Anda di halaman 1dari 9

Sistem Pendidikan Nasional Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional.

sistem
pendidikan nasional masing-masing sebuah negara terletak pada kebudayaan dan nilai-nilai
bangsa itu sendiri dan berkembang melalui sejarah sehingga dapat memberikan warna dalam
seluruh gerak hidup suatu bangsa.

Sistem pendidikan nasional yang diterapkan di Indonesia berdasarkan kepada kebudayaan


bangsa dan berdasarkan pada pancasila , serta UUD 1945 sebagai nilai-nilai hidup bangsa
Indonesia. Kalau kita melihat sistem pendidikan nasional yang sekarang , terutama di Negara
kita ini masih sangat perlu perbaikan baik dari segi kelembagaan,program,dan pengelolaan
pendidikannya, sehingga terwujudnya sistem pendidikan nasional yang lebih baik.

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan


manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri sendiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarkatan dan kebangsaan.

Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Sistem pendidikan nasional merupakan satu keseluruhan terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.[1] Pendidikan nasional itu sendiri merupakan pendidikan yang berakar
pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945 untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan agar dapat berperan aktif
dan positif dalam hidupnya pada masa sekarang ataupun yang akan datang.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2]

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.[3]Sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang terdapat di dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pelaksanaan pendidikan nasional
berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

UU Sisdiknas
Di dalam Pasal 1 poin 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua, guru, pemimpin program
pembelajaran, pelatihan, dan masyarakat/organisasi.

Pasal 39 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa Pendidik dan Tenaga Kependidikan :

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,


pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh


pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu
dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya.
Kedua segi tersebut satu sama lain saling tergantung. Walaupun komponen-komponennya
cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang
dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal.
Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba kekurangan, akan
mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Beberapa peran pendidik dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Sebagai Demonstrator
2. Sebagai Manajer/pengelola kelas
3. Sebagai Mediator/fasilitator
4. Sebagai Evaluator
5. Untuk memperbanyak sumber-sumber ilmu peserta didik
6. Memberikan pendidikan yag bermutu kepada peserta didik
7. Bekerja sama dengan lembaga pemerintah dalam hal pasilitas dan anggaran
pendidikan
8. dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitian
bersaing, pertandingan karya ilmiah anak-anak, dan perlombaan-perlombaan lainnya.
9. Dari kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha.
Kerjasama ini bisa dalam bentuk proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat
dan proyek pengembangan bersama.
10. Membentuk pajak pendidikan, dapat dimulai dari satu desa yang sudah mapan, satu
daerah kecil, dan sebagainya. Program ini dirancang bersama antara lembaga
pendidikan dengan pemerintah setempat dan masyarakat. Dengan cara ini bukan
orang tua siswa saja yang akan membayar dana pendidikan, melainkan semua
masyarakat
11. Usaha-usaha lain, misalnya :

Mengadakan seni pentas keliling atau dipentaskan di masyarakat

1. Menjual hasil karya nyata anak-anak


2. Membuat bazaar
3. Mendirikan kafetaria
4. Mendirikan toko keperluan personalia pendidikan dan anak-anak.
5. Mencari donator tetap
6. Mengumpulkan sumbangan
7. Mengaktifkan BP3/SPP khusus dalam meningkatkan dana pendidikan.

Seperti diketahui setiap lembaga pendidikan mengelola sejumlah dana pendidikan yang
bersumber dari pemerintah (untuk lembaga pendidikan negeri), masyarakat, dan usaha
lembaga itu sendiri. Secara formal sistem pendidikan Indonesia diarahkan pada tercapainya
cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang
bermartabat.

Namun demikian, sesungguhnya sistem pendidikan Indonesia saat ini tengah berjalan di atas
rel kehidupan sekulerisme yaitu suatu pandangan hidup yang memisahkan peranan agama
dalam pengaturan urusan-urusan kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam
penyelenggaran sistem pendidikan. Meskipun, pemerintah dalam hal ini berupaya
mengaburkan realitas (sekulerisme pendidikan) yang ada sebagaimana terungkap dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 1
yang menyebutkan, Pendidikan Nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan
masyarakat dan tanah air. Perlu difahami bahwa sekularisme bukanlah pandangan hidup
yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional berjalan dengan penuh dinamika. Hal ini
setidaknya dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu political will dan dinamika sosial. Political
will sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif merupakan berbagai regulasi yang
terkait dengan penyelenggaraan pendidikan diantaranya tertuang dalam Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 UUD 1945, maupun dalam regulasi derivatnya
seperti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas yang diamandemen menjadi
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, serta berbagai rancangan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang kini
tengah di persiapkan oleh pemerintah (RUU BHP, RPP Guru, RPP Dosen, RPP Wajib
belajar, RPP Pendidikan Dasar dan Menengah, dsb).

Kemudian dalam cakupan yang lebih operasional, maka peraturan menteri; peraturan daerah
yang dibuat para gubernur, walikota/bupati; serta keseriusan para anggota DPRD juga
memiliki andil yang besar untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan nasional dalam
lingkup daerah.
Adapun berkembangnya dinamika sosial sebagai bentuk aksi-reaksi masyarakat terhadap
keberlangsungan berbagai bidang kehidupan (politik, ekonomi, sosial-budaya, bahkan
ideologi) ditengah-tengah mereka juga turut mempengaruhi dinamika pendidikan, karena
berbagai bidang kehidupan tersebut realitasnya merupakan subsistem yang saling
mempengaruhi satu sama lain dalam suatu sistem yang lebih besar yaitu sistem pemerintahan.

Pendidikan merupakan salah satu subsistem yang sentral, sehingga senantiasa perlu
mendapatkan perhatian dan perbaikan dalam menjaga kontinuitas proses kehidupan dalam
berbagai aspek di tengah-tengah masyarakat (negara) tersebut (input-proses-output).
Demikian, dalam upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional ternyata memerlukan
adanya perbaikan pula dalam aspek sistemik (regulasi) serta meningkatnya kontrol sosial dari
masyarakat.

Pengertian sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) yaitu
suatu kesatuan yang terdiri dari atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu setentitas yang berinteraksi.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Dalam hal lembaga atau organisasi persekolahan, sistem dapat berarti elemen di sekolah yang
saling berhubungan, yang melakukan kegiatan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi di dalam sekolah yang bertujuan untuk memperoleh satu kesamaam
informasi, keputusan bersama, pendapat, tujuan dan sasaran dalam membangun kehidupan
sekolah secara utuh dan menyeluruh. Elemen-elemen yang ada disekolah meliputi: (1) Kepala
Sekolah, (2) Wakil Kepala Sekolah, (3) Program Keahlian, (4) Bengkel atau Laboratorium,
(5) Dewan Guru, (6) Wali Kelas, (7) Siswa, (8) Orang tua Siswa, (9) Tata Usaha, dan (10)
Komite Sekolah.

Diharapkan seluruh elemen tersebut mempunyai kesamaam informasi, keputusan, pendapat,


tujuan dan sasaran dalam menjalankan sism kehidupan disekolah secara utuh. .

Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan. Artinya, Sistem merupakan himpunan komponen atau
subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
1. Karakteristik Sosial Budaya

Sistem pendidikan Nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia (UUD No
2 Th 1989, pasal 1, ayat (2)), yaitu kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat
Indonesia, yang berbentuk:

Kebudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Kebudayaan baru yang dikembangkan menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan
persatuan, dengan tidak menolak kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan
memperkaya kebudayaan sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
Indonesia (Penjelasan pasal 32, UUD 1945).

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia berakar pada kebinekaan yang satu atau Bhieka
Tunggal Ika. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia harus menyerap dan mengembangkan
karakteristik geografis, demografis, sosial budaya, sosial politik, dan sosial ekonomi daerah-
daerah di seluruh wilayah Indonesia dalam kerangka persatuan dan kesatuan Indonesia.

2. Karakteristik Dasar dan Fungsi

Yang menjadi landasan idiil Pendidikan di Indonesia ialah Pancasila. Landasan idiil ini tidak
mengalami perubahan sejak tahun 1945 ketika Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
dan yang bersifat regulasi atau mengatur bersumber pada pasal 31, ayat (1) dan (2), martabat
manusia Indonesia dalam rangka upaya untuk mewujudkan nasioanal (UU No 2 Th 1989,
pasal 3). Hal ini menganding arti bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah:

Memerangi segala kekurangan, keterbelakangan dan kebodohan;


Memantapkan ketahanan Nasional; dan
Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan berlandaskan kebudayaan bangsa dan ke-
Bhineka Tunggal-Ika-an.

3. Karakteristik Tujuan

Pendidikan Nasional bertujuan Mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan bangsa yang


cerdas adalah kehidupan bangsa dalam segala sektornya, politik, ekonomi, keamanan,
kesehatan dan sebagainya yang makin menjadai kuat dan berkembang dalam memberikan
keadilan dan kemakmuran bagi setiap warga negara dan negara, sehingga mampu
menghadapi gejolak apa pun, baik yang bersifat domestik maupun internasional.

Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang:

1. Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
3. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
4. Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
4. Karakteristik Kesisteman (Sistemik)

Dalam bahasa pendekatan sistem, Pendidikan Nasional adalah sebuah sistem dari sistem
kehidupan bernegara kebangsaan untuk mencapai tujuan nasional;

Pendidikan Nasional mempunyai tugas utama agar tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran (UUD 1945, pasal 39). Untuk membuka pendidikan yang seluas-luasnya,
Pendidikan Nasional mencakup baik jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar
sekolah. Dalam bahasa pendekatan sistem, Sistem Pendidikan Nasioanal terdiri atas sub
sistem pendidikan sekolah dan sub sistem pendidikan luar sekolah. Sehubungan penyediaan
kesempatan pendidikan yang luas, maka dianut asa pendidikan seumur hidup;

Pendidikan Nasional mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama
(pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi), yang masing-masing
jenjang terbagi pula dalam tingkatan dan juga jenis pendidikan ( lihat bagan sistem
persekolahan nasional).

5. Karakteristik Pendidikan

a. Karakteristik Usaha Sadar Pendidikan

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan ( perbuatan, prakarsa, ikhitiar,
daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Sedangkan sadar adalah insyaf,yakin, merasa tahu, dan
mengerti. Jadi usaha sadar adalah kegiatan atau pekerjaan dngan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapi suatu maksud, yang diinsyafi, diyakini, dihayati, dan
dipahami oleh orang yang melakukannya.

Dengan demikian, pendidikan sebagai usaha sadar merupakan kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan cara menggerakkan kemmpuan jiwa dna
raganya, yang didorong adanya niat baik ingin membantu pihak lain agar dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan kognitif, efektif, dan/atau psikomotor yang ada
dalam dirinya.

Karakteristik usaha sadar tersebut, yaitu;

Usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, sekurang-kurangnya terlihat dari adanya


perhatian terhadap kepntingan peserta didik, dan yang terbaik adalah melalui kegiatan
atau pekerjaan yang dilakukan dengan cara bekerja keras dengan mencurahkan
tenaga, pikiran dan kasih sayang dengan tulus demi keberhasilan peserta didik.
Usaha dilakukan dengan sengaja, sekarang kurang menunjukan adanya tujuan yang
jelas, dan yang terbaik adalah melalui kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan secara
terprogram.
Usaha yang dilakukan secara terbimbing, sekurang-kurangnya berusaha mengetahui
berhasil tidaknya suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan yang terbaik adalah
terus mengikutih keseluruhan proses kegiatan atau pekerjaan pendidikan, sambil
melakukan evaluasi atau perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi selama
berlangsugnya proses pelaksanaan, dan telah selesai pelaksanaan, untuk mengetahui
kemajuan dan hambatan yang terjadi, serta memperbaiki apa yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya
b. Karakteristik Bentuk Kegiatan Pendidikan

Karakteristik Bimbingan

Tujuan bimbingan adalah meimbantu individu mementingkan kehidupannya, menilai


kemampuannya, secara berangangsur-angsur mengembangkan tujuan-tujuan hidup yang
memberikan kepuasan secara individual dan dapat diterima oleh masyarakat, merumuskan
rencana-rencana tindakan untuk mencapuanai tujuan-tujuan hidup tersebut. Serta
melaksamnakanya. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,sekolah harus menyelanggarakan
pelayanan bimbingan dalam bentuk memberikan pelayanan-pelayanan:

Penyuluhan atau counseling bagi para pelajaryang memerlukanya


Inventeori individual yang terdiri atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan ,menyebarluaskan,menyediakan informasi tentang pelajar yang dapat
membantu dalam pengejaran atau penyeluhan
Penyediaan informasi pekerjaan dan pendidikan yang diperlukan dalam penyuluhan
pekerjaan dan pendidikan
Penempatan,yang terdiri atas kegiatan-kegiatan yang di rancang untuk menempatkan
setiap pelajar dalam kegisatan belajar-mengajar yang menguntungkan mereka, untuk
dapat belajar efektif pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan membantu mereka
dapat menempati pekerjaan atau jabatan secara tepat
Penelitian yang berupa usaha-usaha yang terus-menerus dilakukan untuk menilai
tingkat keberasilan pelaksanaan program bimbingan sekolah.

Karakteristik Pengajaran

Dalam memahami konsep pengajaran , ada baiknya mengikuti sebagian uraian dari Lindley J.
Stiles yang dimuat dalam Encyclopedia of educational Research . Uraian itu antara lain
menyatakan sebagai berikut: Definisi lama tentang pengajaran (intruction) dalam kaitannya
dalam pendidikan, ditekankan pada proses penyampaian pengetahuan atau keterampilan
kepada siswa. Kata intruction sendiri bersal dari dua kata Latin: in yang berarti dalam , dan
srou yang berarti saya membangun. Membangun pengetahuan, informasi, sikap,
keterampilan, pemahaman, apresiasi, tingka laku dalam diri orang lain, telah umum dianut
sbagai konsep tentang proses pengajaran.

Pengertian pengajaran kemudian mengalami penyempitan makna dalam tujuanya, yaitu


terpusat dalam pengembangannya kemampuan intelektual atau kognitif, dan pengembangan
keterampilan termasuk dalam kategori latihan (training).

Karakteristik Latihan

P.J. Hills dalam A Dictionari of Education membataskan latihan (training) lebih berkenaan
dengan penerapan pengetahuaan dari pada pengusaan pengetahuan. Pertama-pertama, latihan
adalah proses pengubahan yang tertuju pembentukan suatu pola tingka laku yang di
harapkan. Bagaimanapun dalam sebagian besar organisasi, dianut pandangann bahwa latihan
adalah suatu proses untuk mempersiapkan orang untuk suatu pekerjaan, membantu mereka
untuk memperbaiki penampilan mereka, dan perkembangan potensi mereka sepenuhnya.

Bentuk pelatihan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


Latihan melalui pendidikan pra-jabatan atau pre-inservice education/training, yang
biasanya diselenggarakan di dalam lembaga-lembaga pendidikan formal dalam bentuk
sekolah-sekoah kejujuran dan program pendidikan profesional di perguruan-
perguruan tinggi;
Latihan melalui pendidikan selama bekerja atau in-service educatio/training. Biasanya
dilakukan dalam bentuk dua macam bentuk, yaitu: (1) on-job training atau latihan
selama bekerja, yang dilaksanakan di tempat kerja yang bersangkutan, dan (2) off- job
training atau latihan selama, bekerja yang dilakukan di luar tempat bekerja mereka.
Dapat dalam bentuk pelatihan di luar tempat kerja atau dititipkan di perguruan tinggi.

Meurut Ivor K. Davies, pengajaran keterampilan (skill lesson) mencakup tiga langkah
sebagai berikut:

1. Penjelasan, yang berlangsung kurang lebih 15 persen dari waktu yang tersedia.
Langka ini berisi penjelasan tentang apa yang akan dilakukan dan hasil-hasilnya.
2. Demonstrasi, yang berlangsung selama kurang lebih 25 persen dari keseluruhan
waktu yang tersedia.

6. Karakteristik Fungsi

Peranan-peranan yang akan dimainkan oeh setiap individu setelah menyelesaikan pendidikan
adalah sebagai:

a. Pribadi yang mampu terus belajar untuk mengembangkan kemampuan- kemampuan


dirinya seoptimal mungkin.
b. Angota Masyarakat

Mencerdaskan kehidupan masyarakat;


Membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat;
Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja
dililngkungan masyarakat dan
Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga
tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, cet, 2; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2002.
http://www, Pewarta-kabarindonesia, blogspot, com.
Sumarsono Mestoko, Pendidikan di Indonesia Dari Jaman ke Jaman, cet, 2; Jakarta:
BALAI PUSTAKA, 1986.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Cet, 3;
Surabaya-Indonesia : USAHA NASIONAL, 1988
Santosi, Slamet Imam.Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pelaksanaannya.
Laporan Komosi PembaruanPendidikan Nasional,1980, (Jakarta :Depdikbud, 1992)
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/inovasi-pendidikan.htm. diunduh pada
tanggal 14 Mei 2014
Wahyudin, Dinn, Pegantar Pendidikan, (Jakara : Universitas Terbuka, 2007)
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang terdapat di dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pelaksanaan pendidikan
nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. selengkapnya download disini Makalah

Anda mungkin juga menyukai

  • Alur Tempel
    Alur Tempel
    Dokumen2 halaman
    Alur Tempel
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Peranan Ergonomi Dalam Peningkatan Produktivitas Kerja PDF
    Peranan Ergonomi Dalam Peningkatan Produktivitas Kerja PDF
    Dokumen12 halaman
    Peranan Ergonomi Dalam Peningkatan Produktivitas Kerja PDF
    DENADA
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Format Biodata Taaruf
    Format Biodata Taaruf
    Dokumen5 halaman
    Format Biodata Taaruf
    Jusfaningsih Masfarjam
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen2 halaman
    Nama
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Laporan Indra
    Laporan Indra
    Dokumen50 halaman
    Laporan Indra
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • C. Lampiran
    C. Lampiran
    Dokumen22 halaman
    C. Lampiran
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen95 halaman
    Surat Kuasa
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Fiqh Muamalah Kontemporer
    Fiqh Muamalah Kontemporer
    Dokumen86 halaman
    Fiqh Muamalah Kontemporer
    annisafau
    Belum ada peringkat
  • KKM Bina
    KKM Bina
    Dokumen64 halaman
    KKM Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Dokumen30 halaman
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Prog Jar
    Prog Jar
    Dokumen3 halaman
    Prog Jar
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Dokumen31 halaman
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Kamusnya Dewdew
    Kamusnya Dewdew
    Dokumen18 halaman
    Kamusnya Dewdew
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • SPMT
    SPMT
    Dokumen1 halaman
    SPMT
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • BAHASAINDONESIA
    BAHASAINDONESIA
    Dokumen19 halaman
    BAHASAINDONESIA
    Sz Hidayat
    Belum ada peringkat
  • SK & KD Bina
    SK & KD Bina
    Dokumen8 halaman
    SK & KD Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Silabus Bina
    Silabus Bina
    Dokumen80 halaman
    Silabus Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • KKM Bina
    KKM Bina
    Dokumen64 halaman
    KKM Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • RPP Bina
    RPP Bina
    Dokumen231 halaman
    RPP Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Soal Evaluasi Siklus
    Soal Evaluasi Siklus
    Dokumen2 halaman
    Soal Evaluasi Siklus
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • DFTR Alins
    DFTR Alins
    Dokumen2 halaman
    DFTR Alins
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Dokumen31 halaman
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Pemetaan SK & KD Bina
    Pemetaan SK & KD Bina
    Dokumen38 halaman
    Pemetaan SK & KD Bina
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • KA Peningkatan Mutu
    KA Peningkatan Mutu
    Dokumen3 halaman
    KA Peningkatan Mutu
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Soal Evaluasi Siklus
    Soal Evaluasi Siklus
    Dokumen2 halaman
    Soal Evaluasi Siklus
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • C. Lampiran
    C. Lampiran
    Dokumen21 halaman
    C. Lampiran
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat
  • Teori Belajar
    Teori Belajar
    Dokumen13 halaman
    Teori Belajar
    Abu Fath El Ghifary
    Belum ada peringkat