenglong/Fung Lung)
Letak :
Di pertengahan antara lutut (dubi ST 35) dan mata kaki/
pergelangan tengah (ST 41), geser ke samping 2 cun di
pinggir tulang atau satu cun di sebelah luar Tiaokou (ST
38) atau 8 cun di bawahtempurung lutut atau 8 cun di atas
mata kaki luar.
Khasiat :
Pusing karena darah tinggi, pergerakan tungkai kaki
terganggu, banyak dahak, dahak susah keluar, kaki linu,
muntah.

f. LR 3 (Taichong/Tay Cung)

Letak :
Pada punggung kaki, di celah jari ke-1 (ibu jari kaki) dan
jari telunjuk kaki
Khasiat :
Hernia, Menghilangkan nyeri, sakit mata, pusing,
pendarahan, impotensi, ngompol, tidak dapat kencing,
susah tidur, kejang, wasir,radang, mulut miring, hiperseks,
hari, tekanan darah tinggi/rendah.
g. PC 6 (Neiguan/Nie Kuan)

Letak : 2 cun di bawah pergelangan tangan


Khasiat :
Denyut nadi cepat, menenangkan jantug dan pikiran,
mengatasi susah tidur, mengatur tekanan darah

h. HT 7 (Shenmen/Sen Men)

Letak :
Di pergelangan tangan bagian bawah sebelah dalam (sisi
kelingking)
Khasiat :
Susah tidur (insomnia), titik shenmen sering diambil untuk
tekanan darah. Karna titik ini mempunyai efek langsung pada
denyut jantung (cardiac output).
G. Referensi

Aris, S. 2007. Mayo Clinic. Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT


Intisari Mediatama : Jakarta.
2015. Risk Factors Of Hypertension Jurnal. Tersedia pada : https://
juke. kedokteran. unila. ac. id/ index. php/ majority/ article/ viewFile/
602/ 606. Diakses pada: 22 Februari 2021.
Isa Alamsyah. 2009. Acupoint (Titik Akupuntur). Jakarta : Poltekkes
Kemenkes Denpasar
Martuti. 2009. Merawat dan Menyembuhkan Hipertensi (Penyakit Tekanan
Darah Tinggi). Bandung : Kreasi Wacana
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta:
EGC.
Riyandi Pranadiva Mardana, Aryasa Tjahya. 2017. Penilaian Nyeri. Tersedia
pada: https:// simdos. unud. ac. id/ uploads/ file_ penelitian_ 1_ dir/
0a3e5b2c21e3b90b485f882c78755367. Pdf. Diakses pada: 22 Februari
2021
Sylvia A. Price, dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
SW Candra. 2018. Hipertensi. Tersedia pada: http:// eprints. poltekkesjogja.
ac. id/ 517/ 4/Chapter% 202. Pdf. Diakses pada: 22 Februari 2021.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP
PPNI.
LEMBARAN PENGESAHAN

Denpasar, 22 Februari 2021


Nama pembimbing/CT Nama Mahasiswa

I Ketut Sudiantara, S. Kep.,Ns.,M.Kes Ida Bagus Gede Wijaya Paranaputra

NIP : 196808031989031003 NIM : P07120019067

Anda mungkin juga menyukai