Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

Manajemen Operasional 1

PENJADWALAN

(Schudelling)

Dosen Pembimbing:

M. Muammar Hidayat SE, MM

Disusun Oleh:

M. Abdul Latif (15.31.0447)

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

2016/1437 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

Schedulling.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya

kepada Bapak Muhammad Muammar Hidayat SE, MM selaku dosen pembimbing

mata kuliah Manajemen Operasinal 1 yang telah memberikan materi dan pengarahan

dalam penyusunan makalah ini dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Banjarmasin,

Penyusun

Ami Suhaimy
DAFTAR ISI

BAB III SCHEDULING (PENJADWALAN)

Latar Belakang .....................................................................................................

Tujuan ...................................................................................................................

Manfaat .................................................................................................................

Rumusan Masalah .................................................................................................

Isu penjadwalan .....................................................................................................

Penjadwalan pusat kerja yang terfokus pada proses ............................................

Pembebanan pekerjaan pada pusat kerja ..............................................................

Pengurutan pekerjaan di pusat kerja ....................................................................

Keterbatasan sistem pembagian berbasis aturan ..................................................

Penjadwalan terbatas ............................................................................................

Teori kendala ........................................................................................................

Pusat kerja bottleneck ..........................................................................................

Produksi berulang ................................................................................................

Penjadwalan pada sektor jasa ................................................................................

BAB IV PENUTUP

Simpulan .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam sebuah perusahaan dengan sistem manajemen yang baik perlua

mengadakannya sebuah kegiatan penjadwalan guna mengatur segala sesuatu yang

berkenaan dengan proses produksi agar target waktu tercapai dengan efektif dan

efisien. Sebagai manajer produksi yang mengatur segala sesuatunya dalam proses

produksi perlu mengadakannya sebuah perencanaan dan eksekusi atas rancangan

sistem tersebut dengan baik

TUJUAN

Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasi pada semester 3 dengan

dosen pengampu Bapak. Serta mempelajari berbagai sistem schedulling dalam sebuah

perusahaan barang dan jasa.

MANFAAT
Mahasiswa dapat memperkaya pengetahuan dalam bidang Manajemen

Operasi terutama dalam mengorganisasikan sistem schedulling agar dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja kelak.


RUMUSAN MASALAH

Isu penjadwalan

Penjadwalan pusat kerja yang terfokus pada proses

Pembebanan pekerjaan pada pusat kerja

Pengurutan pekerjaan di pusat kerja

Keterbatasan sistem pembagian berbasis aturan

Penjadwalan terbatas

Teori kendala

Pusat kerja bottleneck

Produksi berulang

Penjadwalan pada sektor jasa

PEMBAHASAN

1. SCHEDULLING (PENJADWALAN)

Penjadwalan merupakan salah satu dari sepuluh komponen keputusan strategi

manajemen operasi.
Kepentingan Strategis Penjadwalan

Dengan membuat penjadwalan secara efektif, berarti perusahaan

menggunakan aset secara lebih efektif dan menciptakan kapasitas yang lebih

besar untuk setiap dolar yang ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan

biaya yang lebih rendah.

Kapasitas tambahan dan fleksibilitas yang terkait ini menghasilkan

pengiriman yang lebih cepat dan karenanya memberikan pelayanan pelanggan

yang lebih baik.

Penjadwalan yang baik merupakan keunggulan bersaing karena berperan

dalam penyerahan yang terikat.


ISU PENJADWALAN

Penjadwalan berkaitan dengan pemilihan waktu operasi, tabel berikut

menggambarkan keputusan penjadwalan yang dihadapi pada lima organisasi: rumah

sakit, perguruan tinggi, manufaktur, rumah makan, dan perusahaan penerbangan.

Penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas, yang mencangkup

pengakusisian peralatan dan fasilitas. Dalam perencanaan agregat, dibuat keputusan

mengenai penggunaan fasilitas, persediaan, karyawan, dan kontraktor dari luar.

Kemudian jadwal induk memecah rencana agregat dan mengembangkan jadwal

output keseluruhan. Kemudian jadwal jangka pendek, menerjemahkan keputusan

kapasitas, perencanaan jangka menengah, dan jadwal induk ke dalam urutan

pekerjaan dan penugasan karyawan, material, dan permesinan secara spesifik. Dalam

makalah ini akan diuraikan isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka pendek

(basis mingguan, harian, atau jam).

Penjadwalan Maju dan Mundur

Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu,

dimana terdapat banyak pekerjaan secara bersamaan bersaing untuk menggunakan

sumber daya yang sama. Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam

penjadwalan, maka teknik penjadwalan dapat digolongkan sebagai berikut :


Penjadwalan maju (forward scheduling)

Memulai jadwal segera setelah persyaratan suatu pekerjaan diketahui.

Penjadwalan maju digunakan dalam berbagai oraganisasi seperti rumah sakit, klinik,

rumah makan mewah, dan produsen perkakas mesin. Dalam fasilitas seperti ini,

pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya diminta untuk

dikirim sesegera mungkin. Penjadwalan maju pada umumnya dirancang untuk

menghasilkan sebuah jadwal yang dapat dipenuhi sekalipun hal ini berarti batas

waktunya tidak dapat dipenuhi. Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju menjadi

penyebab tertumpuknya barang setengah jadi.


Penjadwalan mundur (backward scheduling)

Dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih

dahulu. Kemudian urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu, dalam susunan

terbalik. Dengan mengurangi lead time untuk setiap item, maka diperoleh waktu

mulai. Bagaimana pun, sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi jadwal

mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan

manufakur, seperti halnya lingkungan jasa yang menyajikan sebuah perjamuan atau

penjadwalan operasi pembedahan. Dalam praktik sebuah kombinasi dari penjadwalan

maju dan penjadwalan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu di

antara apa yang dapat dipenuhi dan batas waktu pelanggan.

Gangguan mesin, ketidakhadiran permasalahan mutu, kekurangan, dan faktor

lain lebih membuat penjadwalan semakin rumit. Sebagai konsekuensinya, penugasan

sebuah pekerjaan pada suatu tanggal tertentu tidak memastikan bahwa pekerjaan

tersebut akan dilakukan sesuai jadwal yang ditugaskan tersebut. Banyak teknik

khusus yang dikembangkan untuk membantu membuat jadwal yang dapat

diandalkan.

Kriteria Penjadwalan

Teknik penjadwalan yang benar tergantung kepada volume pesanan, sifat

alami operasi, dan kompleksitaspekerjaan keseluruhan, demikian pula kepentingan

yang ditempatkan pada setiap empat kriteria. Keempat kriteria tersebut adalah:
Minimalisasi waktu penyelesaian

Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata untuk

setiap pekerjaan.

Maksimasi utilisasi

Kriteri ini dievaluasi dengan menghitung persentase waktu digunakannya

fasilitas.

Minimasi persediaan barang setengah jadi (work-in-process-WIP)

Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan dalam sistem dan

persediaan WIP akan tinggi. Oleh karena itu, lebih sedikit pekerjaan sistem, maka

lebih rendah persediaan yang ada.


Minimasi waktu tunggu pelanggan

Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata-rata.

Keempat kriteria diatas digunakan dalam topik penjadwalan ini, sebagaiman dalam

industri, untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan. Apalagi, pendekatan penjadwalan

yang baik harus sederhana, jelas, mudah dipahami, fleksibel, dan realistis. Dengan

pertimbangan ini, tujuan penjadwalan adalah untuk mengoptimalkan penggunaan

sumber daya sedemikian rupa sehingga tujuan produksi dapat dicapai.

File perencanaan terdapat 3 jenis :

File induk, yang berisi informasi tentang setiap komponen yang dihasilkan atau

dibeli perusahaan

File rute, yang menunjukan aliran setiap komponen dalam perusahaan

File induk pusat kerja, yang berisi informasi tentang pusat kerja seperti efisiensi

dan kapasitas.

File pengendalian adalah file yang menelusuri kemajuan yang sebenarnya

dibandingkan dengan perencanaan untuk tiap pesanan kerja.

PEMBEBANAN PEKERJAAN PADA PUSAT KERJA


Pembebanan berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat

pemrosesan. Manajer operasi harus menugaskan pekerjaan pada pusat kerja

sedemikian rupa, sehingga biaya, waktu luang dan waktu penyelesaian tetap minimal.

Pusat kerja ada 2 bentuk, yang pertama berorientasi pada kapasitas (melalui teknik

pengendalian input-output) dan yang kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan

tertentu bagi pusat-pusat kerja (ada 2 pendekatan dalam pembebanan, yaitu diagaram

Gantt dan metode penugasan).


Pengendalian Input Output

Banyak perusahaan memiliki kesulitan dalam penjadwalan karena mereka

membebani proses produksi secara berlebihan. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak

mengetahui kinerja pusat kerja yang sesungguhnya. Penjadwalan yang efektif

bergantung pada penyesuaian jadwal dengan kinerja.

Pengendalian input-output adalah teknik yang menjadikan karyawan operasi

dapat mengelola fasilitas aliran kerja dengan menelusuri pekerjaan yang ditambahkan

pada sebuah pusat kerja dan pekerjaan yang telah diselesaikan. Pembebanan yang

berlebihanakan menyebabkan penuhnya fasilitas dan menimbulkan masalah

keterlambatan dan mutu. Jika pekerjaan tiba lebih lambat datang dibanding pekerjaan

yang diproses, maka terjadi pusat kerja kekurangan pekerjaan.

Di dalam perusahaan, perusahaan sering membuat perencanaan kapasitas input dan

output, tetapi perusahaan juga harus membandingkannya dengan keadaan nyata,

apakah rencana itu tercapai bahkan lebih atau malah tidak tercapai. Setelah

mengetahuinya, maka perusahaan bisa memutuskan apa yang harus dilakukan.

Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur fasilitas aliran

kerja mencakup hal berikut :

Meningkatkan kinerja

Meningkatkan kapasitas
Meningkatkan atau mengurangi input dengan cara mengalihkan pekerjaan dari

atau ke pusat kerja lainnya atau memproduksi lebih sedikit.

Ketika kita memproduksi barang lebih sedikit, bukan berarti kita malah tidak dapat

keuntungan, tetapi justru kita mendapat keuntungan. Dengan kita produksi sedikit

pelayanan pelanggan bisa meningkat karena barang yang diproduksi tepat waktu,

yang kedua efisiensi meningkat dan yang ketiga mutu meningkat.


Diagram Gantt (Gantt Chart )

Diagram Gantt merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam

pembebanan dan penjadwalan. Nama ini didapatkan dari Henry Gantt, yang

menemukannya di akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukan penggunaan

sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.

Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram gantt menunjukan

pembebanan dan waktu luang pada beberapa departemen, mesin, atau fasilitas.

Diagram gantt menunjukan beban kerja dalam sistwm sedemikian rupa sehingga

manajer mengetahui penyesuaian apa yang sesuai. Sebagai contoh, ketika sebuah

pusat kerja dibebani secara berlebihan, maka karyawan dari pusat kerja yang

memiliki beban rendah dapat dipindahkan untuk sementara agar dapat meningkatkan

jumlah tenaga kerja. Atau jika pekerjaan yang sedang menunggu dapat diproses pada

pusat kerja yang berbeda, maka beberapa pekerjaan pada pusat kerja dengan beban

tinggi dapat dipindahkan kepada pusat kerja yang memiliki beban rendah. Peralatan

serba guna juga dapat dipindahkan di antara pusat kerja.

Diagram Gantt pembebanan memiliki keterbatasan utama: diagram Gantt

pembebanan tidak memperhitungkan variabilitas produksi seperti gangguan mesin

yang tidak diharapkan atau kesalahan manusia yang memerlukan pengerjaan ulang.

Sebagai konsekuensinya, diagram Gantt harus diperbarui secara berkala untuk

memperhitungkan pekerjaan dan perkiraan waktu baru yang ditinjau kembali.


Sebuah diagram Gantt penjadwalan digunakan untuk mengawasi pekerjaan

yang sedang berlangsung. Diagram Gantt menandai pekerjaan yang sesuai jadwal

atau yang terlalu cepat atau terlambat.

Metode Penugasan

Metode Penugasan (assignment method) mencakup proses pelimpahan tugas

atau pekerjaan pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada

mesin, jontrak pada pemberi penawaran, karyawan dalam proyek, dan karyawan

pemasaran pada wilayah tertentu. Tujuan yang paling sering adalah untuk

meminimasi biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang

ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah bahwa terdapat

hanya satu pekerjaan (atau pekerja) yang ditugaskan untuk satu mesin (atau proyek).
Setiap masalah penugasan menggunakan sebuah table. Angka-angka dalam

table adalah waktu atau biaya yang berkaitan dengan tugas tertentu. Sebagai contoh,

jika first printing and copy center memiliki tiga karyawan typesetter yang tersedia

(A,B, dan C) dan tiga pekerjaan baru yang harus diselesaikan, maka mungkin

tabelnya akan tampak sebagai berikut. Nilai dolar mwakili perkiraan perusahaan

akan biaya untuk menyelesaikan pekerjaan yang akan diselesaikan oleh setiap

karyawan typesetter.

Metode penugasan mencakup penambahan dan pengurangan angka-angka yang

sesuai dalam table untuk menemukan biaya peluang yang paling rendah untuk setiap

tugas. Terdapat empat langkah yang ditempuh:

1. Kurangi semua angka pada baris dengan angka terkecil yang terdapat pada baris

tersebut dan kemudian, dari matriks yang dihasilkan, kurangi angka yang paling kecil

dalam kolam tersebut. Langkah ini memiliki tujuan untuk mengurangi angka dalam

table sehingga tampak serangkaian angka nol, yang berarti biaya peluang sama

dengan nol.

2. Gambarkan garis lurus horizontal dan vertical seminimal mungkin untuk

mencoret semua ngka nol dalam table. Jika jumlah garis sama dengan jumlah baris

atau jumlah kolom yang dimiliki oleh table, maka penugasan yang optimal telah

ditemukan (lihat langkah 4). Jika jumlah garis kurang dari jumlah baris atau kolom,

maka lanjutkanlah pada langkah 3.


3. Kurangi setiap angka yang tidak tercoret dalam table dengan angka terkecil

yang ditemukan yang juga tidak dicoret garis. Jangan mengubah angka yang hanya

tercoret oleh satu garis. Kembali ke langkah 2dan teruskan hingga penugasan yang

optimal ditemukan.

4. Penugasan yang optimal akan selalu berada pada nilai nol pada table. Salah

satu cara yang sistematis untuk membuat sebuah penugasan yang sah adalah memilih

sebuah kolom atau baris yang berisi hanya satu kotak nol. Penugasan dapat dilakukan

pada kotak tersebut . dan kemudian gambarkan garis melalui kolom dan baris

tersebut. Penugasan telah di buat dan lanjutkan prosedur hingga setiap orang tau

mesin sudah ditugaskan pada satu pekerjaan.

PENGURUTAN PEKERJAAN DI PUSAT KERJA

Pengurutan (sequencing) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan

pada setiap pusat kerja. Sebagai contoh, terdapat 10 pasien yang akan mendapatkan

perawatan pada sebuah klinik medis. Dalam urutan seperti apakah mereka seharusnya
diprlakukan? Haruskah pasien yang pertama dilayani adalah yang datang pertama kali

ataukah pasien yang memerlukan perawatan darurat?

Aturan Prioritas untuk Membagikan Pekerjaan

Aturan prioritas (priority rule) memberikan panduan untuk mengurutkan

pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama ditetapkan untuk fasilitas

terfokus proses seperi klinik, percetakan, dan bengkel job shop. Aturan prioritas

mencoba untuk meminimasi waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem,

keterlambatan pekerjaan, selagi memaksimasi utilisasi fasilitas.

Aturan prioritas yang paling populer adalah

FCFS (first come, first served): yang pertama datang, yang pertama dilayani.

Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.

SPT (shortest processing time): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang

memiliki waktu pemrosesan terpendek diselesaikan terlebih dahulu.

EDD (earliest due date): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas

waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu.

LPT (longest processing time): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yng

memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan

diutamakan terlebih dahulu.


LPT merupakan urutan yang paling tidak efektif.. SPT unggul dalam tiga

pengukuran, sementara EDD unggul dalam keterlambatan rata-rata. Hal ini

merupakan kenyataan yang sesungguhnya dalam duia nyata. Tidak ada satupun

aturan pengukuran pun yang selalu unggul dalam semua kritaria. Pengalaman

menunjukkan hal berikut:

SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan

dan meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya

adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat secara terus-

menerus tidak dikerjakan,karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek

selalu didahulukan.

FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria.

Namun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan, suatu hal yang

sangat penting dalam sistem jasa.

EDD meminimasi keterlambatan maksimal. Secara umum, EDD bekerja baik

ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

Rasio Kritis

Rasio kritis (critical ratio CR) adalah sebuah aturan pengurutan yang merupakan

sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas

waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan

prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. Rasio kritis cenderung
memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD, atau LPT pada criteria

keterlambatan pekerjaan rata-rata.

Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap

menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah (kurang dari 1,0)

berarti terlambat dari jadwal. Jika rasio kritis tepat 1,0 berarti pekerjaan sesuai

dengan jadwal. Rasio kritis yang lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaan mendahului

jadwal dan memiliki waktu luang.


KETERBATASAN SISTEM PEMBAGIAN BERBASIS ATURAN

Teknik penjadwalan yang baru saja dibahas adalah merupakan teknik

berdasarkan pada aturan tertentu, tetapi sistem berbasis aturan memiliki keterbatasan.

Di antaranya adalah:

Penjadwalan bersifat dinamis; karena itu, aturan perlu ditinjau kembali untuk

melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi pada proses, peralatan,

bauran produk, dan lainnya.

Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, adanya sumber daya yang luang dan

bottleneck pada departemen lain mungkin tidak dikenali.

Aturan tidak melihat yang lain di luar batas waktu.

Terlepas dari adanya keterbatasan ini, pada penjadwal sering menggunakan aturan

pengurutan seperti SPT, EDD, atau CR. Mereka menerapkan metode ini secara

berkala pada setiap pusat kerja dan kemudian pada penjadwal memodifikasi urutan

untuk mengatasi variable dunia nyata yang sangat banyak. Mereka dapat melakukan

hal ini dengan perhitungan menggunakan tangan atau dengan software penjadwalan

terbatas

PENJADWALAN TERBATAS
Saat ini penjadwalan jangka pendek menjadi terintegrasi dangan penjadwalan

terbatas. Penjadwalan terbatas (finite scheduling) mengatasi kelemahan dari sistem

berdasarkan aturan, dengan cara menyajikan penjadwal dengan proses penghitungan

yang interaktif secara grafis. Jadwal terbatas ditandai oleh kemampuan penjadwal

untuk mengubah jadwal berdasarkan informasi terkini. Jadwal ini sering ditunjukkan

dalam bentuk diagram Gantt. Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani

situasi apapun, termasuk perubahan urutan, pekerja, atau mesin.

Penjadwalan terbatas membolehkan pengiriman yang diperlukan untuk

menyeimbangkan efisiensi berdasarkan pada kondisi hari ini dan urutan hari ini,

bukan berdasarkan pada aturan tertentu. Banyak program komputer penjadwalan

terbatas menawarkan sumber daya yang memiliki fitur keterbatasan, seperi

serangkaian aturan, dan aturan kemampuan penjadwal untuk bekerja secara interaktif

dengan sistem penjadwalan untuk menciptakan jadwal yang realistis. Sistem ini juga

dapat dikombinasikan dengan sistem pakar dan teknik simulasi, serta menjadikan

penjadwal dapat menentukan biaya bagi beragam pilihan. Penjadwalan terbatas

menyerahkan kepada penjadwal untuk menentukan apa yang menjadikan sebuah

jadwal yang baik.

Terdapat sekitar 100 paket software penjadwalan terbatas yang berbeda pada

persahaan manufaktur seperti Preactor, Asprova, dan Jobplan. Paket ini sekarang

digunakan lebih dari 60% dari seluruh manufaktur di AS. Bagaimana pun, tidak

semua sistem berhasil. Pabrik yang menggunakan sistem penjadwalan terbatas


terintegrasi dengan input elektronik, dan menghasilkan jadwal secara harian (dan

bukan mingguan) mendapatkan keuntungan yang lebih dari utilisasi software ini

daripada perusahaan lain.

TEORI KENDALA

Manajer perlu mengidentifikasi operasi yang menjadi kendala output

karena throuhput-lah-- yaitu unit yang diproses melalui fasilitas dan terjualyang

membuat perbedaan. Hal ini telah mendorong penggunaan istilah teori kendala. Teori

kendala(theory of constraint-TOC) adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

segala sesuatu yang membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Kendala dapat berupa kendala fisik (seperti ketersediaan karyawan, proses, bahan

baku, atau persediaan) atau nonfissik (seperti prosedur, moril, pelatihan). Mengenali

dan mengelola kendala dilakukan melalui proses lima langkah, yang merupakan dasar

teori kendala :

Langkah 1 : Identifikasi

Langkah 2 : Buat rencana untuk mengatasi kendala yang telah diidentifikasi

Langkah 3 : Pusatkan perhatian pada sumber daya untuk menyelesaikan langkah 2


Langkah 4 : Kurangi efek kendala dengan cara mengurangi beban pekerjaan atau

dengan mengembangkan kemampuan. Pastikan bahwa semua kendala dikenali oleh

semua yang memiliki dampak pada kendala tersebut.

Langkah 5 : Setelah satu kendala dapat diatasi, kembali ke langkah 1 dan

identifikasi kendala baru.


PUSAT KERJA BOTTLENECK

Pusat kerja bottleneck adalah kendala yang membatasi output

produksi. Bottleneck memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan dengan

pusat kerja sebelum atau berikutnya.

Mereka menghambat throuhput. Bottleneck adalah sebuah kejadian umum,

karena bahkan sistem yang dirancang dengan baik pun, jarang seimbang dalam waktu

lama. Mengubah produk, bauran produk, dan volume sering menciptakan dan

menggeser bottleneck. Sebagai konsekuensi, pusat kerja bottleneckterjadi pada

hampir semua fasilitas terfokus-proses, mulai dari rumah sakit dan rumah makan

hingga manufaktur.

Para manajer operasi yang sukses menghadapi sejumlah bottleneck dengan

cara meningkatkan kapasitas bottleneck, mengubah rute pekerjaan, mengubah

ukuran lot, mengubah urutan pekerjaan, atau membolehkan adanya waktu luang pada

stasiun-stasiun kerja lain. Banyak penelitian telah dilakukan pada

permasalahan bottleneck.

Untuk meningkatkan througput, kendala bottleneck harus dimaksimalkan oleh

manajemen yang imajinatif, karyawan yang dilatih dengan baik, dan proses yang

terawat dengan baik. Tersedia beberapa teknik untuk menghadapi bottleneck.

Termasuk diantaranya :
Terus meningkatkan kapasitas kendala. Hal ini mungkin membutuhkan

penanaman modal atau lebih banyak orang dan membutuhkan waktu beberapa saat

untuk diterapkan

Memastikan bahwa karyawan yang dilatih bersilang dan karyawan yang dilatih

dengan baik tersedia untuk mengoperasikan dan memelihara pusat kerja yang

menyebabkan terjadinya kendala

Membuat rute, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor alternatif

Memindahkan pemeriksaan dan pengujian pada sebuah lokasi, tepat

sebelum bottleneck. Pendekatan ini memiliki kelebihan dalam menolak cacat

potensial sebelum mereka masuk ke bottleneck.

Menjadwalkan throughput untuk menyesuaikan kapasitas bottleneck. Hal ini

dapat berarti menjadwalkan lebih sedikit pekerjaan di pusat kerja.

PRODUKSI BERULANG

Produsen berulang membuat produk standar dengan menggunakan modul.

Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi


persediaan, mengurangi ukuran batch (lot), serta memanfaatkan peralatan dan proses.

Cara mencapai tujuan ini adalah dengan beralih kepada jadwal penggunaan bahan

secara bertingkat. Peningkatan material bertingkat (level material use) artinya

menggunakan lot yang lebih sering, bermutu lebih tinggi, dan berukuran lebih kecil,

yang berperan untuk produksi just-in-time. Hal ini dilakukan oleh produsen kelas

dunia seperti Harley-Davidson dan John Deere. Kelebihan penggunaan material

secara bertingkat adalah:

Mengurangi tingkat persediaan, yang membebaskan modal untuk penggunaan

yang lain

Mempercepat throughput produksi (yaitu, lead time yang lebih pendek)

Memperbaiki mutu komponen dan karenanya meningkatkan mutu produk

Mengurangi kebutuhan luas lantai

Meningkatkan komunikasi antar-karyawan sebab mereka menjadi semakin

berdekatan (yang dapat mengakibatkan kerja sama kelompok dan esprit de corps)

Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak menyembunyikan

permasalahan.
Anggap sebuah produsen berulang menjalankan batch bulanan yang berukuran besar.

Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat

memendekkan siklus bulanan menjadi mingguan, harian, bahkan siklus per-jam.

PENJADWALAN PADA SEKTOR JASA

Menjadwalkan system jasa berbeda dengan menjadwalkan system manufaktur

dalam beberapa hal. Pertama, pada manufaktur, penekanan penjadwalan adalah pada

material; dalam jasa, adalah pada susunan kepegawaian. Kedua, system jasa jarang

menyimpan persediaan. Ketiga, jasa padat karya, dan permintaan tenaga kerja sangat

bervariasi.
System jasa berusaha menyesuaikan permintaan pelanggan yg berubah-ubah

dengan kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Pada usaha bisnis tertentu,

seperti kantor pengacara dan dokter, jadwal ditentukan dengan system

pendaftaran. Pada toko eceran, kantor pos, atau rumah makan cepat saji, aturan first-

come, first-served dirasa memadai untuk melayani pelanggan. Penjadwalan dalam

bisnis ini ditangani dengan cara menambah pekerja tambahan, sering kali dengan

menggunakan pekerja paruh waktu, untuk membantu selama periode sibuk. System

pemesanan bekerja dengan baik pada agen penyewaan mobil,hotel, dan beberapa

rumah makan sebagai alat untuk mengurani masa tunggu pelanggan dan

menghindarkan kekecewaan karena pelayanan tidak dapat dipenuhi.

Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan contoh dari fasilitas pelayanan yang

mungkin menggunkan system penjadwalan serumit yang ada di FCFS untuk merawat

pasien yang berada dalam kondisi darurat. Bagaimanapun, mereka menjadwalkan

produk (seperti pembedahan) seperti halnya sebuah pabrik, sungguhpun persediaan

barang jadi tidak dapat dipertahankan dan kapasitas harus dapat memenuhi variasi

permintaan yang luas.

Bank, Pelatihan bersilang tenaga kerja dalam bank menjadikan pegawai

dibagian pinjaman dan para manajer lain dapat menyediakan bantuan jangka pendek

pada kasir juka dibutuhkan. Bank juga mempekerjakan karyawan paruh waktu untuk

memenuhi kapasitas yang bervariasi.


Perusahaan Penerbangan. Perusahaan penerbangan menghadapi dua kendala

dalam penjadwalan awak kapal terbang: 1. Pembatasan waktu kerja yang ditetapkan

oleh FAA dan 2. Kontrak serikat pekerja yang menjamin kru dibayar selama beberapa

per hari atau pada setiap perjalanan. Penjadwalan perusahaan penerbangan haeus

membuat jadwal kru yang memenuhi atau melebihi jaminan pembayaran kru.

Penjadwalan juga harus menggunakan sumber daya mahal mereka yang lain secara

efisien, yaitu pesawat terbang. Jadwal ini biasanya dibuat dengan menggunakan

model pemrograman liniear.

Operasi 24/7. Jalur telpon gawat darurat, departemn kepolisian dan kebakaran,

operator telepon, dan bisnis pesanan per pos (seperti L.L. Bean) menjadwalkan

karyawan selama 24 jam sehari, 7hari seminggu. Untuk memberikan fleksibilitas bagi

pihak manajemen dalam menyusun pegawai, terkadang karyawan paruh waktu

dipekerjakan. Hal ini bermanfaat (dalam menggunkan shift panjang atau

menyesuaikan pembebanan kerja yang terantisipasi) dan juga menyulitkan (karena

terdapat sejumlah besar alternative mungkin dari segi hari libur, waktu makan siang,

waktu istirahat, dan waktu awal bekerja). Kebanyakan perusahaan menggunakan

system penjadwalan terkomputerisasi untuk mengatasi kerumitan ini.

Penjadwalan Karyawan Jasa dengan Penjadwalan Berkala


Terdapat sejumlah teknik dan algoritma untuk menjadwalkan karyawan di

sector jasa seperti perawat, karyawan restoran, kasir, dan karyawan administrasi toko

eceran. Pada manajer, yang dapat menghabiskan waktu selama 20 jam per bulan

untuk menjadwalkan karyawan, sering mempertimbangkan sebuah periode

perencanaan yang panjang (misalnya , 6 minggu). Kemudian mereka mencoba untuk

menetapkan sebuah jadwal yang efisien dan tepat waktu yang menjaga karyawan

tetap senang. Walaupun terdapat beberapa jalan untuk menghadapi masalah ini, salah

satu pendekatan yang dapat bekerja tetapi yang juga sederhana adalah penjadwalan

berkala (cyclical scheduling).

Penjadwalan berkala memiliki tujuh langkah :

1. Rencana sebuah jadwal yang adil bagi bagi setiap orang yang dijadwalkan.

2. Tentukan berapa shift paling sedikit yang diinginkan yang harus ada pada setiap

minggu.

3. Mulai jadwal untuk saru orang karyawan dengan menjadwalkan hari libur di

sepanjang siklus perencanaan (rata-rata 2hari per minggu)

Dengan menggunakan pendekatan ini di Colorado General Hospital, kepala

perawat dapat menghemat rata-rata 10 hingga 15 jam perbulan dan mendapati

keuntungan berikut : 1. Tidak diperlukan computer 2. Perawat senang dengan jadwal

yang ada 3. Siklus dapat diubah pada musim yang berbeda (untuk mengakomodasi
para penggemar ski) dan 4. Perekrutan lebih mudah karena jadwal dapat

diprediksikan dan fleksibel.


PENUTUP

A. Simpulan

Penjadwalan (Schedulling) berusaha untuk mengorganisasikan urutan berbagai

kegiatan pekerjaan agar tetap terintegrasi satu sama lain sehingga menimbulkan satu

kesatuan yang utuh dalam proses penyediaan barang dan jasa.

B. Saran

Penjadwalan digunakan pada setiap perusahaan, tetapi penjadwalan yang digunakan

harus disesuaikan dengan jenis produk yang diproduksi. Penjadawalan tergantung

pada keputusan manajer di setiap perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2004. Operations Management. Jakarta: Salemba 4.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwiwj9Ggmd_QAhUEt48KHX6wDYgQFggkMAI&url=http

%3A%2F%2Fhierone1.blogspot.com%2F2013%2F11%2Fpengertian-dan-tujuan-

penjadwalan.html&usg=AFQjCNGITtlFP5JKos8L5M5GTLPTauhrNQ&sig2=fLVT

djIC0eG5r2fZvc3ixA

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwiwj9Ggmd_QAhUEt48KHX6wDYgQFggqMAM&url=htt

p%3A%2F%2Fhierone1.blogspot.com%2F2013%2F11%2Fpengertian-dan-tujuan-

penjadwalan.html&usg=AFQjCNGITtlFP5JKos8L5M5GTLPTauhrNQ&sig2=fLVT

djIC0eG5r2fZvc3ixA

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja

&uact=8&ved=0ahUKEwiwj9Ggmd_QAhUEt48KHX6wDYgQFgg-

MAY&url=https%3A%2F%2Famrigunasti.wordpress.com%2Ftag%2Fpenjadwalan

%2F&usg=AFQjCNE08tiEWR-

XoxLKKapXiQHcT_M07g&sig2=dmhnnbXgX0XBQsJPdqTIMw

Anda mungkin juga menyukai