Anda di halaman 1dari 9

Proposal Sosialisasi Early

Warning System (EWS) Dan


Simulasi CODE BLUE & BHD

PROPOSAL
RS. Khusus THT Bedah-KL Proklamasi
SOSIALISASI TRIASE
DI RS. KHUSUS THT BEDAH-KL PROKLAMASI

A. Pendahuluan

Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam kualitas dan


kesiapan perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah sakit tercermin
dari kemampuan instalasi gawat darurat (Hardianti, 2008). Instalasi Gawat
Darurat (IGD) memiliki peran sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat
darurat. Keadaan gawat darurat merupakan suatu keadaan klinis dimana pasien
membutuhkan tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan kecacatan
lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tentang rumah sakit,
2009).

Rumah sakit khususnya IGD mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan


kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam
penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko
kecacatan dan kematian (to save life and limb) dengan respon time selama 5 menit
dan waktu definitif ≤ 2 jam (Basoeki dkk, 2008).

Petugas kesehatan IGD sedapat mungkin berupaya menyelamatkan pasien


sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya bila ada kondisi pasien
gawat darurat yang datang berobat ke IGD. Pengetahuan, sikap dan keterampilan
petugas kesehatan IGD sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan klinis
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilahan saat triase sehingga
dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah (Oman, 2008).
Triase diambil dari bahasa Perancis “Trier” artinya mengelompokkan atau
memilih (Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009). Triase mempunyai tujuan
untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan
dan menetapkan prioritas penanganannya (Oman, 2008). Triase memiliki fungsi
penting di IGD terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan
kegawatannya untuk keperluan intervensi. Triase juga diperlukan untuk
penempatan pasien ke area penilaian dan penanganan yang tepat serta membantu
untuk menggambarkan keragaman kasus di IGD (Gilboy, 2005).

Petugas IGD dalam melakukan triase harus berdasarkan standar ABCDE (airway:
jalan nafas, breathing: pernapasan, Circulation: sirkulasi, Disability:
ketidakmampuan, Exposure: paparan) (Ignatavicius, 2006 dalam Krisanty, 2009).
Pasien dengan kebutuhan gawat data/atau darurat, atau yang membutuhkan
pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan. Pasien dengan
keadaan ini diidentifikasi menggunakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan kebutuhan pasien dengan mendahulukan dari pasien yang lain.
Dan R.S. Khusus THT-Bedah KL Proklamasi menggunakan proses triase
Emergency Severity Index (ESI).

Triase dapat dilakukan oleh dokter ahli, dokter umum ataupun tenaga keperawatan
sesuai dengan kelas atau kebijakan rumah sakit. Untuk itu tentunya diperlukan
pelatihan bagi petugas (staf) sehingga petugas mampu menerapkan kriteria triase
berbasis bukti dan memutuskan pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan
segera serta pelayanan yang dibutuhkan.

ESI dikembangkan sejak akhir tahun 90an di Amerika Serikat. Pasien yang masuk
digolongkan dalam ESI level 1 sampai dengan ESI level 5 sesuai pada kondisi
pasien dan sumber daya rumah sakit yang diperlukan oleh pasien. ESI tidak secara
spesifik mempertimbangkan diagnosis untuk penentuan level triase dan tidak
memberikan batas waktu tegas kapan pasien harus ditemui dokter.

Triase ESI bersandar pada 4 (empat) pertanyaan dasar yang dituangkan pada
algoritme ESI. Kategorisasi ESI level 1, ESI level 2, dan ESI level 5 telah jelas.
Kategori ESI 3 dan ESI 4 mensyaratkan perawat triase mengetahui secara tepat
sumber daya yang diperlukan.
Pasien-pasien dengan level 1, atau kategori emergent, life threatening,
atau resuscitation adalah immediately/continuous atau 0 (nol) menit,
sehingga respon waktu penanganan pasien kritis harus benar-benar
diperhatikan karena sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas
pasien “time saving is life saving”.

Dengan triase, didapatkan:


a. Penilaian dan penentuan yang cepat terhadap kondisi pasien, mana
yang harus segera ditangani dan mana yang dapat ditunda
penanganannya, atau mana yang tidak memerlukan penanganan
lebih lanjut.
b. Pelayanan gawat darurat atau kesehatan berdasarkan prioritas.
c. Efisiensi Sumber Daya.
d. Pengalokasian Sumber Daya yang sesuai dengan standart atau
pedoman yang ditetapkan.
e. Memberikan pelayanan kesehatan yang tepat waktu.

B. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta mampu :
1. Memahami tentang TRIASE
2. Memahami tentang pelaksanaan TRIASE
3. Memahami tentang langkah penetapan TRIASE

C. Nama Kegiatan
Sosialisasi TRIASE

D. Sasaran
1. Sosialisasi TRIASE ditujukan untuk karyawan Rumah Sakit Khusus THT Bedah KL
Proklamasi meliputi unit IGD, SECURITI ,RESEPSIONIS, RAWAT JALAN,
CUSTOMER SERVIS.

E. Langkah Pelaksanaan
1. Metode
Pelatihan dilakukan dengan :
a. Form TRIASE
b. Form Assment perawatan dan medis
2. Tempat
Auditorium Rumah Sakit Khusus THT Bedah-KL Proklamasi
3. Materi
a. TRIASE
4. Jadwal pelaksanaan
Pelatihan akan diadakan pada :
Hari : SELASA
Tanggal : 12 NOV 2019
Waktu : 10.00 -12.00 WIB
Pelatihan akan diisi oleh tim dokter RS. Khusus THT Bedah-KL Proklamasi
5. Biaya
(terlampir)
Seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini dibiayai oleh RS. Khusus THT Bedah-KL
Proklamasi tahun anggaran 2019
6. Susunan Panitia
(terlampir)

7. Penutup
Demikian proposal ini kami buat dengan harapan mendapat dukungan dari
berbagai macam pihak terkait dan semoga program ini mendapat ridho dari Tuhan
YME dan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kualitas SDM
seluruh karyawan RS.Khusus THT Bedah-KL Proklamsi.

Jakarta, 12 NOV 2019


Mengetahui,
Direktur Ketua Panitia

dr. Suhermi Yenti., M.K.M Martha Heva Yanti,AMK


Lampiran 1
Susunan Panitia
Pembentukan & Pelatihan TRIASE Tahun 2019

Ketua : Martha Heva Yanti, AMK


Sekretaris : Dian Rahmadhani Mukhri Amd.Kep
Bendahara : Desi Nurbaiti , Amd Kep
Seksi Acara : Refisaldi Syahputra, Amd.Kep
Elly Hayati
Seksi Konsumsi : Eross
Seksi Dokumentasi : Ns Rindi Wulandari., S.Kep
Seksi Perlengkapan : Sutino
Lampiran 2
Rincian Anggaran Biaya

No. Uraian Banyak Harga Jumlah


1. ATK 25 Rp. 15.000 Rp. 375.000
2. Snack 25 Rp. 15.000 Rp. 375.000
3. Sertifkat Rumah Sakit Peserta : 17 Rp. 25.000 Rp.425.000
4. Fotocopy Materi 25 Rp. 10.000 Rp. 250.000
TOTAL Rp.1.425.000
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA PELATIHAN TRIASE
TAHUN 2019

Hari / Tanggal : Selasa,12 Nov 2019

Waktu Acara / Kegiatan Pembicara Penanggung


Jawab
09.00-10.00 Registrasi Dian
Rahmadhani
Mukhri
Amd.Kep
10.00 – 10.30 Pembukaan Desi Nurbaiti ,
 Sambutan Direksi RS. Dr. Suhermi Yenti , M.K.M Amd Kep
Khusus THT Bedah-KL
Proklamasi
10.30 – 11.30 Materi TRIASE Dr. Suhermi Yenti, M.K.M
11.30 – 12.00 Penutupan
Lampiran 4

Peserta Sosialisasi TRIASE

No. Peserta Jumlah


1. Perawat Poli 4 Orang
2. Resepsionis & Custemer Servis 8 Orang
3. Securiti 4 orang
4. Perawat IGD 1 Orang
Jumlah 17Orang

Anda mungkin juga menyukai