PENDAHULUAN
1. 2 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis membatasi pokok-pokok masalah yang
hanya berkaitan dengan alat pengisi obat cair secara otomatis sesuai dengan
settingan yang diberikan yaitu 50 ml, 100ml, 150ml dan 200ml. agar tidak terjadi
kerancuan dan pelebaran masalah dalam penyajian karya tulis ini.
1. 3 Metode penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis melakukan langkakh-langkah
sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan, yaitu mencari dan mempelajari buku-buku dan literatur
yang berhubungan dengan alat yang dibuat.
b. Pembuatan modul.
c. Melakukan pengujian dan pendataan.
d. Melakukan analisa data dan membuat kesimpulan.
1. 4 Tujuan Penulis
Adapun tujuan penulisan dari penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut
2
1.4.1. Umum
Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik
Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.
1.4.2. Khusus
a. Membuat modul alat pengisi obat cair serta membuat karya tulisnya sehingga
saling berhubungan.
b. Mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan selama belajar di
Politeknik Kesehatan Jakarta II.
c. Sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi siapa saja yang
membutuhkannya.
1. 5 Sistematika Penulisan
3
BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB 2
DASAR TEORI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang gambaran umum mengenai
teori teori dasar pada masing- masing komponen sehingga pembaca akan mudah
dan mengerti tentang bagian bagian komponen yang diterapkan oleh penulis
sehingga akan lebih jelas dan mudah dipahami oleh setiap pembaca.
Sensor Display
Sensor posisi
botol
Sensor obat
habis
Mikrokontroler Penggerak
AT89S52 botol
(motor
Tombol setting steper)
Up
Down
Next
Reset Motor
DC
Power Supply
5
Pesawat pengisi obat cair ini merupakan pesawat yang digunakan untuk
mempermudah dalam pengisian jumlah obat cair sesuai dengan yang diinginkan
dengan tingkat keakurasian yang baik dan dengan waktu yang lebih singkat jika
dibandingkan dengan menghitung secara manual.
Pesawat pengisi obat cair biasanya digunakan oleh pabrik- pabrik yang
memproduksi obat dalam skala besar. Di pabrik obat, pesawat ini merupakan
bagian kecil atau subsistem dari sistem utama yaitu pesawat pembuat obat . Dalam
fungsinya pesawat ini bekerja untuk menghitung volume obat dan
menempatkannya kedalam botol secara otomatis sesuai yang diinginkan. Botol
yang sudah terisi obat kemudian dikemas dalam bermacam- macam bentuk.
Sistem pengisian obat pada pesawat pengisi obat yang digunakan oleh pabrik
pabrik pembuat obat biasanya masih menggunakan sistem mekanik yang
kompleks dan besar. Dikarenakan bentuk fisiknya yang cukup besar, alat ini
tergolong tidak portabel jika digunakan untuk apotik- apotik dan klinik klinik.
Namun pada aplikasi di apotik- apotik, Rumah Sakit, dibutuhkan pesawat
pengisian obat yang dapat bekerja mengisi obat hanya dalam skala kecil menurut
kebutuhan yang ada di apotik apotik dan Rumah Sakit. Pesawat pengisi obat di
apotik apotik umumnya menggunakan bahan dari logam berat pada casing dan
alas pesawat, dengan maksud untuk mengurangi atau meredam getaran yang
dihasilkan oleh motor selain bentuknya cukup besar sehingga bobot pesawat
menjadi berat.
Pesawat pengisi obat cair seperti yang diterangkan diatas merupakan gambaran
real pesawat yang terdapat di apotik apotik pada umumnya. Pesawat tersebut
menggunakan Motor DC untuk menghasilkan volume pompa dengan perpaduan
sitem mekanik yang baik sehingga menghasilkan sistem mekanik penggerak obat
yang diterapkan oleh pembuatnya. Sistem mekanik penggerak obat pada pesawat
tersebut menggunakan motor DC. Settingan yang tersedia pada pesawat tersebut
hanya untuk mensetting jumlah obat yang jatuh saja. Cara kerja kerja pengisi obat
pada pesawat ini adalah dengan mengatur lamanya motor DC bekerja. Karena
motor DC memiliki nilai flow rate tertentu, maka volume yang diinginkan bisa
diperoleh dengan formula:
Volume = Flow Rate X Waktu
6
Setelah volume obat yang diinginkan telah tercapai, dengan kata lain Motor
DC telah selesai bekerja posisi botol akan digeser yang kemudian pesawat akan
menunggu konvirmasi dari user atau operator untuk pengisian obat berikutnya.
Proses ini akan terus berulang sampai botol selanjutnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis bermaksud merancang dan
mengembangkan pesawat pengisi obat yang portabel dengan menggunakan sistem
mikrokontroller.
2.2 Ouptocoupler
Optocoupler disebut juga sebagai optoisolator yang tergandeng optik,
menggabungkan LED dengan fototransistor dalam satu kemasan. Optocoupler
mempunyai LED pada sisi inputanya atau masukannya.
Keuntungan dari optocoupler adalah pemisahan secara fisik antara inputan
dengan outputnya hubungan tersebut hanya seberkas cahaya. Disisi lain
optocoupler didefinisikan sebagai salah satu rangkaian yang terdiri sedikitnya satu
emitter yang berfungsi sebagai pemancar cahaya yang mengkopel secara optic
pada fototrasistor melalui medium atau ruang yang terisolasi. Emitter atau
pemancar cahaya dapat berupa LED, NEON, maupun lampu pijar. Detector dapat
berupa fototransistor, fotodioda, fototriac.
1A COL 3
2C E4
7
Kelebihan dari Optocoupler adalah :
a. Keuntungan utama dari optocoupler adalah pemisahan secara fisik antara
rangkaian yang masuk dengan rangkaian yang keluar hanyalah seberkas
cahaya.
b. Memperoleh resistansi penyekat diantara dua rangkaian dalam ribuan mega
ohm.
c. Tidak mudah terpengaruh oleh guncangan dan getaran.
2.2.2 Phototransistor
Fototransistor adalah alat semikonduktor yang peka cahaya dan biasannya
disambung dalam konfigurasi emitter sekutu dengan basis terbuka dan cahaya
lewat melalui sebuah jendela dan bertemu pada sebuah sambungan kolektor basis.
Karena kawat penghubung basis terbuka, semua arus balik di perkuat ke dalam
basis transistor, output dari optocoupler dapat dicari dari persamaan berikut ini :
8
a. Output Optocoupler saat terhalang adalah :
Vcc = Vrc + Vo .(II- 8)
Vo = Vcc Vrc
= Vcc ( Ic Rc)
= Vcc (0 Rc)
Vo = Vcc
Ic diangap 0 karena kolektor tidak terhubung ke emiter atau saklar terbuka.
b.Output Optocoupler saat tidak terhalang cahaya adalah :
Vcc = Vrc + Vo = .........................(II-9)
Vo = Vcc Vrc
= Vcc ( Ic Rc)
Vo =0
Ic dianggap 1 karena kolektor terhubung ke emitter atau saklar tertutup
+VCC
RC
+VBB
RB
9
Ic
Ib > (s a t)
V cc
Rc s a tu ra s i
Ib = (s a t)
Q
Ib
c u t o ff
I b= 0
V ce
0 V cc
Gambar 2.5 Grafik output dari Transistor, keadaan cutoff dan keadaan jenuh
Karena I ceo sangat kecil atau Iceo = 0 maka tegangan Vce menjadi :
Vce = Vcc.. (II2)
IC
RB
VCE
VBE
VCC
VBB
VCE
10
2.3.2 Transistor dalam kondisi tertutup
Bila transistor mendapat tegangan positif pada basisnya, maka transistor akan
menghantarkan arus, transistor akan menjadi saturasi maka arus basis atau Ib
mengalir atau menyebabkan arus mengalir dari kolektor (Ic) ke emitter (Ie)
melalui tahanan beban (Rc) sehingga tegangan antara kolektor dan emitor sama
dengan nol (Vce=O) dan tegangan jatuh pada beban Rc ditunjukkan pada
persamaan (II3) dan besarnya arus pada basis pada saat transistor saturasi
ditunjukkan pada persamaan (II 4).
Vcc = Ic x Rc (II3)
Arus yang mengalir pada kolektor (Ic) pada saat transistor saturasi adalah
Vcc
Ic = (II4)
Rc
Besar arus basisnya adalah :
Vbb Vbe
Ib = .. (II5)
Rb
Kemudian besarnya arus emitter (Ie) ditunjukkan dengan persamaan:
Ie = Ic + Ib (II6)
RC
RB
VCE
VBE VCC
VBB
11
2.3.3 Mengatur titik kerja transistor
Satu cara yang cukup baik dalam pengaturan titik kerja transistor adalah
dengan mengatur arus konstan pada Basis yang ada pada gambar 2.8 dibawah ini.
Rangkaian secara sederhana bisa diperlihatkan seperti gambar dibawah ini.
Vb
RB RC
V
Cin
n Vout
Vint
Arus konstan bisa didapatkan dari sumber catu daya Vb melalui sebuah resistor
pembatas arus RB. Jika penguatan arus hFE diketahui, besarnya RB dapat
dihitung. Misalnya hFE transistor yang digunakan adalah sebesar 500, dan
12
kemampuan ICmaks sebesar 50mA, voltase Vb sebesar 12V dan titik kerja akan
diatur pada IC sebesar 25mA, maka:
IC
IB = = 0,05mA.
hFE
Untuk itu diperlukan resistivitas RB sebesar:
V RB 12V 0,7V
RB = = = 226 k
IB 0,05mA
13
menggunakan beberapa sistem bilangan, perlu dilakukan konversi bilangan dari
sistem bilangan satu ke sistem bilangan lainnya.
14
(binery code decimal) menjadi sinyal yang tampil ke seven segment atau display.
Pada IC 74LS42 khusus digunakan pada seven segmen common anoda karena
pada decoder jenis ini output yang dihasilkan berlogika low. Untuk dapat lebih
dimengerti maka dapat dilihat tabel kebenaran decoder dibawah ini
Tabel 2. 2 kebenaran IC decoder 74LS42
Fungsi Masukan Keluaran
A3 A2 A1 A0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 L L L L L H H H H H H H H H
1 L L L H H L H H H H H H H H
2 L L H L H H L H H H H H H H
3 L L H H H H H L H H H H H H
4 L H L L H H H H L H H H H H
5 L H L H H H H H H L H H H H
6 L H H L H H H H H H L H H H
7 L H H H H H H H H H H L H H
8 H L L L H H H H H H H H L H
9 H L L H H H H H H H H H H L
Dapat dilihat diatas, tampilan display sevent segmen sangat bergantung pada
inputan dari kode-kode biner yang masuk melalui inputan IC 74LS42 selain itu
juga perlu diperhatikan dalam pemasangan IC ini yaitu masukan pada IC diberi
logika high untuk mengaktifkan IC itu sendiri.
15
jalan keluar perlu dihubungkan ke indikator penampil. Setiap perubahan pada ke
empat masukan decoder akan menyebabkan salah satu keluarannya berfungsi.
Misalnya saja, decoder BCD keseven segment, artinya bahwa data-data biner 4 bit
yang masuk kedalam rangkaian tersebut akan diterjemahkan ke dalam bentuk
sinyal digital yang kelak akan menampilkan angka tertentu pada seven segment
yang sesuai dengan harga binernya. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan
antara masukan dengan keluaran decoder dapat dilihat pada Gambar 2.11 Decoder
BCD to desimal :
16
Gambar 2.11 Rangkaian Dasar Decoder
(Diambil Dari Data Sheet Book)
Setiap kombinasi pada masukan decoder akan mengaktifkan suatu terminal
keluarannya. IC 74LS247 merupakan IC Decoder BCD yang dihubungkan pada
seven segment Common Anoda dengan jalan kolektor terbuka (open collector).
Tegangan decoder ini sebesar +5 Vdc. Tabel kebenaran dari IC 74LS247 di
tunjukkan pada tabel 2.4 :
Tabel 2.3 Tabel Kebenaran IC 74LS247
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 2
3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 3
4 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 4
17
Tabel 2.3 Tabel Kebenaran IC 74LS247 (lanjutan)
5 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5
6 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6
7 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7
8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
9 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 9
18
Comm A
Coil 1 Coil 2
Coil 3 Coil 4
Comm B
1 1 0 1
1 1 1 0
Kiri I = Vcc 1 1 1 0
1 1 0 1
1 0 1 1
0 1 1 1
Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 1,8 untuk tiap stepnya.
Ketika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan menyebabkan
kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan kutub stator pada
19
bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan menyebabkan rotor mendapat
gaya tarik menuju kutub-kutub ini. Dan ketika arus yang melalui lilitan 1
dihentikan dan lilitan 2 diberi arus maka rotor akan mengerak lagi menuju kutub-
kutub berikutnya.
2.7 Motor DC
Motor DC adalah suatu alat yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Kemudian energi mekanik digunakan sebagai tenaga penggerak. Prinsip
kerja motor DC berdasarkan gaya lorentz, yaitu jika sepotong kawat penghantar
dialiri arus listrik dan ditempatkan dalam medan magnet, maka akan timbul garis
garis gaya yang arahnya tegak lurus dengan arah arus, hal ini sesuai dengan
persamaan:
F = B . I. L ..................................................................................(II- 15)
Dimana : F = Gaya Lorentz
B = Kuat Medan Magnet
I = Kuat Arus pada kawat penghantar
L = Panjang kawat penghantar
Pada lilitan kawat berada didalam medan magnet. Lilitan kawat ini dapat dapat
berputar dengan bebas. Lilitan ini disebut lilitan jangkar. Lilitan jangkar diberikan
arah arus listrik yang berasal dari sumber E, lewat sikat sikat arang. Sikat sikat
arang ini terhubung dengan sebuah cincin yang terbelah dua yang disebut
kolektor. Tujuannya adalah agar lilitan dapat berputar apabila dialiri arus listrik.
Dalam kawat yang berada dikanan, arus akan selalu mengalir dari depan
kebelakang. Dalam kawat yang dikiri, arus akan selalu mengalir dari depan
kebelakang. Kawat tersebut secara bergantian dan arah arusnya bolak balik.
Pembalikan arah arus itu terjadi pada saat arah lilitan kawat melintas pada posisi
vertikal. Dengan demikian kolektor bekerja sebagai penyearah mekanik.
Arah arus magnet yang timbul adalah dari kiri ke kanan. Setelah berputar 180
derajat arah arus akan berbalik, namun pada saat itu pun penghantar kawat
bertukar tempat.
20
2.8 Mikrokontroller AT 89S52
Mikrokontroler AT89S52 termasuk dalam keluarga MCS-51 yang diproduksi
oleh perusahaan elektronika Atmel.
Program pengendali mikrokontroler disusun dari kumpulan instruksi, Pada
dasarnya program dijalankan intruksi demi intruksi, artinya selesai menjalankan
satu intruksi mikrokontroler langsung menjalankan intruksi berikutnya, untuk
keperluan ini mikrokontroler dilengkapi dengan Program Counter yang mengatur
pengambilan intruksi secara berurutan. Meskipun demikian, program yang
kerjanya hanya berurutan saja tidak banyak artinya, untuk keperluan ini
mikrokontroler dilengkapi dengan intruksi-intruksi untuk mengatur alur program.
Spesifikasi umum yang dimiliki oleh mikrokontroller AT89S52 adalah sebagai
berikut :
a. 8 Kbyte reprogrammable flash memory (Internal).
b. RAM internal 256 byte.
c. Tegangan kerja sebesar 4-5 Volt.
d. 4 buah programmable port I/O, masing-masing terdiri dari delapan buah jalur
I/O.
e. Penulisan program menggunakan ISP(in system programming)
2.8.1 Memory
Memori pada dasarnya untuk mengingat atau menyimpan suatu informasi,
pada mikrokontroler AT 89S52 memiliki dua tipe memori, yang pertama yaitu:
data memori yang berfungsi untuk menyimpan data. Dan yang kedua memori
program untuk menyimpan program atau intruksi-intruksi yang akan dijalankan
oleh IC mikrokontroler.pada program memori juga memiliki dua alternatif
memori yang dapat dipakai yaitu internal dan eksternal, Pembacaan memori
program eksternal dilakukan dengan mengeset pin EA pada logika 0 (low) dan
pembacaan memori program internal pin EA diset pada logika 1 (high).
21
Tipe RAM Flash Memory
AT89S52 memiliki RAM internal sebesar 256 byte yang dapat digunakan untuk
menampung data-data yang diperlukan dalam pemrograman. RAM internal terdiri
atas Register Banks dengan 8 buah regsiter (R0-R9). Selain itu terdapat juga
memori lain, yaitu Special Function Register (Register Fungsi Khusus) yang
hanya bisa diakses dengan pengalamatan langsung. Register fungsi khusus
terletak pada 256 byte bagian atas memori internal.
Special Function Register (Register Fungsi Khusus) memiliki beberapa fungsi
penting antara lain :
a. Akumulator(ACC) yang digunakan sebagai register untuk penyimpanan data
sementara, dalam program instruksinya mengacu sebagai regsiter A.
b. Register B, merupakan register yang berfungsi untuk melayani operasi
perkalian dan pembagian.
c. PSW (Program Status Word), terdiri dari beberapa bit status yang berkaitan
dengan kondisi di CPU saat itu. Keadaan akumulator akan dikondisikan
melalui flag register yang terdiri dari carry flag, auxilary carry flag, over flow
flag, dua bit pemilih bank register, sebuah bit flag, dan dua bit flag yang bisa
didefinisikan sendiri oleh user.
d. Stack Pointer (Register SP), merupakan register 8 bit yang digunakan dalam
proses proses simpan dan ambil dari/ke Stack. Walaupun register ini bisa
menempati lokasi dimana saja dalam RAM, register SP akan selalu
diinisialisasikan ke 07H setelah adanya reset.
22
2.8.2 Clock
Peran clock bagi mikrokontroler sangatlah penting, tanpa ada pulsa clock maka
mikrokontroler tidak akan dapat menjalan kan seluruh intruksi atau program yang
kita inginkan.pulsa clock sangat berperan penting dalam menentukan kecepatan
dan sinkronisasi kerja central prosesing unit mikrokontroler.ic mikrokontroler AT
89S52 mempunyai dua pin (XTAL1 dan XTAL2) yang dapat dihubungkan pada
rangkaian pembangkit pulsa. Rangkaian pembangkit pulsa hanya membutuhkan
dua kapasitor dan sebuah kristal (pembangkit frekuensi).pada AT89S52 kristal
yang digunkan dapat berkisar antara 0-33MHZ.
23
c. Pin 10 sampai 17 (port 3), port parallel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi
pengganti yang meliputi TXD (Transmit Data), RDX (Receive Data),
INT0(interrupt 0), INT1 (interrupt 1), T0 (timer 0), T1 (timer 1), WR (write),
RD (read). Apabila fungsi-fungsi pengganti tersebut tidak digunakan maka pin-
pin ini dapat digunakan sebagai port I/O biasa.
d. Pin 18 (XTAL 1), merupakan pin masukan ke rangkaian osilator internal.
e. Pin 19 (XTAL 2), merupakan pin masukan ke rangkaian osilator internal, pin
ini dipakai bila digunakan osilator kristal.
f. Pin 20 (ground) sebagai ground/pentanahan. Pin ini dihubungkan ke ground.
g. Pin 21 sampai 28 (Port 2), dapat digunakan sebagai port I/O biasa dan
digunakan untuk mengirim byte alamat bila digunakan untuk mengakses
memori eksternal.
h. Pin 29 ( PSEN ), merupakan pengontrol yang digunakan untuk mengakses
program memori eksternal.
i. Pin 30 ( ALE ) digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama
proses pengambilan data.
j. Pin 31 ( EA ). Bila pin ini diberi logika tinggi (1) maka mikrokontroller akan
melaksanakan instruksi dari ROM internal. Bila diberi logika rendah (0) maka
mikrokontroller akan melaksanakan instruksi dari memori program eksternal.
k. Pin 32 sampai 39 (Port 0), dapat digunakan untuk memultiplek alamat memori
dengan data pada waktu mengakses memori eksternal. 40 (Vcc),sebagai supply
tegangan yang dihubungkan ke Vcc (+5 Volt)
24
membentuk digit desimal.
Beberapa macam indikator yang digunakan sebagai penampil yaitu :
a. Seven Segment Diode
b. Liquid Crystal Display
c. Nixie Tube
d. Matrix Dot
Misalkan, untuk membentuk angka 3 maka segment a, b, c, d, dan g akan
menyala. Format tampilan seven segment dapat kita lihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.6 Format Display Seven Segment
0 a b c d e f
1 b c
2 a b d e g
3 a b c d g
4 b c f g
5 a c d f g
6 c d e f g
7 a b c
8 a b c d e f g
9 a b c d f g
25
untuk menyalakan sebuah seven segment. Pada saat taraf rendah diberikan ke
masukan segment maka segment akan dibias maju. Arus akan mengalir dari Vcc
ke segment dan selanjutnya menuju ke taraf rendah yang disediakan rangkaian
driver. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
26
Gambar 2.15 Rangkaian eqivalen gerbang NOT
A adalah saklar dan R adalah relay dengan kontaktor NC. Jika saklar
tertutup (on / logika 1), maka relay akan bekerja mengakibatkan lampu mati.
Sebaliknya jika saklar terbuka ( off / logika 0), maka relay tidak bekerja
mengakibatkan lampu menyala. Simbol dan tabel kebenaran gerbang NOT adalah
sebagai berikut:
5 6
NOT
2.11 Relay
Relay adalah sebuah saklar elektrik yang terbuka dan tertutupnya dikendalikan
oleh rangkain listrik lain. Pada bentuk aslinya, relay terdiri dari Coil (lilitan) dan
kontaktor. Saklar digerakan oleh sebuah elektromagnet untuk dapat membuka dan
menutup kontaktor. Relay pertama kali ditemukan oleh Joseph Henry pada tahun
1835. Keunggulan dari relay adalah:
a. Mampu mengendalikan daya yang lebih besar dari pengendali relay tersebut
27
b. Antara pengendali dengan output relay terisolasi dengan baik.
Pada umumnya, relay memiliki 3 tipe kontaktor, yaitu:
a. Normally Open (NO). Adalah posisi kontaktor dimana pada saat relay tidak
aktif, kontaktornya dalam keadaan terbuka. Dan pada saat relay aktif, posisi
kontaktornya berubah menjadi tertutup.
b. Normally Close (NC). Adalah posisi kontaktor dimana pada saat relay tidak
aktif, kontaktornya dalam posisi tertutup. Dan pada saat relay aktif,
kontaktornya berubah posisi menjadi terbuka.
c. Change Over (CO). adalah kombinasi antara Normally Open (NO) dengan
Normally Close (NC) dengan satu (1) terminal Common.
28
2.12 IC 74194 Sebagai Register Geser
U2
74LS194
CP D3
D2
S1 D1
S0 D0
DSR Q3
DSL Q2
Q1
MR Q0
Gambar 2.18 IC 74LS194
Gambar 2.19 (a) Rangkian Dasar Register Geser Kiri. (b) Rangkian Register Geser Kanan
Register geser ini disusun dengan merangkaikan flip-flop satu sama lain.
Data yang dimasukkan dapat digeser kekiri maupun kekanan. Data biner yang
dimasukkan dapat dipindahkan atau digeser kekiri atau kekanan.
Pergeseran register ini disusun sesuai dengan sinyal yang diberikan dari
pengendalinya. Jika pada pengendali right diberikan kondisi tinggi, maka register
akan bergeser kekanan. Dan jika pengendali left yang diberikan kondisi tinggi,
maka register akan bergeser kekiri, semua data dipindahkan kearah satu bit lebih
tinggi.
29
BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan
alat pengisi obat cair. Dalam perencanaan ini penulis terlebih dahulu melakukan
perencanaan terhadap alat yang akan dibuat. Perencanaan tersebut meliputi
perencanaan dan pembuatan rangkaian elektronik,serta perencanaan dan
pembuatan mekanik.
30
8) Setelah melakukan pemilihan settingan sesuai yang dibutuhkan, lalu tekan
tombol Next untuk melakukan pengisian
9) Setelah selesai melakukan pengisian obat sesuai dengan settingan obat
Cair, Tekan tombol Reset
10) Buzzer bunyi apabila obat yang tersedia pada wadah obat telah habis
31
3.2 Perencanaan Diagram Blok Alat Pengisi Obat Cair
Mikrokontroller Display
Sensor AT89s52
Posisi
botol
Penggerak
botol(motor
Stepper)
Sensor
Obat
Habis Motor
DC
Tombol
Setting
Alarm
Power Supply
Gambar 3.1 memperlihatkan diagram blok rangkaian pengisi obat cair. Agar
mempermudah pengertian sistem secara keseluruhan maka penulis membagi
rangkaian menjadi beberapa blok rangkaian, masing masing blok rangkaian
akan dijelaskan sebagai berikut :
32
3.2.2 Blok tombol setting
Blok rangkaian setting yang terdapat pada modul yang penulis buat adalah
hanya menggunakan push button merupakan rangkaian awal yang akan
memberikan sinyal yang berupa nilai data data sebagai acuan bagi sistem
pengendali utama dalam penentuan jumlah obat yang akan diisikan kedalam botol
botol yang telah disediakan sesuai dengan setingan.
33
3.2.7 Blok alarm
Rangkaian ini merupakan pemberi peringatan secara audio yang akan menyala
pada saat penampung di tempat obat telah habis.
34
motor DC kerjanya shutter agar obat selanjutnya masuk ketempat yang telah
tersedia. Pada saat itu juga motor steper akan bekerja menggerakkan posisi botol
sampai mengenai pada posisi yang tepat setelah tepat pada posisinya maka CPU
akan bekerja dengan mengaktifkan sensor botol sehingga pada saat yang telah
tepat di tengah- tengah sensor maka stepper akan berhenti dan selanjutnya motor
DC akan bekerja kembali dan shutter akan membuka kembali sehingga pengisian
obat dilanjutkan kembali dan display akan bekerja kembali sampai tepat dengan
display setting yang telah ditentukan.
Setelah semua proses pengisian telah selesai kemudian CPU akan
mengaktifkan buzzer yang berarti pengisian telah selesai. Kemudian CPU akan
menginisiasi register register yang digunakan dalam proses pengisian Setelah itu
alat dapat digunakan kembali dalam pengisian selanjutnya.
35
3.5 Perencanaan Perangkat Keras
Setelah mengetahui cara kerja pesawat secara diagram blok maka rangkaian
dalam setiap blok haruslah direncanakan satu persatu telebih dahulu pembuatan
pesawat pengisi obat cair.
36
lain rangkaian sensor, setting. Pada port yang digunakan yaitu untuk rangkaian
sensor kita menggunakan 2 port yitu pada ( port 3.1 ) merupakan masukan dari
rangkaian pengendali sensor botol, pada ( port 3.0 ) merupakan pengendali
rangkaian sensor obat habis, pada port settingan digunakan 3 port ( port 1.0 1.2).
5V
J1
AT89S52
P1.0 P0.0 BCD to 7segment
Tombol Setting P1.1 P0.1
P1.2 P0.3
ke LED P1.3 P0.2 DISPLAY
P1.4 P0.4 BCD to Desimal
P1.5 P0.5
P1.6 P0.6
P1.7 P0.7
Sensor Obat
P3.0 P2.7
P3.1 P2.6 stepper
Sensor Botol
P3.2 P2.5
P3.3 P2.4
P3.4 P2.3
Buzzer P3.5 P2.2
P3.6 P2.1
P3.7 P2.0
5V RST
R4
10k
37
e. Port 3.0 Port 3.1 untuk rangkaian sensor (Untuk sensor hanya menggunakan
2 Port)
f. Port 3.5 untuk ke motor DC ( Hanya menggunakan1 Port untuk Motor DC)
g. Port 3.7 untuk ke buzzer (Untuk Buzzer hanya memakai 1 Port)
R5
1k
D2
LED0
P1.3
Display Buzer dirancang untuk menampilkan secara visual mode mode yang
akan diopersikan oleh operator,pada saat indikator start ditekan, serta alarm yang
aktif saat terjadi obat habis dan pada saat botol sudah terisi cairan sesuai settingan.
Untuk rangkaiannya adalah sebagai berikut :
5V
10k
Q1
PNP P3.7
1k
+ -
BZR
38
3.5.4 Rangkaian penggerak motor steper
Motor stepper penulis gunakan karena supaya mudah dalam pengaturan
putaran motor sehingga mekanik penyalur obat dari satu botol ke botol lain.
Motor stepper akan berhenti tepat pada saat tidak ada pemberian pulsa lagi,
sehingga tidak ada gerak gerak putar lebih yang akan mengakibatkan botol tidak
tepat pada posisinya.oleh karena sinyal keluaran dari CPU tidak dapat
menyediakan arus dan tegangan yang cukup yang dibutuhkan motor stepper,
untuk itu penulis menggunakan perantara dengan menggunakan 8 transistor.
motor stepper yang digunakan pada modul yang dibuat adalah motor stepper 4 bit
sehingga memerlukandua buah sumber pulsa yang berasal dari tiga buah port.
5V
+V
330
U1 V3
12V
74LS194 +V
CP D3 D313 M1
D2
S1 D1 1
BC550 A
BC550 S0 D0 2
DSR Q3 D313
DSL Q2
Q1 3
MR Q0 B
BC550 4
BC 550
D313
Q8
BC550
J1 GND Q2
D313
BC550
12V
5V
3.5.5 Motor DC
Disini penulis menggunakan Motor DC untuk memudahkan penyaluran cairan
menuju botol obat yang telah tersedia sehingga cairan bisa masuk kedalam botol
dengan sempurna, penulis memberikan input tegangan pada motor DC ini adalah
39
12V karena Motor DC ini hanya bisa dijalankan menggunakan tegangan 12V
karena spesifikasi motor DC ini menggunakan 12V.
+12V
RLY M2
NO
NC
Q13
P3.5 NPN
Mendeteksi 0
Tidak Mendeteksi 1
40
5V
R11
1k
R12 Sensor Obat Habis
100k
P3.0
Mendeteksi 0
Tidak Mendeteksi 1
41
5V
R11
1k
R12 Sensor Botol
100k
P3.1
42
Sinyal BCD yang berasal dari port (0.0 0.3 ) akan dirubah oleh decoder
74LS42 menjadi bilangan desimal pada tampilan seven segment, sedangkan
output dari (port 0.4 0.7) akan diinputkan ke IC 74LS42 sebagai pengkodean
atau demultiplekser yang akan mengendalikan hidup atau matinya setiap digit
seven segment secara bergantian.
5V
5V BC640
5V 5V
BC640
BC640 BC640
U10
1k V+ V+ V+
A0 0 V+
A1 1
A2 2 DISP1
A3 3
4
5 abcdefg. abcdefg. abcdefg.
abcdefg.
6
7 1k
8
9
74LS42
P0.0
R13
RBO 1k
a
b
c
d
e
f
g
74LS247
P0.7
U11
RBI
LT
A0
A1
A2
A3
43
3.5.8 Flow chart
START
INISIALISASI
TIDAK
DETEKSI SENSOR
BOTOL = LOW ?
YA
STEPER OFF
DETEKSI TOMBOL
YA TIDAK
TIDAK
UP = LOW? DOWN = LOW?
YA YA
SIMPAN
DIREGISTER
UPDATE
DISPLAY
TIDAK
TOMBOL
START= LOW?
YA
44
A
INISIALISASI TIMER 0
AKTIFKAN PUMP
TIDAK
TIMER HABIS ?
YA
MATIKAN PUMP
45
k. Dan nilai dari salah satu tombol yang ditekan akan disimpan diregister.
l. Setelah data telah tersimpan diregister maka selanjutnya akan mengupdate
display.
m. Setelah display menampilkan angka yang telah kita setting maka tombol start
menanyakan, jika tidak ditekan maka perintah akan mengembalikan ke
pendeteksian tombol, tetapi jika tombol start ditekan maka akan menghitung
hasil dari pembagian nilai volume yang telah disetting dan nilai konstanta flow.
n. Inisialisasi timer 0 : persiapan awal untuk timer 0.
o. Isi nilai timer dengan data pada nilai R5. R5 adalah hasil dari pembagian nilai
volume dengan konstanta flow.
p. Setelah R5 telah terisi maka pompa akan bekeja.
q. Timer habis atau belum, jika belum maka akan mengembalikan perintah ke
Motor DC agar terus memompa cairan sampai waktu selesai, jika timer telah
selesai maka Motor DC akan mati dan kembali mengaktifkan motor steper.
46
BAB 4
Pada suatu alat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat
dapat berfungsi sesuai yang telah direncanakan. Sebelum melakukan pengujian,
penulis terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam melakukan uji fungsi, alat dan bahan tersebuat antara lain adalah:
47
4.2.1 TP1
Menguji keluaran rangkaian display mulai dari keluaran sinyal dari
mikrokontroller IC mikro AT89s52 sampai keluaran decoder dari IC 7442 dan IC
74247.
4.2.2 TP2
Pada Test Point kedua ini penulis ingin mengetahui sinyal keluaran dari sensor
botol, pada saat botol tepat keposisi dan pada saat botol belum menyentuh sensor
pada port 3.1, sehingga penulis akan mengetahui sinyal keluarannya high atau low
yaitu 1 atau 0.
4.2.3 TP3
Pada Test Point ini penulis menguji pada titik keluaran dari IC mikro pada port
3.5 sinyal keluaran motor DC pada saat kerja dan pada tombol setting kemudian
membandingkan jumlah volume yang telah disetting dan membandingkan hasil
settingan tesebut dengan gelas ukur.
48
4.4 Hasil Dari Uji Fungsi
Pada poin ini penulis akan mencoba menjelaskan dan mencatat hasil- hasil dan
nilai nilai yang telah diujicobakan sehingga penulis akan tahu tingkat keakurasian
dan nilai-nilai yang tertera pada praktek dan teori sehingga akan terlihat
kerancuan dan tingkat keakurasian dari alat yang penulis buat.
Dari tabel diatas dapat dihitung persentase keakurasian dari setiap pengujian
per 50 ml yaitu:
Persentase Keakurasian :
volume yang diukur(rata - rata)
keakurasian = x100%
settingan volume
settingan 50 ml yaitu:
50
x100%
keakurasian = 50
= 100%
settingan 100 ml, yaitu:
97
keakurasian = x100% = 97%
100
49
settingan 150ml, yaitu :
142
keakurasian = x100% = 95%
150
100 + 97 + 95 + 91
= 96%
4
Kesimpulannya :
050 25 H 0 1 0 1 0 0 1 0
050 10 H 0 0 0 0 0 0 0 1
100 20 H 0 0 0 0 0 0 1 0
100 10 H 0 0 0 0 0 0 0 1
50
Tabel 4. 4 Display Volume angka 150 ml
DISPLAY PORT 0 DEKODER 74247 DEKODER 7442
D C B A D C B A
150 31 H 0 0 0 1 0 0 1 1
150 25 H 0 1 0 1 0 0 1 0
150 10 H 0 0 0 0 0 0 0 1
200 20 H 0 0 0 0 0 0 1 0
200 10 H 0 0 0 0 0 0 0 1
51
4.4.4 Test point 3
Tabel 4.7 Motor DC
Settingan dan Kondisi Port 3.5 Relay Motor DC
Motor DC
Motor Dc tdk aktif 0 (low) Off Off = 0V
Motor DC 50 ml 1 (High) On On=12 V
Motor DC 100 ml 1 (High) On On=12 V
Motor DC 150 ml 1 (High) On On=12 V
Motor DC 200 ml 1 (High) On On=12 V
52
BAB 5
KESIMPULAN
Proses dalam pembuatan modul Alat pengisi obat cair, mulai dari tahap studi
pustaka, studi lapangan dan dilanjutkan dengan proses pembuatan alat yang
meliputi tahap perencanaan hardware dan software yang dikontrol mikrokontroller
AT89S52, serta melakukan pengujian dan analisa, maka didapat beberapa
kesimpulan.
Setelah melalui berbagai proses dalam pembuatan modul alat pengisi obat
cair, penulis menemukan berbagai kendala yang memungkinkan ketidak
optimalan fungsi pesawat, seperti sedikit buku buku panduan, kurangnya
informasi terakhir tentang teknologi pesawat pengisi obat cair dan lain
sebagainya.
Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari hasil pengujian pada semua bagian
pesawat kemudian membandingkannya dengan kerja alat yang diinginkan sesuai
pada bagian perencanaan adalah :
a. Alat dapat bekerja mengisi obat dan menampilkan di display sesuai dengan
settingan obat antara 50-200 ml dan seluruh rangkaian display, alarm, LED
indikator dan rangkaian lainnya yang berada pada satu kesatuan modul ini
berfungsi sesuai dengan yang kita harapkan dalam perencanaan.
b. Alat pengisi obat cair dengan menggunakan mikrokontroller lebih efisisen
dalam pembuatannya dan mudah dalam pengaplikasiannya dikarenakan
sebagian besar dari proses kerja alat ini dikendalikan oleh single chip
mikrokontroller.
c. Sistem mekanik yang baik dan efisien mutlak diperlukan demi kesempurnaan
alat ini sehingga dapat mengeluarkan obat secara teratur yang pada akhirnya
akan mendapatkan tingkat keakurasian yang tinggi.
d. Secara umum modul alat pengisi obat cair yang telah dibuat berfungsi
sesuai dengan yang direncanakan dan dapat bekerja dengan baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
L A M P I R A N
55