ORIENTASI PABRIK
3.2. Deskipsi Proses Unit Cracking Distillation and Light Ends (CD&L)
3.2.1. Crude Distiller VI (CD VI)
Crude Distiller VI mengolah Minyak Bumi yang berasal dari Ramba dengan
jalan distilasi atmosferik. Kapasitas pengolahan CD VI adalah 15.000 barrel per
calendar day (15 MBCD). Di dalam unit CD VI terdapat sub-unit Redistiller III/IV
yang digunakan untuk mengolah ulang produk minyak yang tidak memenuhi
spesifikasi. Redistiller telah dimodifikasi untuk dapat mengolah minyak mentah
Sumatera Light Crude (SLC). Pada saat ini unit Redistiller III/IV sudah tidak
dioperasikan karena efisiensinya yang rendah dalam memproses (sebagai pemisah
tahap lanjut) produk dari CD VI. Modifikasi ini terjadi karena menurunnya jumlah
minyak yang terbuang atau tidak memenuhi spesifikasi. Produk yang dihasilkan
adalah naphtha, kerosene, ADO, long residue dan off gas.
Proses pengolahan diawali dengan memompakan crude menuju furnace,
namun sebelumnya crude telah dipanaskan terlebih dahulu (preheater)
menggunakan heat exchanger dengan memanfaatkan panas dari produk.
Serangkaian heat exchanger yang digunakan adalah E-3 (memanfaatkan panas dari
overhead partial condensor), E-6 (memanfaatkan panas dari kerosene), E-7
(memanfaatkan panas dari diesel oil) serta E-9 (memanfaatkan panas dari long
residue). Setelah mengalami pemanasan pada preheater, crude kemudian
dimasukkan ke dalam fresh feed accumulator (D-2). Selanjutnya crude
dipanaskan lebih lanjut pada furnace, dengan pengaturan temperature tube skin
antara 680-690oC, yang diharapkan akan menghasilkan COT sebesar 275-280oC.
Dari furnace, selanjutnya minyak panas tersebut diumpankan ke tray kedua
pada kolom T-01. Pada kolom ini terjadi proses penguapan fraksi ringan dari
minyak mentah. Uap fraksi ringan yang terbentuk mengalir ke atas melalui tray-
tray yang ada (tipe tray yang digunakan adalah bubble cap) dan keluar sebagai
produk atas (C12-). Sebelum dimasukkan ke kolom T-02, panas dari hot vapour ini
dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memanaskan feed (E-2).
Produk bawah (C25+) yang dihasilkan kolom ini adalah long residue yang
sebagian akan diumpankan ke unit RFCC dan sisanya ditampung di dalam tangki.
Selain kedua produk tersebut, kolom ini juga menghasilkan produk side stream
(C12-C16) yang dikeluarkan dari tray ke-8. Produk ini adalah diesel oil, selanjutnya
aliran ini dimasukkan ke kolom stripper (D-3). Uap yang dihasilkan kolom D-3
dimasukkan kembali ke kolom T-01, sedangkan fasa cairnya dikeluarkan sebagai
diesel oil dengan terlebih dahulu didinginkan di ADO exchanger (E-6) dan FF
exchanger (E-5). Untuk mencegah overhead condenser dan distillate drum tidak
mengalami overheat dan korosi akibat adanya air dan larutan asam maka
diinjeksikan ammonia ke dalam aliran overhead condenser.
Produk atas (C12-) kolom T-01 yang telah didinginkan dimasukkan ke tray
ke-4 dari kolom T-02. Setelah terjadi penguapan, uap keluar dari atas kolom ini
dimanfaatkan untuk memanaskan umpan (E-3). Produk atas (C8-) kolom T-02 ini
kemudian didinginkan lebih lanjut pada cooler box (dengan media pendingin air)
untuk kemudian dimasukkan ke distiller drum (D-4). Dari bagian atas drum D-4
dihasilkan gas yang dimanfaatkan sebagai fuel gas pada furnace HVU.
Produk middle distillate dari kolom T-02 menjadi produk LKD (dari
keluaran tray nomor 7, kemudian didinginkan menggunakan cooling water dan
menuju D-5. Uap yang dihasilkan kolom D-5 dimasukkan kembali ke kolom T-01,
sedangkan fase cairnya dikeluarkan sebagai LKD. Dari bagian bawah, dihasilkan
cairan yang sebagian dikeluarkan sebagai naphtha (C6-C8), sedangkan sisanya
dimasukkan kembali ke kolom T-02. Produk bawah (C9-C12) yang dihasilkan kolom
T-02 adalah kerosene. Sebagian dari kerosene yang dihasilkan ini dimasukan ke
bagian atas kolom T-01 dan sisanya didinginkan di E-7 dan E-4 dan selanjutnya
dikirim ke dalam tangki penampungan sebagai kerosene cair.
3.2.2. High Vacuum Unit (HVU)
HVU yang digunakan di RU III Plaju merupakan distilasi vakum dengan
wet system, yang menggunakan stripping steam untuk mempertajam pemisahan
produk vacuum gas oil. Feed untuk unit ini adalah long residue dari CD II, III, IV,
V dan VI. Sebagai produk, diperoleh off gas, vacuum gas oil (LVGO, MVGO dan
HVGO) serta vacuum residue. Kapasitas produksi HVU adalah 54 MBSD, dengan
produk sebagai berikut:
a) Produk atas berupa Light Vacuum Gas Oil (LVGO) yang digunakan
Feed long residue dari CD II, III dan IV dialirkan menuju hot feed drum (V-
61-001), long residue dari CD V juga dialirkan menuju hot feed drum yang sama
dimana sebelumnya dilewatkan pada box cooler. Sedangkan untuk long residue dari
CD VI dapat langsung dialirkan menuju HVU sebagai feed. Long residue yang
masuk ke hot feed drum diharapkan memiliki temperatur 140-145oC, dengan
tekanan di 0,2 kg/cm pada saat normal operasi.
Proses diawali dengan memanaskan feed dengan menggunakan heat
exchanger (sebagai preheater), yang kemudian dipanaskan lebih lanjut di dalam
furnace. Beberapa heat exchanger yang digunakan sebagai preheater adalah E-14-
006 A/B (HVGO exchanger), E-14-003 A/B/C (MVGO exchanger), E-14-010 A/b/c
(vacuum residue exchanger) dan E-14-009 A/B/C/D (vacuum residue exchanger).
Rangkaian ini diharapkan dapat menghasilkan feed untuk furnace dengan CIT
sebesar 262-270oC, sehingga dapat menekan penggunaan fuel serta untuk menekan
penggunaan energi pendinginan untuk produk dari HVU sendiri.
Feed dari preheater kemudian dipanaskan lebih lanjut di dalam furnace,
untuk menaikan temperatur yang telah diatur diharapkan akan meningkatkan
temperatur feed hingga 360-380oC. Furnace HVU menggunakan tiga macam fuel,
yaitu fuel oil, fuel gas dan off gas (off gas ini merupaan pemanfaatan produk atas
dari HVU, dengan tujuan efisiensi produk off gas). Parameter utama dari furnace
HVU ini adalah tube skin temperature (maksimum 690oC), radiant temperature dan
COT menuju kolom vakum. Heated feed dari furnace kemudian dialirkan menuju
kolom vakum (C-14-001) untuk dipisahkan menjadi produk-produk. Proses distilasi
ini dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfir (60-65 mmHg). Distilasi
vakum ini diharapkan dapat memisahkan produk dengan temperatur yang tidak
terlalu tinggi dengan bantuan vacuum pressure untuk menghindari terjadinya
thermal cracking.
Feed HVU dimasukkan ke flash zone dengan posisi tangensial, dengan
harapan pemisahan liquid dan vapour akan terjadi akibat adanya gaya sentrifugal
pada flash zone. Liquid akan menuju ke bawah, sedangkan vapour akan menuju ke
atas untuk pemisahan berdasarkan trayek didihnya. Washing section, sebagai bagian
utama dalam menghasilkan gas oil, terletak di atas flash zone. Wash section
bertujuan untuk mempertajam produk gas oil, dengan melepaskan residu yang
terperangkap pada vapour yang naik dari flash zone. Kontrol utama pada bagian ini
adalah concarbon level dan metal content, karena menjadi racun pada katalis,
karena peningkatan produk gas oil akan memungkinkan peningkatan level
concarbon dan metal sebagai akibat dari deep cut operation.
Draw off produk gas oil (LVGO, MVGO dan HVGO). Sebagian LVGO
dikembalikan sebagai refluks (E-14-001) yang sebelumnya didinginkan oleh fin-fan
cooler (E-14-001) untuk refluks, sedangkan sebagai produk LVGO didinginkan oleh
E-14-002 untuk komponen blending produk diesel. MVGO dari kolom didinginkan
dengan bantuan heat exchanger E-14-003 A/B/C, dimana panasnya dimanfaatkan
sebagai preheater untuk feed HVU. Sebagian dikembalikan sebagai refluks setelah
didinginkan di E-14-004 dan sebagian lainnya digunakan sebagai feed untuk FCCU
setelah didinginkan di E-14-005.
Saat ini sebagian dari MVGO juga dijadikan sebagai blending component
dengan LVGO untuk menjadi bahan bakan solar. HVGO dari kolom sebagian
dikembalikan sebagai Hot Reflux dan Wash Oil, sebagian lagi didinginkan di E-14-
006 untuk kemudian dikembalikan sebagai Cold Reflux dan sebagian lagi sebagai
feed FCCU. Vacuum residue didinginkan menggunakan heat exchanger E-14-
009/010/011, sebagian dikembalikan sebagai quenching untuk mempertahankan
temperatur di bottom kolom dan sebagian lainnya digunakan sebagai produk untuk
komponen blending produk fuel oil.
Overhead vapour dari kolom secondary fractionator yang berupa gas dan
gasoline dikondensasikan dengan partial condenser setelah dicampur dengan wash
water. Condensed Liquid dan vapour kemudian ditampung dalam drum FC D-20.
Setelah dipisahkan dari kandungan air, condensed liquid dan vapour tersebut
ditampung dalam distilate drum FC D-7. Setelah dipisahkan airnya, maka
condensed liquid (unstabilized gasoline) ditarik dengan pompa dan dipisahkan
menjadi dua aliran, yaitu: sebagai overhead reflux dan gasoline produk yang
kemudian dikirim ke Primary Absorber FLRS T-401. Overhead reflux dikontrol
oleh temperatur kontrol TIC-3 pada puncak secondary fractionator. Low pressure
vapour (wet gas) dari distillate drum FC D-7 ditransfer ke Wet Gas Compressor
FLRS C-101 dan akan dipisahkan kondensatnya di vessel compression suction
drum FLRS D-401. Tekanan Main Fractionator dikontrol oleh PIC-1 yang dipasang
pada Wet Gas Line.
ton/jam).
b) FGC 2 memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran di turbin RGT
(produk aktual 87,7 ton/jam).
c) FGC 3 memanfaatkan gas buang dari hasil pembakaran di turbin EGT Main
Air Blower (produk aktual 82,08 ton/hari)
3.2.4.2. Regenerator
Alat ini berfungsi sebagai tempat untuk mengaktifkan kembali katalis yang
telah digunakan pada proses reaksi perengkahan di reaktor dengan cara membakar
karbon yang menempel pada permukaan katalis yang terikut ke generator karena
tidak terlepas saat stripping dengan steam di stripper reactor.