Pengetahuan Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dan Faktor
yang Berhubungan pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tanjung Duren
Selatan
Periode November 2014
Oleh:
Naftalia Kartika
Robinder Dhillon
Pengetahuan Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dan Faktor
yang Berhubungan pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tanjung Duren
Selatan
Periode November 2014
Oleh:
1.2.1 Pengetahuan dan sikap dengan perilaku pada ibu rumah tangga tentang deteksi
dini kanker payudara terhadap faktor-faktor resiko penyebab kanker payudara
yang masih kurang.
1.2.2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia
sebesar 1,4 per 1000 penduduk.
1.2.3 Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada tahun 2010, kanker payudara
dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat
inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien
sebanyak 12.014 orang (28,7%).
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1.2. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemukan oleh
kebanyakan wanita. Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker
leher rahim diantara kanker yang menyerang wanita Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia dengan presentasi 5,7% dari seluruh penyebab kematian.
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, kanker payudara
dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap
maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak
12.014 orang (28,7%) untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang
(12,8%), leukemia 4.342 orang (10,4%), lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker
paru 3.244 orang (7,8%). 4
Di Indonesia seperti yang kita ketahui kanker payudara merupakan kanker
paling banyak yang diderita oleh kaum wanita setelah kanker mulut rahim, dimana
umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun tidak
menutup kemungkinan wanita berusia muda juga terserang penyakit ini.1
Kejadian kanker payudara di Indonesia sampai saat ini banyak diderita wanita
pada stadium lanjut dengan penyulit dan metastasis sehingga pengobatan sudah sulit
dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Pada negara maju stadium lebih awal
lebih sering ditemukan karena tingkat pengetahuan dan perilaku yang cukup baik
untuk mendeteksi kanker payudara. 2
Menurut penelitian ole Dwi Sri Handayani mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam pemeriksaan
payudara sendiri di kelurahan kalangan, Klaten Benjolan di payudara ditemukan
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri dikatakan bahwa pemeriksaan
payudara sendiri sangat penting bagi para wanita terutama usia dewasa awal.
Kurangnya kesadaran yang terkait dengan tingkat pengetahuan serta sikap para wanita
dalam perilaku melakukan pemeriksaan payudara sendiri menjadi permasalahan
utama. Hal ini terkait bahwa para wanita kurang mengalami suatu kepekaan dengan
payudaranya, sehingga kurang perhatian terhadap kondisi payudaranya. Para wanita
minta pertolongan medik bila gejala kanker payudaranya sudah lanjut serta sikap
mengutamakan kesibukan aktifitas sehingga tidak pernah melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Masalah penelitian adalah adakah hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan
pemeriksaan payudara sendiri. 3
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arini Estetia Putri tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI terhadap perilaku
SADARI diperoleh hasil bahwa dari 115 responden, sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang tentang deteksi dini tentang SADARI dengan
perilaku yang kurang juga tentang SADARI, yaitu sebanyak 61 orang (100%).
Sedangkan responden yang memilki pengetahuan kurang dengan perilaku yang
sedang tentang SADARI tidak ada (0%). Responden yang memilki pengetahuan yang
sedang dan baik dengan perilaku yang kurang tentang SADARI adalah sebanyak 51
orang (94,4%) sedangkan responden yang memilki pengetahuan yang sedang dan baik
dengan perilaku yang sedang sadari sebanyak 3 responden (5,6%). Pada analisis
hubungan antrara sikap dan deteksi dini sebagian besar responden memiliki sikap
yang sedang dan baik terhadap SADARI dengan perilaku yang kurang untuk
melakukan SADARI, yaitu sebanyak 87 responden (77,7%). Sedangkan responden
yang memilki sikap yang kurang dengan perilaku SADARI yang kurang adalah
sebanyak 25 responden (22,3%). Responden yang memilki sikap yang sedang dan
baik dengan perilaku yang sedang untuk melakukan SADARI adalah sebanyak 3
responden (100%) dan tidak ada responden yang memiliki sikap kurang dengan
perilaku SADARI yang sedang.6
Aktifitas fisik
Dengan aktifitas fisik atau berolahraga yang cukup akan dapat dicapai keseimbangan
antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar. Aktifitas fisik/berolahraga yang
cukup akan mengurangi risiko kanker payudara tetapi tidak ada mekanisme secara
biologik yang jelas sehingga. Olahraga dihubungkan dengan rendahnya lemak tubuh
dan rendahnya semua kadar hormon yang berpengaruh terhadap kanker payudara dan
akan dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Aktifitas fisik atau berolah raga
yang cukup akan berpengaruh terhadap penurunan sirkulasi hormonal sehingga
menurunkan proses proliferasi dan dapat mencegah kejadian kanker payudara. Wanita
yang melakukan olahraga pada waktuyang lama akan menurunkan risiko kanker
payudara sebesar 37% Studi prospektif pada wanita umur 30 - 55 tahun yang diikuti
selama 16 tahun dilaporkan mereka yang berolahraga sedang dan keras 7
jam/minggu memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang berolahraga hanya 1 jam/minggu.
Lama Menyusui
Kebiasaan menyusui berhubungan dengan siklus hormonal. Segera setelah proses
melahirkan kadar hormon estrogen dan hormon progesteron yang tinggi selama masa
kehamilan akan menurun dengan tajam. Kadar hormon estrogen dan hormon
progesteron akan tetap rendah selama masa menyusui. Menurunnya kadar hormon
estrogen dan hormon progesteron dalam darah selama menyusui akan mengurangi
pengaruh hormon tersebut terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara. Terdapat hubungan dose-response antara lama menyusui dengan kanker
payudara, signifikan berdasar uji X2 linier for trends. Lama Menggunakan
Kontrasepsi Oral, lama pemakian kontrasepsi oral dengan kenaikan risiko kanker
payudara menunjukkan adanya hubungan dose-response berdasar uji X2 linier for
trends. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan
efek proliferasi berlebih pada duktus ephitelium payudara. Berlebihnya proliferasi
bila diikuti dengan hilangnya kontrol atas proliferasi sel dan pengaturan kematian sel
yang sudah terprogram (apoptosis) akan mengakibatkan sel payudara berproliferasi
secara terus menerus tanpa adanya batas kematian. Hilangnya fungsi kematian sel
yang terprogram (apoptosis) ini akan menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi
kerusakan sel akibat adanya kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal akan
berproliferasi secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan.
Riwayat Kanker Payudara
Wanita dengan riwayat kanker payudara sebelumnya kemungkinan besar akan
mendapatkan kanker payudara pada sisi yang lain, hal ini terjadi karena payudara
merupakan organ berpasangan yang dilihat dari suatu sistem dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama.
Riwayat Kegemukan
Risiko pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya sintesis estrogen pada
timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara.
2.1.9. Penatalaksanaan
1. Terapi hormonal
Metode pemberian hormone yang berfungsi sebagai penghambat lajut perkembangan
sel kanker. Terapi hormone tergolong dalam terapi sistemik. Terapi ini paling sering
digunakan untuk membantu mengurangi resiko kanker datang kembali setelah operasi
tetapi juga dapat digunakan untuk kanker payudara yang telah menyebar.
2. Lumpektomi
Lumpektomi atau pengangkatan benjolan disertai sedikit (jaringan sehat). Dengan
cara ini diharapkan jaringan yang lama dan masih sehat dapat membentuk kembali
payudara secara alami.
3. Masektomi radikal
Masektomi radikal ialah pengangkatan payudara seluruhnya termasuk kelenjar getah
bening dibawah ketiak dan otot dinding dada dibawah payudara untuk mencegah
penyebaran kanker makin meluas. Operasi ini jarang dilakukan karena telah terbukti
masektomi radikal termodifikasi bekerjasama baiknya. Masektomi radikal
temrodifikasi ialah pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah
bening dibawah lengan.
4. Kemoterapi
Merupakan terapi yang diberikan berupa pemberian obat-obatan tertentu yang
fungsinya membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara oral maupun suntikan
intravena targetnya ialah seluruh sel kanker yang ada di tubuh.Meskipun obat ini
membunuh sel-sel kanker dapat juga merusak beberapa sel normal yang
menyebabkan efek samping seperti rambut rontok, sariawan, hilang nya nafsu
makan,mual muntah dan resiko infeksi.
5. Terapi radiasi
Terapi ini merupakan pengobatan dengan sinar X untuk membunuh sel kanker
ataupun menyusutkan tumornya perawatan ini digunakan untuk membunuh sel sel
kanker apapun di payudara, didinding dada, ataupun diarea ketiak.20
Sumber 14
2.3.4.2 Mamografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan
mammografi sekali setahun selama mereka dalam kondisi sehat. Mammografi adalah
pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan
pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan mammografi,
kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%. Menggunakan mesin
mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan menyebarkan
jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat penting
untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan
payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi untuk
satu payudara adalah sekitar 20 menit.
Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi
oleh dokter bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari
mammogram adalah : Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam
jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan
payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang
sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu kelompok (cluster). Massa yang tampak
pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, tetapi untuk
memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa padat
atau kistik (berongga dan berisi cairan).22
Mamografi adalah foto payudara dengan sinar X dosis rendah. Pada
mamografi dapat dilihat gambaran payudara secara keseluruhan. Mamografi
merupakan alat yang terbaik untuk deteksi dini kanker payudara, karena sinar X pada
mamografi mempunyai kemampuan menembus jaringan payudara yang mengalami
kelainan berupa tumor dan menunjukkan kelainan dalam payudara tersebut secara
memuasakan.26
2.3.4.5 Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter
ahli Patologi Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat
ditentukan ada tidaknya sel kanker.22
2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah
Biopsi ini menggunakan jarum sebesar jarum suntik biasa dan tidak
memerlukan persiapan khusus. Jaringan diambil menggunakan jarum halus di
area tumor.Bila tumor tidak mudah diraba, maka biopsy jarum halus dapat
dilakukan dengan tuntunan USG atau mammografi. Pemeriksaan ini mungkin
agak nyeri dan dapat menyebabkan memar ringan yang akan hilang dalam 1-2
hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit maka ada kemungkinan sel
kanker tidak terambil sehingga tidak terdeteksi. Pemeriksaan biopsi jarum
halus saja memiliki kemungkinan diagnosis meleset 10%
Core Biopsy
Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan
jarum yang lebih besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit
payudara dan sedikit jaringan payudara diambil. Pemeriksaan ini dapat
menimbulkan nyeri minimal. Hasil core biopsy adalah jaringan payudara
sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya kanker. Beberapa jenis benjolan
lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy karena bentuknya.
Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :
- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah
yang dapat dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.
Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka
wanita akan dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah.
Sebaliknya bila hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda pasti
kanker, biasanya tidak perlu dilakukan biopsi bedah.
Untuk tumor yang berukuran kecil, biopsi bedah biasanya sekaligus dengan
mengangkat tumor seluruhnya. Dengan begitu, ahli patologi dapat memeriksa
dan lebih meudah menentukan ada tidaknya kanker. Bekas luka biopsi akan
dijahit. Hasil biopsi akan diketahui 5-7 hari setelah operasi.22
2.3.4.6 Termografi
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
Termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun
penekanan apapun. 27
2. 5. Konsep Pengetahuan
2.5.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. 7
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada
situasi yang lain.8
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, dan
mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah
atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada
tingkat
b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap
suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.
c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
d. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru.
e. Status sosial
Dalam status sosial seseorang, dimana seseorang tersebut berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya turut mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut. Dimana
seseorang tersebut dapat bertukar pikiran yang dapat menambah pengetahuan.
f. Pendapatan
Pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, dan kebanyakan dari penjualan produk atau
jasa kepada pelanggan.
Menurut Notoadmojo 2007 dalam artikel tingkat pengetahuan kanker payudara pada
siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Maospati Magetan, pengetahuan dapat diukur
dengan melalui wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi suatu
objek yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita capai atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat
pengetahuan. 21
2.6 Sikap
2.6.1. Definisi sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. 10
2.7 Perilaku
Definisi perilaku
Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related
behaviour) menurut Becker 1979 sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan yaitu tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
2. Perilaku sakit yakni segala tindakan seseorang yang merasa sakit untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatannya termasuk juga pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit, serta usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan seseorang yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
kanker
payudara
Faktor
Faktor intrinsik
ekstrinsik
Pengetahuan
Usia
Sikap
Riwayat kanker
Pendidikan
Riwayat tumor jinak
payudara
Status sosial
Konsumsi makanan
berlemak
Aktivitas Fisik
Konsumsi makanan
berserat
Status sosial
Pendidikan
Pengetahuan
sikap dan
Informasi
perilaku deteksi Pekerjaan
dini kanker
payudara pada
ibu rumah tangga
Kontrasepsi
Hormonal
Pendapatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode descriptive dengan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku deteksi dini kanker payudara dan faktor-faktor yang berhubungan
pada ibu rumah tangga seperi usia, pendidikan, informasi, dan status sosial di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan periode 10
November sampai 17 November 2014.
3.3 Populasi
Populasi target adalah semua ibu rumah tangga yang berada di sekitar
wilayah kerja di lingkungan RW 004/ RT 001 dan RT 003 di wilayah kerja
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga yang berada di
sekitar wilayah kerja di lingkungan RW 004/ RT 001 dan RT 003 di wilayah
kerja Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat periode 10 november
sampai tanggal 17 November 2014.
n2 = n1 + (10% . n1)
= 96.04 + ( 10% . 96.04 )
= 96.04 + 9.604
= 105.644 Dibulatkan 106
1.Subjek penelitian
Subjek penelitian/ responden : Ibu Rumah Tangga
Definisi :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan
sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam
pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan
seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(tidak bekerja di kantor).
2. Umur
Definisi :
Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan masyarakat di
RT, yang dihitung sejak dia lahir hingga saat dilakukannya penelitian.
4. Pekerjaan
Adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia, yang dalam istilah
sehari-hari dianggap sebagi profesi. (wikipedia)
Alat ukur: kuesioner
Hasil ukur : kategorik pekerjaan
Skala : ordinal
1. Tidak bekerja (nilai 3)
2. Bekerja tidak tetap (nilai 2)
3. Bekerja (nilai 1)
Kode 1: Bekerja
Kode 2: Bekerja tidak tetap
Kode 3: Bekerja.
5.Pendapatan
Definisi:
Pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, dan kebanyakan dari penjualan produk
dan/atau jasa kepada pelanggan.
Alat ukur : slip gaji dan wawancara pasien dan kuisioner
Hasil ukur : kategorik pendapatan
Skala : ordinal
1. <2,4 juta (nilai 2)
2. 2,4 juta-4,8 juta (nilai 1)
3. >4,8 juta (nilai 3)
kode 3: > 4,8 juta status ekonomi tinggi
kode 2: 2,4 juta -4,8 juta status ekonomi sedang
kode 1: <2,4 juta status ekonomi rendah
6. Kontrasepsi Hormonal
Definisi
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung estrogen
dan progesterone.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik kuisioner
Skala : ordinal
Kontrasepsi hormonal
Metode kontrasepsi yang ibu ibu gunakan ialah pilih salah satunya
Metode Ya (1) Tidak (0)
Kontap
IUD
Susuk
Pil
Kondom
Tidak KB
7. Pengetahuan
Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik pengetahuan
Skala :ordinal
1. Termasuk kategori penyakit apakah kanker payudara
a. Penyakit usia tua (nilai 1)
b. Penyakit kulit (nilai 3)
c. Keganasan (nilai 5)
2. Pada usia berapa biasanya mulai timbulnya penyakit kanker payudara
a. Remaja (nilai 1)
b. Dewasa (nilai 5)
c. Lansia (nilai 3)
3. Apakah faktor penyebab kanker payudara
a. Riwayat kanker pada keluarga (nilai 5)
b. Penggunaan pil KB jangka lama (nilai 3)
c. Diet tinggi lemak (nilai 1)
4. Manakah gejala awal timbulnya kanker payudara
a. Teraba benjolan (nilai 5)
b. Kemerahan pada puting(nilai 3)
c. Pembesaran payudara (nilai 1)
5. Apakah upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (nilai 5)
b. Pengambilan jaringan (biopsi) (nilai 1)
c. Mamografi (nilai 3)
6. SADARI dianjurkan untuk dilakukan mulai usia..
a. 20 tahun (nilai 5)
b. 30 tahun (nilai 3)
c. 40 tahun (nilai 1)
7. Mengapa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) perlu dilakukan?
a. Untuk mencegah kanker payudara (nilai 5)
b. Sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit keganasan) (nilai 3)
c. Untuk mengobati kanker payudara lebih awal (nilai 1)
8. Hormon utama apa yang dihambat dalam terapi hormonal pada kanker
payudara
a. Progesteron (nilai 3)
b. Estrogen (nilai 5)
c. Adrenal (nilai 1)
9. Terapi utama apa yang dianjurkan pada kanker payudara
a. Bedah (nilai 5)
b. Kemoterapi (nilai 3)
c. Obat hormonal(nilai 1)
10. Kelenjar apa yang mempengaruhi penyebaran kanker payudara
a. Hipofisis (nilai 1)
b. Getah bening (nilai 5)
c. Payudara (nilai 3)
8. Sikap
Definisi
Menurut merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur: kategorik sikap
Skala:ordinal
No Pertanyaan Setuju (5) Kurang setuju Tidak setuju
(3) (1)
1. Kanker payudara termasuk
penyakit keganasan
2. Biasanya mulai timbulnya
penyakit kanker payudara pada
usia dewasa
3. Salah satu faktor penyebab
kanker payudara yaitu riwayat
kanker pada keluarga
4. Gejala awal timbulnya kanker
payudara biasanya teraba
benjolan
1. Setuju (nilai 5)
2. kurang setuju (nilai 3)
3. tidak setuju (nilai 1)
Kode 5: setuju
Kode 3: kurang setuju
Kode 1: tidak setuju
9. Perilaku
Definisi:
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur: kategorik perilaku
Skala:ordinal
1. Apakah ibu rajin berolahraga untuk mencegah terjadinya kanker payudara?
a. Tiga kali dalam seminggu (5)
b. Seminggu sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
2. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang berlemak?
a. Setiap hari (1)
b. b.sebulan sekali (3)
c. c. Tidak pernah (5)
3. Apakah ibu melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara?
a. Satu minggu setelah menstruasi (1)
b. 6 bulan sekali (3)
c. 1 tahun sekali (5)
4. Apakah ibu pernah menganjurkan ibu-ibu yang lain untuk memeriksakan
payudara ke Puskesmas/Rumah Sakit?
a. Selalu menganjurkan (5)
b. Sebelumnya pernah menganjurkan (3)
c. Belum pernah menganjurkan (1)
5. Apakah ibu mengikuti penyuluhan atau mencari informasi tentang pencegahan
kanker payudara?
a. Selalu apabila ada penyuluhan (5)
b. Pernah mengikuti penyuluhan (3)
c. Tidak pernah (1)
6. Apakah ibu memeriksakan kesehatan payudara di puskesmas/Rumah sakit
a. Sebulan sekali (1)
b. Setahun sekali (3)
c. Tidak pernah (5)
7. Apakah anda pernah memijat sampai ke puting untuk mengetahui adanya
cairan yang keluar melalui puting?
a. Satu minggu setelah menstruasi (1)
b. 6 bulan sekali (3)
c. 1 tahun sekali (5)
8. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet
a. Setiap hari (5)
b. Sebulan sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
9. Apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok
a. Setiap hari (5)
b. Sebulan sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
10. Apakah ibu memberikan asi kepada anak ibu pada saat masih bayi?
a. Semua anak ibu (1)
b. Beberapa anak ibu (3)
c. Tidak pernah memberikan asi (5)
Subjek penelitian adalah semua Ibu rumah tangga usia di RW 004/RT 001
dan di RW 004/RT 003 Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode
november 2014.
Bab IV
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan,
RT 001 dan 003 RW 004 mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai deteksi
dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga periode november 2014, maka
diperoleh hasil pengumpulan data dimana dari 106 sampel diekslusi menjadi 98
sampel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sebaran Berdasarkan Pengetahuan, Sikap, Perilaku. Mengenai Deteksi Dini
Kanker Payudara pada ibu-ibu rumah tangga Di Rt 001 dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
VARIABLE N %
PENGETAHUAN
Tinggi 26 26,5
Sedang 59 60,2
SIKAP
Baik 32 32,7
Sedang 65 66,3
Kurang 1 1,0
PERILAKU
Baik 0 0
Sedang 15 15,3
Kurang 83 84,7
VARIABLE N %
UMUR
<20 tahun 0 0
21-35 tahun 16 26,3
>35 82 83,7
PENDIDIKAN
Tinggi 13 13,3
Sedang 44 44,9
Rendah 0 0
PEKERJAAN
Bekerja 27 27,6
Bekerja tidak tetap 10 10,2
Tidak bekerja 61 62,2
PENDAPATAN
<2,4 juta/ bulan 74 75,5
2,4 -4,8 juta/ bulan 19 19,4
>48 juta /bulan 5 5,1
KONTRASEPSI
HORMONAL
Tidak menggunakan KB 5 5,1
Menggunakan KB 93 94,9
INFORMASI
Pernah 15 15,3
Tidak pernah 83 84,7
STATUS SOSIAL
Pernah membahas 5 15,3
Tidak pernah membahas 93 83,7
Ho ditolak
*Pendidikan_1
Sedang 9 37 11 Chi square
Rendah 17 22 2 10.165
P: 0.006
Ho diterima.
PEKERJAAN
Bekerja 5 17 5 Ratio:7.779
Bekerja tidak tetap 1 19 0
Tidak bekerja 20 33 8 P:0.100
Ho: diterima
*Pekerjaan_1 Chi
Bekerja tidak tetap 6 26 5 square:3.387
Tidak bekerja 20 33 8 P:0.184
Ho: ditolak
PENDAPATAN Ratio:10.450
Tinggi (>4,8 juta/bln) 0 2 3
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 4 11 4 P:0.033
Rendah( <2,4juta /bln) 22 46 6
Ho : ditolak
KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 25 57 11 Ratio:2.387
Tidak Menggunakan KB 1 2 2
P: 0.0303
Ho : diterima
INFORMASI
Pernah mendapatkan informasi 1 4 10 Ratio :32.110
Tidak pernah mendapatkan 25 55 3
informasi P:0.000
Ho: ditolak
STATUS SOCIAL
Pernah membahas 1 4 10 P:0.000
Tidak pernah membahas 25 55 3
Ho di tolak
Tabel 4.4 Hubungan Antara Sikap Dengan Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Pendapatan, Kontrasepsi Hormonal, Infomrasi, Status Sosial. Ibu-ibu rumah tangga
mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
VARIABLE SIKAP UJI
UMUR Baik Sedang Kurang Likelihood
Muda 9 7 0
Sedang 0 0 0 Ratio:4.788
Tua 23 58 1
P : 0.091
PENDIDIKAN
Ho diterima
Tinggi 10 3 0 Ratio: 14.113
Sedang 12 31 1
Rendah 10 31 0 P : 0.007
PEKERJAAN
Ho ditolak
Bekerja 11 15 1 Ratio:4.547
Bekerja tidak tetap 4 6 0
Tidak bekerja 17 44 0 P:0.0337
Ho: diterima
*Pekerjaan_2 Likelihood
Bekerja 11 15 1 Ratio 3.968
Tidak Bekerja 21 50 0 P:0.138
Ho: diterima
PENDAPATAN Ratio:10.244
Tinggi (>4,8 juta/bln) 4 1 0
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 8 10 1 P:0.037
Rendah( <2,4juta /bln) 20 54 0
Ho : ditolak
KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 28 64 1 Ratio:2.387
Tidak Menggunakan KB 4 1 0
P: 0.0303
Ho : diterima
INFORMASI Ratio:30.862
Pernah mendapatkan informasi 13 1 1 P:0.000
Tidak pernah mendapatkan 19 64 0
informasi Ho di tolak
STATUS SOSIAL
Ratio :11.758
Pernah membahas 5 0 0 P:0.003
Ho ditolak
PENDIDIKAN Ho : ditolak
Tinggi 7 6 X2
Sedang 5 39
Rendah 3 38 X2 : 17.442
PEKERJAAN
P: 0.000
Ho : ditolak
Bekerja 8 19 X2
Bekerja tidak tetap 1 9
Tidak bekerja 6 55 Likelihood
Ratio :5.349
P: 0.069
Ho : diterima
PENDAPATAN 8 66 X2
Tinggi (>4,8 juta/bln)
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 5 14 Likelihood
Rendah( <2,4juta /bln) 2 3
Ratio : 4.558
P: 0.102
Ho : diterima
Fisher
KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 15 80 P:0.167
Tidak Menggunakan KB 2 3
Ho : diterima
INFORMASI Fisher
Pernah mendapatkan informasi 9 6
Tidak pernah mendapatkan 6 77 P: 0.000
informasi
Ho : ditolak
Fisher : 0.000
STATUS SOSIAL
Pernah membahas Ho : ditolak
4 11
Tabel 4.6 Hubungan antara Pengetahuan dan Prilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga
Mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan .
Ratio:3.595
Tinggi 0 26 P: 0.000
Sedang 5 54 Ho : ditolak
Rendah 10 3
*Pengetahuan_Perilaku
Sedang 5 80 Likelihood
ratio:17.877
Rendah 10 3
P:0.000
Ho:ditolak.
Tabel 4.7 Diketahuinya Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu-Ibu Rumah
Tangga Mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Like lihood
*pengetahuan_sikap ratio:17.877
Tinggi 1 25 0 P:0.000
Rendah 32 65 1 Ho ditolak
Tabel 4.8 Hubungan antara Sikap dan Prilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga Mengenai
Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004 Kelurahan Tanjung Duren
Selatan.
Sikap Uji
Perilaku Baik Sedang Kurang X2
Baik 0 0 0 Likelihood ratio:
Sedang 14 0 1 40.042
Kurang 18 65 0 P: 0.000
Ho : ditolak
Bab VI
Pembahasan
Pada sebaran berdasarkan pengetahuan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pengetahuan tinggi sebanyak 26 orang dengan presentase sebanyak 26,5
persen, kemudian ibu-ibu yang berpendidikan sedang sebanyak 59 orang dengan
presentase sebanyak 60,2 persen, kemudian ibu-ibu yang berpendidikan kurang
sebanyak 13 orang dengan presentase 13,3 persen.Data ini sesuai dengan jurnal Tetti
Solehati dimana ditemukannya ibu- ibu dengan pendidikan sedang mengenai
pengetahuan tentang kanker payudara yang tinggi sebanyak 60,2 persen dengan
demikian ibu-ibu sudah menyadari arti pentingnya pengethauan tentang kanker
payudara.
Pada sebaran berdasarkan sikap, didapatkan mayoritas ibu-ibu ruah tangga yang pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai sikap yang baik sebanyak 32 orang dengan presentase 32,7 persen,
kemudian ibu-ibu yang memiliki sikap sedang sebanyak 65 orang dengan presentase
66,3 persen, kemudian ibu-ibu yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang dengan
presentase 1,6 persen.Data ini sesuai dengan jurnal penelitian Byba Melda Suhita
dengan hasil pengukuran sikap yang baik hingga sedang akan sadari kanker payudara
sebesar 58,59 persen.
Pada sebaran berdasarkan perilaku, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai perilaku sedang sebanyak 15 orang dengan presentase 15,3 persen,
kemudian ibu-ibu yang memiliki perilaku kurang sebanyak 83 orang dengan
presentase 84,7 persen.Berdasarkan jurnal Suhardi ditemukannya perilaku kurang di
daerah pinggiran area sebanyak 11,3 persen.
Pada sebaran berdasarkan umur, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai umur yang sedang sebanyak 16 orang dengan presentase 16,3 persen,
kemudian ibu-ibu yang mempunyai umur yang tua sebanyak 82 orang dengan
presentase 83,7 persen.Hal ini berbeda dengan penelitian Helmy Apreliasari karena
subjek kami berbeda.
Pada sebaran berdasarkan pekerjaan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pekerjaan bekerja sebanyak 27 orang dengan presentase 27,6 persen,
kemudian ibu-ibu yang bekerja tidak tetap sebanyak 10 orang dengan presentase 10,2
persen, kemudian ibu-ibu yang tidak bekerja sebanyak 61 orang dengan presentase
sebanyak 62,2 persen. Sesuai data pusat statistik survei sosial ekonomi nasional 2004
banyaknya presentase ibu rumah tangga yang tidak bekerja sebanyak 63,3persen.
Pada sebaran berdasarkan pendapatan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pendapatan rendah sebanyak 74 orang dengan presentase 75,5 persen,
kemudian ibu-ibu yang mempunyai pendapatan sedang sebanyak 19 orang dengan
presentase 19,4 persen, kemudian ibu-ibu yang mempunyai pendapatan tinggi
perbulan sebanyak 5 orang dengan presentase 5,1 persen.Data ini tidak sesuai dengan
penelitian I Made Adi Wijaya karena tempat penelitian kami berbeda daerah maka
berbeda pula UMR yang di dapatkan.
Pada sebaran status sosial didapatkan ibu ibu yang pernah mambahas tentang penyakit
kanker payudara sebanyak 5 orang dengan presentase sebanyak 5,1% sedangkan ibu
ibu yang tidak pernah membahas sebanyak 93 orang dengan presentase sebanyak
94,9%.hal ini berbeda dengan penelitian yang lain karena daerah penelitian
mempengaruhi pergaulan daerah sekelilingnya.
Tabel 5.2 Hubungan antara pengetahuan dengan umur pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.2 Berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
umur pada ibu-ibu rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara. Hal ini
sesuai dengan teori dimana umur semakin tua maka didapatkan semakin baik
pengetahuan yang di didapatkan hasil bahwa pada adanya perbedaan antara
pengetahuan dan usia dimana pada kelompok dengan usia tua mempunyai
pengetahuan yang sedang, sedangkan pada usia muda mempunyai pengetahuan yang
sedang jauh lebih sedikit , dan hal ini sesuai dengan peneliatian Nur Widyaningrum di
Semarang tahun 2009 dengan penelitian kuantitatif menggunakan cross sectional uji
chi square dimana dikatakan adanya hubungan yang bermakna pada wanita umur
dewasa dengan pengetahuan tentang sadari yang masih rendah.
Pada tabel 4.3 berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pekerjaan pada ibu ibu rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara
didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ibu rumah tangga yang
bekerja dengan pengetahuan, pada penelitian didapatkan ibu ibu yang tidak bekerja
menyebabkan kurangnya pengalaman dan informasi, karena menurut teori Mubarak
(2007) bahwa lingkunga pekerjaan menjadikan seseorng memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.hal ini diterangkan
dalam penelitian Fitra Rizky dan dibuktikan dengan uji sperman rho penelitian cros
sectional.
Pada tabel 4.3 berdasarkan penelitian Arif budiman adanya hubungan antara
pengetahuan dengan pendapatan dengan kepatuhan responden untuk memeriksakan
dirinnya ke puskesmas ataupun dokter dan rumah sakit terdekat.
Pada tabel 4.3 Berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
informasi pada ibu ibu yang berpengetahuan baik maka ia lebih mempunyai sifat yang
ingin tahu lebih banyak dan mencari informasi disekelilingnya sehingga adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan informasi, namun dari hasil
penelitian Fitra Rizky banyak responden yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
payudara sendiri karena kurangnya pengetahuan yang didapat.
5.9 Hubungan antara pengetahuan dengan status sosial pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.3 Berdasarkan penelitian Fitra Rizky adanya hubungan antara
pengetahuan dengan status sosial pada ibu ibu yang mempunyai pengetauan kurang
mempunyai status sosial yang kurang juga artinya disini ibu ibu jarang membicarakan
bagaimana deteksi dini atau pemahaman tentang kanker payudara sedangkan pada ibu
ibu yang penetahuan lebih tinggi ia lebih sering membicarakan tentang hal hal yang
berhubungan dengan deteksi dini kanker payudara.
5.10 Hubungan antara sikap dengan usia pada ibu-ibu rumah tangga mengenai
deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan Tanjung
Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 bedasarkan penelitian didapatkan tidak adanya hubungan antara sikap
ibu rumah tangga dengan usia ibu, pada penelitian dari jurnal ilmiah kebidanan Pipit
ekanita di purwakerto didapatkan hubungan yang bermakna mengenai deteksi dini
kanker payudara dimana pada usia tua memiliki sikap yang lebih baik, namun
penelitian ini berbeda karena kurangnya ibu ibu akan pengetahuan sehingga
mempengaruhi akan sikap,sedangkan pada umur dengan zaman dan era berbeda dan
penyakit berbeda maka sikap yang baru dengan pengetahuan yang baru akan sulit
merubah dan perlu proses yang lama.
5.11 Hubungan antara sikap dengan pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian jurnal ilmiah kebidanan Pipit ekanita di
purwakerto didapatkan hubungan antara sikap dan pendidikan ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara. Pada ibu-ibu yang berpendidikan rendah
memiliki hubungan sikap yang kurang juga terhadap deteksi dini kanker
payudara.Karena menurut teori proses berpikir mempengaruhi tingkat prilaku.
5.12 Hubungan antara sikap dengan pekerjaan pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara sikap dan pekerjaan menurut Samina Kokher dalam NCBI adanya kurang
kewaspadaan pada ibu ibu rumah tangga tentang pentingnya deteksi dini kanker
payudara.
5.13 Hubungan antara pendapatan dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian diapatkan adanya hubungan antara pendapatan
dansikap itu juuga di sebut kan oleh I Made Adi wijaya didapatkan hubungan antara
pendapatan tehadap sikap deteksi dini kanker payudara pada ibu rumah tangga
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dari ibu-ibu rumah tangga akan deteksi
dini kanker payudara.
5.14 Hubungan antara kontrasepsi hormonal dengan sikap pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 44 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan antara kontrasepsi
hormonal dengan sikap deteksi dini kanker payudara, Pada penelitian Henny di
Tanjung morawa tahun 2009 berbeda dengan penelitian kami karena sudah tidak ada
lagi persepsi jelek tentang penggunaan kontrasepsi hormonal dan tingkat pengetahuan
yang sudah meningkat sekarang dibandingkan tahun 2009 sangat meningkat jauh
sehingga ibu rumah tangga sudah sangat tau mengenai kontrasepsi hormonal dan
mau bersikap untuk menggunakannya.
5.15 Hubungan antara informasi dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
5.16 Hubungan antara status sosial dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Bedasarakan penelitian didapatkan adanya hubungan antara status
sosial dengan sikap ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara, penelitian
Namora Lumongga Lubis tidak demikian karena pada penelitian ini di pakai subjek
dengan diberikan intervensi pada kelompok CBT(cognitive behavioral therapy )bagi
pasien dengan ca payudara, sehingga didapatkan pasien dengan ca payudara lebih
mau menyendiri dan tidak akan bersosialisasi dengan lingkungan.
5.17 Hubungan antara usia dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan adanya hubungan antara usia
dengan perilaku ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara hal ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sari Septiani namun hal ini
disebabkan oleh perbedaan akan usia dari responden yang berbeda antara penelitian
kami dan penyebaran usia yang berbeda, sedangkan menurut teori skinner(1938)
perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar,
banyaknya pengetahuan yang dilakukan juga status social yang berhubungan erat
dengan lingkungan ibu- ibu rumah tangga berperan serta dalam mengubah perilaku.
Usia dianggap factor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penyakit baik
keseriusannya dan gejalanya.
5.18 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna anatara
pendidikan dan perilaku hal ini bertentangan juga dengan penelitian Sari Septiani
yang didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan perilaku
pada hal ini responnya ialah anak usia <15 tahun, hal itu sejalan menurut teori
Campbell (1950) dimana berbunyi an individualls attitude is syndrome of response
consistency with regard to object. Pada hal ini responden adalah ibu rumah tangga
yang sudah membentuk suatu sikap kepada sebuah objek yang dianggap penting dan
searah.
5.19 Hubungan antara pekerjaan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian tidak ada hubungan yang bermakna antar
perilaku dan pekerjaan pada kelompok ibu rumah tangga ini, hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang Ophi Indria Deswanti pada sekelompok ibu rumah tangga
karena dalam penelitiannya disebutkan perilaku akan didapatkan juka seseorang
mengetahui akan objek tersebut kanker payudara. Ibu yang tidak bekerja memiliki
perilaku yang kurang tentang deteksi dini kanker payudara.
5.20 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian tidak didapatkan hubungan bermakna antara
pendapatan dengan perilaku ibu rumah tangga, ini tidak sejalan dengan penelitian
Ophi Indria Deswanti didapatkan adanya hubungan antara deteksi dini kanker
payudara dengan pendapatan dimana pendapatan yang tinggi menjangkau perilaku
deteksi dini akan kanker payudara yang tinggi dimana peneliti berpatokan pada
wanita di African-America yang mengandalkan informasi dari media elektronik.
Namun pada penelitian ini jangkauan ibu-ibu rumah tangga dilingkungan Puskesmas
Tanjung Duren Selatan dilihat dari tradisi masyarakat Indonesia yang saling
bersosialisasi dengan kegiatan lingkungan maka sumber informasi tidak melulu hanya
melalui media elektronik namun juga pada petugas kesehatan di lapangan dari yang
terendah hingga tingkatan paling tinggi, oleh sebab itu disini didapatkan tidak ada
hubungan bermakna antara prilaku dan pendapatan pada ibu rumah tangga tentang
deteksi dini kanker payudara.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara perilaku dan kontrasepsi hormonal. Hal ini sesuai dengan Fitrha rizki dimana
penelitian Pada ibu yang menggunakan kontrasepsi maupun yang tidak menggunakan
kontrasepsi hormonal tidak memiliki hubungan terhadap perilaku ibu tentang deteksi
dini kanker payudara.
5.22 Hubungan antara informasi dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan bermakna
antara informasi dan perilaku pada ibu- ibu rumah tangga, hal ini sesuai dengan
penelitian Ophi Indria deswanti karena pada dasarnya menurut teori Health beliefe
Model (HBM), seseorang bisa dijelaskan perilaku tindakan preventif dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain factor keuntungan dan hambatan dalam melakukan
perilaku.
5.23 Hubungan antara status sosial dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
status sosial dengan perilaku deteksi dini kanker payudara ini dijelaskan pada
penelitian Ophi Indria Deswanti, dimana pada orang yang berindividualisme tinggi
dan segala keterbatasannya maka berhubungan dengan kurnganya respon akan
informasi dan berprilaku.
Pada tabel 4.5 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara dimana terdapat
hubungan dimana pada pengetahuan yang kurang pada ibu rumah tangga memiliki
perilaku yang kurang juga tentang deteksi dini kanker payudara. Hal ini sesuai dengan
penelitian Fitria Rizki kurniawati dimana bimbingan yang akan mnegarahkan
seseorang yang akan menjadikan suatu cita cita untuk mendapatkan informasi akan
meningkatkan pengetahuan dan perilaku ke arah yang lebih baik.
5.25 Hubungan antara pengetahuan dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.5 Berdasarkan penelitian tidak didapatkan hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan sikap ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara
sesuai dengan peneliatian Dwi Sri handayani karena sikap mendunkung dan tidak
mendukung merupakan sikap alami manusia sehingga harus di telaah lagi bagaimana
pengetahuan yang didapatkan dan factor factor lain yang mendukung.
5.26 Hubungan antara sikap dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.5 Berdasrkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
sikap dengan perilaku ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara hal ini
sesuai dnegan penelitian Dwi Sri Handayani dimana menurut teori sikap merupakan
stimulus yang akan mengeluarkan responsebagai perilaku dan terbukti dimana ibu
dengan sikap yang sedang memiliki perilaku yang sedang maupun perilaku yang
kurang terhadap deteksi dini kanker payudara.
Bab VI
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Secara keseluruhan responden memiliki pengetahuan rendah yang tentang
deteksi dini kanker payudara yaitu 13 responden (13,3%)
2. Secara keseluruhan responden memiliki sikap yang sedang tentang deteksi dini
kanker payudara yaitu 65 responden (66,3%)
3. Secara keseluruhan responden memiliki perilaku tidak baik atau kurang tentang
deteksi dini kanker payudara yaitu 83 responden (84,7%)
4. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku
responden tentang deteksi dini kanker payudara dengan nilai p value= 0,000
5. Terdapat hubungan antara sikap responden terhadap perilaku responden p value=
0,000
5.2 Saran
Daftar Pustaka
1. Mardiana, L. Kanker pada wanita pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Seri Agri sehat. Penebar SwadayaVOl I, Depok 2014: hal 1-17.
2. Purba E, 2013. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Jurusan Bahsa dan Sastra UPI
diunduh dari: (www.Indonesia.repository.upi.edu:perpustakaan.upi.edu)
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Hilangkan Mitos Tentang
Kanker. Diperoleh dari: (www.kementrianKesehatanRepublikIndonesia.html)
4. Rini, Henry, dkk.. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
kanker payudara wanita.2005.
5. Putri A. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang SADARI
terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Dinniyah Puteri Padang Panjang
Bulan Februari 2011. Jakarta:FK UIN Syarif Hidayatullah;2011.
6. Notoadmodjo S. Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineak Cipta, 121-128.2003.
7. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi revisi.Jakarta :Rineka
Cipta.2010.
8. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka
Cipta.2007.
9. Widayatun,T. Ilmu Prilaku. Jakarta: CV. Sagung Seto.2009.
10. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Ibu, Ibu Rumah Tangga. Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia. 2008.
11. Kanker payudara dan penyebarannya diunduh dari :
(http://www.dharmais.co.id/index.php/cance-statistic.html cited 2011 Apr 25)
12. Rhodes K.A, Lowdermilk L.D, dkk. Maternity and Womans Health Care.
Chapter 10 10 th edition page 211-233, 2012 united states of America.
13. Handayani, DS.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Para Wanita Dewasa Awal Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di
kelurahan kalangan, Klaten.
14. Herry SYU. Kelainan Pada Payudara. Diunduh dari:
(https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/payudara)
15. Deften,Wan.Onkologi Klinik.Manifestasi Klinis. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.2008.
16. Kejadian kanker payudara diunduh dari ( www.cancer.org)
17. Resiko kanker payudara diunduh dari (www.ca.org)
18. Rini I, Henry S, Djoko H. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap
kanker payudara wanita. Program pascasarjana . 2010.
19. Harnawati.A.J. Kontrasepsi hormonal. Diunduh dari
(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/06/23/kontrasepsi-hormonal/)
20. Terapi pada cancer diunduh dari: (www.dw.de/kanker payudara pada pria juga
mematikan/25feb 2014)
21. Yeni D, Luluk NF.Tingkat Pengetahuan Tentang Tingkat Pengetahuan
Tentang kanker Payudara Pada Siswi XII IPA SMA N I Maospati,Magetan.
Maternal vol6. Akbid Mitra Husada Karanganyar. Ed: April 2012.
22. Purwanto,DJ.Detekesi Dini Knker Payudara.2010 diunduh dari:
(http://www.omnihospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=5)
23. Yenny Ch 2009. Gambaran Penegtahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
796/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim.
25. Fourina AN, Santi WP. Analisis Diagnosis Pasien Kanker Payudara
Menggunakan Regresi Logistik dan SVM Berdasarkan Hasil Mamografi. 2012
26. Tjindarbumi.Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya, Dalam:
Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
2000.
27. Kanker Payudara.UKSW.2008. Diunduh dari :
(http://repository.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2750/T1_462008022
_BAB%20II.pdf?sequence=3)