Anda di halaman 1dari 3

Patofisiologi Menieres Disease

Patofisiologi penyakit Meniere belum dapat dijelaskan dengan pasti.


Mekanisme yang dipercaya menyebabkan timbulnya gejala klinis penyakit Meniere
adalah adanya akumulasi hidrops endolimfa yang berlebihan pada koklea dan
vestibulum.
Terdapat dua jenis cairan penting pada telinga dalam yaitu endolimfa dan
perilimfa. Cairan endolimfa dan perilimfa dipisahkan oleh membran tipis tempat
berjalannya aparatus neuronal yang mengatur sistem pendengaran dan keseimbangan.
Apabila terjadi perbedaan tekanan pada cairan endolimfa dan perilimfa maka akan
terjadi penekanan terhadap saraf yang terdapat pada membran tipis yang memisahkan
kedua cairan tersebut. Penekanan saraf ini akan menyebabkan timbulnya gangguan
pendengaran, tinnitus, vertigo, ketidak seimbangan serta sensasi penekanan pada
telinga.1
Volume cairan endolimfa dapat berubah-ubah dan akhirnya menyebabkan
penimbunan yang tidak normal. Perubahan volume ini diduga disebabkan oleh
peningkatan tekanan pada end artery, berkurangnya tekanan osmotik di dalam
kapiler, meningkatnya tekanan osmotik ruangan ekstrakapiler, serta adanya
penyumbatan jalan keluar sakus endolimfatikus sehingga terjadi penimbunan cairan
endolimfa.4
Tekanan yang tinggi terhadap membrane vestibular dapat menyebabkan
kerusakan membran sehingga cairan perilimfatik yang miskin potassium dan cairan
endolimfatik yang kaya potassium bergabung menyapu reseptor saraf vestibular
sehingga mengganggu depolarisasi impuls saraf. Mekanisme ini dipercaya mendasari
gangguan keseimbangan pada penyakit Meniere.5
Peningkatan tekanan endolimfatik juga menyebabkan kerusakan mekanis pada
organ auditori dan otolitik yang bertangguang jawab mendeteksi pergerakan linier
dan translasi sehingga gangguan ini akan menyebabkan keluhan vestibular non-rotasi.
Organ korti yang memiliki peranan penting dalam sistem pendengaran juga
mengalami gangguan yaitu terjadi gangguan distorsi membrane basilar dan kerusakan
rambut-rambut dalam dan luar sehingga terjadi keluhan tinnitus dan penurunan
kemampuan pendengaran.5
Pada kasus penyakit Meniere dapat ditemukan pelebaran dan perubahan
morfologi pada membrane Reissner pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal.
Pada pemeriksaan histopatologi tersebut, ditemukan penonjolan ke dalam skala
vestibuli terutama pada daerah apeks koklea helicotrema. Selain itu, ditemukan juga
pelebaran sakulus yang menekan utrikulus. Pelebaran skala media dimulai dari daerah
apeks koklea, selanjutnya mengenai bagian tengah dan basal koklea. Bagian apeks
koklea sensitive terhadap perubahan tekanan. Hal ini yang dapat menjelaskan tuli
saraf nada rendah pada penyakit Meniere.6
Etiologi yang menyebabkan akumulasi hydrops endolimfa belum jelas. Infeksi
virus dikatakan berperan terhadap kejadian ini. Penelitian Arnold dan Niedermeyer
menemukan adanya peningkatan IgG terhadap virus herpes simplex pada perilimfa
orang dengan penyakit Meniere. Penelitian yang berbeda dalam artikel yang sama
menyebutkan sebuah penelitian menemukan adanya peningkatan IgG terhadap virus
varicela zoster dan adenovirus pada orang dengan penyakit Meniere. Penyakit
autoimun juga diperkirakan dapat menyebabkan terjadinya penyakit Meniere seperti
Lupus, rematoid artritis dengan mekanisme respon inflamasi terhadap labirin.6

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang tipikal terhadap penyakit Meniere adanya vertigo,
tinnitus dan tuli sensorineural terutama untuk nada rendah. Penyakit ini biasanya
menyerang satu bagian telinga, tetapi pada 30% kasus terjadi gangguan pada kedua
bagian telinga. Pada serangan pertama akan terjadi serangan berat yaitu vertigo yang
disertai dengan muntah. Keluhan biasanya terjadi selama 20 menit atau beberapa jam
tetapi tidak lebih dari 24 jam. Kejadian ini terjadi beberapa hari sampai beberapa
minggu dengan gejala yang semakin ringan walaupun tanpa pengobatan.5
Pada fase awal, gejala yang paling sering ditemukan adalah vertigo. Hanya
satu dari tiga kasus yang memenuhi triad penyakit Meniere langsung yaitu vertigo,
tinnitus dan tuli sensorineural secara bersamaan. Sedangkan pada kasus sisanya, triad
manifestasi klinis penyakit Meniere baru akan ditemukan setelah beberapa tahun.5
Gejala klinis penyakit Meniere pada fase awal biasanya menghilang diantara
fase serangan. Setelah beberapa tahun akan terjadi penurunan fungsi pendengaran
secara progresif serta tinnitus yang persisten dengan vertigo yang membaik tetapi
terjadi gangguan keseimbangan yang konstan.5
Beberapa pasien mengeluhkan jatuh tanpa kehilangan kesadaran atau tekena
serangan Turmakin. Secara tipikal, pasien mengeluhkan adanya sensasi terdorong
dari belakang. Setelah terjatuh pasien dapat bangun dan melanjutkan aktivitas. Hal ini
terjadi pada 10% kasus penyekit Meniere yang disebabkan oleh deformasi mekanis
dari membran otolotik yang menyebabkan aktivasi motorneuron pada jalur
vestibulospinal.5

4. Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku Ajar Ilmu


Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Vol VI(6). Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
5. Harcourt J, Barraclough K, Bronstein A. Meniere's disease. BMJ. 2014;349:g6544-
g6544.
6. Greco A, Gallo A, Fusconi M, Marinelli C, Macri G, de Vincentiis M. Meniere's
disease might be an autoimmune condition?. Autoimmunity Reviews.
2012;11(10):731-738.

Anda mungkin juga menyukai