Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRAKTEK MESIN LISTRIK 2

Motor induksi 1-fase dan cara membalik arah putar motor capasitor

Yogi Wahyu Pratama


33111501023 / 19
Semester 4
D3 TEKNIK LISTRIK INDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI MADURA

TAHUN AJARAN 2017 2018


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah praktek mesin listrik 2 dengan
judul Cara Membalik Arah Putaran Motor Induksi 1-fase. Dengan adanya makalah ini saya
dapat menambah wawasan dan pengalaman serta dapat mempraktekkan ilmu yang telah
Bapak/Ibu dosen berikan di kampus sebagai penunjang selama pembuatan. Dengan
diadakannya tugas membuat makalah ini mahasiswa tidak canggung dalam menghadapi tugas
karya tulis berupa makalah. Saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar - besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan dukungan kepada
saya dalam pelaksanaannya.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada.
1. Dosen Sistem Jaringan Distribusi Lanjut Politeknik Negeri Madura, Kukuh
Widarsono, S.T.,M.T.

Saya menyadari bahwa karya tulis makalah ini jauh dari kesempurnaan. Adapun
kelebihan dan kekurangan dari karya tulis makalah ini kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan untuk perbaikan. Saya berharap laporan karya tulis makalah ini akan
memberi manfaat bagi pembaca dan pengalaman bagi penulis.

Page | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..2

Daftar Isi...3

Bab I : Pendahuluan.4

Latar Belakang..4

Rumusan Masalah ...4

Tujuan...5

Manfaat ....5

Bab II: Pembahasan..6

Pengertian Motor Induksi 1-fase.........6

Konstruksi Motor Induksi 1-fase....6

Prinsip Kerja Motor Induksi 1-fase.....7

Contoh Motor Induksi 1-fase ......9

Cara Mengubah Arah Putaran Motor Capasitor.....12

Bab III: Penutup..14

Kesimpulan.14

Daftar Pustaka.15

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan
relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh
arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-
fase dan motor induksi 1-fase. Namun pada kesempatan kali ini topic pembahasan fokus
terhadap motor induksi 1-fase.
Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak digunakan
terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci
dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah.

Gambar 1. Motor induksi 1-fase


1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dan motor induksi 1-fase?


2) Bagaimana konstruksi motor induksi 1-fase?
3) Bagaimana prinsip kerja motor induksi 1-fase?
4) Apa saja contoh motor induksi 1-fase?
5) Bagaimana cara mengubah arah putaran motor capasitor motor induksi 1-fase?

Page | 4
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian motor induksi 1-fase.
2) Untuk mengetahui konstruksi motor induksi 1-fase .
3) Untuk mengetahui proses kinerja dari motor induksi 1-fase .
4) Untuk mengetahui jenis jenis motor induksi 1-fase.
5) Untuk mengetahui cara mengubah arah putaran motor capasitor.

1.5 Manfaat

Menjadi lebih memahami secara mendalam tentang berbagai hal yang terjadi di motor
induksi 1-fase seperti pengertian, konstruksi, prinsip kerja, jenis jenis motor induksi 1-fase
dan cara mengubah arah putaran motor capasitor.

Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Motor Induksi 1-fase.

Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak
aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous
(asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan
sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin.
Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin.

Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang
dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat
berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks
yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan
putaran medan magnet.

Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu motor: induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan
mengenai motor induksi 1 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor
induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor
induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar
sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.

2.2 Konstruksi Motor Induksi 1-fase.

Gambar 2. Bagian utama di motor induksi 1-fase.

Page | 6
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor
merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari
motor.

Rotor umumnya berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder
yang melingkari seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet
dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai
suplai medan magnet dan kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan
medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu
putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan.

Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang
bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi
dampak kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya
dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi
konduktor berupa kumparan.

Selain itu, rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang
digunakan. Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada
gambar berikut:

Gambar 3. Konstruksi motor induksi 1-fase

2.3 Prinsip kerja Motor Induksi 1-fase.

Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh
sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka
arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator

Page | 7
winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks
medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

Gambar 4. Dampak adanya arus pada stator

Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar
maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator winding.
Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya
muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday.
Anggap lagi motor terhubung dengan beban yang akan dioperasikan.

Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada kumparan
rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang
mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang
dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam
motor dapat berputar sendiri.

Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk
menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam terhadap fluks
pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan
hukum faraday.

Gambar 5. Putaran pada rotor akibat fluks, dimisalkan rotor sudah berputar sedikit.

Page | 8
Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan
munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus menghasilkan fluks
yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan putaran rotor
akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus
pada rotor menghasilkan fluks pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah
putaran rotor, hanya saja arah keduanya berlawanan.

Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan
terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel
tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan
juga sama.

Namun karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat
kedua gaya yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi
perlu diputar sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada
yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.

Gambar 6. Saat rotor tidak berputar, total Gambar 7. Saat rotor sudah berputar
gaya akibat masing- masing fluks ialah 0 sedikit, total gaya akan memiliki
perbedaan sehingga terjadi putaran

2.4 Jenis jenis motor induksi 1-fase.

Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini
diaktifkan sendiri (self-starting).

Page | 9
2.4.1 Motor Induksi Split-Phase

Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana
besarnya kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki
sumber arus 2 fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang
mengalir pada salah satu winding akan membesar dan mengalami pergeseran fase.

Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan fluks dari
masing-masing winding.

Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai kecepatan maksimum dari motornya.
Motor jenis ini sering dipakai pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh
pada rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai akibatnya
mengubah arah putaran rotor.

Gambar 8. Rangkaian ekivalen split-phase

2.4.2 Motor Induksi Capasitor-Start

Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase.
Perbedaannya ialah adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan
kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi close saat motor mulai berputar dan menjadi
open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang diinginkan. Umumnya belitan pada
winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih banyak untuk mencegah panas
berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini dipakai pada alat elektronik yang
memakan daya tinggi seperti AC.

Page | 10
Gambar 9. Rangkaian ekivalen capacitor-start

2.4.3 Motor Induksi Capacitor-Run

Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang
besar yang di-paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor
induksi tipe ini bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya,
hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.

Gambar 10. Rangkaian ekivalen capacitor run

2.4.4 Motor Induksi Shaded Pole

Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup
dengan tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat
perbedaan ini, rotor pada motor dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada
motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa ada komponen lain), namun
pada salah satu winding diberikan coil tap untuk mengatur kecepatan motor. Motor tipe
ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering digunakan pada alat-alat
elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.

Page | 11
Gambar 11. Rangkaian motor induksi shaded pole

2.5 Cara mengubah arah putar motor capasitor.

Belitan stator terdiri atas belitan utama dengan notasi terminal U1-U2, dan belitan
bantu dengan notasi terminal Z1-Z2. Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1, dan kawat
netral N terhubung dengan terminal U2. Kondensator kerja berfungsi agar perbedaan sudut
phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90.

Pengaturan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan (lihat gambar 12):

Untuk menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan jarum jam) kondensator kerja


CB disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan terminal Z1 dikopel dengan
terminal.
Putaran ke kanan (searah jarum jam) kondensator kerja disambungkan
ke terminal Z1 dan U1 dan terminal Z2 dikopel dengan terminal U1.

Gambar 12. Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran.

Page | 12
Motor kapasitor dengan daya diatas 1 KW di lengkapi dengan dua buah kondensator
dan satu buah saklar sentrifugal. Belitan utama U1-U2 dihubungkan dengan jala-jala L1 dan
Netral N. Belitan bantu Z1-Z2 disambungkan seri dengan kondensator kerja CB, dan sebuah
kondensator starting CA diseri dengan kontak normally close (NC) dari saklar sentrifugal,
lihat gambar 7.

Awalnya belitan utama dan belitan bantu mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan
Netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan CA, keduanya membentuk loop tertutup
sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran mendekati 70% putaran nominalnya, saklar
sentrifugal akan membuka dan kontak normally close memutuskan kondensator bantu CA.

Gambar 13. Pengawatan dengan Dua Kapasitor

Fungsi dari dua kondensator yang disambungkan parallel, CA+CB, adalah untuk
meningkatkan nilai torsi awal untuk mengangkat beban. Setelah putaran motor mencapai
70% putaran, saklar sentrifugal terputus sehingga hanya kondensator kerja CB saja yang tetap
bekerja.
Jika kedua kondensator rusak maka torsi motor akan menurun drastis, lihat gambar 13.

Gambar 14. Karakteristik torsi motor kapasitor

Page | 13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Motor Induksi 1-fase adalah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik dengan memerlukan catu daya 220 V. Cara mengubah arah putaran
motor capasitor yaitu melalui bantuan kondensator. Fungsi dari kondensator adalah pengatur
perbedaan sudut phasa belitan utama dengan belitan bantu mendekati 90.

Penggunaan kondensator juga disesuaikan dengan daya motor yang digunakan, jika
diatas 1 KW maka harus menggunakan dua buah kondensator dan satu buah saklar
sentrifugal. Namun jika dibawah 1 KW maka hanya menggunakan satu kondensator. Berikut
ini wiring diagram penggunaanya :

. Gambar 12. Pengawatan motor kapasitor Gambar 13. Pengawatan dengan Dua
dengan pembalik putaran Kapasitor

Page | 14
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html

http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-1-fasa/

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai