Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi temperatur dan
tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu terbentuk, yang mengalami
pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya
diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-
material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan
sedimen.[1]
Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8%
dari total volume kerak bumi.[2]
Studi tentang urutan strata batuan sedimen adalah sumber utama untuk pengetahuan ilmiah tentang
sejarah bumi, termasuk Paleogeografi, paleoklimatologi dan sejarah kehidupan. Disiplin ilmu yang
mempelajari sifat-sifat dan asal batuan sedimen disebut sedimentologi. Sedimentologi adalah
bagian dari baik geologi maupun geografi fisik dan tumpang tindih sebagian dengan disiplin lain
dalam ilmu bumi, seperti pedologi, geomorfologi, geokimia dan geologi struktur.
Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Materi hasil erosi terdiri atas
berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-
lompat (saltation), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (solution).
Batuan sedimen klastis terbentuk karena pelapukan atau erosi pada pecahan batuan atau mineral,
sehingga batuan menjadi hancur atau pecah dan kemudian mengendap di tempat tertentu dan
menjadi keras. Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan asalnya.
Contoh batuan sedimen klastis antara lain batu konglomerat, batu breksi, dan batu pasir.
Contoh batuan sedimen kimiawi lainnya adalah batuan anhidrit dan batu garam.
Contohnya, batu karang yang terbentuk dari terumbu karang yang mati dan fosfat yang terbentuk
dari kotoran kelelawar serta batu gamping.
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magmayang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di
bawah permukaan sebagai batuanintrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah
permukaan kerak bumi.