Anda di halaman 1dari 30

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten

Pangkep. Pengumpulan data dimulai pada tanggal 26 April sampai 5 Mei

2011. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pengumpulan data pada

penelitian ini dilakukan secara primer dimana peneliti melakukan tatap muka

dan wawancara langsung kepada responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner. Setelah

data terkumpul, selanjutnya disusun dalam Tabel Induk (Master Tabel) dan

diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science).

Data tersebut dinalisis baik menggunakan analisis univariat untuk melihat

sebaran frekuensi responden, maupun dengan menggunakan analisis bivariat.

Hasil-hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk Tabel dan narasi sebagai

berikut.

1. Analisis Univariat

Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat untuk masing-

masing variabel baik untuk variabel penunjang maupun variabel

penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui sebaran frekuensi responden

berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.


a. Deskriptif Variabel Penunjang

a.1 Karakteristik Responden

1) Kelompok Umur

Berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan

kelompok umur.

Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep
Tahun 2011

Kelompok Umur n %
15 - 19 9 6.8
20 - 24 33 24.8
25 - 29 40 30.1
30 - 34 32 24.1
35 - 39 15 11.3
40 - 44 4 3.0
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kelompok umur

terbanyak pada kelompok umur 25 - 29 tahun, yaitu sebanyak

30,1%, dan paling sedikit berada pada kelompok umur 40 - 44

tahun, yaitu sebanyak 3,0%.

2) Tingkat Pendidikan Ibu

Berikut ini karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan.
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pendidikan n %
Tidak Sekolah 2 1.50
Tidak Tamat SD 6 4.51
Tamat SD 14 10.53
SMP 33 24.81
SMA 56 42.11
Akademi/PT 22 16.54
Total 133 100

Sumber : Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa tingkat pendidikan

terakhir responen tertinggi di tingkat SMA (42,11%) dan terendah

Tidak Sekolah (1,50%).

3) Jenis Pekerjaan Ibu

Berikut ini karakteristik responden berdasarkan jenis

pekerjaan.

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pekerjaan n %
Buruh Harian 16 12.0
Wiraswasta 15 11.3
PNS 8 6.0
Swasta 12 9.0
Tidak Bekerja 82 61.7
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa sebagian besar

responden (61,7%) tidak bekerja, dan paling sedikit (8,0%)

responden yang bekerja sebagai PNS.

a.2 Perilaku Pemberian ASI

Berikut ini tabel distribusi responden bedasarkan prilaku

pemberian asi.

Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Menyusui
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pernah Menyusui n %
Ya 131 98.50
Tidak 2 1.50
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebagian besar

responden (98,50%) pernah menyusui anaknya dan hanya 1,50%

responden yang tidak menyusui anaknya.


Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan/ Cairan
Lain Selain ASI yang Diberikan Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten
Pangkep Tahun 2011

Jenis Makanan/ Cairan n %


Selain ASI
Susu Formula 29 21.80
Air Putih 9 6.80
Air Tajin 2 1.50
Sari Buah 5 3.80
Lain-lain 2 1.50
Total 47 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa jenis makanan/ cairan

lain yang paling banyak diberikan responden adalah susu formula

sebanyak 29 orang (21,80%), sedangkan yang paling sedikit adalah

air tajin dan lainnya sebanyak 2 orang (1,50%).

Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pertama Bayi Diberikan
Makanan/ Cairan Lain Selain ASI di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep
Tahun 2011

Usia Bayi n %
Sesaat Setelah Lahir 22 16.50
4 Hari Setelah Lahir 15 11.30
1 6 Bulan 10 7.50
Di Atas 6 Bulan 86 64.70
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa usia pertama kali bayi

diberikan makanan/ cairan lain selain ASI yang terbanyak pada


umur di atas 6 bulan, yaitu 86 orang (64,70%), dan paling sedikit di

usia 1-6 bulan 10 orang (64,70%).

a.3 Peran Keluarga

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan peran

keluarga.

Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Lain yang Tinggal
Bersama di Wilayah kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Tinggal Bersama n %
Ya 80 60.15
Tidak 53 39.85
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa responden yang

tinggal bersama dengan keluarga lain selain keluarga inti lebih

besar (60,15%) dibandingkan dengan responden yang tidak tinggal

bersama (39,85%).

Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Lain yang
Memberikan Informasi Tentang ASI di Wilayah
Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten
Pangkep tahun 2011

Memberi Informasi n %
Ya 55 68.75
Tidak 25 31.25
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa anggota keluarga lain

yang memberikan informasi mengenai ASI lebih banyak (68,75%)

dibandingkan dengan yang tidak memberikan informasi mengenai

ASI (31,25%).

a.4 Pekerjaan Ibu

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan pekerjaan

ibu.

Tabel 9
Distribusi Responden Berdasarkan Memberikan ASI Sebelum
Pergi Bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep tahun 2011

Memberi ASI n %
Ya 34 66.67
Tidak 17 33.33
Total 51 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa responden

yang memerikan ASI sebelum pergi bekerja lebih banyak (66,67%)

dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI

sebelum pergi bekerja (33,33%).


Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan yang Dilakukan
Responden Sebelum Pergi Bekerja di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten
PangkepTahun 2011

Jenis Kegiatan n %
Memerah ASI dan Menyimpannya 21 41.18
Memberi Susu Formula 27 52.94
Menyiapkan Bubur 3 5.88
Total 51 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa kegiatan yang paling

banyak dilakukan responden sebelum berangkat bekerja adalah

member susu formula (52,94%), dan paling sedikit (5,88%)

menyiapkan bubur.

Tabel 11
Distribusi Responden Berdasarkan Boleh Tidaknya Membawa
Anak di Tempat Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas
Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Membawa Anak n %
Ya 16 31.37
Tidak 35 68.63
Total 51 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa responden yang

boleh membawa anaknya di tempat kerja sebanyak 16 orang

(31,37%) lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang tidak

boleh membawa anak ke tempat kerja sebanyak 35 orang

(68,63%).
a.5 Peran Petugas Kesehatan

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan peran

petugas kesehatan.

Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Mendapatkan
Penyuluhan ASI Eksklusif oleh Petugas Kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
KabupatenPangkep Tahun 2011

Mendapat Penyuluhan n %
Ya 125 93.98
Tidak 8 6.02
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa responden yang

pernah mendapatkan penyuluhan ASI eksklusif oleh petugas

kesehatan lebih banyak (93,98%) dibandingkan dengan yang

tidak mendapat penyuluhan ASI eksklusif oleh petugas kesehatan

(6,02%).

Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Petugas Kesehatan yang
Pernah Merekomendasikan Susu Formula Kepada
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto
Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Rekomendasi n %
Ya 42 31.58
Tidak 91 68.42
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa petugas kesehatan

yang pernah merekomendasikan susu formula lebih sedikit, yaitu


31,58% dibandingkan dengan petugas kesehatan yang tidak

pernah merekomendasikan susu formula, yaitu 68,42%.

a.6 Paritas

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan paritas.

Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di wilayah
Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten
Pangkep Tahun 2011

Jumlah Anak n %
1 18 13.53
2 60 45.11
>2 55 41.35
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa jumlah anak yang

dimiliki responden paling banyak adalah 2, yaitu sebanyak

45,11% dan paling sedikit adalah 1, yaitu sebanyak 13,53%.

Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Memberikan ASI
Kepada Anak Sebelumnya di Wilayah Kerja Puskesmas
Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pernah Memberi ASI n %


Ya 108 93.91
Tidak 7 6.09
Total 115 100
Sumber: Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 15 terlihat bahwa responden yang

pernah memberikan ASI kepada anak sebelumnya lebih banyak,

yaitu 108 responden (93,91%).

b. Deskriptif Variabel Penelitian

1) Pengetahuan tentang ASI

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan.

Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pengetahuan n %
Cukup 98 73,68
Kurang 35 26,32
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa jumlah responden

yang berpengetahuan cukup lebih banyak (60,31%) dibandingkan

dengan yang berpengetahuan kurang (39,69%).

2) Peran Keluarga

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan peran

keluarga.
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Peran Keluarga dalam
Memberikan Informasi mengenai ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep tahun 2011

Peran Keluarga n %
Berperan 55 68.75
Tidak Berperan 25 31.25
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa peran keluarga

responden dalam memberikan informasi mengenai ASI eksklusif,

yang berperan lebih banyak (68,75%) dibandingkan dengan yang

tidak berperan (31,25%).

3) Pekerjaan

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan

pekerjaan.

Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pekerjaan n %
Bekerja 51 38.35
Tidak Bekerja 82 61.65
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 18 terlihat bahwa jumlah responden

yang bekerja lebih sedikit, yaitu 51 orang (38,35%) dibandingkan

dengan responden yang bekerja, yaitu 82 orang (61,65%).


4) Peran Petugas Kesehatan

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan peran

petugas kesehatan.

Tabel 19
Distribusi Responden Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten
Pangkep Tahun 2011

Peran Petugas Kesehatan n %


Berperan 125 93.98
Tidak Berperan 8 6.02
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 19 terlihat bahwa petugas kesehatan

yang berperan memberikan informasi mengenai ASI eksklusif

lebih banyak, yaitu 125 orang (93,98%).

5) Paritas

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan paritas

ibu.

Tabel 20
Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja
Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Paritas n %
1 18 13.53
2 60 45.11
>2 55 41.35
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 20 responden yang memiliki paritas 2

paling banyak (45,11%) dan paling sedikit responden yang

memiliki paritas 1 (13,53%).

6) Pola Pemberian ASI

Berikut ini tabel distribusi responden berdasarkan pola

pemberian ASI.

Tabel 21
Distribusi Responden Berdasarkan Pola Pemberian ASI di Wilayah
Kerja Puskesmas Bonto Perak Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI N %
Eksklusif 86 64.66
Tidak Eksklusif 47 35.34
Total 133 100
Sumber: Data Primer, 2011

Berdasarkan Tabel 21 menunjukkan bahwa jumlah

responden yang memberikan ASI eksklusif lebih banyak, yaitu 86

orang (64,66%) dibandingkan dengan yang tidak memberikan ASI

eksklusif, yaitu 47 orang (35,34%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat

hubungan antar varaiabel dependen dengan variabel independen dengan

menggunakan tabulasi silang (crosstab).

Untuk melihat hubungan antara faktor-faktor yang diteliti dengan

variabel independen dengan kemaknaan 0,05 digunakan uji statistik Chi


Square. Adapun untuk melihat besar hubungan antar variabel digunakan

koefisien Phi.

a. Analisis Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pemberian


ASI Eksklusif

Berikut ini tabel hubungan antara pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI eksklusif.

Tabel 22
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI
Pengetahuan Total
Non Hasil Tingk.
Tentang Eksklusif
Eksklusif Uji Sig
ASI
n % n % n %
Cukup 70 71.43 28 28.57 98 100 X2 =
Kurang 16 45.71 19 54.29 35 100 7,463 0.006
Phi =
Total 86 64.66 47 35.54 133 100
0.24
Sumber: Data Primer, 2011

Tabel 22 menunjukkan bahwa responden yang memberikan

ASI eksklusif dan berpengetahuan cukup, yaitu 70 orang (71,43%)

lebih besar dibandingkan dengan responden yang memberikan ASI

eksklusif dan berpengetahuan kurang, yaitu 16 orang (47,51%),

sedangkan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dan

berpengetahuan cukup, yaitu 28 orang (28,57%) lebih kecil

dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif

dan berpengetahuan kurang, yaitu 47 orang (54,29%).


Hasil uji dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai

p (0,006) < (0,05), maka Ho ditolak . Berarti ada hubungan antara

pengetahuan tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif.

Untuk mengetahui kuat hubungan antara pengetahuan

tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif, maka diperoleh nilai =

0,24 yang berarti hubungannya lemah. Jadi pengetahuan tentang ASI

memberikan kontribusi sebesar 24% terhadap pemberian ASI

eksklusif.

b. Analisis Hubungan antara Pekerjaan dengan Pemberian ASI


Eksklusif

Berikut ini tabel hubungan antara pekerjaan dengan

pemberian ASI eksklusif.

Tabel 23
Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI
Non Total Hasil Tingk.
Pekerjaan Eksklusif
Eksklusif Uji Sig
n % n % n %
Bekerja 35 68.63 16 31.37 51 100 X2 =
Tidak Bekerja 51 62.20 31 37.80 82 100 0,569 0.451
Phi =
Total 86 64.66 47 35.34 133 100
0.065
Sumber: Data Primer, 2011

Tabel 23 menunjukkan bahwa responden yang memberikan

ASI eksklusif dan bekerja, yaitu 35 orang (68,6%) lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif


dan tidak bekerja, yaitu 31 orang (37,80%), sedangkan responden

yang memberikan ASI eksklusif dan tidak bekerja, yaitu 51 orang

(62,20%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif dan bekerja, yaitu 16 orang (31,37%).

Hasil uji dengan Chi Square diperoleh nilai p (0,451) >

(0,05), maka Ho diterima. Berarti tidak ada hubungan antara pekerjaan

dengan pemberian ASI eksklusif.

c. Analisis Hubungan antara Peran Keluarga dengan Pemberian ASI


Eksklusif

Berikut ini tabel hubungan antara peran keluarga dengan

pemberian ASI eksklusif.

Tabel 24
Hubungan Peran Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI
Non Total Hasil Tingk.
Peran Keluarga Eksklusif
Eksklusif Uji Sig
n % N % n %
Berperan 39 70.91 16 29.09 55 100 X2 =
Tidak Berperan 12 48.00 13 52.00 25 100 3.903 0.048
Phi =
Total 51 63.75 29 36.25 80 100
0.21
Sumber: Data Primer, 2011

Tabel 24 menunjukkan bahwa responden yang memberikan

ASI eksklusif dan anggota keluarganya berperan, yaitu 39 orang

(70,91%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak


memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarganya tidak berperan,

yaitu 13 orang (52,00%), sedangkan responden yang memberikan ASI

eksklusif dan anggota keluarganya tidak berperan, yaitu 12 orang

(48,00%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarganya berperan, yaitu 16

orang (29,09%).

Hasil uji dengan Chi Square diperoleh nilai p (0,048) <

(0,05), maka Ho ditolak . Berarti ada hubungan antara peran keluarga

tentang dengan pemberian ASI eksklusif.

Untuk mengetahui kuat hubungan antara peran keluarga

dengan pemberian ASI eksklusif, maka diperoleh nilai = 0,21 yang

berarti hubungannya lemah. Jadi pengetahuan tentang ASI

memberikan kontribusi sebesar 21% terhadap pemberian ASI

eksklusif.

d. Analisis Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan


Pemberian ASI Eksklusif

Berikut ini tabel hubungan antara peran petugas kesehatan

dengan pemberian ASI eksklusif.


Tabel 25
Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI
Peran Petugas Non Total Hasil Tingk.
Eksklusif
Kesehatan Eksklusif Uji Sig
n % n % n %
Berperan 76 68.47 35 31.53 111 100 X2 =
Tidak Berperan 10 45.45 12 54.55 22 100 4.256 0.039
Phi =
Total 86 64.66 47 35.34 133 100
0.18
Sumber: Data Primer, 2011

Tabel 25 menunjukkan bahwa responden yang memberikan

ASI eksklusif dan petugas kesehatan berperan, yaitu 76 orang

(68,47%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif dan petugas kesehatan tidak berperan ,

yaitu 12 orang (54,55%), sedangkan responden yang memberikan ASI

eskklusif dan petugas kesehatan tidak berperan, yaitu 10 orang

(45,45%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif dan petugas kesehatan berperan, yaitu 35

orang (31,53%).

Hasil uji dengan Chi Square diperoleh nilai p (0,039) <

(0,05), maka Ho ditolak . Berarti ada hubungan antara peran petugas

kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif.

Untuk mengetahui kuat hubungan antara peran petugas

kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif, maka diperoleh nilai =

0,18 yang berarti hubungannya lemah. Jadi pengetahuan tentang ASI


memberikan kontribusi sebesar 18% terhadap pemberian ASI

eksklusif.

e. Analisis Hubungan antara Paritas dengan Pemberian ASI


Eksklusif

Berikut ini tabel hubungan antara paritas dengan pemberian

ASI eksklusif.

Tabel 26
Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Perak
Kabupaten Pangkep Tahun 2011

Pemberian ASI
Non Total Hasil Tingk.
Paritas Eksklusif
Eksklusif Uji Sig
n % n % N %
1 11 61.11 7 38.89 18 100 X2 =
2 75 65.22 40 34.78 115 100 0,115 0.735
Phi =
Total 86 64.66 47 35.34 133 100
0.082
Sumber: Data Primer, 2011

Tabel 26 menunjukkan bahwa responden yang memberikan

ASI eksklusif dengan paritas 2, yaitu 75 orang (65,22%) lebih besar

dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif

dengan paritas 1, yaitu 7 orang (38,89%), sedangkan responden yang

memberikan ASI eksklusif dan paritas 1, yaitu 11 orang (61,11%)

lebih kecil dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan

ASI eksklusif dan paritas 2, yaitu 40 orang (34,78%).


Hasil uji dengan Chi Square diperoleh nilai p (0,735) >

(0,05), maka Ho diterima . Berarti tidak ada hubungan antara paritas

dengan pemberian ASI eksklusif.

c. Resume Tabel Hasil Analisis Variabel Penelitian

Berikut ini resume tabel hasil analisis variable penelitian.

Tabel 27
Resume Hasil Analisis Variabel Penelitian Faktor yang Berhubungan
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto
Perak Tahun 2010

Variabel Variabel Dependen Tingk.


Pemberian ASI
Hasil Uji Sig
Independen Eksklusif

X2 =
Pengetahuan 7,463 0,06
Phi = 0.24
X2 =
Pekerjaan 0,569 0,451
Phi = 0.21
X2 =
Peran Keluarga 3,903 0,048
Phi = 0.065
X2 =
Peran Petugas Kesehatan 4.256 0,039
Phi = 0.18
X2 =
Paritas 0,115 0,735
Phi = 0.082
Sumber: Data Primer, 2011
Tabel 27 menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan

pemberian ASI eksklusif, yaitu pengetahuan (p=0,06), peran keluarga

(p=0,048), dan peran petugas kesehatan (p=0,039), sedangkan variable yang

tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, yaitu pekerjaan

(p=0,451) dan paritas (p=0,735).

B. Pembahasan

1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang ASI dengan Pemberian


ASI Eksklusif

Pengetahuan tentang ASI berupa apa saja yang diketahui

responden tentang ASI. Adapun yang harus diketahui oleh responden

mengenai ASI, yaitu pengertian ASI, kandungan ASI, manfaat menyusui

bagi ibu maupun anaknya, manfaat kolostrum, manfaat memberikan ASI

secara eksklusif yang mampu menunjang pemberian ASI pada anaknya.

Responden yang memberikan ASI eksklusif dan berpengetahuan

cukup, yaitu 70 orang (71,43%) lebih besar dibandingkan dengan

responden yang memberikan ASI eksklusif dan berpengetahuan kurang,

yaitu 16 orang (47,51%), sedangkan responden yang tidak memberikan

ASI eksklusif dan berpengetahuan cukup, yaitu 28 orang (28,57%) lebih

kecil dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI

eksklusif dan berpengetahuan kurang, yaitu 47 orang (54,29%).

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan uji Phi, diperoleh hasil bahwa


pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif mempunyai kuat hubungan

yang lemah dengan kontribusi sebesar 24% terhadap pemberian ASI

eksklusif. Ini berarti bahwa penegetahuan dapat mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang

memberikan ASI eksklusif telah memiliki pengetahuan yang cukup

tentang ASI, sehingga responden memutuskan untuk memberikan ASI

eksklusif kepada anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan

tentang ASI dapat memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI

eksklusif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi

Wahyuningrum (2007) di Desa Sadang Kecamatan Jekulo Kabupaten

Kudus menyatakan ada hubungan yang signifikan antara penegtahuan Ibu

tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif dengan p(0,000)

dan X2 (22,65) dan penelitian yang dilakukan oleh Tri Rahayuningsih

(2005) di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngalingan yang menyatakan

ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu tentang ASI

dengan pemberian ASI eksklusif dengan X2 sebesar 10,473.

Secara teoritis diketahui bahwa tingkat pengetahuan

mempunyai kontribusi yang besar dalam merubah prilaku seseorang untuk

berbuat sesuatu. Pengetahuan yang cukup tentang ASI akan memberikan

pengaruh terhadap keberhasilan menyusui.


2. Hubungan antara Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Aktifitas ibu selama masa menyusui tentunya berpengaruh

terhadap intensitas pertemuan antara ibu dan anak. Ibu yang bekerja

cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui anaknya akbat

kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja memilki waktu yang

banyak untuk menyusui anaknya akibat kesibukan.

Responden yang memberikan ASI eksklusif dan bekerja, yaitu 35

orang (68,6%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak

memberikan ASI eksklusif dan tidak bekerja, yaitu 31 orang (37,80%),

sedangkan responden yang memberikan ASI eksklusif dan tidak bekerja,

yaitu 51 orang (62,20%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang

tidak memberikan ASI eksklusif dan bekerja, yaitu 16 orang (31,37%).

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square

diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

pemberian ASI Eksklusif.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang bekerja

tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada anaknya, dengan cara

memerah ASI dan menyimpannya yang akan diberikan kepada anaknya

ketika responden pergi bekerja. Sehingga pada penelitian ini tidak ada

hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif. Adapun

responden yang tidak bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif dapat

disebabkan oleh faktor gizi ibu yang tidak memungkinkan memberikan

ASI secara eksklusif.


Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyo

Anggraheni (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif.

Hasil penelitian lain yang tidak sejalan dengan hasil penelitian

ini, yaitu yang dilakukan oleh Syarifah (2001) menyatakan bahwa ada

kecenderungan semakin banyak ibu tidak memberikan ASI kepada

bayinya, salah satu penyebabnya adalah banyaknya ibu yang bekerja

terutama di daerah perkotaan. Peran ganda seorang ibu antara mengasuh

anaknya termasuk memberikan ASI dan bekerja membantu ekonomi

keluarga, sering membuat seorang ibu mendapat kesulitan mengatasinya.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Abdullah (1984), Hidayah

(1999), dan Rahayu dan Asngad (2000) yang menyimpulkan bahwa pola

pemberian ASI pada ibu yang tidak bekerja lebih baik dari pada pola

peberian ASI pada ibu yang bekerja.

Secara teoritis pekerjaan ibu berperan dalam intensitas

pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. Selama ibu bekerja dapat

mengurangi kuantitas dan kualitas terhadap pemberian ASI eksklusif

kepada bayinya.

3. Hubungan antara Peran Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif

Peran keluarga dalam hal ini adalah keterlibatan keluarga dalam

merawat bayi dan memberikan informasi mengenai ASI eksklusif kepada


ibu. Dalam pemberian ASI eksklusif, peranan keluarga sangat menentukan

berhasil tidaknya pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Responden yang memberikan ASI eksklusif dan anggota

keluarganya berperan, yaitu 39 orang (70,91%) lebih besar dibandingkan

dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dan anggota

keluarganya tidak berperan, yaitu 13 orang (52,00%), sedangkan

responden yang memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarganya tidak

berperan, yaitu 12 orang (48,00%) lebih kecil dibandingkan dengan

responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dan anggota keluarganya

berperan, yaitu 16 orang (29,09%).

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square

diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara peran keluarga dengan

pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan uji Phi, diperoleh hasil bahwa

pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif mempunyai kuat hubungan

yang lemah dengan kontribusi sebesar 21% terhadap pemberian ASI

eksklusif. Ini berarti bahwa peran keluarga dapat mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang

mendapat informasi tentang ASI Eksklusif dari keluarganya akan

terdorong untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang

tidak pernah mendapatkan informasi atau dukungan dari keluarganya,

sehingga peran keluarga berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.


Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati

(2003) terhadap 121 ibu yang melahirkan di enam rumah sakit di

Semarang menyimpulkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh positif

terhadap pemberian ASI eksklusif.

Secara teoritis seorang ibu yang pernah mendapat nasehat atau

penyuluhan tentang ASI dari keluarganya dapat mempengaruhi sikapnya

pada saat ibu tersebut harus menyusui sendiri bayinya. Hubungan yang

harmonis akan mempengaruhi lancarnya proses laktasi. Timbulnya stress

pada saat yang kritis dapat menghentikan produksi ASI.

4. Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Pemberian ASI


Eksklusif

Peran petugas kesehatan dalam hal ini berupa penyuluhan yang

diberikan petugas kesehatan mengenai ASI eksklusif.

Responden yang memberikan ASI eksklusif dan petugas

kesehatan berperan, yaitu 76 orang (68,47%) lebih besar dibandingkan

dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dan petugas

kesehatan tidak berperan , yaitu 12 orang (54,55%), sedangkan responden

yang memberikan ASI eskklusif dan petugas kesehatan tidak berperan,

yaitu 10 orang (45,45%) lebih kecil dibandingkan dengan responden yang

tidak memberikan ASI eksklusif dan petugas kesehatan berperan, yaitu 35

orang (31,53%).Analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi

Square diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara peran petugas

kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif.


Berdasarkan uji Phi, diperoleh hasil bahwa peran petugas

kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif mempunyai kuat hubungan

yang lemah dengan kontribusi sebesar 18% terhadap pemberian ASI

eksklusif. Ini berarti bahwa peran petugas kesehatan dapat mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif.

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa responden yang

mendapat informasi tentang ASI Eksklusif dari dari petugas kesehatan

akan terdorong untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan

yang tidak pernah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan yang

akan berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari

(2008), yang menyatakan bahwa ada hubungan antara peran petugas

kesahatan dengan pemberian ASI eksklusif (r=231).

Menurut Soetjaningsih faktor lain yang mempengaruhi

pemberian ASI adalah faktor kurangnya petugas kesehatan yang

memberikan informasi mengenai ASI sehingga masyarakat kurang

mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI

eksklusif.

Secara teoritis petugas kesehatan yang mempunyai sikap positif

terhadap pemberian ASI eksklusif dan mau memotivasi ibu-ibu untuk

memberikan ASI eksklusif pada bayinya akan berpengaruh pada

pemberian ASI eksklusif. Seorang ibu yang tidak pernah mendapatkan

informasi tentang manfaat ASI eksklusif serta tidak dimotivasi oleh


petugas kesehatan cenderung untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada

bayinya. Jadi peran petugas kesehatan Merupakann salah satu faktor

penentu terhadap pemberian ASI eksklusif.

5. Hubungan antara Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif

Banyaknya anak yang dimiliki seorang ibu, diharapkan agar

tetap memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Hal ini juga berkaitan

dengan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.

Pada penelitian ini diketahui bahwa responden yang

memberikan ASI eksklusif dan paritas 1 (61,11%) lebih besar

dibandingkan dengan responden yang tidak memberikan ASI eksklusif dan

paritas 1 (38,89%), sedangkan responden yang memberikan ASI eksklusif

dan paritas 2 (65,22%) lebih besar dibandingkan dengan responden

yang tidak memberikan ASI eksklusif dan paritas 2 (34,78%).

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square

diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan

pemberian ASI Eksklusif.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa paritas 1 atau paritas

2 tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal pemberian ASI

eksklusif, ini berarti pengalaman menyusui anak sebelumnya yang dimiliki

responden tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.


Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zul

Sathri (2010) yang menyatakan bahwa jumlah anak tidak berpengaruh

terhadap lamanya menyusui.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Andrianto

Wai dan Besse Sarmila bahwa semakin tinggi tingkat paritas ibu maka

pengaruh positif terhadap pemberian ASI eksklusif. Alasan mereka adalah

karena jumlah anak mempengaruhi tingkat pengetahuan dan adanya

pengalaman menyusui sebelumnya sehingga ibu mempunyai anak banyak

akan memberikan ASI eksklusif.

Secara teoritis paritas diperkirakan ada kaitannya dengan arah

pencarian informasi tentang pengetahuan ibu nifas/menyusui dalam

memberikan ASI eksklusif. Hal ini dihubungkan dengan pengaruh

pengalaman sendiri maupun orang lain terhadap pengetahuan yang dapat

mempengaruhi prilaku saat ini atau kemudian.

C. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian ini dilaksanakan peneliti mengalami hambatan

terutama pada proses pengumpulan data primer. Tidak terdapatnya data base

ibu yang memberikan ASI eksklusif dan jarak yang jauh antar responden

menyulitkan peneliti dalam mengumpulkan data primer.

Anda mungkin juga menyukai