Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN

LABORATORIUM KEBIDANAN

A. Pemeriksaan Hemoglobin
1. Pengertian
Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel
darah merah yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar
proses metabolisme. Menurut Manuaba (2012), haemoglobin adalah molekul protein
pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru.
Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan tubuh
janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi agar ibu
hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010). Hemoglobin adalah
parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb
merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur
secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas
pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan
demikianmengindikasikan anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan
mengunakan metode sahli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur kehamilan
28 sampai 36 minggu).
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan
palingsederhana adalah metode Sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
sianmethemoglobin, pemeriksaan Hb elektrik. Pada metode
Sahli, hemoglobindihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme.
Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
segera bereaksi dengan ion CI membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin
atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan
dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang).
Untuk memudahkan perbandingan warna standar dibuat konstan, yang diubah
adalahwarna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara
pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar.

2. Fungsi Hemoglobin
Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh
untuk dipakai sebagai bahan baku.
c. Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-
paru untuk dibuang.
d. Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat diketahui
dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan
darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai
dengan eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno,
2009).

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemeriksaan Hb

Jenis Metode Obyektifitas Keakuratan Kesederhanaan Efisiensi


Sahli Sedang Sedang Tinggi Sedang
Sianmethemoglobin Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Electric Tinggi Sedang Sedang Tinggi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi
menjadi 4 kategori yaitu :
a. Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal).
b. Hb 9-10 gr% Anemia ringan.
c. Hb 7-8 gr% Anemia sedang.
d. Hb <7 gr% Anemia berat
(Manuaba, 2013).
Indikasi dilakukan pemeriksaan Hb adalah keadaan kekurangan zat besi dengan kadar
Hb kurang dari 11 gr %. Nilai normal menurut WHO, indikator hb ibu hamil :
a. Wanita tak hamil 12 g%
b. Wanita hamil 11 g %
c. Trimester I 11 g %
d. Trimester II 10,5 g %
e. Trimester III 11 g %
Menurut Wasnidar (2007), manfaat dilakukan pemeriksaan haemoglobin pada ibu
hamil, yaitu :
1) Mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.
2) Mencegah terjadinya berat badan lahir rendah.
3) Memenuhi cadangan zat besi kurang.
Menurut prawirohardjo dan Winkjosastro (1999), kurangnya kadar haemoglobin
dalam kehamilan dapat menyebabkan :
1) Abortus.
2) Partus imatur/ prematur.
3) Kelainan kongenital.
4) Perdarahan antepartum.
5) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim.
6) Kematian perinatal.

4. Metode Sahli
Prinsip metode ini adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standart warna pada alat
hemoglobinometer. Dalam penetapan kadar hemoglobin, metode sahli memeberikan
hasil 2% lebih rendah dari pada metode lain (Dacie & Lewis 2012) .
Metode Sahli merupakan metode estimasi kadar hemoglobin yang tidak teliti,
karena alat hemoglobinometer tidak dapat distandarkan dan pembandingan warna
secara visual tidak teliti. Metode sahli juga kurang teliti karena karboxyhemoglobin,
methemoglobin dan sulfhemoglobin tidak dapat diubah menjadi hematin asam
(Gandasoebrata 2010, hh. 13-14).
Kelebihan Metode Sahli :
a. Alat (Hemoglobinometer) praktis dan tidak membutuhkan listrik.
b. Harga alat (Hemoglobinometer) murah.
Kekurangan Metode Sahli :
a. Pembacaan secara visual kurang teliti.
b. Alat (Hemoglobinometer) tidak dapat distandarkan.
c. Tidak semua bentuk hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam.

5. Cara Pemeriksaan Hb dengan Metode Sahli


a. Alat dan Bahan
1). Alat 2). Bahan
a) Jarum Lancet a) Alkohol
b) Auto Klik/pendorong lancet b) HCL 0,1N
c) Hemometer sahli c) Darah kapiler
d) Pipet pasteur
e) Kapas
f) Tisu

b. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Isi tabung sahli dengan HCL 0,1 N sampai tanda batas angka 2 ( 5 tetes).
3) Lakukan sterilisasi lokal dengan kapas alkohol 70 %.
4) Lakukan tusukan pada vena.
5) Ambil darah dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20 L.
6) Masukan segera pada dalam tabung sahli yang berisi HCL 0,1 N.
7) Dicampur sampai homogen (terbentuk warna tengguli).
8) Encerkan isi tabung dengan aquadest sampai dengan menyamai warna
standar.Batang pengaduk jangan diangkat sebelum pengenceran selesai.
9) Baca hasilnya dengan memperhatikan miniskus cairan diserahkan pada angka
skala.
.
B. Pemeriksaan Urine Reduksi
1. Pengertian
Pemeriksaan glukosa urine merupakan pengukuran kadar glukosa dalam urine.
Pemeriksaan ini sebenarnya tidak dapat digunakan untuk menggambarkan kadar
glukosa dalam darah. Namun pada kasus tertentu, pemeriksaan ini diperlukan untuk
pemantauan.
Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah
melewati berbagai proses di ginjal. Jika terdapat glukosa di dalam urine, maka bisa
dikatakan berbahaya, berarti ada kelainan filtrasi pada saat proses urinisasi. Disebabkan
karena kurang hormon insulin, yaitu hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen
(kalau kurang berarti gula di darah tinggi). Kalau gula darah tinggi, otomatis gula di
darah juga tinggi.

2. Proses Pembentukan Glukosa


Darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit fungsional dalam ginjal. Hasil
penyaringan (filtrat) berisi produk-produk limbah (misalnya urea), elektrolit (misalnya
natrium, kalium, klorida), asam amino, dan glukosa. Filtrat kemudian dialirkan ke
tubulus ginjal untuk direabsorbsi dan diekskresikan; zat-zat yang diperlukan (termasuk
glukosa) diserap kembali dan zat-zat yang tidak diperlukan kembali diekskresikan ke
dalam urine.
Kurang dari 0,1% glukosa yang disaring oleh glomerulus terdapat dalam urine
(kurang dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urine) terjadi karena
nilai ambang ginjal terlampaui (kadar glukosa darah melebihi 160-180 mg/dl atau 8,9-
10 mmol/l), atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun.
Mekanisme terjadinya glukosuria:
a. Apabila GFR meningkat, reabsorbsi normal;
b. Apabila reabsorbsi meningkat, GFR normal;
c. Jika kadar gula darah normal, GFR menurun.

3. Penyebab Glukosa pada Urine


Penyebab Glukosuria adalah :
a. Tanpa Hiperglikemia, terjadi pada :
1) Glukosa renal, yaitu glukosa dibuang ke air kemih meskipun kadar glukosa
didalam darah normal. Hal ini terjadi karena adanya kelainan fungsi di tubuluss
renalis;
2) Alkalimentasi;
3) Kehamilan.
b. Dengan Hiperglikemia, terjadi pada :
1) Diabetes melitus, Karena kadar glukosa di dalam darah meningkat, karena
kekurangan insulin. Sehingga nefron diginjal tidak bisa menyerap kembali
kelebihan glukosa karena melewati nilai ambang ginjal (ambang glikosa di
ginjal : > 170 mg/dL). Makanya kelebihan glukosa dibuang ke urine.
2) Hipertiroid;
3) Tekanan udara cranial;
4) Sesudah anestesi dengan eter.
Hiperglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa di darah meningkat dari
normal (N : 60 -120 g/dL).
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa di darah rendah dari normal.
Pada hipoglikemia disebabkan oleh:
a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas;
b. Dosis insulin/ obat lain yang terlalu tinggi;
c. Kelainan padakelenjer hipofise/ kelenjer adrenal;
d. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat/ pembentukan glukosa dihati

4. Cara Pemeriksaan Urine Reduksi


a. Alat dan bahan yang digunakan, yaitu:
1) Tabung reaksi;
2) Lampu spiritus/ water bath
3) Rak tabung reaksi
4) Penjepit tabung reaksi
5) Handscoon
6) Pipet Plastik
7) Spuit 5 cc
8) Bengkok
9) Corong
10) Kertas saring
11) Korek api
12) Pipet
13) Reagen Benedict
14) Urin dalam wadah

b. Cara Kerja, yaitu :


1) Siapkan alat dan bahan;
2) Masukkan 2,5 ml reagen Benedict ke dalam 2 tabung reaksi (beri label tabung
A dan tabung B);
3) Teteskan sebanyak 2-3 tetes urine ke dalam tabung B.;
4) Panaskan di atas lampu spiritus selama 3 menit mendidih;
5) Angkat tabung, kocok isinya dan bacalah hasil reduksi.

Penilaian hasil cara pemeriksaan benedict, yaitu:


Negatif : Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak keruh
Positif + atau 1 + : Hijau kekuningan dan keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1%
glukosa)
Positif ++ atau 2 + : Kuning kehijauan atau kuning keruh (1 - 1,5% glukosa)
Positif +++ atau 3 + : Jingga atau warna lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa)
Positif ++++ atau 4 + : Merah bata atau merah keruh ( > 3,5% glukosa)

*Perhatian : membaca hasil harus segera setelah diangkat dan dikocok. Bila dibiarkan
lebih lama, hasilnya akan lebih positif.
Keuntungan metode benedict, yaitu lebih spesifik dan semi kuantitatif, sedangkan
Kerugian metoda benedict, yaitu kurang sensitif karena menggunakan basa lemah.

C. Pemeriksaan Protein Urine


1. Pengertian
Pemeriksaan protein urine merupakan pemeriksaan rutin untuk menyatakan
adanya protein dalam urine berdasarkan pada timbulnya kekeruhan yang terjadi pada
urine yang dipanaskan.
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N .
Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun
struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi
defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam,
dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan
pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang
diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein
biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl
didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
2. Proses Pembentukan Protein
Sintesis protein (bahasa inggris: protein synthesis) yang disebut juga biosintesis
protein adalah proses pembentukan partikel protein dalam bahasan biologi molekuler
yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam proses
sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi
asam amino yang menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung dalam
prosesnya. Molekul DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. Molekul
RNA inilah yang ditranslasi menjadi asam amino sebagai penyusun protein. Dengan
demikian molekul RNA lah yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis protein.
Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses
pembentukan protein dikenal dengan istilah "Dogma sentral biologi yang dijabarkan
dengan rangkaian proses DNA membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang
dinyatakan dalam persamaan DNA >> RNA >> Protein. Seperti kebanyakan dogma,
terdapat pengecualian pada proses pembentukan protein berdasarkan bukti-bukti yang
ditemukan setelahnya, sehingga dogma ini akhirnya disebut sebagai aturan.

3. Penyebab Protein pada Urine


Berikut adalah beberapa alasan lain untuk protein dalam urin selama kehamilan:
a. Stres emosional yang berlebihan Paparan suhu tinggi
b. Demam
c. Dehidrasi
d. Latihan berat
e. Leukemia, lupus, penyakit ginjal kronis, arthritis, dan diabetes juga dapat
menyebabkan adanya protein dalam urin.

4. Pemeriksaan Protei Urine


a. Alat dan Bahan
1) Bengkok
2) Satu buah tabung reaksi
3) Tempat tabung reaksi
4) Penjepit tabung reaksi
5) Lampu spirtus
6) Corong
7) Kertas saring
8) Korek api
9) Pipet
10) Urin dalam wadah
11) Spuit 5 cc
12) Larutan asam sulfat salisilat 20%
13) Larutan asam asetat 5%

b. Cara Kerja
1) Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan alat
2) Mencuci tangan
3) Memakai handscoon
4) Memperhatikan kejernihan urine
5) Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring
6) Mengisi kedua tabung dengan urin, masing + 2ml salah satu tabung sebagai bahan
pembanding pemeriksaan (beri label tabung A dan tabung B).
7) Menyalakan lampu spirtus
8) Memanaskan tabung B sampai mendidih berjarak 2-3 cm membentuk sudut 45 derajat
9) Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
10) Bila urin yang dipanaskan keruh tambahkan 2-3 tetes asam asetat 6% dan bila
kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang negatif
11) Jika urin tetap keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya dengan tabung
A.
12) Bila setelah diapanaskan urin tetap keruh maka hasilnya positif dan baca hasil
pemeriksaan
13) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
14) Membereskan peralatan
15) Mencuci tangan
Penilaian hasil cara pemeriksaan dengan asam asetat, yaitu:
Negatif : Tidak ada kekeruhan/Urine jernih
Positif + atau 1 + : Kekeruhan ringan masih (latar belakang tulisan masih bisa
terbaca)
Positif ++ atau 2 + : Kekeruhan jelas terlihat (latar belakang tulisan tidak terbaca)
Positif +++ atau 3 + : Kekeruhan jelas dan berkeping-keping
Positif ++++ atau 4 + : Kekeruhan sangat jelas dan menggumpal.

Anda mungkin juga menyukai