Anda di halaman 1dari 1

BAB II

GAGASAN
2.3 Kayu Manis (Cinnamomun burmanni)
Kandungan senyawa yang terkandung didalam kayu manis mengandung minyak
atsiri, eugenol, cinnamaldeyde, tannin, kalsium oksalat, yang mana kandungan
cinnamaldehyde merupakan komponen terbesar yaitu sekitar 70 %.

Kayu manis merupakan salah satu jenis tanaman rempah yang banyak
dibudidayakan di Indonesian. Kayu manis dibudidayakan untuk diambil kulit kayunya
yang biasanya digunakan sebagai bumbu masakan. Tanaman kayu manis dapat tumbuh
di daerah pegunungan sampai ketinggian 1.500 m dengan tinggi 1-12 m, daun lonjong
atau bular telur, warna hijau, dan daun muda berwarna merah. Di Indonesia terdapat
beberapa jenis kayu manis antara lain Cinnamomun burmanni. Jenis kayu manis yang
berbeda dengan Cinnamomun zeylanicum dan Cinnamomun cassia dan beberapa jenis
tanaman kayu manis asli Indonesia. (Rismunandar, 2001)
Cinnamomum burmannii (Kayu Manis) merupakan salah satu jenis dari famili
Lauraceae yang dipilih untuk penelitian ini. Tumbuhan ini banyak terdapat di daerah
sub tropis dan tropis. Penelitian terhadap minyak atsiri dari Cinnamomum burmannii
yang berasal dari Guangzhou, China yang dilakukan oleh Wang, dkk (2009)
melaporkan bahwa komponen mayor minyak atsiri yang terkandung adalah
transsinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%) dan kumarin (13,39%). Cinnamomum
burrnanii memiliki senyawa bioaktif antibakteri tampak dari pengujian yang dilakukan
terhadap bakteri-bakteri Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli. Menurut Hertiani et,al (2009) kandungan aktif antibakteri pada minyak atsiri kayu
manis yaitu senyawa fenol.

Anda mungkin juga menyukai