Anda di halaman 1dari 67

Universitas Kristen Krida Wacana

Pengetahuan Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dan Faktor
yang Berhubungan pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tanjung Duren
Selatan
Periode November 2014

Oleh:

Ade Christiani Wattimena

Naftalia Kartika

Robinder Dhillon

Tugas Akhir Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, November 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, September 2014

Universitas Kristen Krida Wacana

Pengetahuan Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dan Faktor
yang Berhubungan pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tanjung Duren
Selatan
Periode November 2014

Oleh:

Ade Christiani Wattimena 11 2012 306

Naftalia Kartika 11 2012 265

Robinder Dhillon 11 2012 267

Tugas Akhir Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta, September 2014


Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kanker ialah sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terkendali, tidak
terbatas dan tidak normal. Pertumbuhan sel kanker tidak terkoordinasi dengan
jaringan lain sehingga berbahaya bagi tubuh dan kadang tidak diketahui penyebabnya.
Kanker termasuk penyakit tidak menular. Penyakit ini bisa diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya. Resiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga
terkena kanker.1
Kejadian kanker payudara di Indonesia sampai saat ini banyak menyerang
wanita pada stadium lanjut dengan penyulit dan metastasis sehingga pengobatan
sudah sulit dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Pada negara maju stadium
lebih awal lebih sering ditemukan karena tingkat pengetahuan dan perilaku yang
cukup baik untuk mendeteksi kanker payudara.2
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia dengan presentasi 5,7% dari seluruh penyebab kematian.
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, Kanker
payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat
inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak
12.014 orang (28,7%) untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang
(12,8%), leukemia 4.342 orang (10,4%), lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker
paru 3.244 orang (7,8%).4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara antara lain umur,
pendidikan, pekerjaan, status sosial, aktivitas fisik, konsumsi makanan berlemak,
riwayat kanker pada keluarga, riwayat aborsi, riwayat konsumsi makanan berserat,
riwayat paparan pestisida, riwayat berada di medan elektromagnetik, riwayat
merokok, riwayat kegemukan, riwayat adanya keturunan dengan tumor pada
keluarga, lamanya menyusui, riwayat kanker pada payudara dan kanker ovarium,
riwayat usia menarche. 4
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arini Estetia Putri tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI terhadap perilaku
SADARI diperoleh hasil bahwa dari 115 responden, sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang tentang deteksi dini tentang SADARI dengan
perilaku yang kurang juga tentang SADARI, yaitu sebanyak 61 orang (100%).
Sedangkan responden yang memilki pengetahuan kurang dengan perilaku yang
sedang tentang SADARI tidak ada (0%). Responden yang memilki pengetahuan yang
sedang dan baik dengan perilaku yang kurang tentang SADARI adalah sebanyak 51
orang (94,4%) sedangkan responden yang memilki pengetahuan yang sedang dan baik
dengan perilaku yang sedang sadari sebanyak 3 responden (5,6%). Pada analisis
hubungan antrara sikap dan deteksi dini sebagian besar responden memiliki sikap
yang sedang dan baik terhadap SADARI dengan perilaku yang kurang untuk
melakukan SADARI, yaitu sebanyak 87 responden (77,7%). Sedangkan responden
yang memilki sikap yang kurang dengan perilaku SADARI yang kurang adalah
sebanyak 25 responden (22,3%). Responden yang memilki sikap yang sedang dan
baik dengan perilaku yang sedang untuk melakukan SADARI adalah sebanyak 3
responden (100%) dan tidak ada responden yang memilki sikap kurang dengan
perilaku SADARI yang sedang. 6

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Pengetahuan dan sikap dengan perilaku pada ibu rumah tangga tentang deteksi
dini kanker payudara terhadap faktor-faktor resiko penyebab kanker payudara
yang masih kurang.
1.2.2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia
sebesar 1,4 per 1000 penduduk.
1.2.3 Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada tahun 2010, kanker payudara
dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat
inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien
sebanyak 12.014 orang (28,7%).

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Diketahuinya gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu rumah tangga
tentang deteksi dini kaker payudara dan faktor-faktor yang berhubungan di
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Diketahuinya sebaran berdasarkan pengetahuan, sikap dan prilaku mengenai
deteksi dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003
RW 004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2.2 Diketahuinya sebaran berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
kontrasepsi hormonal, informasi, status social, pengetahuan, sikap dan prilaku
tentang deteksi dini kanker payudara pada ibu - ibu rumah tangga di RT 001
dan 003 RW 004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan umur, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, kontrasepsi hormonal, informasi, status sosial
mengenai deteksi dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001
dan 003 RW 004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2.4 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan umur, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, kontrasepsi hormonal, informasi, status sosial mengenai deteksi
dini kanker payudara ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2.5 Diketahuinya hubungan antara prilaku dengan umur, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, kontrasepsi hormonal, informasi, status sosial mengenai deteksi
dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan
1.3.2.6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap mengenai deteksi
dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan
1.3.2.7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dan prilaku mengenai deteksi dini
kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
1.3.2.8 Diketahuinya hubungan antara sikap dan prilaku mengenai deteksi dini
kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

1.3.2.9 Manfaat Penelitian


1.4.1 . Bagi Institusi
Mewujudkan tridarma perguruan tinggi, yaitu dimana tugas perguruan
tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian
dan pengabdian bagi masyarakat.
Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana sebagai Universitas riset
dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
peran pendidik dalam menyampaikan mengenai pengetahuan dan sikap
serta perilaku pada ibu rumah tangga dalam menanggulangi kanker
payudara dimasa yang akan datang.
Meningkatkan kerjasama dan hubungan yang baik antara mahasiswa dan
staf pengajar.

1.4.2 Bagi Peneliti


Mengaplikasikan pengalaman belajar dan pengetahuan selama kuliah
dengan keadaan masyarakat yang sebenarnya.
Meningkatkan minat dan semangat dalam penelitian sehingga berguna
untuk pembekalan dimasa depan.
Meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis juga makin sensitif
dalam melihat perbagai permasalahan yang ada di masyarakat.
Salah satu pemenuhan nilai penelitian dalam program kepaniteraan
klinik Ilmu Kedokteran Komunitas penulis di Fakultas Kedokteran
Universirtas Kristen Krida Wacana

1.4.3 Bagi Puskesmas


Mendapatkan informasi tentang pengetahuan sikap dan prilaku deteksi dini
kanker payudara dan faktor faktor yang berhubungan pada ibu rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas.
Mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi factor-faktor
pencetus terjadinya kanker payudara
Mendapatkan informasi tentang distribusi penyebaran kanker payudara di
wilayah kerja puskesmas.

1.5 Sasaran Penelitian


Sasaran penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas kelurahan Tanjung Duren Selatan bulan November 2014.

Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Kanker payudara


2.1.1. Definisi
Kanker ialah sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terkendali, tidak
terbatas dan tidak normal. Pertumbuhan sel kanker tidak terkoordinasi dengan
jaringan lain sehingga berbahaya bagi tubuh dan kadang tidak diketahui penyebabnya.
Kanker termasuk penyakit tidak menular. Penyakit ini bisa diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya. Resiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga
terkena kanker. 1
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan
payudara seseorang. Payudara wanita terdiri dari lobulus (kelenjar susu), duktus
(saluran susu), lemak dan jaringan ikat, pembuluh darah dan limfe. Sebagian besar
kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi duktus (kanker duktal),
beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), serta sebagian kecil bermula di jaringan
lain. 11

2.1.2. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering ditemukan oleh
kebanyakan wanita. Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker
leher rahim diantara kanker yang menyerang wanita Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor tujuh di Indonesia dengan presentasi 5,7% dari seluruh penyebab kematian.
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, kanker payudara
dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap
maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak
12.014 orang (28,7%) untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang
(12,8%), leukemia 4.342 orang (10,4%), lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker
paru 3.244 orang (7,8%). 4
Di Indonesia seperti yang kita ketahui kanker payudara merupakan kanker
paling banyak yang diderita oleh kaum wanita setelah kanker mulut rahim, dimana
umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Namun tidak
menutup kemungkinan wanita berusia muda juga terserang penyakit ini.1
Kejadian kanker payudara di Indonesia sampai saat ini banyak diderita wanita
pada stadium lanjut dengan penyulit dan metastasis sehingga pengobatan sudah sulit
dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Pada negara maju stadium lebih awal
lebih sering ditemukan karena tingkat pengetahuan dan perilaku yang cukup baik
untuk mendeteksi kanker payudara. 2
Menurut penelitian ole Dwi Sri Handayani mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam pemeriksaan
payudara sendiri di kelurahan kalangan, Klaten Benjolan di payudara ditemukan
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri dikatakan bahwa pemeriksaan
payudara sendiri sangat penting bagi para wanita terutama usia dewasa awal.
Kurangnya kesadaran yang terkait dengan tingkat pengetahuan serta sikap para wanita
dalam perilaku melakukan pemeriksaan payudara sendiri menjadi permasalahan
utama. Hal ini terkait bahwa para wanita kurang mengalami suatu kepekaan dengan
payudaranya, sehingga kurang perhatian terhadap kondisi payudaranya. Para wanita
minta pertolongan medik bila gejala kanker payudaranya sudah lanjut serta sikap
mengutamakan kesibukan aktifitas sehingga tidak pernah melakukan pemeriksaan
payudara sendiri. Masalah penelitian adalah adakah hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan
pemeriksaan payudara sendiri. 3
Pada penelitian yang dilakukan oleh Arini Estetia Putri tentang hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang SADARI terhadap perilaku
SADARI diperoleh hasil bahwa dari 115 responden, sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang tentang deteksi dini tentang SADARI dengan
perilaku yang kurang juga tentang SADARI, yaitu sebanyak 61 orang (100%).
Sedangkan responden yang memilki pengetahuan kurang dengan perilaku yang
sedang tentang SADARI tidak ada (0%). Responden yang memilki pengetahuan yang
sedang dan baik dengan perilaku yang kurang tentang SADARI adalah sebanyak 51
orang (94,4%) sedangkan responden yang memilki pengetahuan yang sedang dan baik
dengan perilaku yang sedang sadari sebanyak 3 responden (5,6%). Pada analisis
hubungan antrara sikap dan deteksi dini sebagian besar responden memiliki sikap
yang sedang dan baik terhadap SADARI dengan perilaku yang kurang untuk
melakukan SADARI, yaitu sebanyak 87 responden (77,7%). Sedangkan responden
yang memilki sikap yang kurang dengan perilaku SADARI yang kurang adalah
sebanyak 25 responden (22,3%). Responden yang memilki sikap yang sedang dan
baik dengan perilaku yang sedang untuk melakukan SADARI adalah sebanyak 3
responden (100%) dan tidak ada responden yang memiliki sikap kurang dengan
perilaku SADARI yang sedang.6

2.1.3. Etiopatofisiologi kanker payudara


Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi jika terjadi kerusakan genetik
pada DNA dari sel epitel payudara. Ada banyak jenis dari kanker payudara.
Perubahan genetik ditemukan pada sel epitel, menjalar ke duktus atau jaringan
lobular. Tingkat dari pertumbuhan kanker tergantung pada efek dari estrogen dan
progesteron. Kanker dapat berupa invasif (infiltrasi) maupun noninvasif (in situ).
Kanker payudara invasif atau infiltrasi dapat berkembang ke dinding duktus dan
jaringan sekitar, sejauh ini kanker yang banyak terjadi adalah invasif duktus
karsinoma. Duktus karsinoma berasal dari duktus lactiferous dan bentuknya seperti
tentakel yang menyerang struktur payudara di sekitarnya. Tumornya biasanya
unilateral, tidak bisa digambarkan, padat, non mobile, dan nontender. Lobular
karsinoma berasal dari lobus payudara. Biasanya bilateral dan tidak teraba. Nipple
karsinoma (pagets disease) berasal dari puting. Biasanya terjadi dengan invasif
duktal karsinoma. Perdarahan, berdarah, dan terjadi pengerasan putting.13
Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga mempunyai
tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor irregular yang bisa
terapa saat palpasi. Pada saat tumor berkembang, terjadi fibrosis di sekitarnya dan
memendekkan Coopers ligamen. Saat Coopers ligamen memendek, mengakibatkan
terjadinya peau dorange (kulit berwarna orange) perubahan kulit dan edema
berhubungan dengan kanker payudara. Jika kanker payudara menyerang duktus
limpatik, tumor dapat berkembang di nodus limpa, biasanya menyerang nodus limpa
axila. Tumor bisa merusak lapisan kulit, menyebabkan ulserasi. Metastasis
diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan sistem lympa,
menyebabkan perkembangan tumor di tulang, paru-paru, otak, dan hati.13

2.1.4. Klasifikasi kanker payudara


Karsinoma in situ
Artinya kanker yang masih pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum
pernah menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
Karsinoma duktal
Berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Karsinoma
moduler dan tubuler termasuk di dalam karsinoma duktal. Sekitar 90 % kanker
payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini terjadi sebelum maupun sesudah
masa menopause.
Kanker invasif
Adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan sehat lainnya, bisa
terlokalisir maupun metastasis. Sekitar 80% kanker invasif adalah kanker duktal dan
10% adalah kanker lobuler.14

2.1.5. Stadium kanker payudara15


Stadium 0
Sel-sel kanker masih berada di dalam saluran payudara, belum
menginvasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.
Stadium I
Ukuran kanker sekitar 2 cm atau kurang dan hanya terbatas pada
payudara dan belum sampai pada kelenjar getah bening.
Stadium IIA
o Tidak ditemukan tumor pada payudara, tapi sel-sel kanker
ditemukan di kelenjar getah bening aksila (axillary lymph
nodes) yang terletak di bawah lengan.
o Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke
kelenjar getah bening aksila.
o Tumor sudah berukuran lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5
cm, dan belum menyebar ke kelenjar getah bening aksila.
Stadium IIB
Ukuran tumor sudah lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm,
dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening aksila.Ukuran tumor
sudah lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke kelenjar getah
bening aksila.
Stadium IIIA
o Tidak ada tumor yang ditemukan di payudara. Kanker
ditemukan di kelenjar getah bening melekat bersama atau pada
sturktur yang lain, atau kanker ditemukan pada kelenjar getah
bening dekat tulang dada.
o Tumor bisa ditemukan dengan berbagai ukuran. Kanker sudah
menyebabr ke kelenjar getah bening aksila, dimana saling
melekat atau menempel pada struktur lain, atau kanker
ditemukan pada kelenjar getah bening dekat tulang dada.
Stadium IIIB
o Tumor bisa ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah
menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara.
o Tumor mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening
aksila yang mengelompok bersama atau melekat pada struktru
lain, atau kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening
dekat tulang dada.
o Kanker payudara yang sudah mengalami inflamasi
(inflammatory breast cancer) paling tidak sudah masuk pada
stadium IIIB.
Stadium IIIC
o Bisa jadi tidak ditemukan adanya kanker di payudara namun
tumor sudah ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah
menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara.
o Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas
maupun di bawah tulang selangka.
o Kanker bisa jadi sudah menyebar ke kelenjar getah bening
aksila atau ke kelenjar getah bening dekat tulang dada.
Stadium IV
Kanker sudah menyebar atau bermetastase ke bagian tubuh yang lain.

2.1.6. Manifestasi klinis


Gejala yang paling umum dari kanker payudara ialah benjolan baru atau
masssa. Massa yang tidak menimbulkan rasa sakit, keras, dan memiliki tepi yang
tidak teratur lebih mungkin untuk menjadi kanker,tetapi kanker payudara itu sendiri
bisa bersikap lembut atau lunak atau bulat.Kanker payudara bisa menyakitkan,untuk
itu penting untuk meraba rasakan massa atau benjolan baru pada payudara atau
perubahannya dan diperiksakan kepada perawat kesehatan professional yang
berpengalaman dalam mendiagnosa penyakit kanker payudara ini.15

2.1.7. Gejala klinis kanker payudara


Gejala klinis kanker payudara antara lain adalah :
o pembengkakan seluruh atau sebagian dari payudara (bahkan jika tidak ada
benjolan diraba rasakan perbedaannya)
o adanya iritasi kulit pada sekitar payudara
o payudara atau putting nyeri terkadang disertai nipple retraksi
o adanya kemerahan atau penebalan puting atau kulit payudara
o adanya cairan yang keluar diluar dari air susu ibu17

2.1.8. Faktor risiko kanker payudara18


Tumor jinak pada payudara
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah
menderita kelainan proliferatif memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker
payudara. Wanita yang telah melakukan biopsi kelainan payudara proliferatif akan
meningkatkan risiko terkena kanker payudara dalam rentang 1,5 2,0 kali untuk
hyperplasia, 4 5 kali untuk hyperplasia atypicall. Peningkatan risiko untuk terkena
kanker payudara pada wanita dengan riwayat tumor jinak berhubungan dengan
adanya proses proliferasi yang berlebihan. Proses proliferasi jaringan payudara yang
berlebihan tanpa adanya pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses
apoptosis mengakibatkan timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan
untuk mendeteksi kerusakan pada DNA 15-17.

Aktifitas fisik
Dengan aktifitas fisik atau berolahraga yang cukup akan dapat dicapai keseimbangan
antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar. Aktifitas fisik/berolahraga yang
cukup akan mengurangi risiko kanker payudara tetapi tidak ada mekanisme secara
biologik yang jelas sehingga. Olahraga dihubungkan dengan rendahnya lemak tubuh
dan rendahnya semua kadar hormon yang berpengaruh terhadap kanker payudara dan
akan dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Aktifitas fisik atau berolah raga
yang cukup akan berpengaruh terhadap penurunan sirkulasi hormonal sehingga
menurunkan proses proliferasi dan dapat mencegah kejadian kanker payudara. Wanita
yang melakukan olahraga pada waktuyang lama akan menurunkan risiko kanker
payudara sebesar 37% Studi prospektif pada wanita umur 30 - 55 tahun yang diikuti
selama 16 tahun dilaporkan mereka yang berolahraga sedang dan keras 7
jam/minggu memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang berolahraga hanya 1 jam/minggu.

Pola Konsumsi Makanan Berlemak


Beberapa Case control study menunjukkan bahwa pola diet makanan berlemak
dengan frekuensi yang tinggi akan dapat meningkatkan risiko terkena kanker
payudara serta penelitian beberapa penelitian yang lainnya. Pada diet lemak yang
tinggi akan meningkatkan produksi estrogen karena meningkatnya pembentukan
jaringan adipose. Peningkatan konsentrasi estrogen dalam darah akan meningkatkan
risiko terkena kanker payudara karena efek proliferasi dari estrogen pada duktus
ephitelium payudara. Pada percobaan binatang didapatkan bukti adanya suatu proses
berkembangbiaknya sel yang lebih cepat akibat diet lemak tinggi dari tahap promosi
ke tahap progresi. Hubungan pengaruh frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak
ini didukung oleh studi perpindahan penduduk (migrasi) dari wilayah dengan diet
lemak rendah ke wilayah dengan diet lemak tinggi. Wanita Jepang atau Eropa Timur
yang bermigrasi ke Amerika atau ke Australia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami kanker payudara, sama peluangnya dengan wanita penduduk setempat
pada generasi yang sama.

Riwayat Kanker Payudara pada Keluarga


Kanker payudara merupakan penyakit kanker familial (Sindroma Li Fraumeni/LFS).
Tujuh puluh lima persen dari sindroma tersebut disebabkan adanya mutasi pada gen
p53. Gen p53 merupakan gen penekan tumor (suppressor gene). Mutasi pada gen p53
menyebabkan fungsi sebagai gen penekan tumor mengalami gangguan sehingga sel
akan berproliferasi secara terus menerus tanpa adanya batas kendali. Seseorang akan
memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar bila pada anggota keluarganya
ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium.
Dalam laporan WHO 2014 memprediksi 20% pria akan menderita kanker payudara
sebelum usia 75 tahun di tahun 2030. Resiko pria menjadi pasien kanker payudara
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia tetapi dapat juga terjadi pada lelaki usia
muda. Menurut ahli urologi Kliesch, beberapa factor resiko bagi pria adalah memiliki
riwayat penyakit kanker payudara pada anggota keluarga perempuan pada pria yang
menderita sindrom Klinefelter juga memiliki resiko terkena kanker payudara dimana
pria yang memiliki penyakit ini memiliki resiko 15-50% lebih tinggi untuk terkena
kanker payudara.19

Lama Menyusui
Kebiasaan menyusui berhubungan dengan siklus hormonal. Segera setelah proses
melahirkan kadar hormon estrogen dan hormon progesteron yang tinggi selama masa
kehamilan akan menurun dengan tajam. Kadar hormon estrogen dan hormon
progesteron akan tetap rendah selama masa menyusui. Menurunnya kadar hormon
estrogen dan hormon progesteron dalam darah selama menyusui akan mengurangi
pengaruh hormon tersebut terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan
payudara. Terdapat hubungan dose-response antara lama menyusui dengan kanker
payudara, signifikan berdasar uji X2 linier for trends. Lama Menggunakan
Kontrasepsi Oral, lama pemakian kontrasepsi oral dengan kenaikan risiko kanker
payudara menunjukkan adanya hubungan dose-response berdasar uji X2 linier for
trends. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan
efek proliferasi berlebih pada duktus ephitelium payudara. Berlebihnya proliferasi
bila diikuti dengan hilangnya kontrol atas proliferasi sel dan pengaturan kematian sel
yang sudah terprogram (apoptosis) akan mengakibatkan sel payudara berproliferasi
secara terus menerus tanpa adanya batas kematian. Hilangnya fungsi kematian sel
yang terprogram (apoptosis) ini akan menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi
kerusakan sel akibat adanya kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal akan
berproliferasi secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan.
Riwayat Kanker Payudara
Wanita dengan riwayat kanker payudara sebelumnya kemungkinan besar akan
mendapatkan kanker payudara pada sisi yang lain, hal ini terjadi karena payudara
merupakan organ berpasangan yang dilihat dari suatu sistem dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sama.

Pola konsumsi Makanan Berserat


Frekuensi tinggi seseorang untuk mengkonsumsi makanan sumber serat merupakan
faktor protektif terhadap kejadian kanker payudara Tidak signifikannya pengaruh
frekuensi konsumsi makanan sumber serat dikarenakan proporsi yang hampir sama
antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Diet makanan berserat
berhubungan dengan rendahnya kadar sebagian besar aktivitas hormon seksual dalam
plasma, tingginya kadar sex hormone-binding globulin (SHBG), serta akan
berpengaruh terhadap mekanisme kerja punurunan hormon estradiol dan testosteron.
Penurunan hormon tersebut kemungkinan berhubungan dengan risiko kanker yang
dipengaruhi oleh hormon termasuk kanker payudara. Penurunan hormon estradiol
akan berakibat pada menurunnya kecepatan proses proliferasi yang dapat mencegah
terjadinya kanker payudara. Mekanisme pencegahan dengan diet makanan berserat
kemungkinnan terjadi akibat dari waktu transit dari makanan yang dicernakan cukup
lama diusus sehingga akan mencegah proses inisiasi atau mutasi materi genetik
didalam inti sel. Pada sayuran juga didapatkan mekanisme yang multifaktor dimana
didalamnya dijumpai bahan atau substansi anti karsinogen seperti karotenoid,
selenium dan tocopherol yang dapat mengurangi pengaruh bahan-bahan dari luar dan
akan memberikan lingkungan yang akan menekan berkembangnya sel-sel abnormal.

Umur Menstruasi Pertama


Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon
estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi
jaringan termasuk jaringan payudara.
Perokok pasif
Untuk melihat pengaruh merokok terhadap kejadian kanker payudara dilihat dari
riwayat wanita sebagai perokok pasif. Wanita perokok akan memiliki tingkat
metabolisme hormon estrogen yang lebih tinggi dibanding wanita yang tidak
merokok. Hormon estrogen ini berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan
payudara. Proliferasi yang tanpa batas akan mengakibatkan terjadinya kanker
payudara.

Kanker Ovarium pada keluarga


Seseorang akan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar bila anggota
keluarganya ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium. Terdapat juga
hubungan positif antara kanker payudara dan kanker ovarium, keduanya dianggap
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon estrogen. Diperkirakan 15% sampai
dengan 20% kanker payudara dihubungkan dengan adanya riwayat kanker pada
keluarga. Keluarga yang memiliki gen BRCA1 yang diturunkan memiliki risiko
terkena kanker payudara lebih besar.

Riwayat Kegemukan
Risiko pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya sintesis estrogen pada
timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara.

Lama Menggunakan Kontrasepsi Oral


Lama pemakian kontrasepsi oral dengan kenaikan risiko kanker payudara
menunjukkan adanya hubungan dose-response berdasar uji X2 linier for trends.
Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek
proliferasi berlebih pada duktus ephitelium payudara. Berlebihnya proliferasi bila
diikuti dengan hilangnya kontrol atas proliferasi sel dan pengaturan kematian sel
yang sudah terprogram (apoptosis) akan mengakibatkan sel payudara berproliferasi
secara terus menerus tanpa adanya batas kematian. Hilangnya fungsi kematian sel
yang terprogram (apoptosis ini akan menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi
kerusakan sel akibat adanya kerusakan pada DNA, sehingga sel-sel abnormal akan
berproliferasi secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan.18

2.1.9. Penatalaksanaan
1. Terapi hormonal
Metode pemberian hormone yang berfungsi sebagai penghambat lajut perkembangan
sel kanker. Terapi hormone tergolong dalam terapi sistemik. Terapi ini paling sering
digunakan untuk membantu mengurangi resiko kanker datang kembali setelah operasi
tetapi juga dapat digunakan untuk kanker payudara yang telah menyebar.

2. Lumpektomi
Lumpektomi atau pengangkatan benjolan disertai sedikit (jaringan sehat). Dengan
cara ini diharapkan jaringan yang lama dan masih sehat dapat membentuk kembali
payudara secara alami.

3. Masektomi radikal
Masektomi radikal ialah pengangkatan payudara seluruhnya termasuk kelenjar getah
bening dibawah ketiak dan otot dinding dada dibawah payudara untuk mencegah
penyebaran kanker makin meluas. Operasi ini jarang dilakukan karena telah terbukti
masektomi radikal termodifikasi bekerjasama baiknya. Masektomi radikal
temrodifikasi ialah pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah
bening dibawah lengan.

4. Kemoterapi
Merupakan terapi yang diberikan berupa pemberian obat-obatan tertentu yang
fungsinya membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara oral maupun suntikan
intravena targetnya ialah seluruh sel kanker yang ada di tubuh.Meskipun obat ini
membunuh sel-sel kanker dapat juga merusak beberapa sel normal yang
menyebabkan efek samping seperti rambut rontok, sariawan, hilang nya nafsu
makan,mual muntah dan resiko infeksi.

5. Terapi radiasi
Terapi ini merupakan pengobatan dengan sinar X untuk membunuh sel kanker
ataupun menyusutkan tumornya perawatan ini digunakan untuk membunuh sel sel
kanker apapun di payudara, didinding dada, ataupun diarea ketiak.20

2.1.10 Pencegahan kanker payudara


Tidak ada cara yang absolut, salah satu sarana untuk menghambat penyebaran sel
kanker dan memperpanjang usia harapan hidup. Pola hidup sehat dilakukan dengan
olahraga secara teratur, mengurangi konsumsi makanan berlemak, menghindari berat
badan yang berlebihan dan menyusui bayi anda (bagi yang sudah mempunyai
anak).21

2.2 Deteksi dini kanker payudara


Wanita pada usia 20-39 tahun sebaiknya menjalani pemeriksaan klinis payudara oleh
dokter sebagai baigan dari Medical Check Up setidaknya 3 tahun sekali. Setelah usia
40 tahun, pemeriksaan klinis payudara harus dilakukan setidaknya sekali dalam 1
tahun. Pemeriksaan klinis payudara baik dilakukan sebelum mammografi.
Pemeriksaan klinis ini adalah kesempatan bagi wanita dan dokter untuk berdiskusi
tentang perubahan yang terjadi pada payudara, jenis pemeriksaan untuk deteksi dini,
dan tentang faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan wanita menderita kanker
payudara.22

2.2.1 Definisi deteksi dini


Deteksi dini kanker ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih
dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih
lokal, masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan
masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu.

2.2.2 Tujuan deteksi dini


Tujuan umum deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker stadium
dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Karena 75 % keganasan
payudara dapat ditemukan dengan melakukan deteksi dini.23

2.2.3 Perubahan pada Payudara akibat Kanker22


Benjolan Pada Payudara
Gejala paling sering pada kanker payudara adalah adanya benjolan. Kanker
biasanya hanya mengenai satu payudara. Jarang ditemukan wanita dengan
kanker di kedua payudara pada saat yang sama. Benjolan ini biasanya keras
dengan permukaan yang tidak rata. Benjolan biasanya tidak bergerak
(terfiksasi). Seringkali benjolan TIDAK disertai nyeri.
Perubahan pada Kulit Payudara
Kulit disekitar payudara dapat berwarna kemerahan, dan kadang terdapat
cekungan seperti lesung pipi di kulit payudara (dimpling). Pada keadaan
lanjut, cekungan pada kulit payudara ini semakin meluas dan banyak sehingga
kulit payudara tampak seperti kulit jeruk purut. Keadaan ini sering disebut
peau d orange.
Perubahan pada Puting Payudara
Banyak perubahan yang dapat terjadi pada puting payudara yang mungkin
merupakan gejala kanker. Luka pada puting susu yang tidak sembuh dalam 6
bulan, apalagi bila disertai dengan perubahan kulit payudara dapat merupakan
gejala kanker.
Keluarnya cairan dari puting sisi berupa cairan warna merah atau kecoklatan.
Cairan ini dapat keluar sendiri atau baru keluar bila puting ditekan. Puting
yang tadinya normal menjadi tertarik ke dalam (nipple inversion). Keadaan ini
mungkin gejala kanker bila puting menjadi tertarik ke dalam seluruhnya, tidak
dapat lagi ditarik keluar, kulit puting terasa kering (gatal, terdapat kulit yang
menebal) dan berubah warna, serta teraba adanya benjolan di balik puting.

2.3.4 Pemeriksaan deteksi dini

Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85%


kasus kanker payudara. Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai
90% kasus kanker payudara. Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker
payudara. Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka
kanker payudara dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%. 22

2.3.4.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 14

Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila


terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga
dapat menurunkan angka kematian. Meskipun angka kejadian kanker payudara
rendah pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan SADARI
semasa muda agar terbiasa melakukannya di kala tua. Wanita premenopause
(belum memasuki masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap
bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
Cara melakukan SADARI adalah 14:

1. Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri


menghadap cermin
2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit payudara,
dan puting yang masuk
3. Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak
pinggang untuk mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk
memperjelas kerutan pada kulit payudara
4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya
5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak
6. Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan

Sumber 14

2.3.4.2 Mamografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan
mammografi sekali setahun selama mereka dalam kondisi sehat. Mammografi adalah
pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan
pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan mammografi,
kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%. Menggunakan mesin
mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan menyebarkan
jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat penting
untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan
payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi untuk
satu payudara adalah sekitar 20 menit.
Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi
oleh dokter bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari
mammogram adalah : Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam
jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan
payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang
sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu kelompok (cluster). Massa yang tampak
pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, tetapi untuk
memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa padat
atau kistik (berongga dan berisi cairan).22
Mamografi adalah foto payudara dengan sinar X dosis rendah. Pada
mamografi dapat dilihat gambaran payudara secara keseluruhan. Mamografi
merupakan alat yang terbaik untuk deteksi dini kanker payudara, karena sinar X pada
mamografi mempunyai kemampuan menembus jaringan payudara yang mengalami
kelainan berupa tumor dan menunjukkan kelainan dalam payudara tersebut secara
memuasakan.26

2.3.4.3 Ultrasonografi (USG)


Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk
membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan untuk
menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada pemeriksaan dengan
USG, kista mammae mempunyai gambaran dengan batas yang tegas dengan batas
yang halus dan daerah bebas echo di bagian tengahnya. Massa payudara jinak
biasanya menunjukkan kontur yang halus, berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah
di bagian sentral dengan batas yang tegas. Karsinoma mammae disertai dengan
dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan
akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy
(FNAB), core-needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG
merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi
tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm. 26

2.3.4.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara, pemeriksaan MRI
direkomendasikan bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet
dan gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI
akan jaruh lebih bermanfaat bila menggunakan zat kontras. MRI merupakan alat
deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI memiliki nilai positif
palsu yang lebih tinggi, maksudnya sering muncul gambaran kelainan payudara yang
ternyata bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak direkomendasikan sebagai alat
skrining untuk wanita tanpa risiko tinggi kanker payudara. 22
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada
mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada pemeriksaan
klinis dan mammografi tidak didapat kelainan, maka kemungkinan untuk
mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil. MRI sangat sensitif tetapi tidak
spesifik dan tidak seharusnya digunakan untuk skrining. Sebagai contoh, MRI
berguna dalam membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut.
MRI juga bermanfaat dalam memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan
karsinoma payudara, menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma
lobuler atau menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan.26

2.3.4.5 Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter
ahli Patologi Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat
ditentukan ada tidaknya sel kanker.22

Terdapat beberapa cara biopsi :

1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)

2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah

Fine Needle Aspiration Biopsy / Biopsi Jarum Halus

Biopsi ini menggunakan jarum sebesar jarum suntik biasa dan tidak
memerlukan persiapan khusus. Jaringan diambil menggunakan jarum halus di
area tumor.Bila tumor tidak mudah diraba, maka biopsy jarum halus dapat
dilakukan dengan tuntunan USG atau mammografi. Pemeriksaan ini mungkin
agak nyeri dan dapat menyebabkan memar ringan yang akan hilang dalam 1-2
hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit maka ada kemungkinan sel
kanker tidak terambil sehingga tidak terdeteksi. Pemeriksaan biopsi jarum
halus saja memiliki kemungkinan diagnosis meleset 10%

Core Biopsy

Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan
jarum yang lebih besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit
payudara dan sedikit jaringan payudara diambil. Pemeriksaan ini dapat
menimbulkan nyeri minimal. Hasil core biopsy adalah jaringan payudara
sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya kanker. Beberapa jenis benjolan
lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy karena bentuknya.

Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :

- Tidak ada tanda kanker payudara

- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang


mencurigakan tetapi belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini
lebih baik dilanjutkan dengan biopsi bedah untuk mencapai diagnosis akhir.

- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah
yang dapat dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.

Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka
wanita akan dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah.
Sebaliknya bila hasil pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda pasti
kanker, biasanya tidak perlu dilakukan biopsi bedah.

Dokter bedah akan menjelaskan pilihan terapi kepada pasien.

Untuk tumor yang berukuran kecil, biopsi bedah biasanya sekaligus dengan
mengangkat tumor seluruhnya. Dengan begitu, ahli patologi dapat memeriksa
dan lebih meudah menentukan ada tidaknya kanker. Bekas luka biopsi akan
dijahit. Hasil biopsi akan diketahui 5-7 hari setelah operasi.22

2.3.4.6 Termografi
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.
Termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun
penekanan apapun. 27

2.3.4.7 PET Scan


Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan
metabolisme sel kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel
kanker. Derajat penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat
histologis dan potensi agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk
skrining rutin kanker payudara. 22

2.4 Ibu Rumah Tangga


Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan
sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam
pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan
seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(tidak bekerja di kantor). 10

2. 5. Konsep Pengetahuan
2.5.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. 7

Menurut Roger (1974,dalam Notoatmodjo, 2003, hal. 139) mengatakan bahwa


sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni
a. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus.
c. Evaluation, menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya.
d. Trial ,orang yang telah mencoba perilaku baru.
e. Adoption,yakni subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.7

2.5.2. Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatus7. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan
sebagainya.9
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar
dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.8

c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada
situasi yang lain.8
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, dan
mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah
atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada
tingkat

2.5.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut Mubarak (2007, hlm. 30) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan
psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori
perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

b. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap
suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.

c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru.

e. Status sosial
Dalam status sosial seseorang, dimana seseorang tersebut berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya turut mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut. Dimana
seseorang tersebut dapat bertukar pikiran yang dapat menambah pengetahuan.

f. Pendapatan
Pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, dan kebanyakan dari penjualan produk atau
jasa kepada pelanggan.

Menurut Notoadmojo 2007 dalam artikel tingkat pengetahuan kanker payudara pada
siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Maospati Magetan, pengetahuan dapat diukur
dengan melalui wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi suatu
objek yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita capai atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat
pengetahuan. 21

2.6 Sikap
2.6.1. Definisi sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. 10

12.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap


1. Pengalaman pribadi
Untuk menjadi dasar dalam pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya individu cenderung unuk memiliki sikap yang konformis atau searah
dengan sikap orang yang dianggap penting.
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah
yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhanya.
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar, radio maupun media komunikasi lainnya, berita yang
seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap
penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dari lembaga pendidikan dan agama sangat menentukan sistem
kepercayaan tidaklah, mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut
mempengaruhi sikap.
6. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego. (Azwar, 2005).

2.7 Perilaku
Definisi perilaku
Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related
behaviour) menurut Becker 1979 sebagai berikut:
1. Perilaku kesehatan yaitu tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
2. Perilaku sakit yakni segala tindakan seseorang yang merasa sakit untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatannya termasuk juga pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit, serta usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan seseorang yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan

2.8. Kerangka teori

kanker
payudara
Faktor
Faktor intrinsik
ekstrinsik

Pengetahuan
Usia
Sikap
Riwayat kanker
Pendidikan
Riwayat tumor jinak
payudara
Status sosial

Pekerjaan Usia Menarche

Informasi Riwayat kanker payudara


dan kanker ovarium
Perokok
Lama menyususi
Paparan pestisida

Riwayat Ca pada keluarga

Konsumsi makanan
berlemak

Aktivitas Fisik

Konsumsi makanan
berserat

2.9 Kerangka konsep


Umur

Status sosial
Pendidikan

Pengetahuan
sikap dan
Informasi
perilaku deteksi Pekerjaan
dini kanker
payudara pada
ibu rumah tangga

Kontrasepsi
Hormonal
Pendapatan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode descriptive dengan
pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku deteksi dini kanker payudara dan faktor-faktor yang berhubungan
pada ibu rumah tangga seperi usia, pendidikan, informasi, dan status sosial di
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan periode 10
November sampai 17 November 2014.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 November sampai tanggal
17 November 2014 di sekitar wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Tanjung
Duren Selatan.

3.3 Populasi
Populasi target adalah semua ibu rumah tangga yang berada di sekitar
wilayah kerja di lingkungan RW 004/ RT 001 dan RT 003 di wilayah kerja
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga yang berada di
sekitar wilayah kerja di lingkungan RW 004/ RT 001 dan RT 003 di wilayah
kerja Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat periode 10 november
sampai tanggal 17 November 2014.

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi


3.4.1 Kriteria inklusi adalah semua ibu rumah tangga yang berada di
wilayah kerja puskesmas tanjung duren selatan RW 004/ RT 001 dan RT
003 di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat periode 10
November sampai 17 November 2014 dan yang bersedia menjadi subjek
penelitian dan hadir pada waktu penelitian.
3.4.2 Kriteria eksklusi adalah ibu rumah tangga yang menolak
mengisi kuesioner dan tidak ada ditempat pada saat dilakukan
kunjungan.
3.5 Besar sampel
Melalui rumus dibawah ini, didapatkan besar sampel penelitian sebagai
berikut :
2 . .
1 =
2
2 = 1 + (10%. 1 )
Keterangan :
n1 : Besar sampel
P : Proporsi variabel yang ingin diteliti, yaitu prevalensi pasien di
Wilayah kerja puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Karena proporsi sampel tidak diketahui, maka diambil proporsi
terbesar yaitu 0,5.
Q : 1-P
Z() : Tingkat batas kepercayaan, dengan = 5 %
Didapat Z() pada kurva normal = 1,96
d : Kesalahan yang dapat ditolerir (10%)
n2 : Jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah
persen responden yang mungkin drop out)

Maka didapatkan hasil perhitungan, Berdasarkan rumus di atas


didapatkan angka sebagai berikut :
2 . . (1,96)2 . 0,5 . 0,5
1 = = = 96,04
2 (0,1)2

n2 = n1 + (10% . n1)
= 96.04 + ( 10% . 96.04 )
= 96.04 + 9.604
= 105.644 Dibulatkan 106

3.6 Teknik pengambilan sampel


Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara
probability, yaitu multi stage sampling.

3.7 Cara kerja


Menghubungi kepala Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan yang
menjadi daerah penelitian untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian
tersebut.
Kepala Puskesmas akan menghubungi kepala Kelurahan Tanjung Duren
Selatan dengan memberikan surat pemberitahuan.
Kepala kelurahan akan menghubungi kepala RW 004/RT 001 dan RT 003
Kelurahan Tanjung Duren Selatan dengan memberikan surat pemberitahuan.
Mengumpulkan bahan ilmiah dan kuesioner juga merencanakan desain
penelitian
Menentukan jumlah sampel minimal sebanyak 106 sampel dari total ibu
rumah tangga dari Kelurahan Tanjung Duren Selatan RW 004/RT 001 yang
berjumlah kepala keluarga. Untuk memenuhi jumlah sampel maka kami
mengambil lagi data RW 004/RT 003 sebanyak 97 kepala keluarga Penelitian
sampel menggunakan metode multistage sampling, sampling pertama
dilakukan dengan cara pemilihan di Keluarahan Tanjung Duren Selatan lalu
dilanjutkan dengan pemilihan RW dan didapatkan RW 004 lalu dilanjutkan
dengan pemilihan 13 RT dan didapatkan RT 001 dari RT dan RW tersebut
kami mengambil kepala keluarga, karena kurang kami mengambil lagi data
RW 004 pada RT 003 yang berjumlah kepala keluarga dengan
propotional simple random sampling
berikut datanya:
o Jumlah total kepala keluarga Keluarahan Tanjung Duren Selatan ialah
9123 kepala keluarga
o Jumlah RW sebanyak : 7 RW
o Dari total RW diambil sampel sebanyak : 1 RW yaitu RW 004
o Dari total 13 RT diambil sampel sebanyak : 2 RT
o Dari total RT 001 diambil sampel sebanyak : 59 kepala keluarga
o Dari total RT 003 diambil sample sebanyak : 70 kepala keluarga.
o Dari total RT 001 dan 003 diambil sample sebanyak: 129 kepala
keluarga
Pemilihan sampel dari setiap RT diambil secara simple random sampling
Membuat kuesioner sebagai instrumen pengukuran data.
Melakukan pengujian kuesioner pada 10 orang responden (10% dari jumlah
subjek penelitian yang telah ditentukan) di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Duren Selatan.
Melakukan koreksi kuesioner.
Bekerja sama dengan kader setiap RW dan RT setempat agar membantu
kegiatan penelitian.
Melakukan informed consent
Melakukan pengolahan, penyajian, analisis, dan interpretasi data dengan
program SPSS 16.0.
Penulisan laporan penelitian.
Pelaporan penelitian.

3.8 Pengumpulan data


Data primer dikumpulkan dengan mengunjungi kepala keluarga yang
ada di RW 004 /RT 001 dan 003 di Keluarahan Tanjung Duren Selatan dan
kuesioner yang dibagikan pada ibu rumah tangga di Kelurahan Tanjung Duren
Selatan yang telah dipilih dengan random sampling serta memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi.

3.9 Identifikasi variabel


3.9.2 Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat atau dependent
dan variabel bebas atau independent.
3.9.3 Variabel terikat pengetahuan, sikap ,dan perilaku kanker
payudara.
3.9.4 Variabel bebas berupa usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
kontrasepsi hormonal, informasi, status sosial.
3.10 Manajemen dan analisis data
Terhadap data-data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengolahan
berupa proses editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan
diolah dengan menggunakan program SPSS 16.00. Data yang didapat akan
disajikan dalam bentuk tekstular dan tabuler.
Terhadap data yang telah disajikan, dilakukan analisis dengan cara uji statistik
non parametrik menggunakan uji Korelasi chi square yang sesuai. Kemudian
data diinterpretasikan secara deskriptif dan analitik antar variabel-variabel
yang telah ditentukan.

3.11 Definisi operasional

1.Subjek penelitian
Subjek penelitian/ responden : Ibu Rumah Tangga
Definisi :
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan
sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam
pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan
seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga
(tidak bekerja di kantor).

2. Umur
Definisi :
Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan masyarakat di
RT, yang dihitung sejak dia lahir hingga saat dilakukannya penelitian.

Alat ukur : KTP, kuesioner


Hasil ukur : kategorik ibu rumah tangga
Skala : ordinal
1. Muda : < 20 tahun (nilai 0)
2. Sedang : 21-35 tahun (nilai 1)
3. Tua : > 35 tahun (nilai 2)
Kode 0: muda
Kode 1: sedang
Kode 2: tua
3. Pendidikan
Definisi:
Berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu
hal agar mereka dapat memahami
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik pendidikan
Skala : ordinal
1. Rendah (nilai 3)
2. Sedang (nilai 2)
3. Tinggi (nilai 1 )

Kode 1 : Tinggi, Tamat Perguruan Tinggi (Diploma / S1/S2/S3)


Kode 2: sedang, tamat SMA, SMK, Tidak tamat Perguruan Tinggi (Diploma /
S1/S2/S3)
Kode 3: Rendah, tidak pernah sekolah, tamat SD, tamat SLTP / SLTA

4. Pekerjaan
Adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan manusia, yang dalam istilah
sehari-hari dianggap sebagi profesi. (wikipedia)
Alat ukur: kuesioner
Hasil ukur : kategorik pekerjaan
Skala : ordinal
1. Tidak bekerja (nilai 3)
2. Bekerja tidak tetap (nilai 2)
3. Bekerja (nilai 1)

Kode 1: Bekerja
Kode 2: Bekerja tidak tetap
Kode 3: Bekerja.

5.Pendapatan
Definisi:
Pendapatan ialah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, dan kebanyakan dari penjualan produk
dan/atau jasa kepada pelanggan.
Alat ukur : slip gaji dan wawancara pasien dan kuisioner
Hasil ukur : kategorik pendapatan
Skala : ordinal
1. <2,4 juta (nilai 2)
2. 2,4 juta-4,8 juta (nilai 1)
3. >4,8 juta (nilai 3)
kode 3: > 4,8 juta status ekonomi tinggi
kode 2: 2,4 juta -4,8 juta status ekonomi sedang
kode 1: <2,4 juta status ekonomi rendah

6. Kontrasepsi Hormonal
Definisi
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung estrogen
dan progesterone.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik kuisioner
Skala : ordinal
Kontrasepsi hormonal
Metode kontrasepsi yang ibu ibu gunakan ialah pilih salah satunya
Metode Ya (1) Tidak (0)
Kontap
IUD
Susuk
Pil
Kondom
Tidak KB

7. Pengetahuan
Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik pengetahuan
Skala :ordinal
1. Termasuk kategori penyakit apakah kanker payudara
a. Penyakit usia tua (nilai 1)
b. Penyakit kulit (nilai 3)
c. Keganasan (nilai 5)
2. Pada usia berapa biasanya mulai timbulnya penyakit kanker payudara
a. Remaja (nilai 1)
b. Dewasa (nilai 5)
c. Lansia (nilai 3)
3. Apakah faktor penyebab kanker payudara
a. Riwayat kanker pada keluarga (nilai 5)
b. Penggunaan pil KB jangka lama (nilai 3)
c. Diet tinggi lemak (nilai 1)
4. Manakah gejala awal timbulnya kanker payudara
a. Teraba benjolan (nilai 5)
b. Kemerahan pada puting(nilai 3)
c. Pembesaran payudara (nilai 1)
5. Apakah upaya awal pencegahan penyakit kanker payudara
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (nilai 5)
b. Pengambilan jaringan (biopsi) (nilai 1)
c. Mamografi (nilai 3)
6. SADARI dianjurkan untuk dilakukan mulai usia..
a. 20 tahun (nilai 5)
b. 30 tahun (nilai 3)
c. 40 tahun (nilai 1)
7. Mengapa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) perlu dilakukan?
a. Untuk mencegah kanker payudara (nilai 5)
b. Sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit keganasan) (nilai 3)
c. Untuk mengobati kanker payudara lebih awal (nilai 1)
8. Hormon utama apa yang dihambat dalam terapi hormonal pada kanker
payudara
a. Progesteron (nilai 3)
b. Estrogen (nilai 5)
c. Adrenal (nilai 1)
9. Terapi utama apa yang dianjurkan pada kanker payudara
a. Bedah (nilai 5)
b. Kemoterapi (nilai 3)
c. Obat hormonal(nilai 1)
10. Kelenjar apa yang mempengaruhi penyebaran kanker payudara
a. Hipofisis (nilai 1)
b. Getah bening (nilai 5)
c. Payudara (nilai 3)

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan


Alat Ukur Skala Hasil Ukur Koding
Ukur
Kuestioner Interval Pengetahuan rendah : 3
10-24
Pengetahuan Sedang: 2
25-38
Pengetahuan tinggi : 1
39-50

Keterangan: nilai tertinggi 50, nilai terendah 10

8. Sikap
Definisi
Menurut merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau obyek.
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur: kategorik sikap
Skala:ordinal
No Pertanyaan Setuju (5) Kurang setuju Tidak setuju
(3) (1)
1. Kanker payudara termasuk
penyakit keganasan
2. Biasanya mulai timbulnya
penyakit kanker payudara pada
usia dewasa
3. Salah satu faktor penyebab
kanker payudara yaitu riwayat
kanker pada keluarga
4. Gejala awal timbulnya kanker
payudara biasanya teraba
benjolan

5. Upaya awal pencegahan penyakit


kanker payudara yaitu
pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)

6. SADARI dianjurkan untuk


dilakukan mulai usi 20 tahun
7. Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) perlu dilakukan
untuk mencegah kanker payudara

8. Hormon utama yang dihambat


dalam terapi hormonal pada
kanker payudara adalah esterogen

9. Terapi utama yang dianjurkan


pada kanker payudara yaitu
bedah

10. Kelenjar yang mempengaruhi


penyebaran kanker payudara
adalah getah bening

1. Setuju (nilai 5)
2. kurang setuju (nilai 3)
3. tidak setuju (nilai 1)
Kode 5: setuju
Kode 3: kurang setuju
Kode 1: tidak setuju

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Sikap


Alat Ukur Skala Hasil Ukur Koding
Ukur
Kuestioner Interval Sikap Kurang : 3
10-24
Sikap Sedang: 2
25-38
Sikap Baik : 1
39-50

Keterangan: nilai tertinggi 50, nilai terendah 10

9. Perilaku
Definisi:
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur: kategorik perilaku
Skala:ordinal
1. Apakah ibu rajin berolahraga untuk mencegah terjadinya kanker payudara?
a. Tiga kali dalam seminggu (5)
b. Seminggu sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
2. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang berlemak?
a. Setiap hari (1)
b. b.sebulan sekali (3)
c. c. Tidak pernah (5)
3. Apakah ibu melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara?
a. Satu minggu setelah menstruasi (1)
b. 6 bulan sekali (3)
c. 1 tahun sekali (5)
4. Apakah ibu pernah menganjurkan ibu-ibu yang lain untuk memeriksakan
payudara ke Puskesmas/Rumah Sakit?
a. Selalu menganjurkan (5)
b. Sebelumnya pernah menganjurkan (3)
c. Belum pernah menganjurkan (1)
5. Apakah ibu mengikuti penyuluhan atau mencari informasi tentang pencegahan
kanker payudara?
a. Selalu apabila ada penyuluhan (5)
b. Pernah mengikuti penyuluhan (3)
c. Tidak pernah (1)
6. Apakah ibu memeriksakan kesehatan payudara di puskesmas/Rumah sakit
a. Sebulan sekali (1)
b. Setahun sekali (3)
c. Tidak pernah (5)
7. Apakah anda pernah memijat sampai ke puting untuk mengetahui adanya
cairan yang keluar melalui puting?
a. Satu minggu setelah menstruasi (1)
b. 6 bulan sekali (3)
c. 1 tahun sekali (5)
8. Apakah ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet
a. Setiap hari (5)
b. Sebulan sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
9. Apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok
a. Setiap hari (5)
b. Sebulan sekali (3)
c. Tidak pernah (1)
10. Apakah ibu memberikan asi kepada anak ibu pada saat masih bayi?
a. Semua anak ibu (1)
b. Beberapa anak ibu (3)
c. Tidak pernah memberikan asi (5)

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat perilaku.


Alat Ukur Skala Hasil Ukur Koding
Ukur
Kuestioner Interval Perilaku Kurang : 3
10-24
Perilaku Sedang: 2
25-38
Perilaku Baik : 1
39-50

Keterangan: nilai tertinggi 50, nilai terendah 10


10. Informasi
Adalah data yang telah diolah dan dianalisa secara formal, dengan cara yang
benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional
dana manajemen (Sabarguna, 2003).
Alat ukur : kuisioner
Hasil ukur : kategorik pengetahuan
Skala : ordinal
Informasi deteksi dini kanker payudara
No. Pertanyaan Pernah Tidak pernah
1. Apakah ibu pernah menonton tv yang
membahas mengenai kanker payudara
2. Apakah ibu pernah dibagikan brosure mengenai
kanker

3. Apakah ibu pernah diberitahu oleh tenaga


kesehatan mengenai kanker payudara

4. apakah ibu pernah mendapatkan informasi


mengenai kanker payudara dari keluarga
maupun kerabat
Kode 1 : pernah
Kode 2 : tidak pernah

11. Status sosial


Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dan hubunganya dengan
tetangga juga lingkungan sekitar.
Alat ukur: kuesioner
Hasil ukur : kategorik status sosial
Skala : ordinal
No. Pertanyaan Pernah Tidak pernah
membahas membahas
1. Apakah ibu pernah mengobrol
dengan tetangga mengenai
informasi kanker payudara

2. Apakah ibu pernah mengajak


tetangga sama-sama untuk
memeriksakan payudara ke
puskesmas

3. Apakah ibu pernah


berkumpul dengan keluarga
membahas mengenai penyakit
kanker payudara
Kode 1 : pernah membahas
Kode 2 : tidak pernah membahas.

3.8 Etika Penelitian

Data responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini akan


dirahasiakan dan setiap responden mempunyai hak untuk menolak
diikutsertakan dalam penelitian.

3.9 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semua Ibu rumah tangga usia di RW 004/RT 001
dan di RW 004/RT 003 Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode
november 2014.
Bab IV
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan,
RT 001 dan 003 RW 004 mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai deteksi
dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga periode november 2014, maka
diperoleh hasil pengumpulan data dimana dari 106 sampel diekslusi menjadi 98
sampel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sebaran Berdasarkan Pengetahuan, Sikap, Perilaku. Mengenai Deteksi Dini
Kanker Payudara pada ibu-ibu rumah tangga Di Rt 001 dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

VARIABLE N %
PENGETAHUAN
Tinggi 26 26,5
Sedang 59 60,2
SIKAP
Baik 32 32,7
Sedang 65 66,3
Kurang 1 1,0
PERILAKU
Baik 0 0
Sedang 15 15,3
Kurang 83 84,7

Tabel 4.2 Sebaran Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan,


Kontrasepsi Hormonal, Informasi, Status Social pada ibu - ibu rumah tangga
mengenai Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001
dan 003 Rw 004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

VARIABLE N %
UMUR
<20 tahun 0 0
21-35 tahun 16 26,3
>35 82 83,7
PENDIDIKAN
Tinggi 13 13,3
Sedang 44 44,9

Rendah 0 0
PEKERJAAN
Bekerja 27 27,6
Bekerja tidak tetap 10 10,2
Tidak bekerja 61 62,2
PENDAPATAN
<2,4 juta/ bulan 74 75,5
2,4 -4,8 juta/ bulan 19 19,4
>48 juta /bulan 5 5,1
KONTRASEPSI
HORMONAL
Tidak menggunakan KB 5 5,1
Menggunakan KB 93 94,9
INFORMASI
Pernah 15 15,3
Tidak pernah 83 84,7
STATUS SOSIAL
Pernah membahas 5 15,3
Tidak pernah membahas 93 83,7

Tabel 4.3 Hubungan antara Pengetahuan dengan Umur, Pendidikan, Pekerjaan,


Pendapatan, Kontrasepsi Hormonal, Informasi, Status Sosial, pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

VARIABLE PENGETAHUAN UJI


UMUR Tinggi Sedang Rendah Likelihood
Muda 1 9 6
Sedang 0 0 0 Ratio:10.410
Tua 25 50 7
P : 0.005
PENDIDIKAN
Ho ditolak
Tinggi 0 4 9 Ratio: 36.024
Sedang 9 33 2
Rendah 17 22 2
P : 0.000

Ho ditolak

*Pendidikan_1
Sedang 9 37 11 Chi square
Rendah 17 22 2 10.165
P: 0.006
Ho diterima.

PEKERJAAN
Bekerja 5 17 5 Ratio:7.779
Bekerja tidak tetap 1 19 0
Tidak bekerja 20 33 8 P:0.100

Ho: diterima

*Pekerjaan_1 Chi
Bekerja tidak tetap 6 26 5 square:3.387
Tidak bekerja 20 33 8 P:0.184
Ho: ditolak

PENDAPATAN Ratio:10.450
Tinggi (>4,8 juta/bln) 0 2 3
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 4 11 4 P:0.033
Rendah( <2,4juta /bln) 22 46 6
Ho : ditolak

KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 25 57 11 Ratio:2.387
Tidak Menggunakan KB 1 2 2

P: 0.0303

Ho : diterima
INFORMASI
Pernah mendapatkan informasi 1 4 10 Ratio :32.110
Tidak pernah mendapatkan 25 55 3
informasi P:0.000

Ho: ditolak
STATUS SOCIAL
Pernah membahas 1 4 10 P:0.000
Tidak pernah membahas 25 55 3
Ho di tolak
Tabel 4.4 Hubungan Antara Sikap Dengan Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Pendapatan, Kontrasepsi Hormonal, Infomrasi, Status Sosial. Ibu-ibu rumah tangga
mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
VARIABLE SIKAP UJI
UMUR Baik Sedang Kurang Likelihood
Muda 9 7 0
Sedang 0 0 0 Ratio:4.788
Tua 23 58 1
P : 0.091
PENDIDIKAN
Ho diterima
Tinggi 10 3 0 Ratio: 14.113
Sedang 12 31 1
Rendah 10 31 0 P : 0.007
PEKERJAAN
Ho ditolak
Bekerja 11 15 1 Ratio:4.547
Bekerja tidak tetap 4 6 0
Tidak bekerja 17 44 0 P:0.0337

Ho: diterima

*Pekerjaan_2 Likelihood
Bekerja 11 15 1 Ratio 3.968
Tidak Bekerja 21 50 0 P:0.138
Ho: diterima

PENDAPATAN Ratio:10.244
Tinggi (>4,8 juta/bln) 4 1 0
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 8 10 1 P:0.037
Rendah( <2,4juta /bln) 20 54 0
Ho : ditolak

*Pendapatan_1 Like lihood


<2,4 juta/bln 20 54 0 ratio :7.659
>4,8 juta/bln 12 11 1 P:0.22
Ho:ditolak.

KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 28 64 1 Ratio:2.387
Tidak Menggunakan KB 4 1 0
P: 0.0303

Ho : diterima

INFORMASI Ratio:30.862
Pernah mendapatkan informasi 13 1 1 P:0.000
Tidak pernah mendapatkan 19 64 0
informasi Ho di tolak

STATUS SOSIAL
Ratio :11.758
Pernah membahas 5 0 0 P:0.003
Ho ditolak

Tidak pernah membahas 27 65 1

Tabel 4.5 Hubungan Antara Perilaku dengan Umur, Pendidikan, Pekerjaan,


Pendapatan, Kontrasepsi Hormonal, Infomrasi, Status Sosial. Ibu-ibu rumah tangga
mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan

VARIABLE PERILAKU UJI


UMUR Sedang Kurang
Muda 6 10 Fisher
Sedang 0 0
Tua 9 73 Fisher : 0.15

PENDIDIKAN Ho : ditolak
Tinggi 7 6 X2
Sedang 5 39
Rendah 3 38 X2 : 17.442
PEKERJAAN
P: 0.000

Ho : ditolak
Bekerja 8 19 X2
Bekerja tidak tetap 1 9
Tidak bekerja 6 55 Likelihood

Ratio :5.349

P: 0.069

Ho : diterima
PENDAPATAN 8 66 X2
Tinggi (>4,8 juta/bln)
Sedang (2,4-4,8 juta/bln) 5 14 Likelihood
Rendah( <2,4juta /bln) 2 3
Ratio : 4.558

P: 0.102

Ho : diterima
Fisher
KONTRASEPSI HORMONAL
Menggunakan KB 15 80 P:0.167
Tidak Menggunakan KB 2 3
Ho : diterima

INFORMASI Fisher
Pernah mendapatkan informasi 9 6
Tidak pernah mendapatkan 6 77 P: 0.000
informasi
Ho : ditolak

Fisher : 0.000
STATUS SOSIAL
Pernah membahas Ho : ditolak
4 11

Tidak pernah membahas 11 82

Tabel 4.6 Hubungan antara Pengetahuan dan Prilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga
Mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan .

Variabel Perilaku Uji


Pengetahuan Sedang kurang likelihood

Ratio:3.595
Tinggi 0 26 P: 0.000
Sedang 5 54 Ho : ditolak

Rendah 10 3

*Pengetahuan_Perilaku

Sedang 5 80 Likelihood
ratio:17.877
Rendah 10 3
P:0.000

Ho:ditolak.

Tabel 4.7 Diketahuinya Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Ibu-Ibu Rumah
Tangga Mengenai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Variabel Sikap Uji


Pengetahuan Baik Sedang Kurang X2
Tinggi 13 0 0 Likelihood ratio:
35.145
Sedang 19 39 1
P: 0.000
Rendah 12 1 0
Ho : ditolak

Like lihood
*pengetahuan_sikap ratio:17.877

Tinggi 1 25 0 P:0.000

Rendah 32 65 1 Ho ditolak
Tabel 4.8 Hubungan antara Sikap dan Prilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga Mengenai
Deteksi Dini Kanker Payudara Di Rt 001 Dan 003 Rw 004 Kelurahan Tanjung Duren
Selatan.

Sikap Uji
Perilaku Baik Sedang Kurang X2
Baik 0 0 0 Likelihood ratio:
Sedang 14 0 1 40.042
Kurang 18 65 0 P: 0.000

Ho : ditolak
Bab VI
Pembahasan

5.1 Diketahuinya sebaran berdasarkan pengetahuan, sikap dan perilaku


mengenai deteksi dini kanker payudara pada ibu-ibu rumah tangga di RT 001
dan 003 RW 004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode november
2014

Pada sebaran berdasarkan pengetahuan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pengetahuan tinggi sebanyak 26 orang dengan presentase sebanyak 26,5
persen, kemudian ibu-ibu yang berpendidikan sedang sebanyak 59 orang dengan
presentase sebanyak 60,2 persen, kemudian ibu-ibu yang berpendidikan kurang
sebanyak 13 orang dengan presentase 13,3 persen.Data ini sesuai dengan jurnal Tetti
Solehati dimana ditemukannya ibu- ibu dengan pendidikan sedang mengenai
pengetahuan tentang kanker payudara yang tinggi sebanyak 60,2 persen dengan
demikian ibu-ibu sudah menyadari arti pentingnya pengethauan tentang kanker
payudara.

Pada sebaran berdasarkan sikap, didapatkan mayoritas ibu-ibu ruah tangga yang pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai sikap yang baik sebanyak 32 orang dengan presentase 32,7 persen,
kemudian ibu-ibu yang memiliki sikap sedang sebanyak 65 orang dengan presentase
66,3 persen, kemudian ibu-ibu yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang dengan
presentase 1,6 persen.Data ini sesuai dengan jurnal penelitian Byba Melda Suhita
dengan hasil pengukuran sikap yang baik hingga sedang akan sadari kanker payudara
sebesar 58,59 persen.

Pada sebaran berdasarkan perilaku, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai perilaku sedang sebanyak 15 orang dengan presentase 15,3 persen,
kemudian ibu-ibu yang memiliki perilaku kurang sebanyak 83 orang dengan
presentase 84,7 persen.Berdasarkan jurnal Suhardi ditemukannya perilaku kurang di
daerah pinggiran area sebanyak 11,3 persen.

Pada sebaran berdasarkan umur, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga pada
kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai umur yang sedang sebanyak 16 orang dengan presentase 16,3 persen,
kemudian ibu-ibu yang mempunyai umur yang tua sebanyak 82 orang dengan
presentase 83,7 persen.Hal ini berbeda dengan penelitian Helmy Apreliasari karena
subjek kami berbeda.

Pada sebaran berdasarkan pekerjaan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pekerjaan bekerja sebanyak 27 orang dengan presentase 27,6 persen,
kemudian ibu-ibu yang bekerja tidak tetap sebanyak 10 orang dengan presentase 10,2
persen, kemudian ibu-ibu yang tidak bekerja sebanyak 61 orang dengan presentase
sebanyak 62,2 persen. Sesuai data pusat statistik survei sosial ekonomi nasional 2004
banyaknya presentase ibu rumah tangga yang tidak bekerja sebanyak 63,3persen.

Pada sebaran berdasarkan pendapatan, didapatkan mayoritas ibu- ibu rumah tangga
pada kelurahan tanjung duren selatan periode november 2014 yang dijadikan sampel
mempunyai pendapatan rendah sebanyak 74 orang dengan presentase 75,5 persen,
kemudian ibu-ibu yang mempunyai pendapatan sedang sebanyak 19 orang dengan
presentase 19,4 persen, kemudian ibu-ibu yang mempunyai pendapatan tinggi
perbulan sebanyak 5 orang dengan presentase 5,1 persen.Data ini tidak sesuai dengan
penelitian I Made Adi Wijaya karena tempat penelitian kami berbeda daerah maka
berbeda pula UMR yang di dapatkan.

Pada sebaran berdasarkan kontrasepsi hormonal didapatkan sampel yang tidak


menggunakan KB sebanyak 5 orang dengan presentase 5,1 persen sedangkan yang
menggunakan KB sebanyak 93 orang dengan presentase sebanyak 94,9 persen.Data
ini sesuai dengan penelitian Anna Maria Sirait banyaknya wanita yang mengguanakan
kontrasepsi hormonal sebagai penunda kehamilan sebanyak 92,77 persen
Pada sebaran berdasarkan informasi didapatkan ibu bu yang pernah mendapatkan
informasi sebanyak 5 orang dengan presentase sebanyak 5,1 persen, sedangkan ibu
ibu yang tidak pernah mendapatkan informasi sebanyak 93 orang dengan presentase
sebanyak 94,9 persen.Data ini sama dengan penelitian dari Ophi Indria telah
didapatkan ibu-ibu yang kurang mendapatkan informasi tentang SADARI kanker
payudara sebanyak 5%.

Pada sebaran status sosial didapatkan ibu ibu yang pernah mambahas tentang penyakit
kanker payudara sebanyak 5 orang dengan presentase sebanyak 5,1% sedangkan ibu
ibu yang tidak pernah membahas sebanyak 93 orang dengan presentase sebanyak
94,9%.hal ini berbeda dengan penelitian yang lain karena daerah penelitian
mempengaruhi pergaulan daerah sekelilingnya.

Tabel 5.2 Hubungan antara pengetahuan dengan umur pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.2 Berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
umur pada ibu-ibu rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara. Hal ini
sesuai dengan teori dimana umur semakin tua maka didapatkan semakin baik
pengetahuan yang di didapatkan hasil bahwa pada adanya perbedaan antara
pengetahuan dan usia dimana pada kelompok dengan usia tua mempunyai
pengetahuan yang sedang, sedangkan pada usia muda mempunyai pengetahuan yang
sedang jauh lebih sedikit , dan hal ini sesuai dengan peneliatian Nur Widyaningrum di
Semarang tahun 2009 dengan penelitian kuantitatif menggunakan cross sectional uji
chi square dimana dikatakan adanya hubungan yang bermakna pada wanita umur
dewasa dengan pengetahuan tentang sadari yang masih rendah.

Tabel 5.3 Hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan pada ibu-ibu


rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW
004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.3 berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga mengenai deteksi dini kanker
payudara.dimana tidak adanya hubungan antara pengetahuan dan pendidikan, ini
sesuai dengan penelitian Niana Munawarah dengan menggunakan chi square pada
sample non probability sampling ditemukan juga tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dan pengetahuan responden tentang kanker payudara.

Tabel 5.4 Hubungan antara pengetahuan dengan pekerjaan pada ibu-ibu


rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW
004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.3 berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pekerjaan pada ibu ibu rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara
didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ibu rumah tangga yang
bekerja dengan pengetahuan, pada penelitian didapatkan ibu ibu yang tidak bekerja
menyebabkan kurangnya pengalaman dan informasi, karena menurut teori Mubarak
(2007) bahwa lingkunga pekerjaan menjadikan seseorng memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.hal ini diterangkan
dalam penelitian Fitra Rizky dan dibuktikan dengan uji sperman rho penelitian cros
sectional.

5. 6 Hubungan antara pengetahuan dengan pendapatan pada ibu-ibu rumah


tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.3 berdasarkan penelitian Arif budiman adanya hubungan antara
pengetahuan dengan pendapatan dengan kepatuhan responden untuk memeriksakan
dirinnya ke puskesmas ataupun dokter dan rumah sakit terdekat.

5.7 Hubungan antara pengetahuan dengan kontrasepsi hormonal pada ibu-ibu


rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW
004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.3 Berdasarkan penelitian Anna maria Sirait adanya hubungan antara
pengetahuan terhadap kontrasepsi hormonal yang pengetahuannya kurang dan tidak
menggunakan KB serta pengetahuan yang baik yang menggunakan KB.dimana pasien
yang tidak menggunakan pil KB kurang pengetahuannya dalam memperhatikan
kesejahteraan maupun kesehatan dirinya dan keluarga, sedangkan yang
berpengetahuan sedang dan tinggi lebih memperhatikan dan tahu akan kesehatan juga
kesejahteraan keluarganya dalam pengendalian kehamilan.

5.8 Hubungan antara pengetahuan dengan informasi pada ibu-ibu rumah


tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.3 Berdasarkan penelitian adanya hubungan antara pengetahuan dengan
informasi pada ibu ibu yang berpengetahuan baik maka ia lebih mempunyai sifat yang
ingin tahu lebih banyak dan mencari informasi disekelilingnya sehingga adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan informasi, namun dari hasil
penelitian Fitra Rizky banyak responden yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
payudara sendiri karena kurangnya pengetahuan yang didapat.

5.9 Hubungan antara pengetahuan dengan status sosial pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.3 Berdasarkan penelitian Fitra Rizky adanya hubungan antara
pengetahuan dengan status sosial pada ibu ibu yang mempunyai pengetauan kurang
mempunyai status sosial yang kurang juga artinya disini ibu ibu jarang membicarakan
bagaimana deteksi dini atau pemahaman tentang kanker payudara sedangkan pada ibu
ibu yang penetahuan lebih tinggi ia lebih sering membicarakan tentang hal hal yang
berhubungan dengan deteksi dini kanker payudara.

5.10 Hubungan antara sikap dengan usia pada ibu-ibu rumah tangga mengenai
deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan Tanjung
Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 bedasarkan penelitian didapatkan tidak adanya hubungan antara sikap
ibu rumah tangga dengan usia ibu, pada penelitian dari jurnal ilmiah kebidanan Pipit
ekanita di purwakerto didapatkan hubungan yang bermakna mengenai deteksi dini
kanker payudara dimana pada usia tua memiliki sikap yang lebih baik, namun
penelitian ini berbeda karena kurangnya ibu ibu akan pengetahuan sehingga
mempengaruhi akan sikap,sedangkan pada umur dengan zaman dan era berbeda dan
penyakit berbeda maka sikap yang baru dengan pengetahuan yang baru akan sulit
merubah dan perlu proses yang lama.
5.11 Hubungan antara sikap dengan pendidikan pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian jurnal ilmiah kebidanan Pipit ekanita di
purwakerto didapatkan hubungan antara sikap dan pendidikan ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara. Pada ibu-ibu yang berpendidikan rendah
memiliki hubungan sikap yang kurang juga terhadap deteksi dini kanker
payudara.Karena menurut teori proses berpikir mempengaruhi tingkat prilaku.

5.12 Hubungan antara sikap dengan pekerjaan pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara sikap dan pekerjaan menurut Samina Kokher dalam NCBI adanya kurang
kewaspadaan pada ibu ibu rumah tangga tentang pentingnya deteksi dini kanker
payudara.

5.13 Hubungan antara pendapatan dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian diapatkan adanya hubungan antara pendapatan
dansikap itu juuga di sebut kan oleh I Made Adi wijaya didapatkan hubungan antara
pendapatan tehadap sikap deteksi dini kanker payudara pada ibu rumah tangga
berhubungan dengan pengetahuan dan sikap dari ibu-ibu rumah tangga akan deteksi
dini kanker payudara.

5.14 Hubungan antara kontrasepsi hormonal dengan sikap pada ibu-ibu rumah
tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 44 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan antara kontrasepsi
hormonal dengan sikap deteksi dini kanker payudara, Pada penelitian Henny di
Tanjung morawa tahun 2009 berbeda dengan penelitian kami karena sudah tidak ada
lagi persepsi jelek tentang penggunaan kontrasepsi hormonal dan tingkat pengetahuan
yang sudah meningkat sekarang dibandingkan tahun 2009 sangat meningkat jauh
sehingga ibu rumah tangga sudah sangat tau mengenai kontrasepsi hormonal dan
mau bersikap untuk menggunakannya.

5.15 Hubungan antara informasi dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan didapatkan hubungan bermakna


antara informasi dengan sikap ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara.
Sesuai dengan penelitian Henny informasi dihubungkan dengan baiknya atau
kurangnya sikap responden terhadap deteksi dini kanker payudara.

5.16 Hubungan antara status sosial dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Bedasarakan penelitian didapatkan adanya hubungan antara status
sosial dengan sikap ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara, penelitian
Namora Lumongga Lubis tidak demikian karena pada penelitian ini di pakai subjek
dengan diberikan intervensi pada kelompok CBT(cognitive behavioral therapy )bagi
pasien dengan ca payudara, sehingga didapatkan pasien dengan ca payudara lebih
mau menyendiri dan tidak akan bersosialisasi dengan lingkungan.

5.17 Hubungan antara usia dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan adanya hubungan antara usia
dengan perilaku ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara hal ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Sari Septiani namun hal ini
disebabkan oleh perbedaan akan usia dari responden yang berbeda antara penelitian
kami dan penyebaran usia yang berbeda, sedangkan menurut teori skinner(1938)
perilaku merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar,
banyaknya pengetahuan yang dilakukan juga status social yang berhubungan erat
dengan lingkungan ibu- ibu rumah tangga berperan serta dalam mengubah perilaku.
Usia dianggap factor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penyakit baik
keseriusannya dan gejalanya.

5.18 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna anatara
pendidikan dan perilaku hal ini bertentangan juga dengan penelitian Sari Septiani
yang didapatkan tidak ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan perilaku
pada hal ini responnya ialah anak usia <15 tahun, hal itu sejalan menurut teori
Campbell (1950) dimana berbunyi an individualls attitude is syndrome of response
consistency with regard to object. Pada hal ini responden adalah ibu rumah tangga
yang sudah membentuk suatu sikap kepada sebuah objek yang dianggap penting dan
searah.

5.19 Hubungan antara pekerjaan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian tidak ada hubungan yang bermakna antar
perilaku dan pekerjaan pada kelompok ibu rumah tangga ini, hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang Ophi Indria Deswanti pada sekelompok ibu rumah tangga
karena dalam penelitiannya disebutkan perilaku akan didapatkan juka seseorang
mengetahui akan objek tersebut kanker payudara. Ibu yang tidak bekerja memiliki
perilaku yang kurang tentang deteksi dini kanker payudara.
5.20 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian tidak didapatkan hubungan bermakna antara
pendapatan dengan perilaku ibu rumah tangga, ini tidak sejalan dengan penelitian
Ophi Indria Deswanti didapatkan adanya hubungan antara deteksi dini kanker
payudara dengan pendapatan dimana pendapatan yang tinggi menjangkau perilaku
deteksi dini akan kanker payudara yang tinggi dimana peneliti berpatokan pada
wanita di African-America yang mengandalkan informasi dari media elektronik.
Namun pada penelitian ini jangkauan ibu-ibu rumah tangga dilingkungan Puskesmas
Tanjung Duren Selatan dilihat dari tradisi masyarakat Indonesia yang saling
bersosialisasi dengan kegiatan lingkungan maka sumber informasi tidak melulu hanya
melalui media elektronik namun juga pada petugas kesehatan di lapangan dari yang
terendah hingga tingkatan paling tinggi, oleh sebab itu disini didapatkan tidak ada
hubungan bermakna antara prilaku dan pendapatan pada ibu rumah tangga tentang
deteksi dini kanker payudara.

5.21 Hubungan antara kontrasepsi hormonal dengan perilaku pada ibu-ibu


rumah tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW
004 Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna
antara perilaku dan kontrasepsi hormonal. Hal ini sesuai dengan Fitrha rizki dimana
penelitian Pada ibu yang menggunakan kontrasepsi maupun yang tidak menggunakan
kontrasepsi hormonal tidak memiliki hubungan terhadap perilaku ibu tentang deteksi
dini kanker payudara.

5.22 Hubungan antara informasi dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan tidak ada hubungan bermakna
antara informasi dan perilaku pada ibu- ibu rumah tangga, hal ini sesuai dengan
penelitian Ophi Indria deswanti karena pada dasarnya menurut teori Health beliefe
Model (HBM), seseorang bisa dijelaskan perilaku tindakan preventif dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain factor keuntungan dan hambatan dalam melakukan
perilaku.

5.23 Hubungan antara status sosial dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.4 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
status sosial dengan perilaku deteksi dini kanker payudara ini dijelaskan pada
penelitian Ophi Indria Deswanti, dimana pada orang yang berindividualisme tinggi
dan segala keterbatasannya maka berhubungan dengan kurnganya respon akan
informasi dan berprilaku.

5.24 Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pada ibu-ibu rumah


tangga mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004
Kelurahan Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.5 Berdasarkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker payudara dimana terdapat
hubungan dimana pada pengetahuan yang kurang pada ibu rumah tangga memiliki
perilaku yang kurang juga tentang deteksi dini kanker payudara. Hal ini sesuai dengan
penelitian Fitria Rizki kurniawati dimana bimbingan yang akan mnegarahkan
seseorang yang akan menjadikan suatu cita cita untuk mendapatkan informasi akan
meningkatkan pengetahuan dan perilaku ke arah yang lebih baik.

5.25 Hubungan antara pengetahuan dengan sikap pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.
Pada tabel 4.5 Berdasarkan penelitian tidak didapatkan hubungan bermakna antara
pengetahuan dengan sikap ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara
sesuai dengan peneliatian Dwi Sri handayani karena sikap mendunkung dan tidak
mendukung merupakan sikap alami manusia sehingga harus di telaah lagi bagaimana
pengetahuan yang didapatkan dan factor factor lain yang mendukung.

5.26 Hubungan antara sikap dengan perilaku pada ibu-ibu rumah tangga
mengenai deteksi dini kanker payudara di RT 001 dan 003 RW 004 Kelurahan
Tanjung Duren Selatan.

Pada tabel 4.5 Berdasrkan penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara
sikap dengan perilaku ibu rumah tangga tentang deteksi dini kanker payudara hal ini
sesuai dnegan penelitian Dwi Sri Handayani dimana menurut teori sikap merupakan
stimulus yang akan mengeluarkan responsebagai perilaku dan terbukti dimana ibu
dengan sikap yang sedang memiliki perilaku yang sedang maupun perilaku yang
kurang terhadap deteksi dini kanker payudara.

Bab VI
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Secara keseluruhan responden memiliki pengetahuan rendah yang tentang
deteksi dini kanker payudara yaitu 13 responden (13,3%)
2. Secara keseluruhan responden memiliki sikap yang sedang tentang deteksi dini
kanker payudara yaitu 65 responden (66,3%)
3. Secara keseluruhan responden memiliki perilaku tidak baik atau kurang tentang
deteksi dini kanker payudara yaitu 83 responden (84,7%)
4. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku
responden tentang deteksi dini kanker payudara dengan nilai p value= 0,000
5. Terdapat hubungan antara sikap responden terhadap perilaku responden p value=
0,000

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka perlu diadakan pemebrian informasi


yang edukatif guna menambah pengetahuan dan diharapkan dapat merubah
perilaku ibu-ibu rumah tangga yaitu salah satunya dengan penyuluhan tentang
deteksi dini mengenai kanker payudara agar ibu-ibu rumah tangga tersebut dapat
mendeteksi dini secara rutin dan teratur salah satunya dengan pemeriksaan
payduara sendiri( SADARI) setiap bulan pada waktu seminggu setelah haid,
sehingga dengan pemeriksaan tersebut maka kemungkinan adanya kanker
payudara diharapkan bisa dideteksi secara ini dan prognosisnya akan lebih baik
lagi jika dilakukan pengobatan lebih awal

Daftar Pustaka
1. Mardiana, L. Kanker pada wanita pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Seri Agri sehat. Penebar SwadayaVOl I, Depok 2014: hal 1-17.
2. Purba E, 2013. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Jurusan Bahsa dan Sastra UPI
diunduh dari: (www.Indonesia.repository.upi.edu:perpustakaan.upi.edu)
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Hilangkan Mitos Tentang
Kanker. Diperoleh dari: (www.kementrianKesehatanRepublikIndonesia.html)
4. Rini, Henry, dkk.. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
kanker payudara wanita.2005.
5. Putri A. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang SADARI
terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Dinniyah Puteri Padang Panjang
Bulan Februari 2011. Jakarta:FK UIN Syarif Hidayatullah;2011.
6. Notoadmodjo S. Konsep Perilaku Kesehatan.Dalam Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rineak Cipta, 121-128.2003.
7. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi revisi.Jakarta :Rineka
Cipta.2010.
8. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka
Cipta.2007.
9. Widayatun,T. Ilmu Prilaku. Jakarta: CV. Sagung Seto.2009.
10. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Ibu, Ibu Rumah Tangga. Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia. 2008.
11. Kanker payudara dan penyebarannya diunduh dari :
(http://www.dharmais.co.id/index.php/cance-statistic.html cited 2011 Apr 25)
12. Rhodes K.A, Lowdermilk L.D, dkk. Maternity and Womans Health Care.
Chapter 10 10 th edition page 211-233, 2012 united states of America.
13. Handayani, DS.Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Para Wanita Dewasa Awal Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di
kelurahan kalangan, Klaten.
14. Herry SYU. Kelainan Pada Payudara. Diunduh dari:
(https://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/payudara)
15. Deften,Wan.Onkologi Klinik.Manifestasi Klinis. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.2008.
16. Kejadian kanker payudara diunduh dari ( www.cancer.org)
17. Resiko kanker payudara diunduh dari (www.ca.org)
18. Rini I, Henry S, Djoko H. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap
kanker payudara wanita. Program pascasarjana . 2010.
19. Harnawati.A.J. Kontrasepsi hormonal. Diunduh dari
(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/06/23/kontrasepsi-hormonal/)
20. Terapi pada cancer diunduh dari: (www.dw.de/kanker payudara pada pria juga
mematikan/25feb 2014)
21. Yeni D, Luluk NF.Tingkat Pengetahuan Tentang Tingkat Pengetahuan
Tentang kanker Payudara Pada Siswi XII IPA SMA N I Maospati,Magetan.
Maternal vol6. Akbid Mitra Husada Karanganyar. Ed: April 2012.
22. Purwanto,DJ.Detekesi Dini Knker Payudara.2010 diunduh dari:
(http://www.omnihospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=5)
23. Yenny Ch 2009. Gambaran Penegtahuan Wanita Tentang Sadari Sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
24. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
796/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim.
25. Fourina AN, Santi WP. Analisis Diagnosis Pasien Kanker Payudara
Menggunakan Regresi Logistik dan SVM Berdasarkan Hasil Mamografi. 2012
26. Tjindarbumi.Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya, Dalam:
Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
2000.
27. Kanker Payudara.UKSW.2008. Diunduh dari :
(http://repository.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2750/T1_462008022
_BAB%20II.pdf?sequence=3)

Anda mungkin juga menyukai

  • Sifilis
    Sifilis
    Dokumen23 halaman
    Sifilis
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis Numularis
    Dermatitis Numularis
    Dokumen11 halaman
    Dermatitis Numularis
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Tugas Dr. Julianti
    Tugas Dr. Julianti
    Dokumen9 halaman
    Tugas Dr. Julianti
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kunjungan Rumah TBC
    Tugas Kunjungan Rumah TBC
    Dokumen8 halaman
    Tugas Kunjungan Rumah TBC
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Refrat Kulit Kelainan Pigmen
    Refrat Kulit Kelainan Pigmen
    Dokumen35 halaman
    Refrat Kulit Kelainan Pigmen
    Rini Oyien Wulandari
    100% (1)
  • Tinea
    Tinea
    Dokumen13 halaman
    Tinea
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Referat Hepatitis
    Referat Hepatitis
    Dokumen26 halaman
    Referat Hepatitis
    Fernia Stevani
    Belum ada peringkat
  • Tinea Pedis
    Tinea Pedis
    Dokumen10 halaman
    Tinea Pedis
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Demam 2
    Demam 2
    Dokumen14 halaman
    Demam 2
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Kader Remaja IMS
    Kader Remaja IMS
    Dokumen62 halaman
    Kader Remaja IMS
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Referat CKD
    Referat CKD
    Dokumen13 halaman
    Referat CKD
    Ali Imran Abdul Samad
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen5 halaman
    Tinea Kruris
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Tinea Kruris
    Tinea Kruris
    Dokumen5 halaman
    Tinea Kruris
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • ISPA
    ISPA
    Dokumen38 halaman
    ISPA
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • ISPA
    ISPA
    Dokumen70 halaman
    ISPA
    Abdul Zulhairu
    100% (4)
  • Dermatitis Numularis
    Dermatitis Numularis
    Dokumen11 halaman
    Dermatitis Numularis
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Karya Tulis Imiah - Hipertensi
    Karya Tulis Imiah - Hipertensi
    Dokumen15 halaman
    Karya Tulis Imiah - Hipertensi
    Oppa n Cemmuut Area
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tinea
    Tugas Tinea
    Dokumen11 halaman
    Tugas Tinea
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen28 halaman
    Hipertensi
    Uva Twitt
    0% (1)
  • Soal Ujian Dr. Jul
    Soal Ujian Dr. Jul
    Dokumen2 halaman
    Soal Ujian Dr. Jul
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Heg
    Heg
    Dokumen41 halaman
    Heg
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • 10 Masalah Program Puskesmas
    10 Masalah Program Puskesmas
    Dokumen25 halaman
    10 Masalah Program Puskesmas
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • HIPEREMEIS GRAVIDARUM
    HIPEREMEIS GRAVIDARUM
    Dokumen21 halaman
    HIPEREMEIS GRAVIDARUM
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Kader Remaja IMS
    Kader Remaja IMS
    Dokumen62 halaman
    Kader Remaja IMS
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Dokumen29 halaman
    Pneumonia
    dhimzhere
    Belum ada peringkat
  • Kasus Sulit - Robinder
    Kasus Sulit - Robinder
    Dokumen22 halaman
    Kasus Sulit - Robinder
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Siswa SD
    Kesehatan Siswa SD
    Dokumen66 halaman
    Kesehatan Siswa SD
    Robinder Dhillon
    100% (9)
  • Presentasi DR - Djap
    Presentasi DR - Djap
    Dokumen17 halaman
    Presentasi DR - Djap
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat
  • Referat Ivaginasi
    Referat Ivaginasi
    Dokumen8 halaman
    Referat Ivaginasi
    Robinder Dhillon
    Belum ada peringkat