Anda di halaman 1dari 21

SISTEM POLITIK INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

Putri Khairunnisa

16632016185

Fakultas Ilmu Administrasi Negara


Universitas Achmad Yani
Banjarmasin
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas terselesainya makalah ini, selawat dan
salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi.Muhammad Swa.

Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar,
guna menambah wawasan bagi rerkan-rekan sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar
menjadi lebih maju.

Terima kasih kepada Bapak selaku dosen pembimbing kami, terima kasih pula kepada rekan-
rekan yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari ke
sempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Putri Khairunnisa
BAB 1

SISTEM POLITIK INDONESIA

A. Pengertian sistem Politik

1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

2. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis yang artinya Negara kota. Istilah politik dalam
ketatanegaraan berkaitan dengan tata cara pemerintahan, Politik biasanya menyangkut kegiatan
partai politik, tentara dan organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu
wilayah tertentu.

3. Pengertian Sistem Politik


Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk
satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok
individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.

4. Pengertian Sistem Politik di Indonesia


Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara (
termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan
kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik
antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945
yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,

B. Proses Politik Di Indonesia

Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut
ini:
- Masa prakolonial
- Masa kolonial (penjajahan)
- Masa Demokrasi Liberal
- Masa Demokrasi terpimpin
- Masa Demokrasi Pancasila
- Masa Reformasi

Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :


- Penyaluran tuntutan
- Pemeliharaan nilai
- Kapabilitas
- Integrasi vertikal
- Integrasi horizontal
- Gaya politik
- Kepemimpinan
- Partisipasi massa
- Keterlibatan militer
- Aparat negara
- Stabilitas

Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :

1. Masa prakolonial (Kerajaan


- Penyaluran tuntutan rendah dan terpenuhi
- Pemeliharaan nilai disesuikan dengan penguasa
- Kapabilitas SDA melimpah
- Integrasi vertikal atas bawah
- Integrasi horizontal nampak hanya sesama penguasa kerajaan
- Gaya politik kerajaan
- Kepemimpinan raja, pangeran dan keluarga kerajaan
- Partisipasi massa sangat rendah
- Keterlibatan militer sangat kuat karena berkaitan dengan perang
- Aparat negara loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah
- Stabilitas stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang

2. Masa kolonial (penjajahan)


- Penyaluran tuntutan rendah dan tidak terpenuhi
- Pemeliharaan nilai sering terjadi pelanggaran ham
- Kapabilitas melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah
- Integrasi vertikal atas bawah tidak harmonis
- Integrasi horizontal harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi
- Gaya politik penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)
- Kepemimpinan dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat
- Partisipasi massa sangat rendah bahkan tidak ada
- Keterlibatan militer sangat besar
- Aparat negara loyal kepada penjajah
- Stabilitas stabil tapi dalam kondisi mudah pecah

3. Masa Demokrasi Liberal


- Penyaluran tuntutan tinggi tapi sistem belum memadani
- Pemeliharaan nilai penghargaan HAM tinggi
- Kapabilitas baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial
- Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah atas
- Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator
- Gaya politik ideologis
- Kepemimpinan angkatan sumpah pemuda tahun 1928
- Partisipasi massa sangat tinggi, bahkan muncul kudeta
- Keterlibatan militer militer dikuasai oleh sipil
- Aparat negara loyak kepada kepentingan kelompok atau partai
- Stabilitas - instabilitas

4. Masa Demokrasi terpimpin


- Penyaluran tuntutan tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
- Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM rendah
- Kapabilitas abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju
- Integrasi vertikal atas bawah
- Integrasi horizontal berperan solidarity makers,
- Gaya politik ideolog, nasakom
- Kepemimpinan tokoh kharismatik dan paternalistik
- Partisipasi massa dibatasi
- Keterlibatan militer militer masuk ke pemerintahan
- Aparat negara loyal kepada negara
- Stabilitas - stabil

5. Masa Demokrasi Pancasila


- Penyaluran tuntutan awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi
- Pemeliharaan nilai terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM
- Kapabilitas sistem terbuka
- Integrasi vertikal atas bawah
- Integrasi horizontal nampak
- Gaya politik intelek, pragmatik, konsep pembangunan
- Kepemimpinan teknokrat dan ABRI
- Partisipasi massa awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi
- Keterlibatan militer merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI
- Aparat negara loyal kepada pemerintah (Golkar)
- Stabilitas stabil

6. Masa Reformasi
- Penyaluran tuntutan tinggi dan terpenuh
-Pemeliharaan nilai Penghormatan HAM tinggi
- Kapabilitas disesuaikan dengan Otonomi daerah
- Integrasi vertikal dua arah, atas bawah dan bawah atas
- Integrasi horizontal nampak, muncul kebebasan (euforia)
- Gaya politik pragmatik
- Kepemimpinan sipil, purnawiranan, politisi
- Partisipasi massa tinggi
- Keterlibatan militer dibatasi
- Aparat negara harus loyal kepada negara bukan pemerintah
- Stabilitas instabil

C. Sejarah Sistem Politik di Indonesia

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya.
Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi
diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat
interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik
merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki
tantangan dan tekanan.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti
dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan
melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus
dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar
politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal
abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral. Sedangkan pada masa
modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa
besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan
politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan
internasional.

Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input
menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara
maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang
para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak.
Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.

2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa
untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat
merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan
negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu
dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan
benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat,
hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.

4. Kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif
membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat
pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.
5. Kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output
berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi
masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif. kapabilitas dalam negeri
dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat
ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan
internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa
(superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara
berkembang.

1. Sistem Politik Indonesia


PENDEKATAN DALAM ANALISIS SISTEM POLITIK

Analisis Sistem Politik Menurut David Easton


Pendekatan sistem politik pada mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan yang
terdapat dalam ilmu eksakta. Adapun untuk membedakan sistem politik dengan sistem yang lain
maka dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem politik memiliki
ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus menentukan batas antara sistem
politik dengan sistem lain yangterdapat dalam lingkungan sistem politik. Namun demikian, batas
akan dapat dilihat apabila kita dapat memahami tindakan politik sebagaisebuah tindakan yang
ingin berkaitan dengan pembuatan keputusan yang menyangkut publik
.
Input, Output, dan Lingkungan dalam Sistem Politik Input dalam sistem politik

dibedakan menjadi dua, yaitu tuntutan dan dukungan. Input yang berupa tuntutan muncul
sebagaikonsekuensi dari kelangkaan atas berbagai sumber-sumber yang langka dalam
masyarakat (kebutuhan). Input tidak akan sampai (masuk)secara baik dalam sistem politik jika
tidak terorganisir secara baik. Oleh sebab itu komunikasi politik menjadi bagian penting dalam
hal ini.Terdapat perbedaan tipe komunikasi politik di negara yang demokratis dengan negara
yang nondemokratis. Tipe komunikas
i politik ini pula yang nantinya
akan membedakan besarnya peranan dari organisasi politik.
Output merupakan keputusan otoritatif (yang mengikat) dalam menjawab dan memenuhi input yang
masuk. Output seringdimanfaatkan sebagai mekanisme dukungan dalam rangka memenuhi
tuntutan-tuntutan yang muncul.
Pendekatan Struktural Fungsional Gabriel Almond

Pendekatan struktural fungsional merupakan alat analisis dalam mempelajari sistem politik, pada
awalnya adalah pengembangan dari teoristruktural fungsional dalam sosiologi. Dalam
pendekatan ini, sistem politik merupakan kumpulan dari peranan-peranan yang
saling berinteraksi. Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam
semua masyarakat yang bebas dan merdeka yangmelaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan
adaptasi (baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya).
Semuasistem politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktur dan fungsi
politik. Mengenai fungsi politik ini, Almondmembaginya dalam dua jenis, fungsi input dan
output.
Analisis Struktural Fungsional dalam Sistem Politik

Menurut Gabriel Almond


,
dalam setiap sistem politik terdapat enam struktur atau lembaga politik, yaitu kelompok
kepentingan, partai politik, badan legislatif, badan eksekutif, birokrasi, dan badan peradilan.
Dengan melihat keenam struktur dalam setiap sistem politik,kita dapat membandingkan suatu
sistem politik dengan sistem politik yang lain. Hanya saja, perbandingan keenam struktur
tersebut tidak terlalu membantu kita apabila tidak disertai dengan penelusuran dan pemahaman
yang lebih jauh dari bekerjanya sistem politik tersebut.Suatu analisis struktur menunjukkan
jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam parlemen, sistem pemerintahan terpusat atau
federal, bagaimana eksekutif, legislatif, dan yudikatif diorganisir dan secara formal dihubungkan
satu dengan yang lain. Adapun analisis fungsionalmenunjukkan bagaimana lembaga-lembaga
dan organisasi
-organisasi tersebut berinteraksi untuk menghasilkan danmelaksanakan suatu kebijakan.
SOSIALISASI, BUDAYA POLITIK DI INDONESIA, DAN EKONOMI POLITIK INDONESIA
Sosialisasi Politik di Indonesia
Dalam kegiatan belajar ini ada tiga hal yang dikemukakan. Pertama, mengenai pengertian
sosialisasi politik. Kedua, mengenai prosessosialisasi politik di Indonesia, dan ketiga, mengenai
agen-agen sosialisasi politik yang berperan dalam penyebaran nilai-nilai politik kedalam
masyarakat.Pada bagian pertama dijelaskan mengenai proses sosialisasi secara umum, kemudian
juga dibahas tahapan psikologi politik, dan jugatahapan sosialisasi politik. Setelah pembahasan
sosialisasi politik di Indonesia juga dibahas mengenai agen-agen sosialisasi politik

Budaya Politik di Indonesia

Klasifikasi budaya politik oleh Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, terdiri atas budaya politik
parokial, budaya politik subjek/kaula, dan budaya politik partisipan. Sedangkan budaya politik
menurut Austin Ranney dibedakan atas orientasi kognitif dan preferensi politik
.Ada beberapa unsur yang berpengaruh atau melibatkan diri dalam proses pembentukan budaya
politik nasional,yaitu sebagai berikut.
1. Unsur sub-budaya politik yang berbentuk budaya politik asal.2. Aneka rupa sub-budaya
politik yang berasal dari luar lingkungan tempat budaya politik asal itu berada.3. Budaya politik
nasional itu sendiri.
Tahapan perkembangan budaya politik nasional menurut Sjamsuddin, antara lain sebagai berikut
(Rahman, 1998:58).
1. Budaya politik nasional yang tengah berada dalam proses pembentukannya.2. Budaya politik
nasional yang sedang mengalami proses pematangan. Dalam tahapan ini, pada dasarnya budaya
politik nasional sudahada, tetapi masih belum matang.3. Budaya politik nasional yang sudah
mapan, yaitu budaya politik yang telah diakui keberadaannya secara nasional.4. Ada dua sudut
pandang untuk melihat budaya politik yang dikaitkan dengan struktur nasional, yaitu secara
vertikal maupun horizontal.Terakhir ada tiga kelompok yang mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap sistem politik Indonesia, yaitu kelompok agama,kelompok suku bangsa, dan
kelompok ras.
Ekonomi Politik
Ilmu ekonomi politik mempelajari tentang hubungan timbal balik antara transaksi ekonomi
dengan perilaku politik. Para ahli ekonomi politik melihat bahwa dalam hubungan antara negara
dan pasar terdapat struktur atau anatomi, nilai-nilai, kebutuhan, dan kepentingan yang bervariasi,
yang pada gilirannya dapat menimbulkan interaksi yang beragam antara negara dengan pasar.
Penjelasan singkat di atas padadasarnya memberikan gambaran bahwa pembagian sistem
ekonomi ke dalam kapitalisme dan sosialisme merupakan penyederhanaanmasalah (simplifikasi).
Dalam praktiknya, sejumlah negara tertentu sulit untuk dapat dimasukkan ke dalam kategori
kapitalisme maupunsosialisme. Di sinilah letak pentingnya studi tentang ekonomi politik, untuk
mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai hubunganantara ekonomi dengan politik.

Dinamika Ekonomi Politik di Indonesia

Dinamika hubungan antara negara dengan pasar sejak Indonesia berdiri hingga era reformasi
diwarnai oleh fluktuasi penguatan perannegara. Negara sempat memiliki pengaruh dominan di
dalam sistem politik pada masa Demokrasi Terpimpin dan juga pada masa boomminyak semasa
kepemimpinan Orde Baru. Di luar periode tersebut, pasar mampu mendorong negara membuat
kebijakan yangmemungkinkan akumulasi kapital yang cenderung lebih banyak menguntungkan
para pemilik modal (investor). Kekuatan pasar yang luar biasa dalam menghadapi negara dapat
ditemukan dalam kasus krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
hingga1998.

PARTISIPASI POLITIK DAN PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA

Partisipasi Politik

Partisipasi politik oleh para sarjana di negara Barat sering hanya dipandang sebagai kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan input bagi pengambil kebijakan menuruti aturan main yang
berlaku. Definisi yang demikian membuat partisipasi politik di negara-negara berkembangsulit
dikategorikan sebagai bentuk partisipasi politik. Untuk mengatasi hal tersebut, Huntington
mencoba mengatasi dengan mengatakan bahwa partisipasi yang tergolong negatif di mata para
sarjana di negara-negara berkembang pada dasarnya termasuk pula bentuk partisipasi politik.
Kecenderungan mobilisasi di masyarakat negara-negara berkembang menjadi ciri khas yang
melekat karena karakteristiknya yangkhas selain tidak bekerjanya sistem politik secara baik
untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat memberikan input tanpa takutdiintimidasi
oleh pemerintah.

Perkembangan Partisipasi Politik di Indonesia

Partisipasi politik dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat di suatu negara. Masyarakat


Indonesia yang memiliki karakteristik, seperti pendidikan rendah, ekonomi kurang baik dan
kurang memiliki akses informasi membuat pola partisipasinya cenderung
dimobilisasi.Karakteristik tersebut belum mendorong masyarakat untuk membangun suatu pola
partisipasi yang mandiri. Sejak merdeka, elite-elite partai cenderung menggunakan cara-cara
mobilisasi ataupun penetrasi ke masyarakat untuk mendukung partai politik tertentu.
Demokrasi parlementer yang dinilai memiliki ruang publik dan kebebasan politik yang memadai
juga ditandai dengan intervensi elite lokal maupun pusat untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat.

PARTAI POLITIK, KELOMPOK KEPENTINGAN, DAN KELOMPOK PENEKANAN DALAM


SISTEMPOLITIK INDONESIA

Partai Politik, Kelompok Kepentingan, dan Kelompok


Partai politik merupakan struktur atau lembaga yang menyalurkan dan mengartikulasikan
berbagai kepentingan (tuntutan dan aspirasi) yang berasal dari lingkungan masyarakat Indonesia
ke dalam sistem politik. Kepentingan dan aspirasi yang diajukan partai politik
tersebutmerupakan energi bagi sistem politik untuk membuat pelbagai kebijaksanaan. Jika partai
politik ikut dalam Pemilu untuk merebut ataumempertahankan kekuasaan terutama dalam
kaitannya dengan kekuasaan legislatif maka lain halnya dengan kelompok kepentingan
dankelompok penekan. Kedua aktor politik ini berada di luar sistem politik dan juga tidak bisa
mengikuti pemilu. Walaupun demikian,kelompok ini tidak bisa dipandang remeh dalam
mempengaruhi proses pembuatan undang-undang dan juga pembuatan kebijakan.2.

Partai Politik, Kelompok Kepentingan, dan Kelompok Penekanan dalam Sistem Politik
Indonesia
Peranan partai politik di masa Demokrasi Pancasila tetap sama seperti pada masa Demokrasi
Terpimpin. Partai politik hanya memiliki peranan yang kecil dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari sedikitnya anggota partai politik dalamlembaga
legislatif maupun lembaga eksekutif. Bahkan pada Kabinet Pembangunan III sudah tidak ada
lagi menteri yang berasal dari partai politik. Militer dan birokrat merupakan kelompok yang
mendominasi jabatan menteri.Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya peranan partai politik
pada masa Demokrasi Pancasila adalah pendekatan ekonomi yang dipiliholeh Rezim Soeharto,
diberlakukannya beberapa peraturan yang menyangkut kehidupan kepartaian, menguatnya
peranan Golkar, dan jugakonflik internal dalam tubuh partai politik.

Sistem Politik Indonesia terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :

1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan
SDA biasanya masihbersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah.
Seperti pengelolaan minyak tanah,pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan
memberikan pemasukan bagi pemerintah berupapajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk
dapat didistribusikansecara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya
keseluruh masyarakat. Demikian puladengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan
kelompok makadibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat.
Seperti ketika pemerintahmembutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan
keterlibatan masyarakat terkekang.
4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat
kebijakan yang akanditerima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin
baik kapabilitas simbolik sistem.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa
kebijakan pemerintahsejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai
inputnya akan menjadi ukuran kapabilitasresponsif.

Pengertian Kapabilitas Sistem Politik : Adalah Kemapuan system politik dalam bidang ekstraktif,
distributive, regulative,simbolik, responsive dan dalam negari dan internasional untuk mencapai tujuan
nasional sebagai mana termaktub dalampembukaan UUD45
Definisi sistem politik Secara Umum :
Ilmu yang mengakaji tentang hubungan kekuasaan , baik sesama warga negara , antar warga negara maupun
hubungansesama negara
STRUKTUR POLITIK
Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan
kekuasaan.Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik.Ketika
berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah tentang mesin politik sebagai lembaga
yang dipakaiuntuk mencapai tujuan.
Berdasarkan jenisnya mesin politik terbagi dua yaitu:
1.Mesin politik Informal
- Pengelompokan atas persamaan sosial ekonomi- Golongan petani merupakan kelompok mayoritas (silent
majority)- Golongan buruh- Golongan Intelegensia merupakan kelompok vocal majority- Persamaan jenis
tujuan seperti golongan agama, militer, usahawan, atau seniman- Kenyataan kehidupan politik rakyat seperti
partai politik, tokoh politik, golongan kepentingan dan golongan penekan.
2.Mesin politik formal
Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi mengatur pemerintahan yaitu yang tergabung dalam trias
politika :- Legislatif - Eksekutif - Yudikatif
Sistem Politik
Demokrasi di Indonesia adalah Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide ten-tang demokrasi
walau bukan tingkat kenegaraan, masih tingkatdesa. Disebut demokrasi desa.Contoh pelaksanaan demokrasi
desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasiasli.Demokrasi desa mempunyai 5 ciri.Rapat,
mufakat, gotong royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja
absolutMempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila ini oleh karena Pancasila sebagai ideology negara, pandangan hidup bangsa Indonesia,
dasar negaraIndonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideology nasional, Pancasila sebagai
cita-cita ma-syarakat dansebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang
menjadi prosedur penyelesaian konflik.Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila sbb:
1. Kedaulatan rakyat
2. republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
Perbedaan Sistem Politik Indonesia dengan Sistem Politik di Indonesia:
Sistem Politik Indonesia adalah sistem politik yang berlaku di indonesia, sedangkan Sistem Politik Indonesia
adalah sistempolitik yang pernah dianut oleh Indonesia yang berdasarkan nilai budaya indonesia yang
bersifat turun temurun dan juga bisadiadopsi dari nilai budaya asing yang positif bagi pembangunan sistem
politik indonesia
Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang merdeka yang
menjalankan fungsiintegrasi dan adaptasi.

Menurut Rober A. Dahl,


Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan hubungan antara manusia yang melibatkansampai
dengan tingkat tertentu, control, pengaruh, kekuasaan, ataupun wewenang.
Sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan
satu sama lain yanhmenunjukan suatu proses yang langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa
kini dan masa yang akan datang).
Lingkungan Internal sistem politik :
-Linngkungan Fisik , Kondisi Geografis wilayah yang luas yang menentukan strategi politik dan meliter- dan
sumber kekayaan alam ( hutan . laut )
Perbedaan Sistem Politik di berbagai Negara:

1.Sistem Politik di Negara Komunis


: Bentuk pemerintahannya yang ssentralistik, peniadaan hak milik pribadi, peniagaanhak- hak sipil dan
politik tidak adanya mekanisme politik yang terbuka, tidak adanya oposisi , serta terdapat
pembatasanterhadap arus informasi dan kebebasan berpendapat .

2. Sistem Politik di Negara Liberal


: Bercirikan kebebasan berfikir bagi tiap individu atau kelompok , pembatasankekuasaaan , khususnya dari
pemerintahan dan agama, penegak hukum, petukaran gagasan yang bebas , sistempemerintahan yang
transparan yang didalamnya terdapat jaminan hak-hak kaum minoritas.

3. Sistem Politik indonesia


berdasarkan nilai- nilai kedaulatan rakyat, Negara berdasrkan hukum, bentuk republik,pemerintah
berdasarkan konstitusi, yang bertanggung jawab,melakukan sistem pemilihan lansung dan dengan sistem
pemerintahan yang presidentil.
Pendekatan sistem politik menurut Almond dan Powell: Pendekatan Tradisional .
sistem politik yang memandang lembaga pemerintahan , kekuasaan dan keyakinan politiksebagai dasar
analisi sistem politik
Pendekatan prilaku :
pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh sistem analisis perilaku. Dalam arti kata analisisnyalebih didasrakan
pada pernyataan , sikap dan prilaku individu , organisasi dan lembaga pemerintah yang sedang berjalan .
Pendekatan Pasca perilaku;
pendekatan ini yang memiliki anggapan manusia makluk yang kreatif, pendekatan iniadalah kelakuan
struktural fungsional dan analisa sistem dalam menekuni mencari ilmu pengetahuan yang emperis ,
kurangmemeprhatikan faktor- faktor lingkungan .
Peran serta masyarakat dalam politik adalah terciptanya masyarakat politik yang Kritis Partisipatif
dengan ciri-ciri
a. Meningkatnya respon masyarakat terhadapkebijakan pemerintahb. Adanya partisipasi rakyat dalam
mendukung atau menolak suatu kebijakan politikc. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kehiatan
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-kelompok penekan .
JENIS-JENIS KELOMPOK KEPENTINGAN MENURUT GABRIE L A. ALMOND

1.Kelompok Anomic , kelompok yang terbentuk antara unsure-unsur dalam masyarakat secara spotan dan
hanya seketika,tdk memiliki nilai dan norma-morna yang mengatur, kelompok yang sering tumpang tindih
dengan bentuk partisipasipolitik konvensional.

2. Kelompok Non Assosiasional, kelompok masyarakat awam dan tidak terorganisir dengan rapid an
kegiatan bersifattemporer.

3. Kelompok Institusional, kelompok yang memiliki struktur visi, misi tugas, serta sebagai artikulasi
kepentingan .

4. Kelompok Assosiasiona,kelompok ini terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi
kepentingananggotanya kepada pemerintah atau pemerintah pemilik modal .

SALURAN ARTIKULASI KEPENTINGAN


1.Demontrasi dan Tindakan kepentingan
2. Hubungan Pribadi
3. Perwakilan Lansung
4. Saluran Formal dan Institusional lainnya

Tujuan Didirikan Lembaga Interest Group ( Kelompok Kepentingan )

1.Untuk melindungi anggota dan kelompoknya dari adanya dominasi dan penyelewengan oleh
pemerintah dan negara .
2.Untuk menjadi wadah pemberdayaan bagi masyarakat dalam kehidupannya.

3.Untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
pemerintah dan Negara .

4.Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek pembangunan nasional dalam semua
bidang kehidupan .

Klasifikasi Interest Group ( Kelompok Kepentingan ) menurut organisasi masyarakat ditinjau


dari segi agama, socialbudaya, kemasyarakatan, kepemudaan profesi, kewanitaan , pendidikan :

1. organisasi kemasyarakatan . contohnya : MKGR, Kosgoro,soksi .


2.organisasi kemasyarakatan berdasarkan agama . contohnya : NU,
Muhammadiah,Parmusi,KWI.
3.organisasi kemasyarakatan berdasarkan kepemudaan . contohnya : KNPI,PII,HMI .
4.organisasi kemasyarakatan berdasarkan sosial kedaerahan .
5.organisasi kemasyarakatan berdasarkan profesi . contohnya : aliansi jurnalistik
indonesia,PERHUMAS,PWI,FRI .
BAB II

Penutup

1. KESIMPULAN

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun
dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan
analisis sistem agar lebih efektif.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari
sistem kepartaian.

Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan.
Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar
politik.

2. KRITIK DAN SARAN

Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin
mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca
buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul SISTEM POLITIK
INDONESIA .

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami.

Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan
kreatif.
DAFTAR PUSTAKA

https://edudetik.blogspot.co.id/2014/01/makalah-politik-dan-kekuasaan-negara.html

http://gudankmakalah.blogspot.co.id/2015/08/makalah-sistem-politik-di-indonesia.html

http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-politik-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai