BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan
adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pada era modern
ini pengetahuan mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk aspek
kesehatan, seperti kesehatan reproduksi pada masa remaja (Notoatmojo, 2007).
Masa remaja merupakan proses menuju kedewasaan dan ingin mencoba
bahwa dirinya sudah mampu sendiri. Masalah yang dapat dijumpai pada masa
remaja khususunya remaja perempuan adalah perubahan bentuk tubuh, adanya
jerawat atau acne, gangguan emosional, gangguan miopi, adanya kelainan
kifosis, penyakit infeksi, keputihan, dan dismenore (Hidayat, 2008).
Dismenore atau nyeri haid adalah perasaan nyeri pada saat haid yang
biasanya dialamioleh remaja yang baru mengalami menstruasi pertama. Tetapi,
tidak menutup kemungkinan dismenore atau nyeri haid juga di alami oleh
perempuan dewasa.
Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25 % yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Araujo, 2012).
Frekuensi dismenore cukup tinggi hampir 90% wanita mengalami dismenore,
10-15% di antaranya mengalami dismenore berat yang menyebabkan mereka
tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini menurunkan kualitas hidup
(Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008). Kondisi yang paling
2
sering terjadi pada wanita usia 30-45 tahun (Calis et al, 2009). Disminorea yang
sering terjadi adalah disminore primer sering terjadi lebih dari 50% diantaranya
mengalami nyeri pada saat menstruasi yang hebat dan 15% biasanya disminore
primer timbul pada masa remaja yaitu sekitar 2-3 tahun haid pertama dan
terjadi pada umur kurang dari 20 tahun (Anonim, 2007).
Remaja dalam menangani nyeri haid sering kali mengonsumsi obat-
obatan pereda nyeri yang akhirnya dapat mengakibatkan ketergantungan.
Study riset menyatakan bahwa ketergantungan obat dapat menimbulkan efek
samping, seperti infeksi lambung, hiperhidrosis, retensi cairan dan garam,
reaksi elergi seperti reaksi kulit dan edema angioneurotik. Maka dari itu
diperlukan adanya intervensi berupa pemberian pengetahuan mengenai
penanganan Dismenore secara non-medis.
Berdasarkan data awal yang diperoleh di Pondok Pesantren Darussalam
Putri dari kelas VIII-IX dan dilakukan wawancara oleh peneliti pada beberapa
siswi, wawancara dilakukan dengan 20 siswi yang pernah mengalami
Dismenore dan didapatkan hasil hanya 8 siswi yang tahu tentang dismenore
dan sisanya kurang mengerti tentang Dismenore dan cara penanganan
Dismenore. Sehingga sering kali siswi tersebut meminta izin untuk beristirahat
di ruang unit kesehatan sekolah karena mengalami dismenore sehingga tidak
bisa mengikuti kegiatan belajar.
Berdasarkan data kejadian diatas calon peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah eksperimen berupa pemberian edukasi mengenai kejadian Dismenore
dan diharapkan dari pemberian terapi tersebut dapat mengurangi tingkat
kejadian Dismenore.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh dari pemberian terapi edukasi terhadap
pengetahuan tentang dismenore pada remaja putri pondok pesantren
Darussalam di Martapura.
1.3.2 Tujuan Khusus
Karya tulis ini bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri di Pondok
Pesantren Darussalam tentang Dismenore
b. Mengidentifikasi pemberian terapi edukasi pada remaja putri di
Pondok Pesantren Darussalam mengenai tingkat pengetahuan
Dismenore.
c. Menganalisis pengaruh pemberian terapi edukasi pada remaja putri
terhadap tingkat pengetahuan Dismenore di Pondok Pesantren
Darussalam.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Instansi Terkait
Meningkatkan taraf kesehatan putri di Pondok Pesantren Darussalam,
khususnya pada kesehatan reproduksi remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3 Pengetahuan
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan berulang yang harus
dilakukan seseorang terutama untuk menunjang
kehidupannya. Pekerjaan akan berkorelasi dengan keadaan
sosial ekonomi seseorang. Sehingga dapat memperbanyak
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan
keadaan sosial ekonomi yang baik, maka kemampuan untuk
16
c) Usia
Usia adalah waktu yang terhitung mulai saat seseorang
dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Huclok, semakin
cukup usia seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja
(Wawan, 2010, hal.17).
2. Faktor Ekternal
Faktor eksternal terdiri atas faktor lingkungan dan faktor
sosial budaya. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan perilaku seseorang atau kelompok. Sedangkan
yang dimaksud sistem sosial budaya adalah sistem yangada
pada masyarakat yang dapat mempengaruhi sikap seseorang
dalam menerima informasi (Wawan, 2010, hal.18).
Rumus umum
Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)
Range (R) = skor tertinggi - skor terendah = 100 - 0 = 100%
Kategori (K) = 2 adalah banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria
objektif suatu variabel
Kategori yaitu Cukup dan Kurang
Interval (I) = 100 / 2 = 50%
Kriteria penilian = skor tertinggi - interval = 100 - 50 = 50%, sehingga
Cukup = jika skor >= 50%
Rendah = jika skor < 50%
Catatan :
Berapapun banyaknya jumlah pertanyaan jika pertanyaan dengan
pilihan 2 jawaban yang sama yaitu Ya dan Tidak, penentuan kriteria
objektifnya akan tetap pada interval 50%. Maksudnya, meskipun
dengan jumlah pertanyaan sampai 100 pun dengan jumlah pilihan
pertanyaan terdiri dari 2 dengan kategori pada kriteria objektif
variabel sebanyak 2 maka batas intervalnya adalah tetap 50%.
Selanjutnya pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diiterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Baik: hasil presentasi76%-100%
2) Cukup: hasil presentasi 60%-75%
3) Kurang: hasil presentasi <60%
(Wawan, 2010, hal.11).
2.4 Dismenore
2.5 Remaja
Terapi Edukasi
Anak
Remaja Pengetahuan
DISMENORE Dismenore
Usia
Dewasa
Cukup
Ket : = Diteliti
= Tidak Diteliti
24
Remaja Puteri
(11-20thn)
Dismenore
TIDAK YA
2.8 Hipotesis
Berdasarkan pada kerangka konsep dan algoritma di atas, maka dapat diajukan
hipotesis penelitian adalah ada pengaruh pemberian terapi edukasi terhadap
pengetahuan tentang dismenorea Pondok Pesantren Darussalam Martapura
tahun 2017.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Waktu
Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Juli - Oktober 2017.
3.3 Tempat
Di Pondok Pesantren Darussalam Putri Martapura.
Pemberian Upaya - - - -
terapi edukasi pemberian
tentang pengetahuan dan
dismenore pembelajaran
kepada remaja
putri tentang
dismenore dan
penanganannya.
Dependen :
d. Entering
Merupakan suatu proses memasukkan data kedalam komputer yang
selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Programe for Sosial Science).
e. Cleaning
Cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang dimasukkan
kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya atau
proses pembersihan data.
TAHUN
2017
KEGIATAN BULAN Juli Agustus September Oktober
MINGGU 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan Proposal
Persiapan
- Administrasi
- Perlengkapan
- Studi Literatur
Penelitian Lapangan
Pengolahan Data
Konsultasi
Pembuatan Laporan