Anda di halaman 1dari 20

Home

Artikel
Makalah
Sinopsis

^_^ Semua Tentang Dunia Mayaku ^_^


Mari belajar dan membaca bersama UFhi di blog sederhana ini...

my referral

Makalah Pengumpulan Data

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayahnya, kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PENGUMPULAN DATA.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalampembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.Namun demikian tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik, oleh karena itu tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan saran dan usul guna menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Data yang dikumpulkan dari setiap variabelditentukan oleh definisi operasional variabel
yang bersangkutan.
Metode pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah :
kuesioner, observasi, wawancara.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari metode penelitian ?
2. Apa sajakah metode pengumpulan data ?

C. Batasan masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka sangat perlu dilakukan pembatasan masalah
agar tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun masalah yang dikaji adalah tentang metode
pengumpulan data

D. Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah agar pembaca dapat mengetahui tentang
metode pengumpulan data dalam penelitian.
BAB II
ISI
Metode Pengumpulan Data
A. Pengertian Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat
penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang
memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan
harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif (sebagaimana
telah dibahas pada materi sebelumnya). Sebab, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode
pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil
penelitiannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian demikian sangat berbahaya,
lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik.
Misalnya, jika peneliti ingin memperoleh informasi mengenai persepsi guru terhadap
kurikulum yang baru, maka teknik yang dipakai ialah wawancara, bukan observasi. Sedangkan
jika peneliti ingin mengetahui bagaimana guru menciptakan suasana kelas yang hidup, maka
teknik yang dipakai adalah observasi. Begitu juga jika, ingin diketahui mengenai kompetensi
siswa dalam matapelajaran tertentu, maka teknik yang dipakai adalah tes, atau bisa juga
dokumen berupa hasil ujian. Dengan demikian, informasi yang ingin diperoleh menentukan jenis
teknik yang dipakai (materials determine a means). Itu pun masih ditambah dengan kecakapan
peneliti menggunakan teknik-teknik tersebut. Bisa saja terjadi karena belum berpegalaman atau
belum memiliki pengetahuan yang memadai, peneliti tidak berhasil menggali informasi yang
dalam, sebagaimana karakteristik data dalam penelitian kualitatif, karena kurang cakap
menggunakan teknik tersebut, walaupun teknik yang dipilih sudah tepat. Solusinya terus belajar
dan membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis akan sangat membantu menambah
kecakapan peneliti.

B. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder
adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi,
gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
C. Metode/jenis Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan
penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari
sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah wawancara,
observasi dan angket.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber
data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya
penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang
ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan
hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
Macam-macam observasi
1. Observasi partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2. Observasi tak berstruktur
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di
dalam peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dll.
3. Observasi kelompok
Ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang
diangkat menjadi objek penelitian..
MANFAAT OBSERVASI
Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
OBYEK OBSERVASI
1. Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2. Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3. Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4. Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5. Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6. Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7. Time : Urutan Kegiatan
8. Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9. Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
TAHAPAN OBSERVASI
Observasi Deskriptif :
1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat,
semua yang didengar, dll.
3. Observasi Terfokus :
4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu
5. Observasi Terseleksi :
6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih
rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori

3. Angket/kuesioner
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran
(dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden
yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban
yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

Macam-macam kuesioner
1. Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban
yang paling sesuai.
2. Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya
sendiri.
3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
4. Dokumentasi
Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi.
Dokumentasi adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan
photo. Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang
pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu
kejadian, penghasilan sesuatu terbitan.
Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan sewaktu-
waktu untuk melengkapi berita atau karangan
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.
Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.
Pengunaan Dokumen
Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen
pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam
dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman,
instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.
Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social,
misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa.
Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :

Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden


Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah :

Membutuhkan waktu yang lama


Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara via phone


Kelebihan :
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)

Kelemahan :

Isyarat non verbal tidak bisa dibaca


Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun
dihilangkan dari sampel.

2. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika
pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.


Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum
dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku
tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal
dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek
tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut,
karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat
ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung
sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan
lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan
kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan
kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun
hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam
satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan
menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang
dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Contoh: bagaimana pendapat ibu mengenai kebersihan gigi anak ?
a. Sangat Setuju dibersihkan
b. Setuju dibersihkan
c. Tidak setuju dibersihkan
d. Tidak punya pendapat
Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :

1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip


kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian
kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal
tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan
dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik
mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh
dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak
mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen
setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama study.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari paparan diatas adalah bahwa metode pengumpulan data
terbagi menajadi 3 yaitu kuesioner, observasi dan wawancara.
Saran
Hendaknya para peneliti memperhatikan cara-cara mereka dalam mengambil metode yang akan
digunakan dalam penelitian mereka karena pemilihan metode yang tepat dalam penelitian akan
menentukan hasil dari penelitian tersebut.

Diposkan oleh Rofi Ufhie' pada 9:55 AM


Reaksi:
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: Makalah

3 komentar:

1.

Anonim11 Mei 2014 12.27

good and helping

Balas
2.

Mansur Rakanio1 November 2014 14.03

thanks for helping

Balas

Balasan
1.

Rofiah ciety11 November 2014 11.39

U'r wellcome

Balas

Muat yang lain...

~*~ Setelah membaca jangan lupa meninggalkan komentarnya, untuk kemajuan blog ini. ~*~

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

SEARCH
Translate
Pilih Bahasa

Blog Sahabat
LABEL
Agama (2) Artikel (69) Cara (26) Ceritaku (5) Contoh (11) Kesehatan (23) Makalah (22) Resep
Masakan (6) Sinopsis (2) Siskom (Sistem Komputer) (8) Tajwid (1) Tempat Wisata (2)

Google+ Followers
Arsip Blog
2014 (27)

2013 (59)
o Desember (19)
o November (1)
o Agustus (1)
o Februari (1)
Makalah Pengumpulan Data
o Januari (37)

Copyright 2013 - 2014 ^_^ Semua Tentang Dunia Mayaku ^_^ All rights reserved.
Template by UFhie Ah

Sumber Artikel Dari: http://rofhiah.blogspot.com/2013/02/makalah-pengumpulan-


data.html#ixzz3ObuwZ1m1
I

PENDAHULUAN

1. A. LATAR BELAKANG MASALAH

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam
benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.

1. B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud teknik pengumpulan data?
2. Bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
2. C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Sebagai sarat pemenuhan tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Pendidikan.
2. Sebagai bahan pemahaman untuk melakukan penyusunan sekripsi di akhir kuliah.

BAB II

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN

KUANTITATIF DAN KUALITATIF


1. A. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam
benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan
dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang
telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid atau
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan
diuraikan pada pembahasan selanjutnya.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan
terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam
melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses
dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian
pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data
yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan
sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam
mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang
dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group
discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study).
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket
(questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.

1. B. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai
cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting),
pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-
lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194)

1. 1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
dengan tatap muka maupun lewat telepon.

Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena
itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data
mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap pelayanan
Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:

1) Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada di PBA?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

2) Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan Administrasi di IAIN Syekh


Nurjati?

a) Sangat bagus

b) Bagus

c) Tidak bagus

d) Sangat tidak bagus

Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pendapat
Saudara terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh
Nurjati Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!.

1. 2. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu
sebagai berikut:

1) Prinsip penulisan angket

1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan
bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus
disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada
jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga
akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.

1. 3. Observasi

Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format
atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi
item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman
diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya
memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga
menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki
(Arikunto, 2006: 229).

1. C. TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF

Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik
pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi
terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi
pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan
secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap
peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh
informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana
yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik
sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.

1. a. Wawancara

Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara
tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan
kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka,
yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan
data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh
orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan
satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.

Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam
melakukan wawancara, yaitu:

a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk
membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk
menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan
lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.

b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya


termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan
sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.

c) The events, menyusun protokol wawancara.

Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview),
di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan
kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan
sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah
(guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan
sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan,
yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan
yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
1. b. Observasi

Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan
menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas,
kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi
partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:

Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data


yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.

1. c. Dokumen

Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan
dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang
terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua
dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

1. d. Focus Group Discussion

Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi
untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok
peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa
Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka
dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang

Anda mungkin juga menyukai