Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERANAN IPTEK DALAM ISLAM


UNTUK MENINGKATKAN IMAN MANUSIA

DOSEN PEMBIMBING:
DRS. M. SYAFEI

DISUSUN OLEH:
NAMA : ARIYADI PUTRA
NPM : 15.31.0626

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
(UNISKA)
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
2015 / 1436 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala

berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga Saya dapat

menyelesaikan makalah dengan judul PERANAN IPTEK DALAM ISLAM UNTUK

MENINGKATKAN IMAN MANUSIA.

Dalam penyusunannya, Saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap

keluarga besar Saya yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu

besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit

kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.Meskipun saya berharap isi dari

makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena

itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Banjarmasin, 15 Desember 2015

Penyusun

ARIYADI PUTRA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM 2

2.2. Hubungan IPTEK dan ISLAM 3

2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK 4

2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam 5

BAB III PENUTUP 8

3.1. Kesimpulan 8

3.2. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang yang

semakin pesat dan sangat di tuntut untuk mempelajarinya , maka dari situ pula perkembangan

Islam mulai terlupakan. IPTEK yang mempunyai dua sisi dampak bagi manusia, yakni dampak

positiv dan dampak negativ. Dampak Positiv bagi manusia yaitu dapat mempermudah pekerjaan

kantor , rumah maupun lainnya, Contohnya seperti Komputer di temukan oleh Charles Babbage

. Zaman dahulu komputer belum ada, manusia menuangkan karyanya hanya menggunakan tinta

dan kertas , itu pun perlu berhari-hari untuk menyelesaikannya.Semenjak adanya komputer,

pekerjaan tersebut lebih mudah , hanya mengandalkan kelincahan tangan dalam menekan

tombol-tombol keyboard pada komputer. Sekarang Komputer , di kembangkan kembali dalam

bentuk Laptop,Notebook,maupun tablet. Seiring dengan majunya perkembangan zaman, IPTEK

menjadi sasaran utama dan menjadi kebutuhan utama yang di perlukan bagi manusia.

Namun, IPTEK juga dapat berdampak Negativ bagi manusia, yang dapat merusak moral

manusia , bahkan iman manusia.Semakin tinggi IPTEK yang di miliki manusia, maka semakin

canggihlah alat maupun kebutuhan yang tercipta, Contohnya Seperti Bom Atom, yang dapat

menewaskan banyak korban jika Bom itu di aktiv kan dan di salah gunakan. Ada pula Pukat

Harimau,Pistol. Selain berbentuk alat, ada pula dampak IPTEK yang mempengaruhi langsung

pikiran manusia, yaitu pada Internet . Yang Sekarang ini menjadi trand center bagi kalangan

muda. Banyak Dampak negative yang ada di Internet , salah satunya adanya situs Porno yang
mungkin sangat mudah di akses untuk semua umur. Internet tersebut sangat mengganggu daya

pikir manusia,perasaan, hingga keimanan manusia.

Dan dari sinilah , Peran agama harus di tingkatkan dan lebih di kaji ulang , agar

IPTEK tidak di salah gunakan.

1.2. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan peranan IPTEK dalam ISLAM agar

bermanfaat bagi kedupan manusia dan meningkatkan keimanan manusia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian IPTEK dan ISLAM

IPTEK adalah sebuah kepanjangan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu

adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman

manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Lalu pengetahuan adalah informasi

atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak

dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas

Bayesia adalah benar atau berguna. Sedangkan teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari

satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan

proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi

mulai sebelum sains dan teknik . Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang

menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi,

penemuan yang sangat lama seperti roda dapat disebut teknologi.

ISLAM adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW,

dan Islam merupakan agama yang berintikan keimanan dan amal perbuatan. Keimanan itu

merupakan akidah dan pokok (pangkal utama), yang di atasnya berdiri syariat Islam. Yang

kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya. Sedangkan Perbuatan itu merupakan

syariat dan cabang-cabang yang dianggap sebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah

itu. Keimanan dan perbuatan, atau dengan kata lainakidah dan syariat, keduanya itu antara satu

dengan yang lain sambung-menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang

satu dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah dengan pohonnya, sebagai musabbab
dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya (pendahuluannya).

(Aqidah Islam. Sayid Sabiq h. 15)

Oleh karena adanya hubungan yang erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan

penyebutannya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al Quran Al Karim, hal ini

dapat dilihat dalam firman-firman Allah SWT yang menerangkan hubungan keimanan dan

perbuatan, antara lain:

QS. Al Baqarah 25

,,Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan,

bahwasanya mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalirlah beberapa

sungai.

QS. An Nahl 97

,,Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik ia lelaki atau perempuan dan ia seorang

yang beriman, maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti

kami beri balasan dengan pahalanya, menurut yang telah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

QS. Maryam 96

,,Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Tuhan Yang Maha

Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.


2.2. Hubungan IPTEK dan Agama

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam,

sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya tunduk patuh, mempunyai

makna tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah. Dalam Surat Ali Imran ayat 83,

Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada

dalam keadaan islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan

manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia

takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah

sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan

pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan

seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu

terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.

Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat

kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia

mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia,

tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita

selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu

yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan

ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri,

harus memperhatikan beberapa hal yang penting.


Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita.

Terkadang ada pula yang menggunakan bahan bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan

sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb. Sesungguhnya

Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-

Araf : 56).

2.3. Alasan Umat Islam di tuntut menguasai IPTEK

Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat

kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia

mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia,

tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita

selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu

yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan

ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri,

harus memperhatikan beberapa hal yang penting.Umat islam pun juga sangat membutuhkan

IPTEK sebagai alat penyiaran islam, sehingga di tuntut harus menguasai IPTEK agar pekerjaan /

dakwah berjalan sesuai apa yang di inginkan.

2.4. Dampak IPTEK bagi Keimanan Umat Islam

Dampak IPTEK di masa depan sangat besar. Yang paling dikhawatirkan di masa depan

nanti, banyak orang yang secara tidak sadar menuhankan teknologi. Apalagi zaman yang

semakin maju menyebabkan peradaban nanti akan bergeser kearah teknologi modern. Ini sangat

berbahaya, bisa bisa dengan dalih persatuan bersama dan iman yang menipis menyebabkan

mereka lupa pada agamanya. Seperti firman-Nya dalam surat Al-Anam : 6


Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi generasi yang telah Kami

binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka

dimuka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepada-Mu, dan Kami curahkan

hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai sungai mengalir dibawah mereka,

kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah

mereka generasi yang lain.

Oleh karena itu, ada perintah pula dari Allah kepada kita terutama umat islam dalam firman-Nya

Quran surat Muhammad : 7

Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan

menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

Selain itu IPTEK yang tidak dikendalikan dengan baik akan merusak kehidupan manusia

sendiri. Seperti yang sedang kita alami sekarang yaitu Global Warming. Hal ini terjadi

dikarenakan salah satu faktornya adalah ketidak sesuaian antara sains dan teknologi. Mereka

berjalan tidak beriringan. Teknologi yang semakin maju dan sains (lingkungan) yang diabaikan.

Baik buruknya IPTEK, itu tergantung dari kita yang memakainya. Hendaknya kita menghargai

pula kreasi para professor yang berusaha menciptakan alat alat yang sesungguhnya bermanfaat

bagi kita.

Adapun dampak positif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.

2. Mengurangi pemakaian bahan bahan alami yang semakin langka.

3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat

4. Membawa manusia kearah lebih modern.


5. Menyadarkan kita akan ke-Esa-an-Nya

6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita melalui penelitian

ilmiah.

Sedangkan dampak negatif dari adanya Iptek adalah sebagai berikut :

1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang orang menjadi malas

berusaha sendiri.

2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu sendiri.

3. Melupakan keindahan alam.

4. Masyarakat lebih menyukai yang instan instan.

5. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat kurang gizi.

6. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju menyebabkan peradaban baru.

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban

Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai penjuru dunia.

Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek

modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban

Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional

yang diakibatkannya.

Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan

kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia.

Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan
material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8)

saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain

dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di

Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.

Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali nilai-

nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami,

gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya

polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk

pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga,

seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang.

Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang

terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan

penjajahan (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia

dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah

negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga

lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena

nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka

kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi

hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja

nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (matre) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan

melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis

sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa

Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi

dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-

karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Akhlak yang baik muncul dari

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan

Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali

dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap

alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan

Keagungan-Nya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua).

Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang

seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma

Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qaidah fikriyah)

bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai

sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu

pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan

diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi

pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya

yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang

ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan

pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan

iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah

diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia

menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Jika peran ini dapat di satukan, maka perkembangan iptek dan islam sangat seimbang, dan tidak

ada lagi yang namanya penyalah gunaan iptek.


3.2. Saran

Sekarang kemajuan IPTEK sangat berkembang, banyaknya alat tercipta

terkadang membuat lupa akan kewajiban kita terhadap Sholat lima waktu yang di jalankan umat

islam. Maka dari itu , jangan pernah terbawa akan kecanggihan IPTEK semata sehingga melupak

kewajiban kita sebagai umat islam.

Adanya keseimbangan peran IPTEK dalam islam dapat mempermudah

kita menjalankan tugas dunia dan akhirat, tanpa mengorbankan satu di antaranya, dan jika kita

hanya mengutamakan IPTEK , maka keimanan kita akan luntur ,hanya berpacu pada

kecanggihan duniawi. Dan jika hanya mengutakan ke islaman tanpa mengikuti perkembangan

zaman , maka kita akan pernah mendapat ilmu lebih di dunia. Sedangkan islam mengajarkan

bahwa :

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dan di bawah ini ada beberapa hadits

yang berhubungan dengan menuntut ilmu.

Hadits riwayat Ibnu Abdil Bar

Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib

bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada

para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar).

Anda mungkin juga menyukai