Modul Perpindahan Kalor
Modul Perpindahan Kalor
PERPINDAHAN KALOR
1
PERPINDAHAN KALOR
OLEH:
CITRA WAHYUNI
3215102338
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyusun bahan ajar modul SMA jurusan IPA dengan materi Perpindahan
Klaor. Modul yang disusun ini menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
dengan menganalisis Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai.
Modul perpindahan kalor ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, terutama dosen penulis yakni
Ibu Desnita, M.Si atas saran dan motivasi yang diberikan dalam meyelesaikan bahan ajar ini.
Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak guna menyempurnakan atau
memperbaiki modul perpindahan kalor ini. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
semua siswa SMA jurusan IPA dalam memahami konsep perpindahan kalor.
Citra Wahyuni
3
Kerangka Modul
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Peserta didik
2. Peran Guru
D. Tujuan Akhir
E. Standar Kompetensi
F. Cek Kemampuan Awal
II. PEMBELAJARAN
PERPINDAHAN KALOR
1. Konduksi
1.1 Pengertian Konduksi
1.2 Proses perpindahan kalor konduksi
1.3 Perbedaan Konduktor dan Isolator
1.4 Besaran-besaran fisis
1.5 Hubungan laju kalor konduksi dengan besaran-besaran fisisnya
1.6 Pengaruh suhu pada sambungan dua batang logam yang berbeda jenis
1.7 Contoh Perpindahan kalor konduksi dalam kehidupan sehari-hari
4
2. Konveksi
2.1 Pengertian Konveksi
2.2 Jenis-jenis Konveksi
2.2.1 Konveksi alami
2.2.2 Konveksi buatan
2.3 Besaran-besaran fisis
2.4 Hubungan laju kalor konveksi dengan besaran-besaran fisisnya
2.5 Konveksi dalam keseharian
3. Radiasi
3.1 Pengertian Radiasi
3.2 Penyerap kalor radiasi yang baik dan buruk
3.3 Besaran-besaran fisis
3.4 Hubungan laju kalor radiasi dengan besaran-besaran fisinya
3.5 Contoh dan Pemanfaatan Radiasi
5
DAFTAR ISI
6
2.3 Kegiatan Belajar 3 ...............................................................................................................27
2.3.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ....................................................................................27
2.3.2 Uraian Materi ..............................................................................................................27
2.3.3 Rangkuman ..................................................................................................................35
2.3.4 Tugas 3.........................................................................................................................35
2.3.5 Tes Formatif 3 ..............................................................................................................35
2.4 Kegiatan Belajar 4 ...............................................................................................................37
2.4.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran ....................................................................................37
2.4.2 Uraian Materi ..............................................................................................................37
2.4.3 Rangkuman ..................................................................................................................43
2.4.4 Tugas 2 .........................................................................................................................43
2.4.5 Tes Formatif 2 ..............................................................................................................43
III. EVALUASI ................................................................................................................................45
3.1 Tes Tertulis ..........................................................................................................................45
IV. PENUTUP ................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................48
KUNCI JAWABAN ..........................................................................................................................49
7
Peta konsep modul
8
GLOSARIUM
ISTILAH KETERANGAN
Konduktivitas merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor
termal (k)
Koefisien konveksi merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor yang
termal (h) nialinya bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan,
yaitu tegak, miring, menghadap ke bawah atau menghadap ke
atas.
Emisivitas (e) kuantitas yang menyatakan kemampuan benda untuk
memancarkan energy
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi
Setelah sekilas memahami adanya sejumlah kalor dapat menyebabkan
perubahan wujud atau kenaikan suhu pada suatu benda, serta telah dipelajarinya
proses pemuaian sebagai dampak adanya penyerapan kalor pada benda, yang
tentunya menuntut pemahaman tentang adanya konsep konversi dari berbagai
satuan dari besaran perubahan suhu, maka yang tak kalah pentingnya dari semua itu
bahwa kalor sebagai suatu bentuk energi ternyata dapat mengalami perubahan
tempat, atau dikatakan bahwa kalor dapat berpindah tempat.
Tanpa usaha luar, maka kalor sebagai suatu bentuk energi dapat berpindah
tempat dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dengan
berbagai cara, yaitu : Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.
10
perpindahan partikel-partikel perantaranya. Perpindahan kalor ini disebut
perpindahan kalor konveksi.
Selanjutnya, perpindahan kalor dapat terjadi secara pancaran/ radiasi.
Perpindahan kalor seperti ini dapat kamu amati saat berkemah menggunakan api
unggun. Panas dari api unggun tersebut dapat kamu rasakan saat kamu duduk
dihadapanya.
Dalam bab ini kamu dapat memperdalam perpindahan kalor konuksi, konveksi, dan
radiasi.
1.2 Prasyarat
Sebelum mempelajari tentang perpindahan kalor, anda harus menguasai materi
kalor terlebih dahulu.
11
8. Apabila anda belum menguasai 65% materi tiap kegiatan, maka pelajarilah lagi
kegiatan tersebut.
9. Ulangi kegiatan 2 sampai dengan 6 pada setiap kegiatan belajar hingga selesai.
10. Kerjakan soal-soal evaluasi terakhir.
12
15. Memformulasikan hubungan laju kalor radiasi dengan besaran fisis yang
mempengaruhinya
16. Menyebutkan 2 contoh pemanfaatan kalor radiasi dalam kehidupan sehari-hari
1.5 Kompetensi
Standar Kompetensi
4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan
energi
Kompetensi dasar
13
BAB II
PEMBELAJARAN
14
Gambar 1. Bongkahan es yang diletakkan Sumber: www.google.co.id/gambar+es
ditangan.
Mengapa fenomena tersebut dapat terjadi ? Hal ini dikarenakan suhu telapak
tanganmu lebih tinggi dibandingkan suhu bongkahan es, sehingga kalor berpindah dari
telapak tanganmu ke bongkahan es tersebut. Proses ini berlangsung sampai telapak
tanganmu dan es mencair ( suhu keduanya sama atau seimbang). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang
suhunya rendah.
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Dalam modul ini kita akan mempelajari perpindahan kalor konduksi, konveksi
dan radiasi secara rinci dan terpisah, walaupun dalam kejadian sehari-hari,
perpindahan kalor ini dapat terjadi secara bersamaan dalam satu kondisi.
2.1.3 Rangkuman
15
2.1.4 Tugas 1
16
2.2 Kegiatan Belajar 2
Konduksi
Sumber: www.google.co.id/gambar
17
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini karena kalor yang berada pada ujung
spatula yang dekat dengan minyak mendidih berpindah ke ujung spatula yang kamu
pegang. Perpindahan kalor seperti ini disebut perpindahan kalor konduksi.
Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut:
1. Jika suatu benda mendapat energi panas maka energi panas tersebut digunakan
untuk menggetarkan partikel-partikel benda tersebut. Pemanasan pada satu ujung
benda menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan
suhunya naik. Partikel-partikel yang bergetar mempunyai energi kinetik lebih besar
ini, memberikan sebagian energi kinetiknya kepada partikel tetangganya melalui
tumbukan sehingga partikel tetangga bergetar dengan energi kinetik lebih besar
pula. Setelah itu partikel tetangga ini memindahkan energi ke partikel tetangga
berikutnya. Begitu seterusnya sampai proses pemindahan energi ke bagian ujung
benda yang suhunya rendah. Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung
lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang
tinggi di antara kedua ujung.
2.
18
Sumber: www.google.co.id/gambar
Elektron bebas ialah elektron yang dengan mudah dapat berpindah dari satu atom
ke atom yang lain. Di ujung logam yang terkena panas, energi kalor pada elektron
bertambah besar. Oleh karena elektron bebas mudah berpindah, pertambahan
energi kalor ini dengan cepat dapat diberikan ke elektron-elektron lain letaknya
lebih jauh melalui tumbukan. Dengan proses ini kalor pada logam dapat berpindah
dengan cepat. Oleh karena itu, logam tergolong konduktor yang sangat baik.
Dari penjelasan proses konduksi di atas, kita dapat mengetahui bahwa logam adalah
konduktor yang sangat baik. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi
atas dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator.
19
Apakah Udara termasuk Konduktor atau Isolator?
20
Ketika mengalir, kalor juga membutuhkan selang waktu tertentu. Aliran
kalor ini bermula dari sisi benda yang memiliki suhu yang lebih tinggi (T1) ke sisi
(yang memiliki suhu yang lebih rendah (T2). Karena adanya perbedaan suhu (T1 -
T2), kalor mengalir dari sisi benda yang bersuhu tinggi menuju sisi benda yang
bersuhu rendah (arah aliran kalor ke kanan). Benda yang dilewati kalor memiliki
luas penampang (A) dan panjang ().
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh ilmuwan, jumlah kalor
yang mengalir selama selang waktu tertentu (Q/t) berbanding lurus dengan
perbedaan suhu (T1 T2), luas penampang (A), sifat suatu benda (k =
konduktivitas termal) dan berbanding terbalik dengan panjang benda. Secara
matematis bisa ditulis sebagai berikut :
(1 2 )
= (1.1)
Keterangan :
Q = Kalor (kilokalori (k) atau Joule (J) )
t = Waktu (s)
Q/t = Laju aliran kalor ( kilokalori per sekon (kkal/s) atau Joule/sekon
(J/s). 1 J/s = 1 watt )
A = Luas penampang benda (m2)
T1 T2 = Perbedaan suhu (K atau oC)
T1 = Temperatur tinggi (K atau oC)
T2 = Temperatur rendah (K atau oC)
= Jarak perpindahan panas / ketebalan benda(m)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, laju kalor konduksi yang melalui
sebuah dinding bergantung pada empat besaran:
21
kalor.
3. Luas permukaan benda
4. Konduktivitas termal zat (), merupakan ukuran kemampuan zat
menghantarkan kalor; makin besar nilai , makin cepat perpindahan
kalor.
5. Selang waktu
Zat Zat
( ) ( )
Logam: Bahan Isolator:
Alumunium 205 Gabus 0,04
Perunggu 109 Serat kaca (fiberglass) 0,04
Tembaga 385 Bulu halus 0,02
Besi dan baja 50 Kapuk 0,03
Perak 406
Zat padat lain: Gas:
Lemak tubuh 0,17 Hidrogen 0,13
Batu bata 0,6 Udara 0,024
Beton 0,8
Kaca 0,8
Es 1,6
Air 0,60
Kayu (pinus) 0,13
22
pada gambar berikut. Bagaimana caranya menghitung suhu pada titik
sambungan kedua logam?
L1 L2
Gambar 5. Aliran kalor pada sambungan dua batang logam
1 2 (1.2)
=
1 1 2 2
= (1.3)
1 2
Keterangan :
Q1 = Kalor pada batang logam 1 (kilokalori (k) atau Joule (J) )
Q2 = Kalor pada batang logam 1 (kilokalori (k) atau Joule (J) )
t = Waktu (s)
Q/t = Laju aliran kalor ( kilokalori per sekon (kkal/s) atau Joule/sekon
(J/s). 1 J/s = 1 watt )
A = Luas permukaan benda (m2)
T1 = Suhu/Temperatur pada batang logam 1 (K atau oC)
T2 = Suhu/Temperatur pada batang logam 1 (K atau oC)
L1 = Panjang batang logam 1 (m)
L2 = Panjang batang logam 2 (m)
23
E. Aplikasi Pepindahan Kalor Konduksi
Setrika Listrik
Prinsip kerja setrika listrik adalah mengubah energi listik menjadi energi
panas. Bila seterika dihubungkan ke sumber tegangan listrik dan
dihidupkan (ON), maka arus listrik mengalir melalui elemen pemanas,
yaitu alas besi tebal. Dengan adanya arus listrik yang mengalir ini, alas
besi tebal akan membangkitkan panas. Panas ini kemudian disalurkan
secara konduksi pada permukaan dasar setrika.
Contoh soal:
Jawab:
24
(k . A (600 - T)) / 4 = (3 k A (T - 300))/ 2
T= 2600/7= 480C
2.2.3 Rangkuman
2.2.4 Tugas 2
1. Sebutkan dua proses yang dapat menyebabkan perpindahan kalor secara
konduksi!
2. Besaran-besaran fisis apa saja yang mempengaruhi laju kalor konduksi?
3. Carilah 1 alat yang menggunakan prinsip perpindahan kalor konduksi, selain
yang terdapat dalam modul ini.
25
2.2.5 Tes Formatif 2
1. Apa yang dimaksud dengan konduksi
2. Apa perbedaan konduktor dan isolator?
3. Sebutkan contoh benda konduktor dan isolator!
4. Sebatang alumunium yang panjangnya 0,400 m dan diameternya 6,00 x 10 -3
m digunakan untuk mengaduk larutan gula air yang berusaha 108 oC. Jika
ujung kain batang berada pada suhu ruang 28oC, berapa kalor yang mengalir
sepanjang batang dalam 5 menit? Konduktivitas termal alumunium 200
W/(Mk)
5. Besi panjangnya 2 meter disambung dengan kuningan yang panjangnya 1 meter,
keduanya mempunyai luas penampang yang sama. Apabila suhu pada ujung besi
adalah 500C dan suhu pada ujung kuningan 350C. Bila koefisien konduksi termal
kuningan tiga kali koefisien termal besi,hitunglah suhu pada titik sambungan antara
besi dan kuningan!
26
2.3 Kegiatan Belajar 3
Konveksi
2.3.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
A. Pengertian Konveksi
Sumber: www.google.co.id/gambar
Ketika udara yang dekat nyala bara api dipanasi, udara itu memuai dan
massa jenisnya menjadi lebih kecil. Udara hangat yang massa jenisnya lebih kecil
27
akan naik, dan tempatnya digantikan oleh udara dingin yang massa jenisnya
lebih besar. Proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida
oleh pergerakan fluida itu sendiri dinamakan konveksi.
B. Jenis-jenis Konveksi
Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.
1. Konveksi alamiah
Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat
perbedaan massa jenis. Bagian fluida yang menerima kalor/dipanasi memuai
dan massa jenisnya menjadi lebih kecil, sehingga bergerak ke atas. Kemudian
tempatnya akan digantikan oleh bagian fluida dingin yang jatuh ke bawah
karena massa jenisnya lebih besar.
Memasak air:
V2 Gambar 8. Proses
konveksi pada saat
V1
memasak air
28
Saat memasak air, ketika panci dipanaskan, volume molekul air bagian bawah
yang terkena panas akan mengembang (V1>V2) dan mengakibat massa
jenisnya mengecil (1 > 2 ). Hal tersebut mengakibatkan molekul air bagian
bawah menjadi lebih ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan molekul air
yang berada di bagian atas (massa jenisnya lebih besar) akan bergerak turun
ke bawah menggantikan posisi molekul air sebelumnya.
2. Konveksi paksa
Konveksi paksa adalah suatu proses pergerakan fluida yang langsung
diarahkan tujuannya oleh sebuah pompa atau blower.
Sumber: www.google.co.id/gambar
29
2. Radiator mobil
Sumber: http://www.blogberbagi.com/2012/03/aplikasi-konduksi-konveks
dan-radiasi.html
Pada sistem pendingin mesin mobil (radiator), air di paksa mengalir melalui
pipa-pipa dengan batuan pompa air (water pump). Panas mesin yang tidak di
kehendaki dibawa oleh sirkulasi air tersebut menuju radiator. Di dalam
radiator, air di dinginkan dengan bantuan udara. Air yang telah mendingin ini
kemudian di pompa untuk mengulang kembali proses transfer panas
dari mesin mobil ke radiator. Jadi, dalam hal ini terjadi konveksi paksa. Ingat
bahwa proses konveksi melibatkan fluida (dalam kasus ini di wakili oleh air)
sebagai penghantar panas.
30
C. Besaran-besaran fisis pada perpindahan kalor konveksi
Apabila ada sebuah silinder yang diisi suatu fluida dan dua sisi
yang berhadapan dari silinder suhunya berbeda, akan terjadi aliran kalor
dari dinding yang bersuhu Ta ke dinding yang bersuhu Tb. Besarnya kalor
yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan sebagai berikut.
= (2.1)
Besarnya koefisien konveksi termal dari suatu fluida bergantung pada bentuk
dan kedudukan geometrik permukaan-permukaan bidang aliran serta
bergantung pula pada sifat fluida perantaranya.
31
D. Peristiwa konveksi dalam keseharian
(a) (b)
32
Gambar a. Gambar tersebut adalah proses peristiwa angin laut. Kalor
jenis daratan (zat padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut (zat cair).
Akibatnya ketika dipanaskan oleh cahaya matahari pada siang hari,
kenaikan suhu daratan lebih besar daripada kenaikan suhu air laut. Hal ini
menyebabkan daratan yang telah panas, memanaskan udara yang berada
di atasnya sehingga suhu udara pun meningkat, sehingga massa jenis
udara berkurang dan membuat udara tersebut bergerak ke atas. Posisi
udara yang bergerak ke atas digantikan oleh udara yang berada di atas
permukaan laut.
Hal ini disebabkan karena massa jenis udara yang berada di atas
permukaan laut lebih besar. Ketika bergerak ke darat, posisi udara tadi
digantikan oleh udara lainnya yang berada tepat di atasnya. Sampai pada
ketinggian tertentu, udara panas yang bergerak ke atas mengalami
penurunan suhu. Diketahui bahwa ketika suhu udara menurun, volume
udara juga berkurang. Berkurangnya volume udara menyebabkan massa
jenis udara bertambah. Akibatnya, udara yang sudah mendingin tadi
meluncur ke bawah untuk menggantikan posisi udara yang telah
pergi dari permukaan laut .
Proses ini terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi udara,
inilah yang diketahui oleh para nelayan sebagai angin laut. Di sebut
angin laut karena udara yang berada di atas permukaan air laut
melakukan pengungsian massal menuju daratan.
33
dilepaskan oleh daratan dan air laut sama, tetapi karena kalor jenis
daratan lebih kecil daripada kalor jenis air laut, maka penurunan suhu
yang dialami oleh daratan lebih besar daripada air laut.
Air laut yang memiliki suhu lebih tinggi menghangatkan udara yang
berada di atasnya. Akibatnya suhu udara yang berada di atas permukaan
laut meningkat. Peningkatan suhu udara menyebabkan massa jenis udara
berkurang sehingga udara bergerak ke atas. Daratan yang memiliki suhu
lebih rendah mendinginkan udara yang berada di atasnya. Akibatnya
suhu udara yang berada di atas daratan menurun. Penurunan suhu udara
menyebabkan massa jenis udara bertambah.
Hal ini menyebabkan udara yang berada di atas daratan meluncur ke
laut. Sampai pada ketinggian tertentu, udara yang bergerak ke atas
mendingin (suhunya menurun). Penurunan suhu menyebabkan massa
jenis udara bertambah. hal ini menyebabkan udara tersebut meluncur ke
bawah menggantikan posisi udara yang meluncur ke laut tadi.
Proses ini terjadi terus menerus sehingga terbentuk arus konveksi udara.
Hal ini lebih dikenal sebagai angin darat. Di sebut angin darat karena
udara yang berada di daratan melakukan pengungsian massal menuju
laut.
Contoh Soal:
Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,02 kal/msC memiliki luas
penampang aliran 10 cm2. Jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu
200C ke dinding lainnya yang bersuhu 50C, kedua dinding sejajar. Berapakah
besarnya kalor yang dirambatkan?
34
Jawab:
H = hA T
H = 0,02 kal/msC (1 10-3 m2) (200C 50C) = 9 10-2 kal/s
Jadi, besarnya kalor yang merambat dalam fluida per satuan waktu adalah 9 10-2
kal/s.
2.3.3 Rangkuman
2.3.4 Tugas 3
1. Proses konveksi biasa terjadi pada zat?
2. Sebutkan besaran-besaran fisis yang mempengaruhi laju kalor konveksi?
3. Carilah 1 alat yang menggunakan konsep perpindahan kalor konveksi, selain
yang terdapat dalam modul ini!
35
4. Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/msC memiliki
luas penampang aliran 20 cm2. Jika fluida tersebut mengalir dari
dinding yang bersuhu 100C ke dinding lainnya yang bersuhu 20C,
kedua dinding sejajar. Berapakah besarnya kalor yang dirambatkan?
5. Sebutkan satu contoh peristiwa konveksi dalam keseharian!
36
2.4 Kegiatan Belajar 4
Radiasi
37
tidak mungkin melalui ruang hampa yang terdapat di antara atmosfer Bumi dan
Matahari. Bagaimanakah proses perpindahan kalor dalam peristiwa ini?
Kalor dari Matahari dapat sampai ke Bumi melalui ruang hampa tanpa zat
perantara (medium). Perpindahan kalors eperti ini disebut radiasi. Perpindahan
kalor dapat melalui ruang hampa Karena energi kalor dibawa dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Jadi, radiasi atu pancaran adalah perpindahan
energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Hal ini karena di siang hari, baju hitam menyerap kalor radiasi lebih
baik daripada baju putih dan berwarna terang. Di malam hari, baju hitam terasa
lebih dingin daripada baju putih atau berwarna terang. Ini terjadi karena di
malam hari, baju hitam memancarkan kalor radiasi lebih baik daripada baju
putih dan berwarna terang.
38
Berdasarkan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa:
1. Permukaan yang hitam kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik
sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik pula;
2. Permukaan yang putih dan berwarna terang adalah penyerap kalor radiasi
yang buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula;
3. Jika diinginkan agar kalor yang merambat secara radiasi berkurang,
permukaan (dinding) harus dilapisi suatu bahan agar mengkilap (missal
dilapisi dengan perak).
39
Persamaan Stefan-Boltzman untuk setiap benda dapat ditulis sebagai:
= 4
R = e T4
Keterangan:
t = waktu (s)
T = suhu (K)
D. Pemanfaatan Radiasi
1. Pendiangan rumah
Gambar 14. Kalor yang menghangatkan tubuh dan berasal dari pendiangan
merupakan kalor radiasi.
Sumber: www.google.co.id/gambar
40
Sebagian besar kalor pada pendiangan rumah akan naik ke atas cerobong
asap karena dibawa oleh konveksi udara. Tubuh kita merasa hangat karena
penjalaran kalor ke samping dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Dengan kata lain, tubuh kita merasa hangat karena penghantaran kalor
secara radiasi (Gambar 14).
2. Rumah kaca
Pernahkah kalian melihat tumbuhan yang berada pada sebuah rumah
kaca? Bagaimana tumbuhan di dalamnya dapat tetap tumbuh dengan
subur?
41
sangat tinggi. Tanah dan tumbuhan sebagai sumber kalor yang lebih
dingin akan memancarkan kembali kalor yang diterimanya dalam bentuk
radiasi inframerah. Energi kalor radiasi inframerah yang dipancarkan
kembali ini tidak mampu menembus kaca.
Sebagai hasilnya, energi kalor ini terperangkap di dalam rumah
kaca, dan rumah kaca menjadi hangat. Suhu di dalam rumah kaca dapat
tetap tinggi dibandingkan dengan suhu di luarnya. Keadaan ini membuat
tumbuhan dapat tumbuh dengan subur.
Contoh Soal:
Jawab:
T1 = 310 K
T2 = 370 K
= 5,672.10-8 watt/m2K4
a. R = e ( T24 - T14)
= 1. 5,672.10-8 (3704 - 3104)
= 536,57 watt/m2
b. R = Q/A.t
Q = R. A. t
Q = 536,57. 0,1. 3600 = 1931652 Joule
42
2.4.3 Rangkuman
2.4.4 Tugas 4
1. Pada perpindahan kalor radiasi, energi kalor dibawa oleh?
2. Bagaimana cara mengurangi laju kalor radiasi pada suatu benda?
3. Sebutkan besaran-besaran fisis pada laju kalor radiasi!
43
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
4. Sebutkan satu contoh alat yang menggunakan konsep perpindahan kalor
radiasi!
44
BAB III
EVALUASI
3. Besi panjangnya 2 meter disambung dengan kuningan yang panjangnya 1 meter, keduanya
mempunyai luas penampang yang sama. Apabila suhu pada ujung besi adalah 500C dan
suhu pada ujung kuningan 350C. Bila koefisien konduksi termal kuningan tiga kali koefisien
termal besi, berapakah suhu pada titik sambungan antara besi dan kuningan?
a. 371,4C c. 471,4C
b. 731,4C d. 173,4C
4. Di bawah ini yang bukan contoh alat yang menerapkan konsep perpindahan kalor
konveksi adalah
a. Hair Dryer c. Radiator mobil
b. Panci masak d. Lemari es
5. Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/msC memiliki luas
penampang aliran 20 cm2. Jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu
100C ke dinding lainnya yang bersuhu 20C, kedua dinding sejajar. Berapakah
besarnya kalor yang dirambatkan?
a. 160 104 kal/s c. 1,6 104 kal/s
b. 16 103 kal/s d. 16 104kal/s
45
B. Isilah pertanyaan berikut dengan baik dan benar
1. Apa yang dimaksud dengan perpindahan kalor konduksi?
2. Sebatang alumunium yang panjangnya 0,400 m dan diameternya 6,00 x 10 -3 m
digunakan untuk mengaduk larutan gula air yang berusaha 108 oC. Jika ujung kain
batang berada pada suhu ruang 28oC, berapa kalor yang mengalir sepanjang
batang dalam 5 menit? Konduktivitas termal alumunium 200 W/(Mk)
3. Apa perbedaan antara konveksi alami dan konveksi paksa?
4. Apa perbedaan antara benda yang berwarna hitam dan putih dalam menyerap
dan memancarkan kalor radiasi?
5. Benda hitam sempurna luas permukaannya 0,5 m2 dan suhunya 27 C. Jika suhu
sekelilingnya 77 C, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam
46
BAB IV
PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes praktik untuk
menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi syarat
kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke topik/
modul berikutnya.
Mintalah pada guru/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaian
yang dilakukan secara langsung oleh asosiasi profesi yang berkompeten apabila anda telah
menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila anda telah menyelesaikan seluruh
evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari guru/instruktur atau berupa
portofolio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi oleh asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya
hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standarpemenuhan kompetensi tertentu dan
bila memenuhi syarat anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh
asosiasi profesi.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Aip, Saripudin. 2008. BSE Belajar Praktis Fisika Kelas X. Pusat Pebukuan Departemen
Pendidikan Nasional: Jakarta.
2. Jewett, Serway. 2003. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Salemba Teknika:Jakarta
3. Sumarsono, Joko. 2009. BSE Fisika. Pusat Pebukuan Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.
4. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Penerbit Erlangga:Jakarta.
48
KUNCI JAWABAN
Tugas 1
1. Perpindahan kalor terjadi dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya
rendah
2. Api unggun
3. Hal itu dikarenakan suhu telapak tanganmu lebih tinggi dibandingkan suhu
bongkahan es, sehingga kalor berpindah dari telapak tanganmu ke bongkahan es
tersebut.
Tes Formatif 1
1. Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
2. Konduksi, Konveksi, dan Radiasi
Tugas 2
2. Beda suhu, ketebalan benda, luas permukaan, selang waktu dan konduktivitas termal.
3. Termos. Dinding kaca pada termos digunakan karena kaca sebagai konduktor yang
Tes Formatif 2
1. Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
perantaranya.
2. Konduktor ialah zat atau bahan yang mudah menghantarkan kalor.
49
Isolator ialah zat atau bahan yang sukar menghantarkan kalor.
3. Contoh zat yang tergolong konduktor: logam, seperti alumunium, baja, dan tembaga.
Contoh zat yang tergolong isolator: kayu, plastik, busa, wol, kain, danlain-lain
4. 12 x 107 Joule
5. 371,4C
Tugas 3
Tes Formatif 3
1. Proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh
pergerakan fluida itu sendiri dinamakan konveksi.
2. Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa
jenis.
Konveksi paksa adalah suatu proses pergerakan fluida yang langsung diarahkan
tujuannya oleh sebuah pompa atau blower.
3. Lemari es, Radiator mobil, dan Hair dryer.
4. 16 104kal/s
50
5. Angin darat dan angin laut
Tugas 4
1. Gelombang elektromagnetik
2. Permukaan (dinding) benda harus dilapisi suatu bahan agar mengkilap (misal dilapisi
dengan perak).
Tes Formatif 4
1. Radiasi atu pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
2. Permukaan yang hitam kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus
pemancar kalor radiasi yang baik pula.
Permukaan yang putih dan berwarna terang adalah penyerap kalor radiasi yang
buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula.
3. a. 391,72 watt/m2
b. 705060 Joule
4. Microwave
51
EVALUASI
A.
1. b
2. c
3. a
4. b
5. d
B.
1. Konduksi adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
perantaranya.
2. 12 x 107 Joule
3. Konveksi alamiah merupakan pergerakan fluida yang terjadi akibat perbedaan massa
jenis.
Konveksi paksa adalah suatu proses pergerakan fluida yang langsung diarahkan
tujuannya oleh sebuah pompa atau blower.
4. Permukaan yang hitam kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus
pemancar kalor radiasi yang baik pula.
Permukaan yang putih dan berwarna terang adalah penyerap kalor radiasi yang
buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula.
5. a. 391,72 watt/m2
b. 705060 Joule
52