Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian (Mortalitas) digunakan sebagai indikator ukuran
derajat kesehatan untuk melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan
pelayanan kesehatan dan upaya pengobatan yang dilakukan. Angka kematian
ibu dan maternal adalah kematian yang disebabkan ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab yaitu
perdarahan, infeksi, eklamsia, dan lain-lain disebut sebagai angka kematian
ibu. Angka kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia
dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
(Maryunani,2010. Hal 3).
Di lihat data dalam skala kabupaten, jumlah kematian ibu maternal
pada tahun 2013 sebanyak 13 orang dengan jumlah bayi kelahiran hidup
sebanyak 10.533 orang sehingga didapat angka kematian ibu tahun 2013
sebesar 123,4 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2014,
kematian ibu melahirkan sebanyak 10 orang, kematian ibu hamil 5 orang,
kematian ibu nifas 10 orang (total kematian ibu 25 orang) dengan jumlah bayi
lahir hidup sebanyak 10.813 orang sehingga didapat angka kematian ibu tahun
2014 sebesar 231/100.000 kelahiran hidup. (Dinas kesehatan Kabupaten
Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, 2014, hal. 12).
Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan
tidak langsung. Kematian langsung adalah sebagai akibat dari komplikasi
kehamilan, persalinan atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan
tidak tepat dari komplikasi tersebut, diantaranya : Perdarahan (25%, biasanya
perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan
(12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab-
sebab lain (8%). Kematian tidak langsung merupakan akibat dari penyakit
yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap kehamilan,diantaranya : malaria, anemia, HIV/AIDS
dan penyakit kardiovaskular. Komponen kehamilan, komplikasi atau
kematian ini secara lengkap dipengaruhi oleh 5 determinan antara, yaitu status
kesehatan, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan, perilaku
kesehatan dan faktor lain yang tidak diketahui. Sedangkan penyebab utama
kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas,
kelainan bawaan dan sebab-sebab lain (Prawirohardjo, 2009, hal 54-59).
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunan AKI pada dasarnya mengacu pada intervensi empat pilar safe
motherhood. Dewasa ini program Keluarga Berencana sebagai pilar pertama
telah dianggap berhasil. Namun untuk mendukung upaya mempercepat
penurunan AKI, diperlukan penajaman sasaran agar kejadian 4 terlalu dan
kehamilan tidak diinginkan dapat ditekan serendah mungkin. Akses terhadap
pelayanan antenatal sebagai pilar kedua cukup baik yaitu 87% pada 1997
namun mutunya masih perlu ditingkatkan. Persalinan yang aman sebagai pilar
ketiga yang dikategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan pada tahun 1997 baru mencapai 60%. Untuk mencapai AKI sekitar
200 per 100.000 kelahiram hidup diperlukan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan sekitar angka 80%. Cakupan pelayan obstetric esensial sebagai pilar
keempat masih sangat rendah dan mutunya belum optimal (Pudiastuti, 2011,
hal 17).
Menurut Meilani dkk, (2009, hal 8) pelayanan yang komprehensif
dapat diterapkan oleh para bidan di masyarakat, salah satunya melalui
kebidanan komunitas, kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan
kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),
Keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi.
Pelayanan yang komprehensif menjadi salah satu cara untuk
mengurangi kemungkinan seseorang perempuan hamil mengalami komplikasi
dalam kehamilan, persalinan atau nifas dengan melakukan asuhan antenatal
dan persalinan yang bersih dan aman serta mengurangi kemungkinan
komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan.
(Prawirahardjo, 2013, hal 56).
Umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehta cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa
kehamilan akan menjadi masalah.sistem penilaian risiko tidak dapat
diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya
(Saifuddin, 2009, hal 89).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk
memberikan asuhan kebidanan yang bersifat continuity of care kepada Ny.M
G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Rema Martapura untuk mendeteksi dan menangani factor risiko agar tidak
menjadi patologis dan tidak terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian
dapat dicegah dengan asuhan kebidanan komprehensif.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan kebidanan maka penyusunan
Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA) ini penulis membatasi hanya
memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif secara Continuity Of Care
mulai dari Kehamilan 28 minggu, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan
Keluarga Berencana
C. Tujuan Penyusunan LTA
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny.M di
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2016
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.M di
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2016
c. Mampu melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny.M di
Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2016
d. Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny.M di Wilayah
Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2016
e. Mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.M
di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura 2 Tahun 2017
f. Menganalisis kesenjangan asuhan kebidanan pada setiap tahapan
(kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana)

D. Manfaat
1. Teoritis
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan Laporan Tugas Akhir serta sebagai referensi bagi
mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB.
b. Bagi Klien
Dapat lebih memahami tentang kebutuhan saat kehamilan, persalinan,
nifas,bayi baru lahir dan KB.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil asuhan kebidanan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
khususnya dalam bahan referensi dan masukan pembuatan asuhan
yang akan datang.
2. Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat memperoleh pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir,
nifas dan KB dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses
perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
b. Bagi Klien
Sebagai motivasi untuk memeriksakan kesehatannya secara mandiri
agar dapat menghindari komplikasi sedini mungkin selama hamil,
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB sehingga ibu selamat dan bayi
sehat

Anda mungkin juga menyukai