Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI PERTAHANAN BANGSA INDONESIA

Oleh:

Nama : Diniswari Ayu Larasati


NIM : 145070307111015

S1 GIZI
Fakultas Kedokterab
Universitas Brawijaya
2015/2016
A. Konsep Pancasila Sebagai Pertahanan Bangsa Indonesia
B. Kasus
1. Ilustrasi
2. Penjelasan Kasus
C. Analisis
D. Solusi
Daftar Pustaka
A. Konsep Pancasila Sebagai Pertahanan Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang Sosial,


Budaya, Pertahanan dan Keamanan Dikaitkan dengan Nilai-nilai PancasilaDalam
pembangunan nasional pasti dibutuhkan suatu kerangka pemikiran yang
melandasi pembangunan nasional itu sendiri. Oleh karena itu, pancasila dapat
dijadikan sebagai landasan pembangunan nasional. Namun demikian, dari kata-
kata Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan akan tercipta beberapa pertanyaan. Pertanyaan-
pertanyaan itu sebagai berikut:
- Apa itu Paradigma?
- Apa saja Nilai-nilai Pancasila yang dapat diterapkan sebagai Paradigma
Pembangunan Nasional bidang sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan?
- Mengapa Pancasila dapat dijadikan Paradigma Pembangunan Nasional?
Paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan.
Menurut Thomas Kuhn, Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut
menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus
dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan
aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan
tersebut.
Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus
dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut. Dengan suatu
paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan
dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan.
Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu
pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan
ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka
pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah
dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai
kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.
Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.

1. Pancasila sebagai paradigma pembangunan

Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara


normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan
nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas
pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila
adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara merupakan organisasi atau
persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan apabila pancasila menjadi
landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam
melaksanakan pembangunan. Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas
dasar hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk
monopluralis. Kodrat manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri,
antara lain:
- susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga
- sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial
- kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan.
Berdasarkan itu, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga,pribadi, sosial, dan
aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya
peningkatan manusia secara totalitas. Pembangunan sosial harus mampu
mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena
itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma
dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka


sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila.
Secara khusus, sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas
ketuhanan (sila I Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila). Sistem ekonomi
yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan menghasilkan sistem
ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat
manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk
tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi
liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada
manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi
dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu.
Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai
subjek. Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan
pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara
keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi
kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak
dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Pembangunan ekonomi
harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli
dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan,
penderitaan, dan kesengsaraan warga negara. Pancasila sebagai paradigma
pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat Pancasila; sementara
pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan Sistem Ekonomi
Indonesia.
Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi
Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem
Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.Dalam Ekonomi Kerakyatan,
politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan
rakyatyang harus mampu mewujudkan perekonomian nasional yang lebih
berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang seperti selama Orde
Baru yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat).
Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan kesempatan,
dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha
kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi
Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah
daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan
keadilan dan pemerataan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan
daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan
partisipatif. Dalam
Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang demokratis berperanan
memaksakan pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau
meningkatkan kepastian hukum
B. Kasus
1. Ilustrasi
Sepanjang tahun 2009 sampai dengan 2011 atau sejak awal terpilihnya
Prof. H. Sunarpi untuk memimpin Universitas Mataram, telah berbagai macam
permasalahan dan persoalan muncul ke permukaan. Ada yang tampak dalam
bentuk aksi-aksi yang digelar mahasiswa, maupun yang terungkap dalam diskusi-
diskusi informal, maupun lewat tulisan-tulisan.
Setiap permasalahan yang muncul pasti ada sebab. Tak akan ada asap jika tak ada
api. Permasalahan-permasalahan ini kami tampilkan dalam bentuk kajian
sederhana agar dipahami dan dimengerti. Apa yang kami tampilkan ini bersumber
dari laporan media massa dan laporan masyarakat kampus.
Permasalahan-permasalahan ini sebagian adalah yang belum tuntas pada era
kepemimpinan rector sebelumnya, Prof. H. Mansur Masum. Namun bukan
berarti tidak menjadi prioritas untuk diselesaikan oleh rezim selanjutnya. Akan
tetapi faktanya, masalah-masalah tersebut terus mengambang tanpa ada
penyelesaian dan tanpa adanya komitmen yang jelas dari pimpinan universitas
untuk menyelesaikannya.

2. . Penjelasan Kasus

a. Korupsi Koperasi Pegawai Unram


Tahun 2009, korupsi koperasi Unram muncul setelah dilaporkan ke Polda
NTB. Padahal korupsi ini telah terendus setidaknya tahun 2007. Besar kerugian
akibat korupsi dan mark up pembangunan gedung KPN Unram ini senilai Rp 1,7
miliar. Hingga saat ini, setelah dua tahun lebih, baru satu orang berinisial Mi (52)
yang dijadikan tersangka pada Maret 2011. Tersangka menjabat sebagai
Bendahara KPN dari tahun 2002 sampai dengan 2007. Dan belum ada keterangan
pasti terkait sanksi yang diberikan pihak universitas terhadap tersangka.
b. Korupsi Alkes Rumah sakit Pendidikan Unram
Proyek alkes RSP Unram ini senilai Rp 20 miliar. Hasil audit BPK
menyebutkan terjadi penyimpangan dalam pengadaan Alkes tahun 2009 sebesar
19 Miliar. Panitia tender juga mengutip uang pengganti biaya cetak dokumen
sebesar Rp 1 juta rupiah dari setiap peserta tender. Dan di samping itu, panitia
tender tidak mengantongi sertifikat pengadaan barang dan jasa sebagaimana yang
diwajibkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP),
BAPPENAS.
Keberadaan Alkes RSP Unram sekarang menjadi pertanyaan. Alkes RSP
telah didrop pada Desember 2010. Informasi dari sumber kami, Alkes RSP diduga
digunakan di RSUP NTB. Alasannya, target pembangunan RSP 2010 dan
beroperasi tahun 2011, namun hingga saat ini pembangunannya belum
dirampungkan. Berhubung belum rampung, maka Alkes tersebut dipakai RSUP
NTB.
Sejauh ini belum ada kepastian status Alkes RSP Unram tersebut, apakah
disimpan, disewakan ataukah dipinjamkan secara cuma-cuma. Jika disewakan,
kemanakah uang sewanya? Jika memang benar di RSUP NTB, maka Alkes yang
akan digunakan di RSP ke depan adalah Alkes bekas, bukan seperti tujuan awal,
yaitu pengadaan Alkes dengan spesifikasi baru.

c. Plagiasi karya Ilmiah oleh Dosen


Rector seharusnya mengambil sikap tegas kepada para pihak yang
mencoreng nama baik Unram yang berkaitan dengan kasus plagiasi. Jika yang
tergugat dalam kasus ini salah dan praktik plagiasi benar dilakukan yang
bersangkutan, maka Rektor harus memberi sanksi tegas.
Faktanya, kasus plagiasi yang dilakukan oleh oknum dosen beberapa waktu yang
lalu, berdasarkan informasi sumber kami, menyebutkan bahwa plagiasi memang
benar dilakukan oleh oknum dosen tersebut; sesuai hasil investigasi tim yang
dipimpin langsung oleh rector dan beranggotakan tim ahli dan anggota senat,
yang diangkat berdasarkan SK Rektor. Namun, dalam perjalanannya, oknum
dosen dinyatakan tidak terbukti setelah dilakukan penelitian kembali oleh tim ahli
yang direkomendasikan sendiri oleh oknum dosen tersebut. Kasus ini sangat
janggal dan memberikan pelajaran sangat buruk kepada civitas akademika.

d. Transparansi dana SPP, JPKMK, dan IOMA


Bertahun-tahun masalah transparansi anggaran ini tak pernah
terselesaikan. Hitungan kasar pemasukan Unram dari 3 sumber tersebut adalah
sebagai berikut:
Jumlah mahasiswa Unram sekitar 16.000 lebih. Jika dipukul rata beban biaya SPP
sebesar 600.000 saja, maka akan terkumpul dana Rp 9,6 miliar per semester atau
Rp 19,2 miliar pertahun. Belum lagi ditambah dengan kenaikan sebesar Rp 50
ribu setiap tahun ajaran baru untuk mahasiswa baru; dengan dalih untuk biaya
pengembangan IT.
Sementara, dana dari pengumpulan JPKMK yang dipungut Rp 24 ribu per
mahasiswa akan terkumpul uang sebesar Rp 384 juta per semester atau Rp 768
juta per tahun.
Ditambah lagi dari pembayaran IOMA yang jumlahnya variatif. Dan jika dipukul
rata Rp 15 ribu, maka akan ada sekitar Rp 240 juta per semester atau Rp 480 juta
per tahun.
Maka hitungannya, dalam jangka satu tahun Unram mendapat pemasukan sebesar
Rp 20.448.000.000 (20,4 miliar rupiah). Jumlah ini belum termasuk dana bantuan,
hibah, dan lain sebagainya.
Dari sumber kami, tahun 2011 ini, Unram mendapat kucuran dana cuma-cuma
dari pusat sebesar Rp 200 miliar, yang penggunaannya diserahkan kepada
penerima.

e. Pembangunan Fakultas Teknologi Pertanian


Rencana, pembangunan FTP ini akan dilaksanakan di areal lahan antara
Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik, yang seharusnya dan direncanakan
menjadi lahan pengembangan FT. Namun setelah ditolak oleh mahasiswa FT,
diurungkan. Kemudian pembangunannya akan mengambil tempat di atas lahan
antara Fakultas ekonomi dan gedung rektorat.
Pembangunan ini disebut-sebut sebagai pembangunan prioritas, padahal
masih banyak Fakultas lain yang membutuhkan dana untuk pembangunan gedung
kuliah, seperti Fakultas MIPA dan Fakultas Teknik. Hingga saat ini mahasiswa
FMIPA masih menumpang kuliah di ruang perpustakaan Unram, dan mahasiswa
FT juga melaksanakan kuliah di Laboratorium karena kekurangan ruang kuliah.
Pembangunan gedung perkuliahan FTP ini memiliki anggaran sebesar 35 miliar
dan 15 miliar untuk kelengkapan laboratoriumnya. Jadi gedung kuliah ini bisa
dibayangkan menjadi sebuah gedung yang sangat mewah mengingat gedung
fakultas MIPA saja hanya memperoleh dana sebesar 1 miliar dari pemerintah
(keterangan Kabag Perencanaan UNRAM).
Berdasarkan informasi yang kami himpun dari Fakultas Teknik, dengan
luas bangunan FTP 12.000 meter persegi, hanya akan menelan dana pembangunan
sebesar Rp 17 miliar atau tak lebih dari setengah alokasi anggarannya. Dengan
demikian ada sisa anggaran yang sangat besar. Ini berpotensi terjadinya praktek
mark up.

f. Kenaikan Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI)


Berdasarkan info dari sumber kami, diduga kenaikan SPI yang diwajibkan
kepada mahasiswa non-reguler tidak melalui SK pimpinan lembaga. Kenaikannya
mencapai Rp 1.000.000, sehingga bertambah menjadi Rp 2.500.000 untuk yang
biaya SPI awal sejumlah Rp 1.500.000. Faktanya, tidak ada kemajuan dalam
pembangunan gedung maupun fasilitas. Padahal dalih kenaikan SPI adalah untuk
mempercepat pembangunan dan pengadaan fasilitas penunjang kuliah.
g. Pemotongan gaji/honor karyawan
Informasi dari sumber kami menyebutkan, tunjangan kesejahteraan satpam
dan pegawai Unram khususnya yang bekerja di Rektorat telah ditiadakan. Dan
hingga saat ini honornya tidak dibayarkan selama 6 bulan. Di FKIP, gaji
karyawan lambat diberikan. Bahkan ada yang hangus satu bulan (bulan Desember
tahun lalu) untuk karyawanan honorer.

h. Proyek KF KKN Unram


Program KF adalah program provisinsi. Anggaran untuk setiap tutor telah
dialokasikan oleh daerah. Lewat kerja sama ini, mahasiswa KKN dimanfaatkan
untuk melaksanakan KF agar dana yang seharusnya dipergunakan untuk
membayar tutor tidak dibayar sesuai dengan tutor. Bahkan mahasiswa ikut
membayar KKN. Padahal seharusnya, mahasiswa sebagai pelaksana di lapangan,
karena ini adalah proyek, maka mahasiswa harus dibayar sesuai dengan bayaran
yang diterima tutor non-mahasiswa KKN.

i. Kenaikan Biaya KKN


Kenaikan biaya KKN tidak dilandasi dengan pertimbangan yang jelas dan
rasional. Padahal setiap kebijakan harus memiliki dasar hokum. Karena tanpa
dasar hokum, maka kenaikan ini adalah bentuk dari pungutan liar.

j. Kasus Poligami dan KDRT oknum dosen


Kasus poligami dan KDRT yang dilakukan oleh beberapa oknum dosen
telah memantik masyarakat luar kampus untuk menekan pimpinan lembaga agar
memberikan sanksi tegas kepada oknum dosen yang melakukan KDRT.
Ini menjadi preseden buruk bagi institusi pendidikan yang mendidik mahasiswa
menjadi manusia yang bertanggung jawab, intelektual, berkarakter, dan berbudi
luhur.
k. Penyimpangan Permendiknas dalam pelaksanaan PLPG 2010
Pelaksanaaan PLPG mengacu kepada pedoman yang dikeluarkan oleh
Kemendiknas. Namun, ada saja yang tidak diikuti oleh pelaksana di lapangan.
Salah satu yang terungkap adalah pelanggran persyaratan tutor/Asesor. Pada poin
persyaratan tutor disebutkan bahwa seorang tutor minimal telah menempuh S2,
telah mengajar minimal 10 tahun, dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA).

l. Pemotongan anggaran Kegiatan Mahasiswa dari Dikti


Kegiatan mahasiswa yang bersakala nasional, biasanya akan mendapatkan dana
bantuan dari DIKTI sebesar Rp 10 juta rupiah. Namun, yang berbeda terjadi pada
saat mahasiswa jurusan Teknik Elektro akan mengadakan kegiatan nasional dan
mendapatkan bantuan dari DIKTI, mereka hanya menerima setengahnya saja.
Alasan yang disampaikan Bagian Kemahasiswaan Unram, DIKTI hanya
memberikan dana bantuan sebesar Rp 5 juta rupiah. Namun beberapa hari
kemudian, panitia kegiatan memperoleh surat dari DIKTI yang menyampaikan
bahwa DIKTI telah memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta untuk kegiatan
tersebut.
Meskipun kegiatan telah dilangsungkan beberapa waktu lalu, namun
sampai saat ini, panitia kegiatan belum mendapatkan dana Rp 5 juta yang
dijanjikan tersebut. Sehingga ada indikasi dan patut diduga, terjadi pemotongan
dana mahasiswa secara sepihak atau diam-diam oleh bagian Kemahasiswaan
Unram. Atas praktek ini, mahasiswa merasa sangat dirugikan.

m. Akreditasi Unram dan beberapa program studi


Rector pernah berjanji akan menyelesaikan masalah akreditasi dalam
waktu 2 bulan sehingga membentuk tim percepatan akreditasi Unram yang
diketuai Dedy Suhendra. Namun buktinya, hingga saat ini masih ada 9 program
studi yang akreditasinya kadaluarsa, dari 29 program studi yang ada. Bahkan satu
program studi telah kadaluarsa sejak tahun 2003. Sementara tiga program studi
yang lain akan kadaluarsa dalam waktu 132 146 hari ke depan (cek http://ban-
pt.kemdiknas.go.id).

n. Intimidasi dan premanisme


Intimidasi dan premanisme tampaknya menjadi hal yang lumrah untuk
dipraktekkan oleh perguruan tinggi untuk meredam kritik mahasiswa.
Kami mendapatkan laporan dari salah seorang kawan kami, jika ia telah
diintimidasi akan dibunuh oleh oknum pejabat kampus dengan mengancam akan
menembak kawan kita. Ancaman ini disampaikan dalam suatu forum. Bahkan
salah satu pejabat lagi, mewanti-wantinya kawan kita dengan berkata: Jangan
sampai Kasus Ridwan kembali terjadi!. Statemen ini merujuk pada pembunuhan
aktivis HMI Ridwan, mahasiswa IKIP Mataram.
Ancaman, intimidasi, terror, dan pengerahan preman adalah bentuk-bentuk dari
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh oknum-oknum tak
bertanggung jawab dan tidak berperikemanusiaan. Ini bertentangan dengan semua
ajaran agama dan bertentangan pula dengan Konstitusi dan aturan perundang-
undangan.

C. Analisis

Berbagai permasalahan yang muncul dalam kurun waktu 3 tahun


belakangan memperlihatkan beberapa kecenderungan:
1. Setiap permasalahan yang muncul tidak segera dicarikan solusi dan
penyelesaiaannya, malah yang tampak adalah pembiaraan dan
penimbunan masalah. Sehingga masalah menjadi berlarut-larut, bahkan
tanpa penyelesaian.
2. Kuatnya upaya penutupan berbagai masalah dari penglihatan public
melalui cara-cara yang tidak etis.
3. Semakin meningkatnya gesekan-gesekan antar kelompok kepentingan di
dalam kampus, sehingga berpengaruh terhadap buruknya citra lembaga di
mata masyarakat dan iklim kampus dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan sebagai penjaga dan pengawal nilai-nilai Pancasila.
4. UB adalah lembaga publik yang tidak transparan.
5. Pungli marak dilakukan.
6. Amburadulnya skala prioritas pembangunan kampus.
7. Pimpinan universitas mulai mencoba cara-cara represif untuk menekan
aksi dan kritik mahasiswa.

D. Solusi

Adapun solusi yang dapat digunakan dalam pemecahan permasalahan yang


sedang melanda Universitas Mataram antara lain:

1) Mendesak Dirjen Dikti dan Senat Universitas untuk menggelar evaluasi


besar-besaran terhadap kinerja unsur pimpinan Universitas Mataram. Ini
untuk melihat dan menyimpulkan sejauh mana pencapaian dan target
kinerja pimpinan universitas selama 3 tahun terakhir. Terindikasi,
manajemen keuangan dan adiministrasi universitas berjalan amburadul. Ini
dibuktikan dengan banyaknya pungutan liar, akreditasi lembaga dan
program studi kadaluarsa, dan kebijakan-kebijakan kontroversial pimpinan
universitas. Ditambah maraknya dugaan korupsi dan nepotisme di dalam
lembaga pendidikan ini.
2) Mengenai prioritas pembangunan gedung perkuliahan agar dikaji kembali.
Karena hingga saat ini, semua fakultas masih membutuhkan dana besar
untuk pengadaan gedung perkuliahan, peningkatan sarana dan fasilitas,
dan peningkatan mutu perkuliahan. Kami bukannya tidak setuju dengan
pembangunan Fakultas Teknologi Pertanian yang hingga sampai saat ini
belum memiliki mahasiswa , tetapi dengan kondisi seperti sekarang ini,
maka alangkah tidak elegannya jika pembangunan FTP lebih
diprioritaskan.
3) Kami menunggu unsur pimpinan universitas/fakultas (Rektor/Dekan)
untuk memberikan penjelasan terbuka (transparansi) kepada publik,
terutama kepada civitas academika, mengenai arah dan alokasi anggaran
yang selama ini dikelola, terutama dana SPP, JPKMK, IOMA, dan SPI;
agar masyarakat tidak menaruh curiga terjadinya praktik-praktik
penyelewengan dalam pengelolaan dana tersebut. Sebagai lembaga publik,
Universitas Mataram berkewajiban untuk mempublikasikan dokumen-
dokumen tersebut. Jika enggan melakukannya berarti pihak
Universitas/Fakultas telah secara jelas melanggar ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (KIP).
4) Mendesak pimpinan universitas untuk menindak dan memberi sanksi
kepada oknum dosen yang melakukan tindakan plagiasi, penyelewengan
kewenangan, dan praktik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
5) Mengajak semua civitas akademika masyarakat pada umumnya untuk
mengkritisi arah dan prioritas pembangunan kampus Unram, menghindari
pertikaian-pertikaian antar kelompok kepentingan yang aktor-aktornya
pejabat kampus; yang mengarah kepada tercorengnya nama baik lembaga,
dan menyerukan agar kampus terbebas dari intimidasi dan premanisme
yang mengancam kebebasan dan hak konstitusional masyarakat kampus
agar tercipta diskusi yang sehat, terbuka, ilmiah, dan demokratis guna
kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di
daerah.
DAFTAR PUSTAKA

www.kompas.com
http://www.merdeka.com/hukum-kriminal/bem-unram-tuntut-kontra-komitmen-
ungkap-korupsi-apbd-xsqavp3.html
http://ebernas.com/2011/10/kpk-galang-bem-unram-bentuk-wadah-anti-korupsi-2/
http://www.antaranews.com/berita/1254875853/penanganan-dugaan-korupsi-
koperasi-unram-mengambang
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/14/kajian-ringkas-permasalahan-kampus-
universitas-mataram-ntb/
http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=3557&l=penanganan-dugaan-korupsi-
koperasi-unram-ntb-mengambang
http://www.globalfmlombok.com/content/penanganan-kasus-dugaan-korupsi-
koperasi-unram-dihentikan

Anda mungkin juga menyukai