Anda di halaman 1dari 17

PRA PLANNING KEGIATAN POSYANDU LANSIA

DALAM RANGKA PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI BANJAR PEMALUKAN KELURAHAN PEGUYANGAN
KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR
TANGGAL 17 JANUARI 2014

A. LATAR BELAKANG
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus digalakkan
untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan salah satu upaya menghadapi peningkatan status dan
derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada meningkatnya usia harapan
hidup bangsa.
Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia dilaksanakan
berdasarkan prinsip non diskriminatif, parsipatif dan berkelanjutan. Setiap upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi pembangunan Negara.
Prinsip non diskriminatif mengandung makna bahwa semua masyarakat harus mendapatkan
pelayanan kesehatan termasuk lanjut usia (lansia).
Dari hasil survai mawas diri (SMD) yanh telah dilaksanakan pada tanggal 19 23 Desember
2013 di Banjar Pemalukan Kelurahan Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara didapatkan data
bahwa dari 1388 orang penduduk di Banjar Pemalukan Kelurahan Peguyangan terdapat lansia
sebnyak 125 orang (91%). Dari 125 lansia di Banjar Pemalukan Kelurahan Peguyangan
berdasarkan hasil pengkajian ditemukan masalah yaitu 125 orang (100%) lansia tidak rutin
mengikuti posyandu lansia.
Menilik dari hal tersebut, warga Banjar Pemalukan Kelurahan Peguyangan Kecamatan
Denpasar Utara Kota Denpasar difasilitasi oleh Puskesmas III Denpasar Utara dan mahasiswa
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas STIKes Wira Medika PPNI Bali akan melaksanakan
posyandu lansia.

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mempertahankan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat menikmati masa
tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri, kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
a) Kader mampu melakukan kegiatan posyandu Lansia sesuai dengan sistem kegiatan 5 meja
b) Kader mampu memberikan informasi kesehatan pada lansia di Banjar Pemalukan,
Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar
c) Kader mampu meningkatkan derajat kesehatan lansia di Banjar Pelamukan, Kelurahan
Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan
Posyandu Lansia di Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyanagan, Kecamatan Denpasar
Utara, Kota Denpasar
2. Waktu dan Tempat
Pelatihan Kader Lansia akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : 17 Januari 2014
Pukul : 08.00 WITA
Tempat : Balai Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar
Utara
3. Pengorganisasian Kelompok
Dalam pelaksanaan Posyandu Lansia disusun struktur kepanitiaan sebagai berikut:
a. Ketua : Ni Wayan Sri Utami Ningsih
b. Sekretaris : Ni Nyoman Grahasti Ayuni
c. Bendahara : Gusti Ayu Raka Suyastri
d. Sie Rohani : Ni Nyoman Septiani
e. Sie Konsumsi : Ni Putu Puspita Sari
I Putu David Surya Winadi
Ni Nyoman Eva Nursanti
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 2
f. Sie Dokumentasi : I Made Hendra Kusuma Wardana
Yunita Anggraini
g. Sie Perlengkapan : I Made Dony Ambara Putra
Dewa Gde Kamba Pramaesta
I Gede Putra Astawa
I Gede Agus Darmawan
h. Pelaksana
Kader Meja 1 : Cokorda Istri Bintari Pemayun dan Kader Posyandu Lansia
Kader Meja 2 : Anak Agung Ade Wirama, Gusti Ayu Raka Suyastri, Ni Nyoman
Arik Islan Ningsih dan Kader Posyandu Lansia
Kader Meja 3 : AnakAgung Ayu Angga Riska Ningsih, Ni Luh Eka Widya
Jayanti Dewi dan Kader Posyandu Lansia
Kader Meja 4 :Indah Pratiwi Wardani, Kader Posyandu Lansia dan Tim
Puskesmas III Denpasar Utara
Kader Meja 5 :I Made Pasek Adi Wiguna, Ni Nyoman Septiani, Ni Luh Gede Eni
Supriyanthi, Ni Nyoman Grahasti Ayuni, Kader Posyandu Lansia,
dan Tim Puskesmas III Denpasar Utara

4. Sasaran
Seluruh Kader Posyandu lansia di Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan
Denpasar Utara, Kota Denpasar
5. Media
a. Pengukuran dan pencatatan
b. Health Education/ Penyuluhan
c. Tanya Jawab
6. Metode
a. Buku registrasi
b. Lembar indeks katz tingkat kemandirian lansia
c. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
d. Alat timbang badan
e. Alat pengukur tinggi lutut (meteran)
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 3
7. Rencana Anggaran
No Nama Barang Jumlah Harga Total
1 Konsumsi 140 Rp. 3.000 Rp. 420.000
2 Air mineral 3 dus Rp. 25.000 Rp. 75.000
Biaya total Rp. 495.000

8. Susunan Acara
a. Setting waktu
No Waktu Kegiatan Penanggung
Jawab
1. 5 menit Pembukaan :
Panitia
a. Menyampaikan salam
penyelenggara
b. Menyampaikan tujuan posyandu

2 30 menit Pelaksanaan posyandu lansia Panitia


a. Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu penyelenggara,
Lansia Kader Posyandu
1) Meja 1 ( Pendaftaran) Lansia dan Tim
2) Meja 2 ( Pengukuran) Puskesmas III
3) Meja 3 ( Pencatatan) Denpasar Utara
4) Meja 4 ( Pengobatan)
5) Meja 5 (Penyuluhan)

3 10 menit Penutup: Panitia


a. Salam penutup penyelenggara

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 4
b. Setting tempat

Keterangan: U
6 6 6
1
1 2 3 4 : Meja I
6
2
: Meja II B T
5 6
3
: Meja III
4 S
7 : Meja IV
5
: Meja V
6
: Kader Lansia
7
: kursi tunggu

D. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Pra planning sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Alat/ media lengkap dan siap digunakan.
c. Tempat dan waktu sesuai jadwal.
d. Undangan telah disebarkan 2 hari debelum pelaksanaan kegiatan..
e. Koordinasi dengan puskesmas telah dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
posyandu.
2. Proses
a. Diharapkan sejumlah 5 kader lansia hadir dalam posyandu lansia.
b. Para peserta pelatih mengikuti acara dari awal sampai akhir.
3. Hasil
a. 100% para kader lansia melaksanakan posyandu lansia.

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 5
Mengetahui, Denpasar, 15 Januari 2014
Pembimbing Akademik Ketua Panitia

Ns. Nurul Faidah, S. Kep Ni Wayan Sri Utami Ningsih


NIK. 2.04.10.401 NIM. 13.901.0427

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas III Denpasar Utara

Anak Agung Taruma Wijaya, S.KM


NIP. 19650427 198703 1 014

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 6
Lampiran Materi Pelatihan
A Pengertian Posyandu Lansia
Menurut Depkes RI (2003) Posyandu lansia merupakan bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif
dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Fallen & Budi, 2010)
Menurut Komnas lansia (2010) Organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi
kemasyarakatan non struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan
sejahtera, yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris,
bendahara dan beberapa orang kader. Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja dapat
dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi dapat juga oleh: Kelompok seminat dalam
masyarakat misalnya Club Jantung Sehat, Majelis Talim, WULAN (warga usia lanjut),
kelompok gereja, dan lain lain. Organisasi profesi, Institusi pemerintah/swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap.
Kepengurusan yang dianjurkan adalah:
a. Ketua posyandu
1). Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan posyandu
2). Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stakeholder dalam rangka
meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu
b. Sekretaris
Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta pengendalian
posyandu.
c. Bendahara
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu
d. Kader sekitar 5 orang

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 7
B Pengertian Kader
Menurut Komnas Lansia (2010) Kader posyandu lansia adalah orang dewasa, baik lakilaki
atau perempuan yang mau bekerja secara sukarela melakukan kegiatankegiatan kemasyarakatan
terkait dengan kesejahteraan lanjut usia.
Kader posyandu lansia adalah orang dewasa, baik pria atau wanita yang dipandang sebagai
orang-orang yang memiliki kelebihan dimasyarakatnya. Kelebihan itu dapat berupa keberhasilan
dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan kemanusiaan, status social, ekonomi dan lain
sebagainya (Depkes RI, 2003)

C Syarat-syarat Kader Lansia


Menurut Depkes RI (2003) Syarat syarat menjadi kader posyandu lansia :
a. Dipilih oleh masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat
b. Mau dan mampu bekerja secara sukarela
c. Bisa membaca dan menulis huruf latin
d. Sabar dan memahami usia lanjut

D Tugas-tugas Kader Lansia


Secara umum tugas kader posyandu lansia adalah :
a. Tugas kader sebelum hari buka posyandu
1). Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga,
obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2). Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk
datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu
memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke posyandu
3). Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa
hadir pada hari buka Posyandu.
4). Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas di antara kader
Posyandu baik untuk persiapan dan pelaksanaan

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 8
b. Tugas kader pada hari buka Posyandu
1). Melaksanakan pelayanan 5 meja.
c. Tugas kader sesudah hari buka posyandu
1). Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku
bantu kader.
2). Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu lansia
pada bulan berikutnya.
3). Melakukan diskusi kelompok (Penyuluhan Kelompok) bersama lansia (Paguyuban
Lansia).
4). Melakukan kunjungan rumah untuk penyuluhan perorangan / sekaligus tindak lanjut
untuk mengajak lansia datang ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan berikutnya.

E Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi lanjut
usia baik fisik maupun mental emosional. KMS digunakan untuk memantau dan menilai
kemajuan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu lanjut usia
(Depkes RI,2003)
Menurut Nugroho (2000) KMS lansia adalah sebuah kartu catatan tentang perkembangan
status kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau berkunjung ke
Puskesmas yang meliputi pemantauan kesehatan fisik dan emosional serta deteksi dini atas
penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia.
Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia adalah :
1. Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan status
gizi)
2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur, buang
air besar/kecil dan sebagainya.)
3. Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.
4. Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu
pengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.
5. Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk
penyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 9
F Cara pengisian kMS usia lanjut
1. Identitas uisa lanjut
Tulis identitas lengkap usia lanjut pemilik KMS yang terdapat pada halaman luar bagian
kanan. Coretlah data yang tidak sesuai. Lalu ukur tinggi badan dalam centimeter tanpa
alas kaki dalam keadaan berdiri tegak dan catatlah hasil pengukuran di tempat yang
tersedia.
2. Tanggal kunjungan
Isilah tanggal dan bulan pada kolom kunjungan pertama, kedua dan seterusnya pada
setiap bulan pada saat diadakan pemantauan usia lanjut di Puskesmas / kelompok.
Apabila usia lanjut tidak dating pada bulan tersebut kosongkan 0kolom untuk bulan
tersebut dan pencatatan berpindah utnuk bulan berikutnya.
3. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Tanyakan kepada usia lanjut atau keluarganya, apakah usia lajut masih mampu
melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan sama sekali?
b. ( mandiri = kategori C )
c. Ataukah ada gangguan dalam melakukan kativitas sendiri, hingga kadang-kadang
perlu bantuan ? ( ada gangguan = kategori B)
d. Ataukah sama sekali tidak mampu melakukan egiatan sehari-hari, sehingga sangat
ytergantung dengan orang lain? (ketergantungan = kategori A )
e. yang dimaksud dengan kehidupan sehari-hari adalah kegiatan dasar dalam kebidupan,
seperti : makan, minum, berjalan, mandi berpakaian, naik turun tempat tidur, buang
air besar atau buang air kecil dan sebagainya.
f. Kegiatan pekerjan di luar rumah, seperti berbelanja, mencari nafkah, mengambil
pensiun, arisan, pengajian dll.
g. Beri tanda (V) pada kolom yang sesuai (mandiri, ada gangguan, ketergantungan)
h. Pemeriksaan ini dilakuakn setiap bulan.
4. Status mental
PERTANYAAN TAHAP SATU :
a. Apakah Anda mengalami sukar tidur ?
b. Apakah Anda merasa sering gelisah ?
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 10
c. Apakah Anda sering merasa murung dan atau menangis sendiri ?
d. Apakah Anda sering merasa khawatir ?
tidak ada masalah emosional
Ada satu atau lebih jawaban YA
a. Apakah lama keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam satu bulan?
b. Apakah Anda mempunyai masalah atau pikiran banyak ?
c. Apakah Anda mempunyai gangguan atau masalah dengan keluarga atau orang lain ?
d. Apakah Anda mempergunakan obat tidur atau penenang atas petunjuk dokter ?
e. Apakah Anda cenderung mengurung diri di dalam kamar ?
Bila ada keragu-raguan dalam menentukan keadaan mental, emosional, rujuk ke
dokter untuk diagnosa lebih lanjut
Ada satu atau lebih jawaban YA
Masalah emosional positif (+)
Tanda (+) diisi pada kolom ADA
Catatan : pemeriksaan ini dilakukan pada tiap tiga bulan sekali atau bila diperlukan
5. Indeks Masa Tubuh
Pada masa kunjungan, timbanglah berat badan tanpa alas kaki dan catat di kolom yang
tersedia. Tentukan indeks massa tubuh dengan mencatat tiitk temu antara garis bantu
yangh menghubungkan berat badan yang sudah diukur dengan tinggi badan. Nilai normal
IMT pria dan wanita uisa lanjut berkisar antara 18,5 sampai 25.
a. Bila titik temu terdapat pada daerah grafik berwana merah, berarti IMT lebih.
b. Bila tiitk temu terdapat pada daerah hijau, berarti IMT normal/ sesuai
c. Bila ttitik temu berada pada daerah kuning, berarti Imt kurang
d. Beri tanda (V) pada kolom yang sesuai (kurang, normal, lebih)
6. Tekanan darah
a. Ukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop. Catat angka sistole dan diastole
pada kolom yang tersedia. Cocokkan dengn nilai normalnya, yaitu sistole antara 120-
160 mmHg dan diastole 90 mmHg atau kurang.
b. Apabila slaah stau sisitole atua diastole atua keduanya di atas normal, maka msuk
kriteria tinggi
c. Apabila sistole dan diastolenya di bwah normal, mnaka masuk kriteria rendah
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 11
d. Beri tanda (V) pada kolom yang sesuai (tinggi, normal, rendah), tanyakan apakah
waktu itu sedang minum obat tekanan darah, beri tanda (V) pada kolom yang tersedia
bila menjawab Ya.
e. Pada saat itu dihitung juga denyut nadi selama satu menit dan hasilnya diisikan pada
kolom yang tersedia.
f. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bilan pada saat kunjungan Puskesmas/ kelompok.
7. Catatan keluhan dan tindkaan
a. Pada pemeriksaan, tanyakan pada usia lanjut apakah ada keluhan-keluhan yang
dirasakan?
b. Gunakan tabel keluhan yang tercantum pada halaman luar bagian tengah KMS
sebagai pedoman
c. Tulislah tanggal dan keluhan pada kolom yang disediakan
d. Keterangan atau catatn lain yang diperoleh dari hasil pemeriksaa ditiuliskan pada
kartu atau status yang ada di Puskesmas
e. Bandingkan hasil pemeriksaan-pemeriksaan pada saat itu dengan waktu sebelumnya
dan kolerasi terhadap hasil pemeriksaan lainnya untuk menentyukan diagnosa dan
evaluasi
f. Selanjutnya catatlah yang diperlukan dan beritahukan halk inipada usia lanjut atau
keluarganya untuk dilaksnakan
g. Bila tidak diperlukan tindakan, maka pemeriksaan pada saat itu selesai dan berilah
nasehat pada usia lanjut untuk mempertahankan kesehatannya
h. Serahkan KMS kepada usia lanjut untuk disimpan sendiir dan sarankan untuk
kembali pada pemeriksaan selanjtnya dengan membawa KMS
i. Jika dperlukan tindakan maka petugas kesehataan/ kader melakukan tindakan atau
merujuk sesuai prosedur yang berlaku
j. Apabila tindakan atau rujukan sudah selesai dilakukan, serahkan KMS kepada usia
lanjut sarankan untuk kembali sesuai jadwal

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 12
F Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu Lansia
Menurut Depkes RI (2003) Kegiatan posyandu lansia dengan sistem lima meja yaitu :
Meja Kegiatan Sarana yang dibutuhkan Pelaksana
I a. Pendaftaran a. Meja, kursi
b. Menuliskan nama, b. alat tulis 1 orang Kader
alamat, umur,jenis c. Buku register & buku
kelamin. Agama, pencatatan kegiatan
pendidikan, pekerjaan, d. KMS
status, keluhan
II a. Penimbangan BB dan a. Meja, Kursi
pengukuran TB b. Alat tulis 2 orang Kader
b. Pencatatan hasil c. KMS
penimbangan pada d. Timbangan
secarik kertas e. Meteran
c. Penghitungan Indeks
Masa Tubuh (IMT)
III a. Pengisian KMS: a. Meja, kursi Kader
1) Memindahkan b. Alat tulis
catatan hasil c. KMS
penimbangan
2) Mengkaji
kemandirian lansia
3) Mengkaji status
mental
IV a. Pengobatan a. Meja, kursi Petugas
b. Alat Medis kesehatan
V a. Penyuluhan a. Meja, kursi
b. KMS Petugas
c. Leaflet kesehatan

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 13
G Senam Lansia
Senam lansia telah banyak diciptakan oleh instansi atau organisasi yang berkompeten
dan menaruh minat terhadap pengembangan usila. Pada dasarnya tidak ada urutan gerakan
yang harus diikuti dengan mati, karena yang penting diikuti adalah kaidah-kaidah senam
secara umum dan khusus untuk usila. Termasuk dalam kaidah ini adalah:
1. Persiapan sebelum memulai senam
Sebelum memulai senam, idealnya seseorang perlu memeriksakan diri ke dokter
untuk mengetahui adakah penyakit atau gangguan di dalam tubuh yang harus diantisipasi
pada saat latihan. Pemeriksaan rekam jantung pada waktu istirahat dan setelah melakukan
latihan, juga merupakan hal yang penting. Apabila karena berbagai alasan, hal ini tidak
mungkin dilakukan, maka ada cara mudah dan murah yang dapat dilakukan secara massal.
Berjalanlah secepat-cepatnya selama lima menit, kemudian beristirahatlah selama 10
menit. Setelah beristirahat, periksa denyut nadi pada pergelangan tangan atau pada leher.
Apabila denyut nadi lebih dari 100 dan masih ada kesulitan bernafas, maka periksakan
dulu ke dokter, namun apabila denyut nadi kurang dari 100 dan tidak ada kesulitan nafas,
maka boleh langsung melakukan latihan fisik.
2. Pemanasan (warm up)
Sebelum melakukan latihan inti, lakukan terlebih dahulu pemanasan dengan
maksud agar organ-organ tubuh beserta perangkatnya siap untuk melakukan gerakan
latihan, dan terhindar dari cedera. Lebih dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan mental dalam menghadapi latihan. Cara pemanasan adalah dengan
menggerakkan bagian-bagian tubuh secara bertahap terutama otot-otot besar sehingga
suhu badan akan naik kira-kira 1 derajad celcius. Cara praktis untuk mengetahui
cukupnya pemanasan adalah dengan memperhatikan keluarnya keringat yang pertama.
Keluarnya keringat dimaksudkan oleh tubuh untuk mengurangi panas. Makin terlatih
seseorang, makin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemanasan
3. Pendinginan (cool down)
Merupakan suatu keharusan untuk melakukan pendinginan setelah latihan, sebab
tanpa pendinginan dapat timbul rasa mual, muntah bahkan bisa pingsan. Pendinginan
juga bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai dan kaku setelah latihan, sebab
zat lelah akan segera kembali ke peredaran darah. Pendinginan dilakukan dengan cara
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 14
mengurangi kerasnya gerakan secara bertahap dan diakhiri dengan penguluran seluruh
otot, terutama otot yang banyak digunakan selama latihan. Pemanasan, latihan inti dan
pendinginan merupakan satu rangkaian yang tak boleh dipisahkan.

H. Takaran Latihan
Apabila takaran berlebihan maka akan timbul bahaya, sedangkan apabila takaran kurang,
maka akan kurang memberi manfaat. Ada tiga macam takaran yaitu intensitas latihan, lamanya
latihan dan frekuensi latihan. Intensitas latihan dapat diketahui dari frekuensi denyut nadi per
menit. Denyut nadi maksimal seseorang dapat dihitung dari 220 dikurangi umur. Frekuensi
denyut nadi pada saat latihan disarankan berada pada 60 - 70% denyut nadi maksimal. Latihan
dibawah 60% denyut nadi maksimal disamping kurang memberi manfaat, juga bisa menambah
gemuk, karena akan merangsang nafsu makan. Misalkan seseorang berusia 60 tahun, maka
denyut nadi maksimalnya 220 - 60 = 160 per menit. Denyut nadi latihan yang disarankan adalah
96 - 112 per menit. Denyut nadi latihan ini dipertahankan selama 20 - 30 menit. Latihan pada
takaran ini dilakukan sebanyak 3 - 5 kali seminggu. Latihan satu atau dua kali seminggu hanya
sedikit lebih baik dari pada tidak latihan sama
sekali, sedangkan latihan tiga kali seminggu memberi lonjakan perbaikan yang cukup berarti.

I. Langkah-Langkah senam lansia


b. Latihan kepala dan leher
a. Lihat ke atas kemudian menunduk sampai dagu di dada
b. Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri
c. Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.
2. Latihan bahu dan lengan
a. Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga kemudian turunkan kembali perlahan-
lahan
b. Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan lurus dengan bahu.
Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan keatas
kepala.
c. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah punggung sejauh
mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanan dan kiri.
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 15
d. Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas sedapatnya.
3. Latihan tangan
a. Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan ke meja
b. Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak tangan untuk
menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-
tiap jari dengan ibu jari dan kemudian setelah menyentuh tiap jari.
c. Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus mungkin.
4. Latihan punggung
a. Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian kesisi yang lain.
b. Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu kekiri
dan kekanan..
c. Tepukan kedua tangan dibelakang dan regangkan kedua bahu ke belakang.
5. Latihan paha
a. Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak dan memegang sandaran kursi atau
dengan posisi tiduran.
b. Lipat satu lutut sampai pada dada dimana kaki yang lain tetap lurus, dan tahan beberapa
waktu.
c. Duduklah dengan kedua kaki lurus kedepan. Tekankan kedua lutut pada tempat tidur
hingga bagian belakang lutut menyentuh tempat tidur.
d. Pertahankan kaki lurus tanpa membengkokan lutut, kemudian tarik telapak kaki kearah
kita dan regangkan kembali.
e. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakan lutut.
f. Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki kedalam sehingga permukaannya saling
bertemu kemudian kembali lagi.
g. Berdiri dengan kaki lurus dan berpegangan pada bagian belakang kursi. Angkat tumit
tinggi-tinggi kemudian putarkan.
6. Latihan pernafasan
a. Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks. Letakkan kedua telapak
tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-dalam maka terasa dada mengambang.
Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan akan menutup
kembali.
Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga
STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 16
7. Latihan muka
a. Kerutkan muka sedapatnya kemudian tarik alis keatas
b. Tutup mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
c. Kembangkan pipi keluar sebisanya. Kemudian isap kedalam
d. Tarik bibir kebelakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi petugas Kesehatan. Jakarta
: Dirjen Kesmas
Depkes RI, 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Jakarta
: Dirjen Kesga
Falen & Budi D.K. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : NuhaMedika
Komnas Lansia. 2010.Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia. Jakarta : Komnas Lansia
Kushartanti.W. 2010. Aktifitas fisik dan Senam Lansia. Yogyakarta : UNY
Nugroho W.2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga


STIKes Wira Medika PPNI Bali Page 17

Anda mungkin juga menyukai