Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

SOP No Dokumen CVII/ / /


0201/2015
No Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 1/3

Disetujui oleh,
Kepala Puskesmas Klecorejo
PUSKESMAS
KLECOREJO
Dr.Haryo Saptono
NIP. 19750605 200501 1 009

1. Pengertian Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (rectal >38 C) akibat
dari suatu proses ekstra cranial. Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak
terbukti adanya ifeksi inntrakranial atau penyebab lain.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas di Puskesmas Kota Wilayah Selatan dalam
melaksanakan terapi kejang demam.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /2015 tentang Penanganan Kasus Gawat
Darurat dan Kasus Resiko Tinggi
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktek klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/langkah-
langkah SUBJECTIVE
Keluhan utama : Gatal

Gatal yang disertai timbulnya vesikel, atau bintil terutama muncul saat
berkeringat, pada lokasi predileksi, kecuali pada miliaria profunda.

Faktor Risiko
Tinggal di lingkungan tropis, panas, kelembaban yang tinggi.
Pemakaian baju terlalu ketat.

Faktor resiko:
a. Demam
1. Demam yang berperan pada KD, akibat:
- Infeksi saluran nafas
- Infeksi salurang penvernaan
- Infeksi saluran air seni
- Roseola infantum
- Pasca imunisasi
2. Derajat demam:
- 75% dari anak dengan demam > 39 C
- 25% dari anak dengan demam > 40 C
b. Usia
1. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan 6 tahun
2. Puncak tertinggi pada usia 17-23 bulan
3. Kejang demam sebelum 5-6 bulan mungnkin disebabkan oleh infeksi
SSP
4. Kejang demam diatas umur 6 tahun, perlu dipertimbangkan febrile
seizure plus (FS+)
c. Gen
1. Resiko meningkat 2-3% bila saudara kejang demam
OBJECTIVE
Pemeriksaan fisik dimulai dengan:
1. Tanda-tanda vital
2. Tanda akut trauma kepala
3. Adanya kelainan sistemik
4. Terpapar zat toksik
5. Infeksi
6. Kelainan neurologis fokal

Pemeriksaan penunjang
a. pemeriksaan darah: kadar gula, elektrolit, dan hitung jenis
b. pemeriksaan urin
ASSESSMENT

Klasifikasi :
a. Kejang demam sederhana
1. Kejang generalisata
2. Durasi < 15 menit
3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam
b. Kejang dmeam kompleks
1. Kejang fokal
2. Durasi > 15 menit
3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam
Diagnosa banding:
a. Meningitis
b. Ensefalitis
c. Epilepsy
d. Gangguan metabolic, seperti gangguan elektrolit
Komplikasi
a. Kerusakan sel otak
b. Resiko kejang atipikal apabila kejang demam sering berulang
PLAN
Penatalaksaan:
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang
demam dan prognosisnya
b. Memberikan farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:
1. Diazepam per rectal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1mg/kg)
2. Buccal midazolam (0,5mg/kg, dosis maksimal=10mg) lebih efektif
daripada diazepam per rectal pada anak
3. Lorazepam IV

Sarana prasarana:
a. Tabung O2
b. Diazepam per rectal
2. Resiko meningkat 5% bila orang tua menderita kejang demam

5. Unit 1. UGD
Terkait 2. Poli KIA KB
3. Puskesmas Pembantu

Anda mungkin juga menyukai