Pajanan
di Rumah Sakit
RIYADI
POKJA PPI RSHS
Profilaksis Pasca Pajanan
(PPP)
PPP merupakan tatalaksana yang
dilakukan setelah seseorang terpajan
dengan bahan-bahan yang berisiko
menularkan HIV & hepatitis B
120
100
80
60
40
20
0
Petugas Petugas
Mhs. Mhs Lain-
Perawat Dokter Bidan Laborato Kesehata
Coass Akper Lain
rium n
Total 104 91 38 7 19 6 5 21
HCV +3%
Bukan indikasi pemakaian sarung tangan (kecuali terdapat darah dan cairan tubuh):
- Kontak langsung: cek tanda vital, injeksi SC dan IM, memakaikan baju-transpor ps, memandikan ps, penanganan
mata-telinga (tanpa sekret), perbaikan iv line
- Kontak tidak langsung: menelepon, menulis, memberi obat oral, mengambil alat makan, bedding (tanpa sekret),
memasang kanula 02 dan non-invasive ventilation, memindahkan meubel
Tindakan yang paling berisiko
Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam
<4 jam
Tatalaksana PPP
Didasarkan
Derajat
pajanan dari
petugas terpajan : kode
Pertimbangkan pajanan (KP): KP 1 s/d 3
Profilaksis Status
infeksi dari sumber
pajanan (KS): KS 1 s/d 4
Ketersediaan obat PPP
Pemeriksaan lab : anti HIV
untuk memastikan terpajan
tidak menderita infeksi HIV
Alur PPP pada pajanan HIV:
1. Menentukan Kode Pajanan (KP)
Sumber pajanan berupa darah, cairan berdarah, atau bahan lain yang berpotensi
menularkan infeksi (OPIM), atau alat kesehatan yang tercemar dari salah satu
bahan tersebut?
Tidak
Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Tak perlu
PPP
Macam pajanan yang terjadi
Kulit yg tak utuh atau selaput mukosa Kulit yang utuh Pajanan perkutaneus
KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber
pajanan (KS-HIV)
KS HIV
Tidak dicurigai ada Diduga resisten terhadap ART tidak tahu
resistensi atau prevalensi di masyarakat
>15%
Pertimbangkan
prevalensi
populasi atau sub
KS HIV 1 KS HIV 2 kelompok
TATA LAKSANA 4
REKOMENDASI PPP HIV
BERDASARKAN JENIS PAJANAN
* Jika status HIV sumber pajanan positif, menerima terapi antiretroviral dan
ARV; atau
PRIORITAS UTAMA MENCEGAH PAJANAN
KEWASPADAAN STANDARD
Profilaksis Pasca Pajanan untuk Hepatitis B
Pengobatan untuk sumber pajanan yang menunjukan
Vaksinasi dan
respon antibodi Sumber yang tidak diketahui
HbsAg
dari Petugas HbsAg positif atau Kesehatan tidak tersedia
negatif
sarana pemeriksaan
BELUM 1 dosis HBIG dan mulai seri Beri seri Beri seri vaksinasi hepatitis B
PERNAH vaksinasi hepatitis B vaksinasi
divaksinasi hepatitis B
PERNAH
divaksinasi
Diketahui sebagai Tidak perlu pengobatan Tidak perlu Tidak perlu pengobatan
responder (1) pengobatan
Diketahui sebagai 1 dosis HBIG dan ulangan seri Tidak perlu Bila diketahui bahwa sumber
NON responder vaksinasi hepatitis B atau (3) pengobatan pajanan berisiko tinggi, obati
(2) seperti pada HBsAg positif
Tidak diketahui Periksa Anti-HBs terpajan Tidak perlu Periksa Anti-HBs terpajan
status respon 1. Bila cukup tidak perlu pengobatan 1. Bila cukup tidak perlu
antibodinya pengobatan pengobatan
2. Bila tidak cukup, beri 1 2. Bila tidak cukup, beri 1 dosis
dosis HBIG dan vaksin HBIG dan vaksin boster
boster
Keterangan :
1. Responder yaitu anti HBsAg > 10 mU/ml
2. Non-responder yaitu kadar anti HBsAg < 10mU/ml
3. Non-responder lebih baik diberi HBIG & vaksinasi ulang secara serial, bila belum menyelesaikan dosis ke-3 Vaksinasinya.
Bagi mereka yang telah mendapatkan vaksinasi ke dua secara lengkap dan tidak memberi respon, perlu diberi 2 dosis HBIG.
Dosis pertama diberikan saat pajanan dan dosis kedua pada 1 bulan kemudian
Follow-up dan Dukungan
1. Follow-up klinis
2. Follow-up tes HIV
3. Follow-up konseling
4. Follow-up PPP untuk Hepatitis B
Follow-up dan Dukungan ..... (lanjutan)
1. Follow-up klinis
Orang terpajan dan mendapat PPP harus
dilakukan follow-up dan pemantauan klinis
Memantau dan mengetahui jika ada efek
samping obat PPP
Follow-up dan Dukungan ..... (lanjutan)
3. Follow-up konseling
Dukungan psikososial dan bantuan yang tepat harus
ditawarkan ke orang terpajan yang menerima PPP
Orang terpajan harus mengetahui dukungan dan bagaiamana
cara mengaksesnya
Menyarankan orang terpajan sampai 6 bulan kedepan, tidak
melakukan perilaku berisiko seperti penggunaan kondom saat
berhubungan seks, tidak berbagi alat suntik, tidak
mendonorkan darah, plasma, organ, jaringan atau air mani.
Follow-up dan Dukungan ..... (lanjutan)