Anda di halaman 1dari 10

BED SITE TEACHING

RUPTUR KORNEA

Disusun Oleh:

Endah Setyaningsih 1210313066

Muhammad Aqil Gibran 1110312050

Roberta Charles 1210312017

Muhar Randi 1210313078

Preseptor :

dr. Getry Sukmawati, Sp.M (K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2016
BAB I

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien

- Nama : An. R

- Jenis Kelamin : Laki-laki

- Usia : 7 tahun

- Pekerjaan : Pelajar

- Agama : Islam

- Alamat : Padang

Anamnesa

Seorang pasien laki-laki berusia 7 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUP Dr M

Djamil Padang pada pukul 14.30 WIB, tanggal 23 September 2016.

Keluhan Utama :

Pasien kontrol post hecting kornea 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Pasien kontrol post hecting kornea 2 minggu yang lalu.

- Penglihatan kabur pada mata kanan sejak 2 minggu yang lalu karena

tertusuk pensil. Setelah trauma pasien mengeluhkan mata merah, nyeri,

disertai keluarnya cairan berwarna hitam. Pasien langsung dibawa ke IGD

RSUP Dr. M. Djamil dan dilakukan hecting kornea.

- Gatal pada mata kanan tidak ada

2
- Mata merah (-) pada mata kanan

- Nyeri dan berair pada mata kanan tidak ada

- Sakit kepala (-)

- Mata terasa berpasir (-), sensasi benda asing (-)

- Demam (-)

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien

Pemeriksaan Umum :

- Keadaan Umum : Sakit Sedang

- Kesadaran : Composmenstis kooperatif

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 88x/menit

- Nafas : 25x/menit

- Suhu : 37,00C

- Sianosis : tidak ada

- Edema : tidak ada

- Ikterus : tidak ada

- Anemis : tidak ada

Kulit : teraba hangat

3
Kepala : tidak ditemukan kelainan

Rambut : hitam lurus, tidak mudah rontok

Mata : Status Oftalmologikus

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Telinga: tidak ditemukan kelainan

Gigi Mulut : tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O

Paru :

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus kanan dan kiri simetris

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung atas : RIC II linea parasternal kiri

Batas jantung kanan : RIC IV linea sternalis kanan

Batas jantung kiri : RIC V Linea midclavikula sinistra

Auskultasi: bunyi jantung regular, bising (-/-)

Abdomen

Inspeksi : distensi tidak ada

Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ada, hepar dan lien tidak teraba teraba

Perkusi : timpani

4
Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik, edema (-/-)

Status Oftalmikus :

STATUS OFTALMIKUS OD OS
Visus tanpa koreksi 5/20 5/5
Silia / supersilia Trikiasis (-) Trikiasis (-)

Madarosis (-) Madarosis (-)


Palpebra superior Edema (-) Edema (-)

Palpebra inferior Edema (-) Edema (-)


Margo Palpebra Entropion (-) Entropion (-)

Ektropion (-) Ektropion (-)

Sikatrik (-) Sikatrik (-)


Aparat lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-), Papil (-), folikel Hiperemis (-), Papil (-), folikel

(-), sikatrik (-) (-), sikatrik (-)


Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Konjungtiva Bulbii Injeksi konjungtiva (-) Injeksi siliar (-)

Injeksi siliar (-) Injeksi konjungtiva (-)


Sklera Putih Putih
Kornea hecting (+) Epitelialisasi (+), Bening

Kamera Okuli Anterior cukup dalam cukup dalam


Iris Coklat, rugae (+), atrofi (+) Coklat, rugae (+)
Pupil Semi midriasis Bulat, refleks cahaya +/+,

diameter 3 mm
Lensa Bening Bening
Korpus vitreum Tidak dilakukan Bening

5
Fundus : Tidak dilakukan
- Media - Jernih
- Papil optikus - Bulat,batas tegas, c/d=0.3-0.4

- Retina - Perdarahan (-), eksudat (-)


- aa/vv retina - a:v = 2:3
- Makula - Refleks fovea (+)

Tekanan bulbus okuli Normal (palpasi) Normal (palpasi)


Posisi bulbus okuli Ortho Ortho
Gerakan bulbus okuli Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah

Gambar 1.1 Pre operasi

Gambar 1.2 Post operasi

6
Diagnosis Kerja : Ruptur kornea sklera OD dengan prolaps iris post hecting

dengan reposisi iris hari ke-15

Tatalaksana : Amoxicilin 3 x 250 mg

Levofloxacin ed 6x1 OD

SA ed 3 x 1 OD

BAB II

DISKUSI

Telah datang seorang pasien laki-laki berusia 7 tahun datang ke Poliklinik

Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang pada pukul 14.30 WIB, tanggal 23 September

2016 untuk kontrol post hecting kornea hari ke-15.

Dari anamnesis didapatkan pasien datang untuk kontrol post hecting

kornea hari ke-15 ke Poliklinik Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pasien kontrol

7
post hecting kornea 2 minggu yang lalu. Penglihatan kabur pada mata kanan sejak

2 minggu yang lalu setelah terjadinya trauma akibat tertusuk pensil. Tajam

penglihatan yang menurun dapat disebabkan oleh adanya abrasi kornea atau

perdarahan intraokular.1

Setelah trauma pasien mengeluhkan mata merah, nyeri, dan berair. Mata

merah yang terjadi akibat adanya injeksi konjungtiva dan injeksi siliar. Injeksi

konjungtiva dapat disebabkan akibat adanya pengaruh mekanik sehingga

pembuluh darah arteri konjungtiva melebar. Sedangkan injeksi siliar merupakan

pelebaran pembuluh darah pericorneal (a.siliar anterior) yang dapat disebabkan

akibat adanya peradangan kornea. Keluarnya cairan berwarna hitam menandakan

terjadinya perforasi kornea atau full-thickness injury yang menyebabkan

keluarnya aqueous humor dari kamera okuli anteriorAAO.

Status oftalmikus pada pasien menunjukkan, visus tanpa koreksi 5/20.

Penurunan visus menandakan adanya kelainan pada media refraksi. Pada kornea

tampak adanya hecting dan epitelialisasi. Setelah operasi, akan terjadi

epitelialisasi pada permukaan kornea, dimana terjadi pergerakan sentripetal sel

dari kornea perifer, limbus, dan konjungtiva.2

8
Gambar 2.1. Migrasi stem sel kornea pada epitelialisasi.2

Selain itu juga ditemukan atrofi pada iris dan pupil yang semi midriasis,

hal ini terjadi akibat kerusakan pada arteri siliaris anterior dan posterior yang

menyebabkan terganggunya aliran darah ke badan siliar sehingga didapatkan

hipotoni, iris atrofi, dan midriasis paralitik.jurnal

Pengobatan yang diberikan pada pasien ini berupa amoxicillin oral 3 x 250

mg, tetes mata levofloxacin 6x sehari, dan Sulfas Atropin 3 x sehari. Amoxicilin

adalah antibiotik golongan penisilin generasi kedua yang efektif sebagai

antibakteri gram negatif. Amoxicilin oral merupakan lanjutan pemberian antibiotic

intravena yang sebelumnya telah diberikan di rumah sakit sebagai profilaksis

setelah dilakukannya tindakan invasive (hecting kornea sclera). Levofloxacin

merupakan antibiotic spectrum luas golongan quinolone yang berfungsi mencegah

pertumbuhan dari bakteri. Sedangkan, sulfas atropine diberikan sebagai sedatif

guna menghilangkan rasa sakit dan dekongestif untuk menurunkan tanda-tanda

radang. Selain itu, sulfas atrofin juga menyebabkan paralisis M. siliaris dan M.

konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya M. siliaris, mata tidak mempunyai daya

akomodasi sehinga mata dalam keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M.

konstriktor pupil, erjadi midrasis pada mata sehingga sinekia posterior yang telah

ada dapat dilepaskan dan dapat mencegah pembentukan sinekia posterior yang

baru.

1. Webb LA. Manual of Eye Emergency Diagnosis and Management. USA:

Elsevier. 2004

9
2. Kuhn F dan Pieramici DJ. Ocular Trauma Principles and Practice. New

York: Thieme Medical Publishers. 2002

10

Anda mungkin juga menyukai