DI SUSUN OLEH :
Putri Khairunnisa
16632016185
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas terselesainya makalah ini, selawat dan
salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi.Muhammad Swa.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar,
guna menambah wawasan bagi rerkan-rekan sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar
menjadi lebih maju.
Terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing kami, terima kasih pula kepada rekan-
rekan yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari ke
sempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Putri Khairunnisa
BAB 1
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
2. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis yang artinya Negara kota. Istilah politik dalam
ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik biasanya menyangkut kegiatan
partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu.
Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut
ini:
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
- Masa Reformasi
6. Masa Reformasi
- Penyaluran tuntutan tinggi dan terpenuh
-Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM tinggi
- Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah
- Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah atas
- Integrasi horizontal nampak, muncul kebebasan (euforia)
- Gaya politik pragmatik
- Kepemimpinan sipil, purnawiranan, politisi
- Partisipasi massa tinggi
- Keterlibatan militer dibatasi
- Aparat negara harus loyal kepada negara bukan pemerintah
- Stabilitas instabil
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi
diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat
interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik
merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki
tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti
dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan
melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar
politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal
abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa
modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa
besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input
menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang
para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak.
Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa
untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat
merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan
negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu
dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan
benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat,
hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.
4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif
membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat
pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output
berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi
masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam negeri
dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat
ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan
internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa
(superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara
berkembang.
dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input yang berupa tuntutan muncul
sebagaikonsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-sumber yang langka dalam
masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk)secara baik dalam sistem politik jika
tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab itu komunikasi politik menjadi bagian penting dalam
hal ini.Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di negara yang demokratis dengan negara
yang nondemokratis. Tipe komunikas
i politik ini pula yang nantinya
akan membedakan besarnya peranan dari organisasi politik.
Output merupakan keputusan otoritatif (yang mengikat) dalam menjawab dan memenuhi input yang
masuk. Output seringdimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan dalam rangka memenuhi
tuntutan-tuntutan yang muncul.
Pendekatan Struktural Fungsional Gabriel Almond
Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis dalam mempelajari sistem politik, pada
awalnya adalah pengembangan dari teoristruktural fungsional dalam sosiologi. Dalam
pendekatan ini, sistem politik merupakan kumpulan dari peranan-peranan yang
saling berinteraksi. Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam
semua masyarakat yang bebas dan merdeka yangmelaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan
adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya).
Semuasistem politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktur dan fungsi
politik. Mengenai fungsi politik ini, Almondmembaginya dalam dua jenis, fungsi input dan
output.
Analisis Struktural Fungsional dalam Sistem Politik
Klasifikasi budaya politik oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, terdiri atas budaya politik
parokial, budaya politik subjek/kaula, dan budaya politik partisipan. Sedangkan budaya politik
menurut Austin Ranney dibedakan atas orientasi kognitif dan preferensi politik
.Ada beberapa unsur yang berpengaruh atau melibatkan diri dalam proses pembentukan budaya
politik nasional,yaitu sebagai berikut.
1. Unsur sub-budaya politik yang berbentuk budaya politik asal.2. Aneka rupa sub-budaya
politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada.3. Budaya politik
nasional itu sendiri.
Tahapan perkembangan budaya politik nasional menurut Sjamsuddin, antara lain sebagai berikut
(Rahman, 1998:58).
1. Budaya politik nasional yang tengah berada dalam proses pembentukannya.2. Budaya politik
nasional yang sedang mengalami proses pematangan. Dalam tahapan ini, pada dasarnya budaya
politik nasional sudahada, tetapi masih belum matang.3. Budaya politik nasional yang sudah
mapan, yaitu budaya politik yang telah diakui keberadaannya secara nasional.4. Ada dua sudut
pandang untuk melihat budaya politik yang dikaitkan dengan struktur nasional, yaitu secara
vertikal maupun horizontal.Terakhir ada tiga kelompok yang mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap sistem politik Indonesia, yaitu kelompok agama,kelompok suku bangsa, dan
kelompok ras.
Ekonomi Politik
Ilmu ekonomi politik mempelajari tentang hubungan timbal balik antara transaksi ekonomi
dengan perilaku politik. Para ahli ekonomi politik melihat bahwa dalam hubungan antara negara
dan pasar terdapat struktur atau anatomi, nilai-nilai, kebutuhan, dan kepentingan yang bervariasi,
yang pada gilirannya dapat menimbulkan interaksi yang beragam antara negara dengan pasar.
Penjelasan singkat di atas padadasarnya memberikan gambaran bahwa pembagian sistem
ekonomi ke dalam kapitalisme dan sosialisme merupakan penyederhanaanmasalah (simplifikasi).
Dalam praktiknya, sejumlah negara tertentu sulit untuk dapat dimasukkan ke dalam kategori
kapitalisme maupunsosialisme. Di sinilah letak pentingnya studi tentang ekonomi politik, untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai hubunganantara ekonomi dengan politik.
Dinamika hubungan antara negara dengan pasar sejak Indonesia berdiri hingga era reformasi
diwarnai oleh fluktuasi penguatan perannegara. Negara sempat memiliki pengaruh dominan di
dalam sistem politik pada masa Demokrasi Terpimpin dan juga pada masa boomminyak semasa
kepemimpinan Orde Baru. Di luar periode tersebut, pasar mampu mendorong negara membuat
kebijakan yangmemungkinkan akumulasi kapital yang cenderung lebih banyak menguntungkan
para pemilik modal (investor). Kekuatan pasar yang luar biasa dalam menghadapi negara dapat
ditemukan dalam kasus krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
hingga1998.
Partisipasi Politik
Partisipasi politik oleh para sarjana di negara Barat sering hanya dipandang sebagai kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan input bagi pengambil kebijakan menuruti aturan main yang
berlaku. Definisi yang demikian membuat partisipasi politik di negara-negara berkembangsulit
dikategorikan sebagai bentuk partisipasi politik. Untuk mengatasi hal tersebut, Huntington
mencoba mengatasi dengan mengatakan bahwa partisipasi yang tergolong negatif di mata para
sarjana di negara-negara berkembang pada dasarnya termasuk pula bentuk partisipasi politik.
Kecenderungan mobilisasi di masyarakat negara-negara berkembang menjadi ciri khas yang
melekat karena karakteristiknya yangkhas selain tidak bekerjanya sistem politik secara baik
untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat memberikan input tanpa takutdiintimidasi
oleh pemerintah.
Partai Politik, Kelompok Kepentingan, dan Kelompok Penekanan dalam Sistem Politik
Indonesia
Peranan partai politik di masa Demokrasi Pancasila tetap sama seperti pada masa Demokrasi
Terpimpin. Partai politik hanya memiliki peranan yang kecil dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari sedikitnya anggota partai politik dalamlembaga
legislatif maupun lembaga eksekutif. Bahkan pada Kabinet Pembangunan III sudah tidak ada
lagi menteri yang berasal dari partai politik. Militer dan birokrat merupakan kelompok yang
mendominasi jabatan menteri.Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya peranan partai politik
pada masa Demokrasi Pancasila adalah pendekatan ekonomi yang dipiliholeh Rezim Soeharto,
diberlakukannya beberapa peraturan yang menyangkut kehidupan kepartaian, menguatnya
peranan Golkar, dan jugakonflik internal dalam tubuh partai politik.
Sistem Politik Indonesia terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan
SDA biasanya masihbersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah.
Seperti pengelolaan minyak tanah,pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan
memberikan pemasukan bagi pemerintah berupapajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk
dapat didistribusikansecara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya
keseluruh masyarakat. Demikian puladengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan
kelompok makadibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat.
Seperti ketika pemerintahmembutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan
keterlibatan masyarakat terkekang.
4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat
kebijakan yang akanditerima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin
baik kapabilitas simbolik sistem.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa
kebijakan pemerintahsejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai
inputnya akan menjadi ukuran kapabilitasresponsif.
Pengertian Kapabilitas Sistem Politik : Adalah Kemapuan system politik dalam bidang ekstraktif,
distributive, regulative,simbolik, responsive dan dalam negari dan internasional untuk mencapai tujuan
nasional sebagai mana termaktub dalampembukaan UUD45
Definisi sistem politik Secara Umum :
Ilmu yang mengakaji tentang hubungan kekuasaan , baik sesama warga negara , antar warga negara maupun
hubungansesama negara
STRUKTUR POLITIK
Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan
kekuasaan.Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik.Ketika
berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah tentang mesin politik sebagai lembaga
yang dipakaiuntuk mencapai tujuan.
Berdasarkan jenisnya mesin politik terbagi dua yaitu:
1.Mesin politik Informal
- Pengelompokan atas persamaan sosial ekonomi- Golongan petani merupakan kelompok mayoritas (silent
majority)- Golongan buruh- Golongan Intelegensia merupakan kelompok vocal majority- Persamaan jenis
tujuan seperti golongan agama, militer, usahawan, atau seniman- Kenyataan kehidupan politik rakyat seperti
partai politik, tokoh politik, golongan kepentingan dan golongan penekan.
2.Mesin politik formal
Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi mengatur pemerintahan yaitu yang tergabung dalam trias
politika :- Legislatif - Eksekutif - Yudikatif
Sistem Politik
Demokrasi di Indonesia adalah Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide ten-tang demokrasi
walau bukan tingkat kenegaraan, masih tingkatdesa. Disebut demokrasi desa.Contoh pelaksanaan demokrasi
desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasiasli.Demokrasi desa mempunyai 5 ciri.Rapat,
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja
absolutMempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideology negara, pandangan hidup bangsa Indonesia,
dasar negaraIndonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideology nasional, Pancasila sebagai
cita-cita ma-syarakat dansebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang
menjadi prosedur penyelesaian konflik.Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sbb:
1. Kedaulatan rakyat
2. republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
Perbedaan Sistem Politik Indonesia dengan Sistem Politik di Indonesia:
Sistem Politik Indonesia adalah sistem politik yang berlaku di indonesia, sedangkan Sistem Politik Indonesia
adalah sistempolitik yang pernah dianut oleh Indonesia yang berdasarkan nilai budaya indonesia yang
bersifat turun temurun dan juga bisadiadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem
politik indonesia
Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka yang
menjalankan fungsiintegrasi dan adaptasi.
1.Kelompok Anomic , kelompok yang terbentuk antara unsure-unsur dalam masyarakat secara spotan dan
hanya seketika,tdk memiliki nilai dan norma-morna yang mengatur, kelompok yang sering tumpang tindih
dengan bentuk partisipasipolitik konvensional.
2. Kelompok Non Assosiasional, kelompok masyarakat awam dan tidak terorganisir dengan rapid an
kegiatan bersifattemporer.
3. Kelompok Institusional, kelompok yang memiliki struktur visi, misi tugas, serta sebagai artikulasi
kepentingan .
4. Kelompok Assosiasiona,kelompok ini terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi
kepentingananggotanya kepada pemerintah atau pemerintah pemilik modal .
1.Untuk melindungi anggota dan kelompoknya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh
pemerintah dan negara .
2.Untuk menjadi wadah pemberdayaan bagi masyarakat dalam kehidupannya.
3.Untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
pemerintah dan Negara .
4.Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek pembangunan nasional dalam semua
bidang kehidupan .
Penutup
1. KESIMPULAN
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun
dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan
analisis sistem agar lebih efektif.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari
sistem kepartaian.
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar
politik.
Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin
mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca
buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul SISTEM POLITIK
INDONESIA .
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami.
Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan
kreatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://edudetik.blogspot.co.id/2014/01/makalah-politik-dan-kekuasaan-negara.html
http://gudankmakalah.blogspot.co.id/2015/08/makalah-sistem-politik-di-indonesia.html
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-politik-pendidikan.html