Anda di halaman 1dari 28

IN HOUSE TRAINING

MANAJEMEN NYERI

RS NIRMALA SURI 2019


NYERI
Sensasi yang tidak menyenangkan (pengalaman emosional
dan sensori) yang berbuhungan dengan kerusakan jaringan
atau cedera pada tubuh

Nyeri merupakan manifestasi dari suatu proses patologis.

Nyeri merupakan salah satu alasan paling umum bagi pasien


untuk mencari bantuan medis. Ini artinya sebagian besar
masalah kesehatan dapat menimbulkan rasa nyeri.
MACAM NYERI

NYERI AKUT NYERI KRONIS

Muncul akibat jejas, trauma, spasmus, nyeri yang bertahan selama minimum
atau penyakit pada kulit, otot, struktur 6 bulan dan memunjukkan ciri-ciri
somatik, atau organ dalam/viscera yang jelas berbeda jika dibandingkan
tubuh dengan nyeri akut.

Dua tipe Nyeri kronis dapat muncul dari lokasi


• Nyeri somatis: akibat aktivasi viscera, jaringan miofasial, atau
nociceptor pada jaringan kutan penyebab-penyebab neurologis, dan
dan dalam biasanya dibedakan menjadi nyeri
• Nyeri viscera: jejas pada organ maligna (kanker atau keganasan)
dengan saraf simpatis dan nyeri non-maligna (jinak).
J Nyeri akut → Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
E Nyeri Kronis → Nyeri yang timbul secara perlahan-lahan dan biasanya berlangsung
N dalam waktu lebih dari 6 bulan.

I Nyeri Somatis → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada otot
dan tulang, tetapi nyeri ini tidak menjalar pada bagian tubuh lainnya.

S Nyeri Viseral → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada otot
dan tulang tetapi nyeri ini dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya.

Nyeri Menjalar → Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi
N akibat kerusakan spada cedera organ viseral.

Y Nyeri Psikogenik → Nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.

E Nyeri Phantom → Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi.
R
I Nyeri Neurologis → Merupakan nyeri yang tajam karena adanya spasme disepanjang
atau beberapa jalur saraf.
INSTRUMEN ASESMEN DAN PENILAIAN NYERI

FLACC
Skala nyeri untuk bayi & anak ( dibawah 10 tahun )

Penilaian nyeri dengan menggunakan skala ekspresi wajah,


posisi kaki, aktifitas, menangis serta bicara atau bersuara.
Penilaian ini digunakan untuk anak-anak dengan gangguan
kognitif yang belum bisa mendiskripsikan tingkat nyeri yang
dirasakanya
SKALA FLACC UNTUK ANAK USIA < 10 TAHUN
0 : Ekspresi wajah normal
1 : Ekpresi wajah, kadang menangis menahan sakit
WAJAH
2 : Sering menangis, menggertakan gigi menahan sakit
0 : Posisi kaki normal atau rileks
KAKI 1 : Posisi kaku, gelisah
2 : Kaki menendang-nendang
0 : Berbaring tenang , posisi normal, gerakan normal
1 : Gelisah, berguling-guling
AKTIVITAS
2: Kaku, gerakan abnormal ( posisi tubuh melengkung atau gerakan
menyentak )
0 : Tidak Menangis ( tenang )
MENANGIS 1 : Mengerang atau merengek, kadang-kadang mengeluh
2 :Menangis terus menerus, menjerit, sering kali mengeluh
0 : Bicara atau bersuara normal, sesuai usia
BICARA
1 : Tenang setelah dipegang, dipeluk, digendong atau diajak
ATAU
bicara
SUARA
2 : Sulit di tenangkan dengan kata-kata atau pelukan
SKALA NYERI
0 Tidak nyeri
Skala Numerik 1 Seperti gatal, tersetrum / nyut-nyut
Verbal (Numeric 2 Seperti melilit atau terpukul
Rating Scale) 3 Seperti perih
4 Seperti keram
5 Seperti tertekan atau tergesek

Skala ini menggunakan 6 Seperti terbakar atau ditusuk-tusuk


angka-angka 0 sampai 7 – Sangat nyeri tetapi dapat dikontrol
10 untuk 10 oleh klien dengan aktivitas yang biasa
menggambarkan tingkat dilakukan.
nyeri dengan dua ujung
ekstrim digunakan pada Ket: 1 – 3 (Nyeri ringan)
skala ini 4 – 6 (Nyeri sedang)
7 – 10 (Nyeri berat)
Wong Baker FACES Pain Scale
◦ Skala wajah untuk menilai nyeri dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan
cara penilaian yang dapat digunakan untuk anak-anak
◦ Skala wajah dapat digunakan untuk anak-anak dengan menyesuaikan / memilih
gambar mana yang paling sesuai dengan rasa nyeri yang dialaminya. Pilihan ini
kemudian diberi skor angka
COMFORT PAIN SCALE

Penggunaan comfort Pasien – pasien yang secara kognitif terganggu.


pain scale pada Instruksi: terdapat 9 kategori dengan setiap kategori
penilaian nyeri memiliki skor 1-5, dengan skor total antara 9 – 45.
dilakukan:
• Kewaspadaan
• Pasien post operasi
yang masih dalam • Ketenangan
pengaruh sedasi. • Distress pernapasan
• Pasien yang • Menangis
disedasi untuk • Pergerakan
ditenangkan ( • Tonus otot
supaya tidak nyeri • Tegangan wajah
). • Tekanan darah basal
• Denyut jantung basa
Kategori Skor Tanggal / waktu

Kewaspadaan 1 – tidur pulas / nyenyak


2 – tidur kurang nyenyak
3 – gelisah
4 – sadar sepenuhnya dan waspada
5 – hiper alert
Ketenangan 1 – tenang
2 – agak cemas
3 – cemas
4 – sangat cemas
5 – panik
Distress 1– tidak ada respirasi spontan dan tidak ada batuk
pernapasan 2– respirasi spontan dengan sedikit / tidak ada respons
terhadap ventilasi
3–kadang-kadang batuk atau terdapat tahanan terhadap
ventilasi
4– sering batuk, terdapat tahanan / perlawanan
terhadap ventilator
5–melawan secara aktif terhadap ventilator, batuk terus-
menerus / tersedak
Kategori Skor Tanggal / waktu

Menangis 1–bernapas dengan tenang, tidak


menangis
2 – terisak-isak
3 – meraung
4 – menangis
5 – berteriak
Pergerakan 1 – tidak ada pergerakan
2– kedang-kadang bergerak perlahan
3 – sering bergerak perlahan
4 – pergerakan aktif / gelisah
5 – pergrakan aktif termasuk badan dan Kepala
Tonus otot 1 – otot relaks sepenuhnya, tidak ada
tonus otot
2 – penurunan tonus otot
3 – tonus otot normal
4– peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan dan kaki
5 – kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan dan kaki
Kategori Skor Tanggal / waktu

Tegangan 1–otot wajah relaks sepenuhnya


wajah 2–tonus otot wajah normal, tidak terlihat tegangan otot wajah yang nyata
3–tegangan beberapa otot wajah terlihat nyata
4–tegangan hampir di seluruh otot wajah
5–seluruh otot wajah tegang, meringis
Tekanan 1–tekanan darah di bawah batas normal
darah 2–tekanan darah berada di batas normal secara konsisten
basal 3–peningkatan tekanan darah sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali
dalam observasi selama 2 menit)
4–seringnya peningkatan tekanan darah ≥15% di atas batas normal (>3 kali
dalam observasi selama 2 menit)
5–peningkatan tekanan darah terus menerus ≥15%
Denyut 1–denyut jantung di bawah batas normal
jantung 2–denyut jantung berada di batas normal secara konsisten
basal 3 – peningkatan denyut jantung sesekali ≥15% di atas batas normal (1-3 kali
dalam observasi selama 2 menit)
4 – seringnya peningkatan denyut jantung ≥15% di atas batas normal (>3 kali
dalam observasi selama 2 menit)
5 – peningkatan denyut jantung terus-menerus ≥15%
Interpretasi:
Nilai 9 – 16: mengindikasikan pemberian sedasi /analgetik yang terlalu
dalam
Nilai 17 – 26: mengindikasikan pemberian sedasi / analgetik yang
sudah optimal
Nilai 27 – 45: mengindikasikan pemberian sedasi / analgetik yang tidak
adekuat
KARAKTERISTIK NYERI DENGAN PQRST

Paliatif atau penyebab nyeri

Quality/kualitas nyeri

Regio (daerah) lokasi atau penyebaran nyeri

Subyektif deskripsi oleh pasien mengenai tingkat


nyerinya
Temporal atau periode/waktu yang berkaitan
dengan nyeri
PENANGANAN NYERI
Secara umum tujuan penatalaksanaan nyeri di Rumah Sakit Nirmala
Suri adalah:
◦ Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
◦ Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala
nyeri kronis yang persisten.
◦ Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.
◦ Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap reaksi
terapi nyeri.
◦ Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksanaan Nyeri Dengan Terapi non Farmakologis

Masase kulit Kompres Imobilisasi Distraksi Relaksasi

Stimulasi Sentuhan
Plasebo Tens Akupuntur
Kontralateral terapeutik

Regional
Hipnosis Biofeedback
Analgesia
Manajemen nyeri akut

Mengurangi nyeri sampai pada level / skala yang dapat


Tujuan :
diterima (skala ringan).

Member fasilitas penyembuhan dari penyakit atau cedera yang


diderita.

Intervensi awal untuk mengontrol nyeri.


Intervensi non Farmakologis untuk nyeri akut:
TIPE / SUMBER INTERVENSI
NYERI TIPE / SUMBER INTERVENSI
Penyakit Akut  Edukasi pasien tentang NYERI
nyeri Luka Bakar  Edukasi pasien
 Relaksasi  Relaksasi
 Imagery  Teknik distraksi
 Teknik Distraksi  Imagery
Nyeri Perioperatif  Edukasi pasien tentang  Terapi music
nyeri
Prosedur Invasif  Immobilisasi
 Relaksasi
 Massage
 Imagery
 Teknik Distraksi
 Hypnosis Obstetri  Edukasi pasien
 Akupuntur  Relaksasi
 Massage / pijat  Teknik pernafasan
Trauma  Istirahat  Teknik distraksi-0
 Relaksasi
 Hypnosis
 Teknik distraksi
SUMBER NYERI NON OPIOIDS OPIOIDS ADJUVANT
ANALGESICS
Penyakit akut Paracetamol, NSAIDs Systemic opioid

Perioperatif Paracetamol, NSAIDs Systemic opioid, termasuk PCA Local anestesi


(termasuk post (lidocain,
operasi) bupivacain)

Trauma mayor Paracetamol, NSAIDs Bolus IV Opioids selama fase IV Ketamin


(generalized selama fase emergency, IV atau peroral (sangat jarang
pain) penyembuhan post Opioids selama fase digunakan)
trauma penyembuhan

Trauma mayor NSAIDs (parenteral Bolus atau IV opioids selama IV Ketamin


(regionalized atau oral selama fase fase emergency (sangat jarang
pain) penyembuhan post digunakan)
trauma)
SUMBER NYERI NON OPIOIDS OPIOIDS ADJUVANT
ANALGESICS
Luka Bakar Paracetamol, NSAIDs Dosis tinggi atau IV Parenteral
selama fase Opioids (misal morphin, ketamin (sangat
rehabilitasi Fentanil) jarang), IV lidocain
(sangat
jarang)
Trauma Minor Paracetamol, NSAIDs Opioids untuk nyeri ringan
sampai nyeri
sedang
Prosedur invasif NSAIDs untuk analgesik IV opioids (morphine, Local anestesi
sebelum dan setelah Hidromorphone, fentanyl) (lidocain,
prosedur bupivacaine), IV
ketamine
Obstetri Bolus IV Opioids (morphine,
fentanyl,
dan hydromorphone)
NYERI KRONIS NON KANKER
Mengurangi penderitaan, termasuk nyeri dan
masalah emosional.
Meningkatkan / memperbaiki fungsi fisik, sosial,
vocational dan recreational.
Mengoptimalkan kesehatan, termasuk kesejahteraan
psikologis.
Memperbaiki kemampuan koping (misal
mengembangkan strategi pertolongan diri,
mengurangi ketergantungan pada sistem asuhan
kesehatan) dan hubungan dengan yang lain (misal
keluarga, teman, tenaga kesehatan).
Edukasi Pasien Konseling nyeri, factor penyebab dan yang bisa mengurangi
nyeri, strategi pengelolaan nyeri, factor gaya hidup yang
mungkin mempengaruhi nyeri (misal pengguna nikotin,
alcohol, dll).
Pendekatan Terapi modalitas (misal jalan – jalan, peregangan, olah raga
rehabilitasi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
Pendekatan fisik Massage / pijat, akupuntur.
lainnya
Terapi Nonopioids, Opioids, anti depressant, obat antipileptik,
farmakologis stimulant, antihistamin.
Anestesi regional Blok sistem saraf (diagnostic, somatic, sympatethic, visceral,
trigger point) dan atau intraspinal analgesic (misal opioids,
clonidin, baclofen, anestesi local).
Pendekatan latihan relaksasi, hypnosis, kemampuan koping
psikologis
Surgery Noeuroablation, neurolysis, microvascular decompression.
TIPE NYERI INTERVENSI
Nyeri Arthritis  Pembedahan: arthroscopy, synovectomy, osteotomy
dan spinal fision.
 ROM, massage, akupuntur, suplemen nutrisi
Low Back Pain  Pembedahan: laminectomy, diskectomy,lumber
(LBP) fusion, lumber stabilization.
 Olah raga, radiofrekuensi, akupuntur, terapi
manipulasi.
Fibromyalgia  Massage, aerobic peregangan psikoterapi,
relaksasi, hypnosis, akupuntur.
Sickle cell  Massage, psikoterapi, teknik nafas dalam, relaksasi,
desease distraksi, imagery, meditasi, akupuntur.
Neuropati perifer  Pembedahan vaskuler untuk insufisiensi vaskuler.
 Psikoterapi, relaksasi.
Migrain dan sakit  Massage, relaksasi
TIPE NYERI NON OPIOIDS OPIOIDS ADJUVAN
Nyeri Arthritis Paracetamol, NSAIDs, Short term opioids Corticosteroid
selectif COX-2
inhibitor
Low Back Pain Paracetamol, NSAIDs, Short term opioids Amitriptilin, gabapentin,
(LBP) selectif COX-2 inhibitor carbamazapin, short acting
muscle relaxan (misal
cyclobenzaprine).
Fibromyalgia Paracetamol, NSAIDs, Opioids, tramadol Amitriptilin, short acting
selectif COX-2 inhibitor muscle relaxan (missal
cyclobenzaprine).
Sickle cell Paracetamol, NSAIDs Short or long term Sedative anxiolytics
desease opioids
Neuropati perifer Paracetamol, NSAIDs Short term opioids Amitriptilin, gabapentin,
carbamazapin, short acting
muscle relaxan (missal
cyclobenzaprine).
Manajemen farmakologis nyeri kepala:

TIPE NYERI KEPALA PROPHILAKSIS ARBOTIVE


Migraine  AEDs (gabapentin)  NSAIDs
 BBs (propranolol)  Kombinasi Opioid
 CCBs (Verapamil, (paracetamol dengan
nifedipin) codein)
 TCAs  Dehydroergotamine,
 NSAIDs rizapritan, naratriptan
Tension TCAs Paracetamol, NSAIDs
Cluster CCBs, Corticosteroid, Ergotamine,
AEDs Dehydroergotamine,
inhalasi oksigen
NYERI KANKER
Pasien dengan nyeri kanker sebaiknya juga dilakukan sessmen
psikososial, yang meliputi:
1. Pemahaman pasien mengenai kondisinya saat ini.
2. Makna nyeri yang dirasakan pasien bagi pasien sendiri
dan keluarga pasien.
3. Seberapa besar Kemungkinan masalah nyeri dapat
mempengaruhi hubungan antar keluarga pasien.
4. Apakah nyeri mempengaruhi semangat atau suasana
hati pasien.
5. Perubahan suasana hati.
6. Strategi koping yang diadopsi pasien.
7. Pola tidur pasien.
8. Dampak lain terhadap masalah ekonomi pasien.
Intervensi nyeri dengan terapi farmakologis:
OPIOIDS ADJUVANT ANALGETIC
Efek samping: sedasi, konstipasi, Tricyclic
depresi nafas, gangguan kognitif, antidepressant,
toleransi opioids tramadol, NSAIDs dan COX
inhibitor, obat anti epileptic,
sodium channel blockers
Untuk mengelola efek samping
digunakan anti emetic dan laxative (efek
samping anti emetics: toleransi,
dependensi, hiperalgesia, konstipasi,
penekanan pada hipotalamus/
pituitary axis
Rute pemberian:
Transdermal, epidural dan intrathecal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai