PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
ANTIPSIKOTIK | 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sinonim obat Antipsikotik yaitu neuroleptics, major tranquillizers,
ataractics, antipsychotics, neuroleptika.1
Antipsikotik adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi psikis tertentu
tanpa memengaruhi fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal. Obat
ini dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat pula menghilangkan atau
mengurangi gangguan jiwa seperti impian dan berkhayal (halusinasi) serta
menormalkan perilaku yang tidak normal. Obat antipsikotik terutama digunakan
pada gangguan psikosis misalnya pada skizofrenia.3
ANTIPSIKOTIK | 2
3. Benzisoxazole : Risperidone
1. Phenotiazine
Semua phenotiazine memiliki tiga cincin inti phenotiazine yang sama
tetapi berbeda dalam rantai samping yang bergabung dengan atom adrogen
dicincin tengah. Phenotiazine digolongkan menurut sifat rantai samping:
alifatik (chlorpromazine), piperazine (fluphenazine), atau piperidine
(thioridazine).5
2. Butyrophenone
Haloperidol kemungkinan merupakan antipsikotik yang paling banyak
digunakan. Walaupun haloperidol hanya disetujui digunakan sebagai
pelengkap anestetik, beberapa peneliti dan klinisi telah menggunakan
droperidol sebagai obat antipsikotik intravena dalam keadaan gawat
darurat.5
Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien psikosis
yang karena hal tertentu tidak dapat diberikan fenotiazin.4
Haloperidol dan butirofenon lain bersifat D2 antagonis yang sangat poten.
Efek terhadap sistem otonom dan efek antikolinergiknya sangat minimal.2
3. Diphenylbutylpiperidine
Difenilbutil piperidine sama strukturnya dengan butirofenon. Pimozide,
satu-satunya difenilbutil piperidine yang tersedia.2
Suatu pengamatan klinis dan riset yang kontroversial tentang pimozide
adalah obat yang lebih efektif dibandingkan dengan antipsikotik lain
dalam menurunkan gejala defisit atau negatif dari skizofrenia,walaupun
data yang mendukung kesan tersebut tidak ada.5
ANTIPSIKOTIK | 3
Farmakokinetik Antipsikotik Tipikal
a. Absorbsi
b. Distribusi
ANTIPSIKOTIK | 4
d. Mekanisme Kerja
Obat-obat antipsikotik yang baru dengan efikasi yang lebih baik dan efek
samping minimal. Ada beberapa jenis antipsikotik atipikal:
1. Clozapine
a. Farmakokinetik
Absorbsi : Clozapine hanya tersedia dalam bentuk preparat oral
konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 2 jam pemberian oral.
Waktu paruh eliminasi 10-16 jam.
Distribusi : volume distribusi clozapin lebih rendah.
Metabolisme dan Eliminasi : Metabolisme utama di liver dan GIT.
Bioavabilitas absolute (persentase clozapin yang mencapai sirkulasi
sistemik yang tak mengalami perubahan) setelah pemberian oral
sekitar 27%- 47%. Ada dua bentuk metabolit (setelah demetilasi dan
oksidasi) yaitu N- demethyl dan N-Oxide. Kedua metabolit ini
dikeluarkan dengan cepat. Sekitar 80% clozapine yang diberikan
ditemukan dalam urine dan feses dalam bentuk metabolitnya.
ANTIPSIKOTIK | 5
2. Olanzapine
a. Farmakodinamik
Olanzapin merupakan derivat tienobenzapin, struktur kimianya mirip
dengan clozapine. Olanzapin memiliki afinitas tehadap reseptor
dopamin (D2, D3, D4, D5) reseptor serotonin (5HT2), muskarinik,
histamin dan reseptor alfa 1.
b. Farmakokinetik
Olanzapin di absorbsi setelah pemberian oral , dengan kadar plasma
tercapai setelah 4-6 jam pemberian mekanisme di hepar oleh enzim
CYP 2D6 dan di ekskerikan melalui urin.
3. Quetiapine
a. Farmakodinamik
Obat ini memilki afinitas terhadap reseptor dopamine D2 dan
serotonin 5HT2 dan bersifat agonis parsial terhadap reseptor serotonin
yang diperkirakan mendasari efektifitas obat ini untuk gejalapositif
maupun negatif skizofrenia.
b. Farmakokinetik
Absorbsinya lebih cepat 1-2 jam pemberian.metabolisnya lewat hati
melalui enzim CYP 3A4. Ekskresi sebagian besar melalui urin dan
sebagian kecil melalui feses.
4. Risperidone
a. Farmakodinamik
Merupakan derivat dari binzisoxazole mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap reseptor serotonin 5HT2 dan aktivitas menengah terhadap
dopamine (D2) , alfa1 dan alfa 2 adrenergik dan dan reseptor
histamin. Aktivitas antipsikotik diperkirakan melalui hambatan
terhadap reseptor serotonin dan dopamine.
b. Farmakokinetik
ANTIPSIKOTIK | 6
Bioavabilitas oral sekitar 70%, volume distribusi 1-2 L/kg. Di plasma
risperidone terikat dengan albumin dan alfa 1 glikoprotein. Ikatan
proinplasma sekitar 90%. Risperidone secara ekstensif di metabolisme
di hati melalui enzim CYP 2D6. Ekskresi sebagian besar melalui urin
dan sebagian kecil melalui feses.2,4
a. Indikasi psikiatri
Antipsikotik sangat bermanfaat mengatasi keadaan gaduh gelisah. Obat
antipsikotik tidak menyembuhkan, tetapi bersifat pengobatan simtomatik.
Skizofrenia merupakan indikasi utama. Indikasi lain adalah gangguan
skizoafektif yang merupakan campuran antara gejala skizofrenia dan
gejala afektif. Pasien depresi membutuhkan antipsikotik selain antidepresi.
Pada episode manik gangguan bipolar, antipsikosis juga merupakan terapi
tambahan selain lithium atau asam valproat.
b. Indikasi non-psikiatri
Kebanyakan enatipsikotik lama memiliki efek antiemetik. Efek ini terjadi
berdasarkan hambatan reseptor dopamin baik disentral dan diperifer.
Golongan butirofenon diindikasikan anestesi kombinasi dengan opioid
fentanil. CPZ merupakan obat terpilih untuk menghilangkan cegukan
(hiccup) yang berlangsung berhari-hari.
a. Cara Penggunaan
Pada dasarnya semua obat anti psikotik mempunyai efek primer (efek
klinis yang sama pada dosis equivalen, perbedaan terutama pada efek
sekunder ( efek samping): Sedasi, otonomik, ektrapiramidal).
ANTIPSIKOTIK | 7
Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Pergantian obat di sesuaikan dengan
dosis equivalen.
Apabila obat antipsikosis tidak menunjukkan respon klinis setelah dosis
optimal dan waktu yang sudah memadai maka ganti dengan obat
antipsikosis lainnya yang beda golongan.
Apabila gejala negative lebih menonjol dari gejala positif pada pasien
skizofrenia pemberian obat antipsikosis atipikal perlu dipertimbangkan.
Khususnya pada pasien yang tidak dapat mentolerir gejala ekstrapiramidal.
b. Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:
Onset efek primer (efek klinis) : 2-6 jam
Onset efek sekunder ( efek samping) : sekitar 2- 4 minggu
Waktu paruh 12-24 jam ( pemberian obat 1- 2x per hari)
Dosis pagi lebih rendah dan malam lebih besar untuk menghindari
efek samping sehingga tidak mengganggu kualitas hidup pasien.
Pemberian dimulai dari dosis awal sesuai dengan dosis anjuran naikkan
sampai dosis efektif ( mulai berkurang efek psikosis ) evaluasi setiap 2 minggu
dan bila perlu dinaikkan sampai dosis optimal di pertahankan selama 8- 12
minggu ( stabilisasi) dosis maintenance dipertahankan selama 6 bulan 2
tahun tapering off dosis diturunkan secara perlahan setiap 2- 4 minggu
STOP.1
ANTIPSIKOTIK | 8
Pada umumnya pemberian obat antipsikosis sebaiknya di pertahankan
selama 3 bulan 1 tahun setelah semua gejala psikosis hilang . Obat anti psikosis
tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun penggunaan dalam
jangka waktu yang lama. Pada pemberhentian obat secara mendadak dapat
menimbulkan cholinergic rebound ( mual, muntah, diare, pusing, gemetar.
Keadaan ini akan mereda dengan pemberian anti cholinergic agen, atropine sulfas
dan trihexil phenidine. Oleh karena itu pemberian antipsikosi + antiparkinsom,
bila sudah tiba waktunya hentikan terlebih dahulu anti psikosis kemudian
antiparkinson.1
ANTIPSIKOTIK | 9
2.7. Efek Samping
1. Akatisia
Yaitu suatu kondisi yang secara subyektif dirasakan oleh penderita berupa
perasaan tidak nyaman, gelisah, dan merasa harus selalu menggerak-
gerakkan tungkai, terutama kaki.
2. Distonia akut
Terjadi kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba, biasanya mengenai
otot leher, lidah, muka, dan punggung, dimana pada waktu tidur gejala
tersebut menghilang. Biasanya terjadi pada pemakaian jangka panjang dan
pada pasien usia lanjut.
3. Parkinsonism
Kumpulan gejala yang terdiri dari bradikinesia, rigiditas, penomena roda
gerigi, tremor, muka topeng, postur tubuh kaku, gaya jalan seperti robot,
dan drooling (tremor kasar tangan seperti sedang membuat pil).
4. Sindroma neuroleptik maligna
Merupakan reaksi idiosinkrasi yang sangat serius dengan gejala utama
berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom dan delirium.
Gejala biasanya berkembang dalam periode beberapa jam sampai beberapa
hari setelah pemberian antipsikotik.
ANTIPSIKOTIK | 10
triheksifenidil, benzotropin, sulfas atropin, atau dipenhydramin injeksi IM atau IV
dengan dosis 10-50mg/ml. Tersering digunakan Triheksifenidil dengan dosis 3
kali 2 mg perhari.
2.8. Kontraindikasi
ANTIPSIKOTIK | 11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
ANTIPSIKOTIK | 12
DAFTAR PUSTAKA
ANTIPSIKOTIK | 13