Anda di halaman 1dari 21

DIPERLUKAN UNTUK

MEMAHAMI KONDISI SOSIAL


INDONESIA
Karena sistem sosial dan budaya
masyarakat Indonesia sangat
HETEROGEN secara VERTIKAL maupun
HORIZONTAL
Indonesia merupakan negara yang
memiliki susunan masyarakat dengan
ciri PLURALITAS yang tinggi
Konsep yang menjelaskan:
Suatu kompleksitas dari saling
ketergantungan antar bagian-
bagian,komponen-komponen, dan
proses-proses yang melingkupi aturan-
aturan tata hubungan yang dapat
dikenali.
Suatu tipe serupa dari saling
ketergantungan antar kompleksitas
tersebut dengan lingkungan sekitarnya.
Asumsi Dasar:
MASYARAKAT TERINTEGRASI ATAS DASAR
KATA SEPAKAT PARA ANGGOTANYA
TERHADAP NILAI DASAR
KEMASYARAKATAN YANG MENJADI
PANUTANNYA
1. PERUBAHAN SOSIAL merupakan gejala yang
melekat di setiap masyarakat
2. KONFLIK dalah gejala yang melekat pada
setiap masyarakat
3. SETIAP UNSUR didalam suatu masyarakat
memberikan sumbangan bagi terjadinya
DISINTEGRASI dan PERUBAHAN-PERUBAHAN
SOSIAL
4. Setiap masyarakat terintegrasi diatas
PENGUASAAN atau DOMINASI oleh sejumlah
orang atas sejumlah orang-orang yang lain
1. SISTEM SOSIAL selalu berada dalam
KONFLIK yang terus menerus (CONTINUAL
STATE OF CONFLICT)
2. Konflik tercipta karena KEPENTINGAN
yang saling BERTENTANGAN dalam
struktur sosial
3. Kepentingan yang saling bertentangan
merupakan refleksi dari perbedaan
dalam DISTRIBUSI KEKUASAAN antar
kelompok yang MENDOMINASI dan
TERDOMINASI
4. Kepentingan cenderung mempolarisasi
kedalam dua kelompok kepentingan
1. Konflik bersifat DIALEKTIKA (suatu konflik
menciptakan suatu kepentingan yang
baru, yang dibawah kondisi tertentu
akan menurunkan konflik yang
berikutnya)
2. Perubahan sosial adalah ciri/karakter
yang selalu berada dimanapun
(UBIQUITOUS FEATURE) dalam setiap
sistem sosial dan akibat dari konflik.
Konflik dapat diatasi oleh kekuasaan
yang dihimpun di dalam ICA. ICA
yang dominan dapat meredam konflik
Dalam tinjauan KONFLIK DIALEKTIKA, suatu
KEPENTINGAN bisa dinegoisasikan antar
kelompok dalam ICA jika sudah menjadi
KELOMPOK KEPENTINGAN yang bersifat RIIL
Sehingga,
Bersatunya INDIVIDU yang memiliki
KEPENTINGAN yang SAMA dalam sebuah
kelompok yang TERORGANISIR menjadi hal
yang penting.
Kepentingan yang SAMA dari beberapa
INDIVIDU, jika tidak DIORGANISASI secara
FORMAL kedalam suatu KELOMPOK,
merupakan KEPENTINGAN SEMU karena
tidak ada yang bisa
mewakili/mengatasnamakan pemilik
kepentingan
MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB
STRUKTUR DENGAN CIRI YANG
SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT
MAJEMUK

MASING-MASING SUB STRUKTUR


BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASING-
MASING
Suatu susunan/konfigurasi dari
beberapa orang dengan kategori
yang berbeda, tetapi terikat pada
suatu tata hubungan kerja yang sama

Struktur sosial

Hubungan kerja

Beberapa orang
dgn kategori
yang berbeda
Dalam struktur sosial terdapat sistem
sosial
Dalam sistem sosial terdapat
seperangkat kegiatan bersama yang
memperlihatkan hubungan timbal
balik yang disebut struktur

SISTEM SOSIAL DAN STRUKTUR


SOSIAL TIDAK BISA DI PISAHKAN
STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu
HUBUNGAN yang KONSTAN sebagai suatu
kerangka
SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada
STRUKTUR secara KESELURUHAN

STRUKTUR SOSIAL

SISTEM
Dalam mengamati SISTEM SOSIAL DAN
BUDAYA serta REALITAS MASYARAKAT
INDONESIA diperlukan minimal
penguasaan 2 teori, yaitu; KONFLIK
DIALEKTIKA dan STRUKTURAL FUNGSIONAL.
KONFLIK dan KONSENSUS adalah gejala
yang melekat bersama-sama di
masyarakat (David Lockwood)
SUATU MASYARAKAT MAJEMUK
(PLURAL SOCIETIES) yang
masyarakatnya terdiri atas dua
atau lebih elemen yang hidup
sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain dalan
SATU KESATUAN POLITIK (Furnival)
Dalam KEHIDUPAN POLITIK, tidak
ada KEHENDAK BERSAMA
Dalam KEHIDUPAN EKONOMI, tidak
ada PERMINTAAN SOSIAL yang
DIHAYATI BERSAMA oleh seluruh
elemen MASYARAKAT (common
social demand)
Tidak adanya PERMINTAAN SOSIAL yang
dihayati bersama, menyebabkan
KARAKTER EKONOMI YANG BERBEDA.
EKONOMI MAJEMUK MASY. MAJEMUK
EKONOMI TUNGGAL MASY. HOMOGEN
Anggota masyarakat kurang memiliki
loyalitas terhadap masyarakat sebagai
KESELURUHAN, kurang memiliki
HOMOGENITAS KEBUDAYAAN dan
kurang memiliki DASAR-DASAR untuk
saling memahami satu sama lain.
Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk
KELOMPOK-KELOMPOK yang memiliki
kebudayaan yang berbeda
Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-bagi
ke dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang NON
KOMPLEMENTER
Kurang mengembangkan KONSENSUS antar
para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar
Relatif sering terjadi KONFLIK
Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh
diatas PAKSAAN dan saling SALING
KETERGANTUNGAN DALAM BIDANG
EKONOMI
Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU
KELOMPOK atas KELOMPOK YANG LAIN

KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK INI


TIDAK BISA DIGOLONGKAN KE DALAM DUA
GOLONGAN MASYARAKAT (MODERN DAN
TRADISIONAL) MENURUT EMILE DURKHEIM

Anda mungkin juga menyukai