Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang

penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah

diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan , baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau

masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat primer di Indonesia

adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit

organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan diberi tanggung

jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari

kabupaten/kota bersangkutan. Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan

tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya.

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan

kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan : promotif (peningkatan


1
kesehatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif

(pemulihan kesehatan). Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan

keprofesionalan dalam mencapai tujuan utama yaitu meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dengan membentuk organisasi.

Pengorganisasian puskesmas didefinisikan sebagai proses penetapan pekerjaan-

pekerjaan pokok untuk dikerjakan, pengelompokkan pekerjaan, dan sumber daya

untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Struktur organisasi

diperlukan guna menjamin manajemen yang efektif.

Struktur organisasi Puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas, struktur organisasi Puskesmas yang

disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota berdasarkan kategori, upaya

kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi puskesmas paling sedikit terdiri

dari kepala puskesmas, kepala sub bagian tata usaha, pananggung jawab Upaya

Kesehatan Masyarakat dan keperawatan kesehatan masyarakat, penanggungjawab

Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian dan laboratorium, dan penanggung

jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas palayanan kesehatan.

Puskesmas Ambacang merupakan salah satu puskesmas yang terdapat di

kota Padang terletak di Kelurahan Kuranji, memiliki program-program yang

bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Penyelenggaraan program tersebut tidak akan terlaksana dengan baik tanpa

adanya struktur organisasi dan manajemen puskesmas yang jelas. Oleh sebab itu,

penulis bermaksud untuk mengetahui struktur organisasi pada puskesmas

Ambacang tersebut.

2
1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas Ambacang Kota Padang ?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui struktur organisasi

Puskesmas Ambacang kota Padang.

1.4.Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada

beberapa literatur dan Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang tahun 2015.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 1

dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2.2. Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan

masyarakat yang :

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat.

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu

c. Hidup dalam lingkungan yang sehat

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat.

Pembangunan Puskesmas mendukung terwujudnya suatu kecamatan yang


sehat.

4
2.3. Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi pokok Puskesmas yaitu :

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya

2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di

wilayah kerjanya

2.4. Struktur Organisasi Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Stuktur

organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing

puskesmas. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 33

ayat (1), Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas. Sementara itu,

organisasi Puskesmas terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun

2014 pasal 34 ayat (1) dan (2). Pada ayat (1) dijelaskan bahwa organisasi

Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori,

upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Pada ayat (2), Organisasi Puskesmas

paling sedikit terdiri atas:

1. Kepala Puskesmas

Kepala puskesmas merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi

manajemen kesehatan masyarakat;


5
b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan

c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kecuali dalam hal Puskesmas tersebut berada di kawasan terpencil dan

sangat terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan dengan tingkat

pendidikan paling rendah sarjana, maka tenaga kesehatan dengan tingkat

pendidikan paling rendah diploma tiga dapat menjadi kepala Puskesmas.

Kepala puskesmas bertanggung jawab atas semua kegiatan puskesmas dan

mengusulkan kebutuhan sumber daya puskesmas kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Kepala puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi, dan

melaksanakan koordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

structural dan jabatan fungsional.

2. Kepala sub Bagian Tata Usaha

Kepala sub bagian tata usaha bertugas membantu pimpinan dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi di bidang :

Data dan informasi

Perencanaan dan penilaian

Keuangan

Umum dan kepegawaian

3. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic

Seven menjelaskan tentang program pokok pelayanan kesehatan dasar yang

meliputi:
6
1. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (maternal and

child health care)

Program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang

ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia

Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta

pelayanan bayi dan balita.

2. Pelayanan pengobatan (medical care)

Bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan

tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang

dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama

anamnesis dan pemeriksaan.

3. Pelayanan kesehatan lingkungan (environmental sanitation)

Program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi

dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat.

4. Pelayanan promosi kesehatan (health education)

Program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk

membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).

5. Laboratorium sederhana (simple laboratory)

6. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (communicable disease

control)
7
Program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

Kusta dll).

7. Pencatatan dan pelaporan (simple statistic)

Upaya kesehatan masyarakat esensial diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota bidang kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya pengembangan puskesmas yang

dibawahi adalah :

a. Pelayanan kesehatan jiwa

Program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga

Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka

mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui

kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama

gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan

bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima

orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri

sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.

8
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan

Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung

(mengatasi kelainan atau penyakit rongga mulut dan gizi yang merupakan

salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.

c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional,

pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud

pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun

temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru

sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).

d. Pelayanan kesehatan olahraga

Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik

untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun

masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran

jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan

puskesmas di luar gedung.

e. Pelayanan kesehatan indera

Program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan

kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata

dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan

didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya upaya

penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.

9
f. Pelayanan kesehatan lansia

Program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan

khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan

peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnya pemeriksaan kesehatan

untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti :

diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat

usia lanjut.

g. Pelayanan kesehatan kerja

Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk

masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas

dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan

yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya

pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.

h. Pelayanan kesehatan lainnya

4. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium

Penanggung jawab UKP,kefarmasian dan laboratorium membawahi beberapa

kegiatan,yaitu :

1. Pelayanan pemeriksaan umum

2. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

3. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

4. Pelayanan gawat darurat

5. Palayanan gizi yang bersifat UKP


10
6. Pelayanan persalinan

7. Pelayanan rawat inap untuk puskesmas yangmenyediakan pelayanan

rawat inap

8. Pelayanan kefarmasian

9. Pelayanan laboratorium

5. Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan.

Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan membawahi :

a. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana

dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan

dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan masih dalam wilayah kerja

puskesmas. Tujuan puskesmas pembantu adalah untuk meningkatkan

jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah

kerjanya, sedangkan fungsi puskesmas pembantu adalah menunjang dan

membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas di wilayah

kerjanya.

Penanggung jawab puskesmas pembantu adalah seorang perawat atau

bidan, yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan atas usulan kepala

puskesmas. Puskesmas pembantu didirikan dengan perbandingan satu

puskesmas pembantu untuk dua sampai tiga desa/kelurahan. Perannya adalah :

11
1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja

puskesmas

2. Mendukung pelaksaan pelayanan kesehatan terutama UKM

3. Mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi, pemberdayaan

masyarakat, dan lain-lain

4. Mendukung pelayanan rujukan

5. Mendukung pelayanan promotif dan preventif

b. Puskesmas Keliling

Puskesmas Keliling adalah jaringan pelayanan puskesmas yang

sifatnya bergerak, untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi

masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan

dalam gedung puskesmas. Puskesmas keliling dilaksanakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan dengan memperhatikan siklus kebutuhan

pelayanan. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-

kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh

pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil dan terisolasi. Peran

puskesmas keliling adalah :

1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja

puskesmas

2. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang jauh dan

sulit

3. Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti posyandu,

imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan

masyarakat, dan lain-lain.


12
4. Mendukung pelayanan promotif dan preventif

c. Bidan Desa

Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal

pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sesuai penugasan kepala

puskesmas.Tugas bidan desa yaitu :

1. Pelayanan KIA-KB

2. Pelayanan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat

3. Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak, termasuk

gizi.

d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

2.5 Organisasi Puskesmas menurut Tata Kelola PPK BLUD

UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan, pada pasal 68 dan 69

mengatur tentang pengelolaan keuangan negara yaitu Badan Layanan Umum atau

disingkat BLU. Dalam pelaksanaannya diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61

Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Tata kelola organisasi Puskesmas menuju Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), maka struktur organisasi menjadi :

1. DPRD Kota Padang

DPRD Kota Padang berperan dalam menetapkan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah, menetapkan

persetujuan bersama dengan Walikota terhadap anggaran Puskesmas melalui

Raperda APBD, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda


13
tentang APBD dan menyetujui pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

Puskesmas melalui Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

2. Walikota Padang

Walikota Padang adalah orang yang mewakili Pemerintah Kota Padang

selaku pemilik Puskesmas, Walikota memiliki kewajiban:

a. Memiliki mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas

dan Pejabat Pengelola BLUD.

b. Memiliki mekanisme untuk mengesahkan RSB, RBA dan Laporan

Pertanggungjawaban Tahunan, dengan tepat waktu.

c. Memiliki mekanisme penilaian kinerja Puskesmas dan penilaian kinerja

Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola.

d. Memiliki mekanisme baku dan transparan menyangkut pemberian

persetujuan atas semua kegiatan Puskesmas yang memerlukan persetujuan

Walikota .

e. Berkewajiban melakukan pembinaan teknis kepada BLUD melalui

Sekretaris Daerah dan Dinas Kesehatan Kota Padang serta pembinaan

keuangan BLUD melalui Dinas Pendapatan, Keuangan dan Pengelolaan

Aset Daerah.

f. Berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian Puskesmas tetap terlaksana

dan memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi negara dan

daerah untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.

14
Walikota Padang mempunyai hak-hak sebagai berikut :

1. Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada

Dewan Pengawas dan/atau Pejabat Pengelola.

2. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai Puskesmas secara

tepat waktu dan teratur.

Walikota Padang mempunyai wewenang sebagai berikut :

1. Membentuk Dewan Pengawas pada Puskesmas sesuai ketentuan yang

berlaku.

2. Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan Pejabat

Struktural.

3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang selaku Dewan Pengawas adalah

organ BLUD puskesmas yang bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola, serta memberi saran dan

masukan kepada Wali kota menyangkut pengolaan dan pengurusan puskesmas

oleh Pejabat Pengelola.

Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Walikota dan melaporkan

pelaksanaan tugasnya secara berkala paling sedikit satu kali dalam satu

semester dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

Dewan Pengawas memiliki kewajiban sebagai berikut :

a. Melaporkan kinerja Puskesmas kepada Walikota

b. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLUD dalam

melaksanakan kepengurusan BLUD.


15
c. Memonitor tinjak lanjut hasil evalusi dan penilaian kinerja.

d. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai rencana

strategis bisnis (RSB) rencana bisnis dan anggaran (RBA) yang diusulkan

oleh Pejabat Pengelola.

e. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD, memberikan pendapat dan

saran kepada Walikota mengenai setiap masalah yang dianggap penting

bagi pengurusan BLUD

f. Melaporkan kepada Walikota bila terjadi gejala menurunnya kinerja

BLUD.

2.6 Struktur Organisasi PPK-BLUD

Struktur Organisasi Puskesmas setelah penerapan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan

berdasarkan SK Walikota tentang Pemberlakuan Pola Pengelolaan Pada Dinas

Kesehatan Kota sebagai Layanan Umum Daerah. Pembentukan dan Susunan

Organisasi Puskesmas sebagai berikut :

A. Pejabat Pengelola Puskesmas

Pimpinan BLUD (Puskesmas) adalah seorang Pejabat Pengelola

Puskesmas. Pejabat Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai

penanggung jawab umum operasional dan keuangan puskesmas yang

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan

Kota Padang.

B. Pejabat Keuangan

1. Umum dan Kepegawaian,


16
2. Inventaris Barang

3. Keuangan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator

Keuangan, Inventaris dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada

pimpinan BLUD (Kepala UPT) dan berfungsi sebagai penanggung jawab

keuangan Puskesmas.

C. Pejabat Teknis

1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :

a. Program Promosi Kesehatan.

Tugas koordinator : Menggerakkan dan membimbing masyarakat

kearah preventif dengan meningkatkan pengetahuan tentang

kesehatan di wilayah kerja puskesmas.

b. Program Gizi.

Tugas koordinator : Mengamati keadaan gizi masyarakat dan

mengupayakan perbaikan gizi masyarakat.

c. Program Kesehatan Lingkungan.

Tugas koordinator : Mengkoordinir dan menyelenggarakan

pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan sesuai standar yang

telah ditentukan.

d. Program Pemberantasan Pengendalian Penyakit ( P2P).

Tugas koordinator : Mengkoordinir dan menyelenggarakan

pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Penyakit menular dan tidak

menular diwilayah kerja Puskesmas Andalas.


17
e. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-

KB)

Tugas koordinator : Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di

puskesmas.

f. Pengobatan.

Tugas koordinator: Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan

dan pengobatan rawat jalan, UGD dan PUSTU/Puskeskel

2. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :

a. Program Kesehatan Indera.

Tugas koordinator: Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan

kesehatan mata di wilayah kerja puskesmas.

b. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Tugas koordinator: Membina dan mengawasi upaya kesehatan

sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas.

c. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.

Tugas koordinator: Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan

pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam wilayah kerja

puskesmas.

d. Program Kesehatan Jiwa.

Tugas koordinator: Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan

masyarakat yang berhubungan dengan kejiwaan yang ada

diwilayah kerja puskesmas

e. Program Kesehatan Olahraga.


18
Tugas koordinator: Membina dan mengawasi upaya kesehatan

yang berhubungan dengan kegiatan olahraga.

f. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tugas koordinator: Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta

lingkungan tempat kerja yang sehat.

g. Program Kesehatan Usia Lanjut

Tugas koordinator: Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan,

pemeriksaan penyuluhan kesehatan kepada penduduk usia lanjut di

wilayah kerja puskesmas.

h. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Tugas koordinator: Membantu pimpinan dalam membina kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat di luar gedung puskesmas.

i. Penyakit Tidak Menular (PTM)

Tugas koordinator: Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan

masyarakat dengan menjaring Penyakit tidak menular yang ada di

wilayah kerja puskesmas.

3. Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :

a. Laboratorium.

Tugas koordinator: Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan

penyediaan reagensia yang diperlukan oleh puskesmas.

b. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).

19
Tugas koordinator: Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring

dan evaluasi kegiatan puskesmas serta membantu pimpinan dalam

proses menajemen yang ada di puskesmas.

c. Farmasi.

Tugas koordinator: Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek

puskesmas, termasuk administrasi obat obtan serta

penyimpannya.

D. Puskesmas Pembantu (PUSTU).

1. Puskesmas Pembantu

Tugas pokok Puskesmas Pembantu sebagai berikut :

a) Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok Puskesmas sesuai

dengan kompetensi tenaga dan peralatan yang dimiliki.

b) Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan

dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu

sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran (RKA) dan

dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Induk.

c) Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan

dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada

masyarakat di wilayah kerja puskesmas.

d) Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter

Puskesmas, dokter rumah sakit terdekat yang diperkirakan

mempunyai kemampuan mengatasi kasusnya.

20
e) Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu

serta kegiatan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya.

f) Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam

kepada Pejabat Pengelola Puskesmas untuk diteruskan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kota

2. Pusat Kesehatan Kelurahan

21
BAB III

ANALISIS SITUASI

2.1. Gambaran Umum

Puskesmas Ambacang terletak di salah satu kelurahan pada Kecamatan

Kuranji kota Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Awalnya pelaksanaan

program puskesmas ini masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena 4

kelurahan sebagai wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Pada tahun 2006 telah berdiri

sendiri dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan.

2.2 Kondisi Geografis

Puskesmas Ambacang terletak pada 0 55' 25.15" Lintang Selatan dan

+100 23' 50.14" Lintang Utara dengan luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang

sekitar 12 km2. Wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdiri dari empat kelurahan

yaitu: Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang, dan

Kelurahan Lubuk Lintah.

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan dengan

kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab selain Puskesmas

Ambacang, antara lain:

Utara : Wilayah kerja Puskesmas Kuranji.

Timur : Wilayah kerja Puskesmas Pauh.

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Andalas.

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

22
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Ambacang yang

terletak di Jl. Raya By Pass Ds. Pasar Ambacang, Kec. Kuranji, Kota Padang (5

km dari pusat kota) dapat terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat

pribadi maupun sarana angkutan umum berupa angkutan kota, ojek, dan becak

sehingga akses masyarakat ke puskesmas mudah.

2.3 Kondisi Demografis dan Sasaran Puskesmas

Jumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas

Ambacang selama tahun 2015 adalah 49.966 jiwa dengan distribusi

kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut:

23
Tabel 2.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Jenis Kelamin
No. Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan

1 Ps. Ambacang 8.950 8.968 17.918

2 Anduring 7.137 7.151 14.288

3 Lubuk Lintah 5.181 5.191 10.372

4 Ampang 3.690 3.698 7.388

Jumlah 24.958 25.008 49.966

Dari tabel diatas diketahui angka kepadatan penduduk (jumlah penduduk

dibagi luas wilayah dalam kilometer persegi) di Kecamatan Kuranji sebesar 4.164

penduduk setiap satu kilometer perseginya. Berdasarkan UU no.50/PRP/1960,

angka ini menunjukkan bahwa Kecamatan Kuranji tergolong dalam wilayah

dengan kepadatan penduduk sangat padat. Selain itu pertambahan jumlah

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang selama 5 tahun terakhir dari

2010 (43.114 orang) sampai dengan 2015 adalah sebanyak 6.852 orang.

Kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 2.2 Distribusi Jumlah Penduduk Perluas Wilayah

No. Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan

1 Pasar Ambacang 5,03 km2 17.918 3562,22

2 Anduring 4,04 km2 14.288 3536,63

24
3 Lubuk Lintah 4,03 km2 10.372 2573,69

4 Ampang 4,03 km2 7.388 1833,25

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap kelurahan tergolong pada

kategori padat dimana kelurahan dengan angka kepadatan penduduk paling tinggi

adalah Kelurahan Pasar Ambacang yaitu 3562,22 (30,96%) dan paling rendah

adalah Kelurahan Ampang yaitu 1833,25 (15,93%).

Jumlah distribusi sasaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Ambacang selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Distribusi Sasaran Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Total
Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin Bufas WUS Lansia
Penduduk

Ps.Ambacang 339 1632 367 351 351 3.238 1.455 17.918

Anduring 270 1301 293 280 280 2.582 1.160 14.288

Lubuk Lintah 196 944 213 203 203 1.875 842 10.372

Ampang 141 674 152 144 144 1.337 599 7.388

Jumlah 946 4.551 1.025 978 978 9.032 4.056 49.966

Ket : Bumil = Ibu Hamil, Bulin = Ibu Bersalin, Bufas = Ibu Nifas, WUS = Wanita Usia Subur

2.4 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Ambacang saat ini telah memiliki sarana dan prasarana berupa

gedung puskesmas dengan dua lantai yang mampu dimanfaatkan sebagai

pelayanan dan kegiatan administrasi/ manajemen puskesmas. Begitu pula

prasarana kendaraan roda empat dan roda dua telah mampu menjangkau

pelayanan kesehatan terutama di luar gedung seperti Pos Pelayanan Terpadu

25
(posyandu), Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Unit Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS) serta pembinaan Desa Siaga atau Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).

Tabel 2.4 Fasilitas Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang

Kelurahan Puskes Pustu Puskes Roda Klinik , RS BP

mas kel 2/Roda 4 K SWASTA M DPS

Bersalin

Ps.Ambacang 1 - 1 3/1 3 1 3 6

Anduring - - 1 5 5

Ampang - - 1 1 4

Lubuk Lintah - 1 1 1 1 6

Jumlah 1 1 4 3 2 1 10 21

Sketsa sarana kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Geomapping Sarana Kesehatan Wilayah kerja Puskesmas


Ambacang
26
Data UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) di Puskesmas

Ambacang:

a. Posyandu Balita : 29 Pos

b. Posyandu Lansia : 9 Pos

c. Posbindu : 4 Pos

d. Batra : 73 Pos

e. Poskestren : 1 Pos

f. Toga : 722 KK

g. Usaha Kesehatan Kerja : 151 UKK

h. Poskeskel : 4 unit

i. Pembinaan RT berPHBS : 890 RT

Geomapping POSYANDU WILAYAH KERJA


PUSKESMAS AMBACANG

AMPANG
PNDK MUNGIL
LASUNG
CUBADAK AIR

KAMUNG GUCI PANTI KP. KALAWI

KEJAKSAAN

KARANG GANTING DURIAN TARUNG


AUD
KAMPUNG JAMBAK KAMPUNG SIKUMBANG

LUBUK LINTAH VILLA TARK


KARANG GANTING

KAYU GADANG

SIMP. KOTO TINGGA

R3 R
PASAR AMBACANG

ANDURING POIIKINIK

PARAK JIGARANG URAU BALAI BARIANG


KETAPING

SARANG GAGAK JL. TUNGGANG

SIMPANG ANDURING KAMPUNG DAYAK

RAWANG

POSYANDU

Gambar 2.3 Geomapping Persebaran Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Ambacang

27
Dari gambar di atas dapat dilihat persebaran posyandu di empat kelurahan

wilayah kerja Puskesmas Ambacang. Di Kel. Ampang terdapat 5 buah posyandu,

di Kel. Lubuk Lintah terdapat 8 buah, Kel. Anduring sebanyak 7 buah, dan Kel.

Pasar Ambacang sebanyak 9 buah.

2.5 Data Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan

dan non kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan

pelayanan kepada pasien yang berobat di Puskesmas Ambacang berjumlah 53

orang dan terdiri dari:

Tabel 2.5 Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di Puskesmas Ambacang

Status Pegawai Pendidikan Terakhir

Suka Sede Jum


No Jenis Petugas S S D D D
PNS PTT Rela/ rajat lah
2 1 IV III I
Honor SLTA

1 Dokter Umum 3 - - - 3 - - - - 3

2 Dokter Gigi 2 - - - 2 - - - - 2

Sarjana
3 2 - - 2 - - - - - 2
Kesmas

4 Bidan 10 5 3 - 1 2 15 - - 18

5 Perawat 7 - 3 - 4 - 5 - 1 10

6 Perawat Gigi 1 - - - - - - - 1 1

7 Kesling 2 - - - - 1 1 - - 2

8 Analis 2 - - - - - - - 2 2

28
Epidemiologi
9 1 - - - 1 - - - - 1
(SKM)

10 Apoteker 1 - - 1 - - - - 1

Asisten
9 3 - - - - - - - 3 3
Apoteker

Nutrition
10 3 - - - 3 - - - - 3
(AKZI/SKM)

11 RR 2 - 2 - - - 1 - 2 3

Sopir/cleaning
12 - - 1/1 - - - - - 2 2
service

1
Jumlah 40 6 3 3 3 18 2 10 53
2

29
2.6 Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang
Struktur Organisasi Puskesmas sesuai dengan Permenkes No. 75 Tahun 2014.
Kepala Puskesmas
BPP Camat Kuranji
Trice Erwiza, SKM

KA Tata Usaha
Ismawira SSiT

SP2TP : Aswita.D, Amd.Keb


Kepegawaian : Riri Delia
Ismawia SSiT SKM
Rumah Tangga/Inventaris : Filda Nery,
Amd.Kep
Keuangan :
- Bendahara BOK : Ismawira, S.Sit
- Bendahara JKN : Yulia.E, Amd.Keb
- Bendahara APBD : Lisa.F, Amd.Keb

Koordinator Koordinator UKM Koordinator UKP, Kefarmasian

UKM Esensial dan Pengembangan dan Laboratorium

Perkesmas Drg. Kurniati Saokestipa Dr. Dian Suryani

Erixon, Apt.Msi Jiwa : Filda Neri, BP Umun : Sasrawati,


Amd.Kep Amd.Kep
Promkes : Siti Dewi Kasih, SKM
Gigi Masya : drg. Ratni BP GIMUL : drg.Kurniati.S
Kesling : Asrina Haryani, S.Sit
Yudha BP KIA : Lismayeni,S.Sit
KIA/KB UKM :
KESORGA : Linda KB : Aswitha.D, Amd.Keb
- Ibu : Lismayeni, S.Sit
Astuti, Amd.Keb UGD : Ns.Titi Infanti. S.kep
- Anak : Helsa Paduana, Amd.Keb
Lansia : Laila, Klinik Gizi, Laktasi :
- KB : Aswita.D, Amd.Keb
Amd.Keb Mardalena, SKM
P2P :
Indera : Filda Neri, Klinik Sanitasi : Asrina.H, S.Sit
- Surveilans : Surya, SKM
Amd.Keb Kefarmasian : Erixon,Apt.Msi
- Campak : Surya,SKM
PTM : Laila, - Apotik :Nilawati
- Diare : Surya, SKM
Amd.Keb - Gudang Obat : Darwina
- Malaria : Surya,SKM
UKS : Nurmayanti Laboratorium : Maini Elfiza
- DBD : Surya,SKM
RR/Loket : Nurpama
- TB : Ns. Titi Infanti, S.Kep
- Kusta : Ns. Titi Infanti, S.Kep
- Imunisasi : Fitri Yerni, Amd.Keb
- Rabies : Fitri Yerni, Amd.Keb
- Filariasis : Zamlismi Amd.Keb
Gizi UKM : Mardalena,SKM
Perkesmas : Linda Astuti, Amd.Keb

Koordinator Jaringan Pelayanan Puskesmas dan


Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Drg. Ratni Yudha
Pustu : Dvi sartika, Amd,Keb
Puskeskel :
30
- Pasar Ambacang : Neni Indriani, Amd.Keb
- Anduring : Wahyuni. H, Amd.Keb
- Lubuk Lintah : Verawati, Amd.Keb
- Ampang : Raadsma Delsy,
Amd.Keb
Jejaring Fas pely kes :Mahyuni Amd.Kep
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang


Struktur dan organisasi merupakan elemen penting dalam puskesmas yang

menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di puskesmas memiliki

tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya. Struktur organisasi di Puskesmas

Ambacang sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014.

Struktur organisasinya sudah meliputi kepala puskesmas, kepala tata usaha, sudah

terdapat penanggung jawab UKM, penanggung jawab UKP, kefarmasian dan

Laboratorium, serta penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring

fasilitas pelayanan kesehatan.

Setiap puskesmas idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di

wilayah kerjanya, sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang terdapat

49.966 penduduk. Kapasitas rasio puskesmas terhadap penduduk di Puskesmas

Ambacang lebih besar dari yang seharusnya. Hal tersebut menyebabkan kurang

maksimalnya cakupan pelayanan tenaga kesehatan.

Jumlah posyandu ideal menurut Departemen Kesehatan RI yaitu 1

posyandu untuk 100 balita atau lansia. Jika diasumsikan 29 posyandu se-wilayah

kerja Puskesmas Ambacang melayani total bayi dan balita sebanyak 5.497 orang

sehingga 1 posyandu diasumsikan melayani 190 orang bayi/balita. Begitu juga

untuk posyandu lansia yang berjumlah 9 buah sedangkan jumlah total lansia

sebanyak 4.056 orang yang artinya 1 posyandu lansia untuk 450 orang. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah posyandu masih belum ideal.

31
Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Ambacang

secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan kategori

tenaga rata-rata 1 : 8000, namun dari kualitatif memang diperlukan upaya

peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab

tantangan akan pentingnya peningkatan mutu oleh provider serta tuntutan

masyarakat akan mutu.

Berdasarkan rasio tenaga dengan penduduk, sumber daya manusia di

Puskesmas Ambacang relatif kurang memadai. Tenaga medis dokter umum

sebanyak 3 orang dengan rasio 1:49.966 jiwa, artinya 1 dokter melayani 16.566

orang. Angka tersebut sangat jauh dari ideal apabila dikaitkan dengan sistem

pelayanan kesehatan terpadu dimana satu dokter melayani maksimal 2500

penduduk.polioa

Menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM), satu orang bidan maksimal

menangani 3.000 penduduk saja. Di Puskesmas Ambacang terdapat 18 bidan yang

menangani 49.966 penduduk dengan rasio 1 : 2616. Hal ini memperlihatkan

bahwa di Puskesmas Ambacang jumlah bidannya sudah mencukupi.

Program yang ada di Puskesmas Ambacang sudah memenuhi kriteria

program yang harus ada di Puskesmas. Puskesmas Ambacang sudah mempunyai

seluruh program UKM esensial beserta penanggung jawabnya, UKM

pengembangan dan UKP kefarmasian dan laboratorium.

Kepala Puskesmas Ambacang sudah memenuhi syarat seorang kepala

Puskesmas berdasarkan Permenkes no.75 tahun 2014.

32
Adapun tugas dari kepala Puskesmas Ambacang, membawahi :

a. Tata usaha, mengatur :

1. Kepegawaian

2. Rumah tangga

3. Keuangan

4. Sistem informasi puskesmas

b. Koordinator upaya kesehatan masyarakat (UKM) Esensial, mengatur :

1. Promosi kesehatan

2. Kesehatan lingkungan

3. Kesehtan Ibu, Anak, dan KB

4. Gizi

5. Program Pemberantasan Pengendalian Penyakit (P2P)

6. Perkesmas

7. Imunisasi dan Rabies

c. Koordinator upaya kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan,

mengatur :

1. Kesehatan jiwa

2. UKS

3. Kesehatan indera

4. Kesehatan lansia

5. UKK

6. Konseling infeksi menular seksual / HIV

7. UKGMD (kesehatan gigi dan mulut)

8. Kesorga (Kesehatan olahraga)


33
d. Koordinator upaya kesehatan perorangan (UKP), mengatur :

1. Balai pengobatan umum

2. Balai pengobatan lansia

3. KIA ibu

4. KIA anak

5. IGD

6. Prolanis / PTM

7. Kesehatan gigi dan mulut

8. UKP Gizi

9. Kefarmasian (apotik dan gudang)

10. Laboratorium

e. Koordinator upaya kesehatan jejaring, mengatur :

1. Pustu (pustu Lubuk Lintah)

2. Poskeskel

3. BPS/ Klinik swasta

Beberapa masalah dalam hal pengorganisasian Puskesmas Ambacang:

- Terdapat rangkap jabatan dan program pada beberapa petugas

puskesmas Ambacang.

- Kurangnya pengumpulan data dan informasi serta pembuatan laporan

program. Hal ini dikarenakan adanya informasi yang tidak terpantau

oleh pihak Puskesmas serta kesulitan dalam melakukan input data.

34
Beberapa program yang penilaian kinerja kurang
Program Masalah Pemecahan Masalah

P2P 1. Kurangnya frekuensi perugas 1.meningkatkan peran petugas


kesehatan untuk melaksanakan kesehatan dalam rangka
kunjungan rumah dalam mencaru penjaringan suspek TB dan
suspek TB membagi target penjaringan
2. Kurangnya kesadaran masyarakat suspek melalui pembina wilayah,
untuk memeriksakan sputum dan velontir, tenaga perkesmas
pemeriksaan kontak serumah (perawat)
3. Belum maksimalnya pelaksanaan 2.meningkatkan penyuluhan
MTBS mengenai TB
3. mewajibkan penanganan balita
sakit harus melaksanakan MTBS
oleh petugas
Posyandu 1. Kurangnya keaktifan kader 1. Meningkatkan sosialisasi kepada
Lansia 2. Tempat pelaksanaan yang kurang kader mengenai pentingnya
kondusif posyandu lansia
3. Rendahnya kemauan masyarakat 2. Melakukan inovasi kegiatan
untuk datang ke posyandu
Kesling 1.masih rendahnya pengetahuan dan 1.meningkatkan pembinaan ke
kesadaran pengusaha makanan TPM
mengenai pentingnya kebersihana 2. sosialisasi dan penyuluhan
2.banyaknya warga yang masih dampak buruk dari membuang
membuang sampah sembarangan sampah sembarangan
3.belum meratanya pembuatan bak 3. melakukan koordinasi kepada
sampah dinas kebersihan mengenai tata
cara pengelolaan sampah

35
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Struktur organisasi di puskesmas Ambacang sudah menerapkan sistem

yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun

2014. Struktur organisasi di puskesmas Ambacang meliputi kepala

puskesmas yang membawahi bagian tata usaha, unit kesehatan

masyarakat, unit kesehatan perorangan, unit kesehatan pengembangan, dan

unit kesehatan jaringan.

2. Terdapat rangkap jabatan dan program pada beberapa petugas puskesmas

Andalas dan masih ada kekurangan dalam program pengorganisasian dan

program kerja.

3. Adanya kesenjangan antara jumlah penduduk yang ditangani di Puskesmas

Ambacang dengan jumlah tenaga medis dan non medis yang ada.

5.2 Saran

1. Diperlukan optimalisasi komunikasi yang efektif antara sub bagian untuk

pelayanan yang lebih efektif.

2. Sebaiknya tidak ada rangkap jabatan pada berbagai bidang sehingga

kinerja masing-masing bidang dapat berjalan dengan optimal.

3. Penambahan jumlah tenaga medis di Puskesmas Ambacang agar

pelayanan kesehatan yang optimal dapat tercapai.

4. Meningkatkan Peran Pustu dan Poskeskel dalam menunjang Program

Puskesmas.
36
DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes No.75 Tahun 2014. Diunduh dari:


http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-2014-
ttg-Puskesmas.pdf.Diakses tanggal: 23 November 2016.

2. Kepmenkes RI No. 828/menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar


Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

3. Puskesmas Ambacang. Laporan Tahunan 2015 Puskesmas Ambacang. Padang:


Puskesmas Ambacang; 2016.

4. Trihono. Arrime, Pedoman Pelayanan Puskesmas. Departemen kesehatan.


Jakarta. 2002. Hal 62-63

5. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.

37

Anda mungkin juga menyukai